Friday, March 3, 2017

Novel Akhirnya Mengakui Pernah Bekerja di Pizza Hut dan Dihajikan oleh China Non Muslim


DUNIA HAWA - Setelah kasus fitsa hats yang sangat viral dan membuat nama Novel Bamukmin meroket, akhirnya Novel kembali buka suara soal “fitsa hats”. Entah kenapa dia baru membuka suara kembali soal fitsa hats setelah sudah mulai dilupakan orang.

Sekjen Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Novel Bamukmin memenuhi panggilan Polres Jaksel. Novel akan diperiksa sebagai pelapor dalam dugaan fitnah dan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait dengan penulisan ‘Fitsa Hats’.

“Hari ini pemeriksaan pertama sebagai pelapor,” ujar salah satu anggota Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Hisar Tambunan, di Mapolres Jaksel Jalan Wijaya 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2017).

Hisar menjelaskan Habib Novel telah mengklarifikasi terkait dengan adanya kekeliruan penulisan pada saat sidang Ahok lalu. Namun, selesai persidangan, Ahok justru mengatakan penulisan frasa ‘Fitsa Hats’ itu sengaja dilakukan karena Novel malu akan status pekerjaannya.

“Jadi pada saat persidangan, kebetulan klien kami ini sudah mengklarifikasi terkait adanya kesalahan pengetikan Fitsa Hats. Namun selesai persidangan, di luar persidangan, kepada wartawan, Saudara Ahok mengatakan bahwa seolah-olah Novel ini sengaja menyembunyikan status pekerjaannya,” katanya.

Ia juga menjelaskan Novel tidak pernah mengucapkan tidak boleh bekerja di perusahaan nonmuslim.

“Kami tidak pernah mengatakan bahwa tidak boleh bekerja di perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh orang-orang kafir. Jadi tidak pernah mengucapkan itu,” jelasnya.

Senada dengan hal tersebut, Novel menuturkan pengetikan Fitsa Hats itu dilakukan oleh polisi. Ia juga tak menyangka masalah ini akan berlanjut, padahal ia telah memberikan klarifikasi saat persidangan.

“Begitu di pengadilan, saya ditanya lagi sama penasihat hukum terdakwa Fitsa Hats itu. Ditanya ejaannya gimana. Saya bilang ‘Pizza Hut’. Emang ada masalah? Oh ada ini penulisannya beda. Saya benerin. Selesai tulisan yang benar ‘Pizza Hut’ itu. Ejaan yang benar. Pikiran saya selesai, eh ternyata terdakwa ini mengambil kesimpulan sendiri. Seolah-olah saya malu, padahal saya tidak pernah malu kerja dengan non-Islam,” tuturnya.

Selain itu, Novel menyebut dirinya sempat diberangkatkan untuk menunaikan ibadah haji oleh perusahaan yang non-muslim. Jadi, menurutnya, tidak ada masalah bekerja di perusahaan non-muslim.

“Kemudian dari situ 15 tahun kerja lagi, bahkan di salah satu cabang Tomy Winata, saya terus terang saja. Tidak ada masalah. Bahkan saya dihajiin perusahaan yang non-Islam. Yang memang perusahaan itu pemiliknya China gitu. Tidak ada masalah,” sambung Novel.

Memahami jalan pikiran Novel, siapapun akan dibikin gregetan, ada-ada saja tingkahnya yang kadang tidak bisa diikuti.heheh. Setelah kebongkar bahwa dia bukan seorang Habib, dia akhirnya mengeles bahwa namanya memang Habib Novel. Namun anehnya, dia menikmati orang-orang menganggapnya habib. Setelah kebongkar, dia akhirnya baru mengakui kalau namanya bukan Habib

Selanjutnya, merasa dipermalukan oleh Ahok dengan dituding malu mengakui bahwa pernah bekerja di tempat non-muslim sehingga kemudian di BAP tertulis ‘fitsa hats’, Novel kembali melaporkan Ahok dengan UU ITE karena dia dengan sengaja preskon di depan kamera yang pasti wartawan akan menyiarkan itu di berbagai media.

Jika kita pahami mengapa Ahok sampai mengklaim bahwa Novel Bamukmin malu mengakui kalau dirinya pernah bekerja di tempat non-muslim itu karena Novel dan FPI adalah ormas yang selama ini mengembor-gemborkan anti kafir. FPI bahkan mengintimidasi perusahaan milik non-muslim yang mewajibkan perkerja yang muslim untuk tidak memakai atribut natal. FPI tidak akan segan-segan melakukan sweeping kepada perusahaan non-muslim yang mewajibkan pekerja yang muslim memakai atribut natal.

Novel, Rizieq, dan FPI adalah ormas yang selama ini tidak suka dengan China dan non-muslim. Mereka menuduh Jokowi merupakan antek China. Fakta-fakta itu yang membuat Ahok mengklaim bahwa Novel kemungkinan malu mengakui pernah bekerja di Pizza Hutz sehingga di BAP tertulis ‘fitsa hats’. Logika Ahok, Novel dan FPI selama ini membenci non-muslim, namun ternyata pernah bekerja di tempat non-muslim. Sehingga agar tidak malu, Novel menulis di BAP fitsa hats.

Setelah fitsa hats’ sudah mulai dilupakan orang dan tidak seviral dulu, Novel akhirnya mengakui bahwa dirinya pernah bekerja di Pizza Hut. Dirinya bahkan tiba-tiba mengatakan tidak masalah bekerja dengan China dan non-muslim. Dirinya bahkan pernah dihajikan oleh pemimpin perusahaan tempat dia bekerja yang non-muslim dan dari China.

Pernyataan Novel memang kontradiktif dengan tindakan-tindakannya selama ini. Entah mengapa tiba-tiba dia menyatakan tidak masalah bekerja dengan non-muslim dan China padahal selama ini dia bersama Rizieq dan FPI terkesan tidak suka dengan keberadaan China dan non-muslim. Mereka bahkan membuat propaganda untuk memboikot produk non-muslim dan China.

Apa karena dia sudah dihajikan oleh pemilik perusahaan tersebut? Apa Ahok harus menghajikan seluruh anggota FPI terlebih dahulu agar Ahok diterima? Hehe

Namun saya melihat ini sudah kