Tuesday, November 7, 2017

Proses Terkabulnya Doa


DUNIA HAWA “Tuhan, kenapa doaku tidak tidak pernah Kau kabulkan?”.

“HambaKu, berprasangka baiklah padaKu. Bagaimana bisa kau meyakini aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tapi kau juga menuduhKu tidak mengabulkan doamu?

Doamu bahkan sudah terkabul sebelum kau berdoa, karena Aku adalah Maha Tahu.

Tapi lupakah engkau bahwa Aku juga Maha Adil ? Engkau sendirilah yang harus berusaha menuju terkabulnya doamu. Karena semakin tinggi keinginanmu, maka semakin besar tekanan dan semakin jauh jarak yang kau tempuh.

Tapi ingatlah, keinginanmu adalah hasil nafsumu. Bahwa keinginanmu belum tentu benar, dan perjalanan menujunya yang akan membuat engkau sadar.

Dalam perjalanan menuju terkabulnya doamu, dengan segala tekanan dan panjangnya waktu, engkau akan mulai mengerti. Bahwa bukan terkabulnya doa itu yang menjadi tujuanmu, tetapi ilmu dalam prosesnya itulah yang akan membentukmu...”

“Ah, aku akhirnya mengerti..”

“Dan satu lagi pesanKu, jika engkau sudah mendapatkan hasil dari doamu, jangan menanyakan satu hal ini kepadaKu..”

“Apa itu, Tuhan ?”

“Jangan bertanya amdalnya mana. Kan doanya sudah terkabul, gimana sih ?”

“Tuhan......”


Krik krik krik

@denny siregar 

Penyebab Infeksi Jamur Kronis


DUNIA HAWA Sering merasa gatal pada bagian bawah? Infeksi jamur kronis cenderung membuat penderitanya merasakan gatal di area intimnya selama empat bulan  atau lebih pertahun, kata Natasha Johnson, M.D., direktur pusat penyakit vulvovaginal di Brigham and Women’s Hospital di Boston. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum infeksi jamur yang terus berulang.

1. Sembarangan minum antibiotik


Sebelum Anda memutuskan mengonsumsi antibiotik, pastikan Anda benar-benar membutuhkannya. "Orang-orang yang terlalu sering minum antibiotik cenderung mengalami peningkatan risiko infeksi jamur," kata Johnson. Beberapa wanita lebih rentan terhadap efek antibiotik daripada yang lain. Tapi secara umum, penggunaan antibiotik  selama seminggu sudah cukup untuk menghilangkan semua bakteri sehat (bersama dengan bakteri buruk) ), yang memungkinkan jamur  tumbuh dengan bebas. Kadang-kadang, kita memang terpaksa minum antibiotik karena kondisi kesehatan sedang buruk. Jika demikian adanya, konsumsilah  yogurt dengan acidhopilus aktif  selama seminggu. Acidhopilus adalah bakteri yang ada secara alami di vagina dan dapat membantu mengobati infeksi jamur, kata Johnson.

2. Kadar gula darah Anda meningkat drastis


Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda memiliki diabetes, Anda lebih mungkin untuk menderita infeksi jamur pada vagina. Jadi, jika Anda mengalami gejala sering gatal-gatal di bawah sana, sering haus dan lapar, atau merasakan kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki, pertimbangkan untuk memeriksakan diri ke dokter. Fluktuasi kadar gula darah dapat menjadi pintu masuknya jamur, kata Johnson. Kendalikan kadar gula Anda  dengan obat-obatan yang direkomendasikan oleh dokter, makan sehat dan olahraga.

3. Sistem kekebalan tubuh turun


Periksa lemari obat Anda. Apa pun yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid dan Prednison atau obat-obatan seperti humira untuk rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi risiko Anda terkena infeksi jamur, kata Johnson.Ketika sistem pertahanan tubuh Anda tidak dalam kondisi prima, bukan cuma risiko infeksi jamur pada vagina yang meningkat tetapi infeksi jamur juga bisa terjadi pada tempat lain, misalnya di mulut (lidah atau pipi bagian dalam). Konsumsilah makanan atau minuman probiotik,  yang dapat membantu membangun koloni bakteri baik untuk membuat pH tumbuh Anda seimbang sehingga jamur enggan mampir.

4. Berbuat kesalahan tanpa disadari


Tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan kita. Kadang kita lalai menjaga kebersihan pribadi, lebih sering memakai pakaian dalam dari nilon ketimbang katun atau memakai produk pembersih kewanitaan yang terlalu keras sehingga menganggu flora baik di area intim dan memungkinkan jamur berkembang biak dengan lebih leluasa. Anda tahu apa yang harus Anda lakukan, bahwa celana dari katun adalah yang terbaik dibanding celana dari bahan lainnya. Anda juga harus menjaga kebersihan area kewanitaan dengan produk berpH seimbang dan lebih baik lagi yang bebas pewangi dan bahan-bahan pemicu alergi lainnya. Perhatikan labelnya, pillih produk berpH seimbang dan ada tulisan allergy free.

5.  Faktor genetik


"Dua puluh sampai 50 persen wanita menderita infeksi jamur  tanpa disertai gejala yang spesifik dan mereka merasa  baik-baik saja," kata Johnson. Namun ada juga wanita yang kebalikannya dari itu, sangat sensitif terhadap keberadaan jamur terutama di daerah intimnya. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik. Ada orang-orang yang secara genetik memang sensitif dan ketika timbul jamur, gejala yang sangat tegas seperti keputihan dan gatal langsung muncul. Kabar baiknya, dokter Anda bisa meresepkan obat antijamur intravaginal yang cukup digunakan satu atau dua kali seminggu. Berterusteranglah kepada dokter mengenai kondisi Anda, agar dokter bisa mencarikan solusinya.

@dr. Jezy Reisya

Rhinitis dalam Kehamilan


DUNIA HAWA Rhinitis dalam kehamilan merupakan hal yang sering terjadi, mempengaruhi 9-42% wanita yang hamil. Keluhan-keluhan rhinitis biasanya akan menghilang sesaat setelah melahirkan. Cara 

Ada beberapa definisi dari rhinitis dalam kehamilan, salah satunya adalah “kongesti (sumbatan) pada hidung yang terjadi  dalam 6 minggu atau lebih pada masa kehamilan, tanpa disertai adanya gejala lain dari infeksi saluran pernapasan dan tanpa penyebab alergi sebelumnya, yang menghilang sepenuhnya dalam 2 minggu setelah persalinan”. 

Gejala yang akan muncul biasanya adalah hidung meler (rhinorrhea), bersin-bersin, hidung gatal, berkurang sensasi mencium. Hal yang paling mempengaruhi pasien biasanya adalah adanya gangguan tidur. 

Diagnosa Rhinitis


Diagnosa rhinitis dimulai dari anamnesis yang cermat, dan pemeriksaan fisik dari pasien. Kita harus menilai dari gejala yang ada, frekuensi, dan keparahan dari gejala yang ada. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan secara umum, dengan melihat hidung, kuping, dan tenggorokan.

Efek yang mungkin terjadi pada janin saat ini juga masih diperdebatkan. Kesulitan dalam bernapas melalui hidung menyebabkan wanita yang mengalami ini lebih sering bernapas melalui mulut bahkan hingga mendengkur. Orang yang mendengkur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, preeklamsia, dan janin mengalami PJT (pertumbuhan janin terhambat).

Wanita yang memiliki rhinitis alergi sebelum kehamilan, gejala yang ada dapat membaik, tidak ada perubahan atau bahkan memburuk selama kehamilan. Kebanyakan wanita mengalami gejala hidung tersumbat (kongesti) pada akhir masa kehamilan walaupun sebelumnya tidak mempunyai riwayat rhinitis. Rhinitis dalam kehamilan ini sering dikaitkan dengan adanya peningkatan kadar hormon yang terjadi selama kehamilan. 

Pengaruh Hormon? 

Penyebab dari rhinitis dalam kehamilan sampai saat ini masih perlu dipelajari lebih lanjut. Banyak peneliti telah mempelajari hubungan antara kadar hormon dan rhinitis dalam kehamilan serta efeknya. 

Contohnya hormon progesteron, yang memiliki efek vasodilatasi, telah diduga menyebabkan rhinitis dalam kehamilan namun beberapa studi menyatakan tidak ada perbedaan dalam kadar hormon progesterone ini. Hormon lainnya seperti Vasoactive Intestinal Polypeptide (VIP) dan prolaktin juga diduga berpengaruh, namun ternyata banyak studi yang tidak mendukung teori tersebut.

Penelitian lain melaporkan adanya hubungan kadar Placental Growth Hormone (PGH), dimana didapatkan meingkatnya kadar hormon ini pada penderita rhinitis dalam kehamilan. Namun bagaimanapun penelitian ini hanya melibatkan 5 wanita sebagai subjek penelitiannya.

Sementara hormon estrogen yang diduga selama ini sebagai penyebab dari rhinitis dalam kehamilan juga masih diperdebatkan. Hal-hal yang mendukung hal ini adalah kenyataan bahwa pada pasien yang memang menpunyai rhitis alergi akan mengalami hidung mampet jika diberikan salep topical yang mengandung estrogen. Hal yang sama terjadi pada pasien yang mengonsumsi pil KB.

Estrogen diduga mempengaruhi mukosa hidung wanita sehingga menjadi hiperaktif terhadap histamine selama menjelang proses ovulasi (keluarnya sel telur). Hal ini lah yang menjelaskan kenapa pada wanita hamil sering terjadi gejala-gejala rhinitis.

Mengatasi Rhinitis


Beberapa rekomendasi untuk mengatasi rhinitis, adalah berikut ini :

1. Menghindari allergen penyebab (debu, kotoran, serbuk bunga, dll)

2. Gejala pada mata dapat diatasi dengan pemberian suplemen kromolin topical dengan antihistamin seperti loratadine maupun cetirizine (kategori B dan aman untuk kehamilan).

3. Gejala rhinitis yang ringan dapat diobati dengan pemberian antihistamin loratadine maupun cetirizine.

4. Pemberian intranasal Budesonide sebagai terapi tambahan dapat diberikan pada gejala yang sedang sd berat (Kategori B dan aman untuk kehamilan).

5. Kromolin intranasal dapat dipakai untuk gejala ringan, sementara untuk gejala sedang-berat dapat ditambahkan loratadin atau cetirizine dengan budesonide secara regular.

6. Imunoterapi tidak direkomendasikan kecuali pasien tersebut telah mendapatkan terapi sebelum kehamilan dengan respon yang baik. Dosis sebaiknya tidak dinaikkan selama masa kehamilan. 46,47

Wanita yang mengalami rhinitis dengan gejala yang ringan sebenarnya dapat mengontrol gejala yang ada hanya dengan menggunakan saline nasal spray yang tidak mengandung obat-obatan. Namun jika dibutuhkan obat-obatan berikut adalah pilihan yang dapat digunakan :

• Nasal Sprays

Beberapa dari jenis ini adalah pilihan tepat untuk wanita hamil, karena penggunaannya yang mudah dan tidak mengandung obat-obatan.

• Kromolin Nasal Sprays

Aman digunakan selama kehamilan. Hanya sebagian kecil dari obat ini yang akan diserap kedalam pembuluh darah dan tidak ada efek samping yang buruk selama ini.

• Nasal Steroid

Aman digunakan selama kehamilan. Dari beberapa jenis obat yang ada tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Nasal steroid golongan Budesonide merupakan opsi pilihan yang sering dipakai.

• Antihistamin

Golongan cetirizine, loratadine dan chlorpheniramine aman dan dapat digunakan selama kehamilan.

• Dekongestan

Golongan Pseudoephedrine harus dihindari selama kehamilan trimester pertama, karena tidak aman untuk kehamilan.setelah trimester pertama obat ini dapat digunakan hanya jika dibutuhkan dan dibatasi. Obat golongan ini tidak dapat diberikan pada wanita hamil yang mengalami darah tinggi dalam kehamilan (preeklamsi).Sementara golongan Phenyephrine harus dihindari selama kehamilan berlangsung.

• Allergy shots

Jika pasien telah mendapat terapi ini sebelum kehamilan, dapat dilanjutkan secara aman sebagai terapi dalam kehamilan.sementara dosis yang sudah diberikan sebaiknya jangan dinaikkan selama kehamilan berlangsung, karena terdapat risiko reaksi anafilaktik (alergi berat) yang dapat mempengaruhi suplai darah yang menuju janin. Dengan alasan yang sama, terapi ini juga sebaiknya tidak dimulai pertama kali saat kehamilan. 

Jika Anda mengalami gejala-gejala rhinitis seperti yang telah disebutkan di atas, tidak perlu gusar, segera temui dokter , baik dokter spesialis kandungan maupun dokter spesialis THT Anda. 

 @dr Mohammad Haekal SpOG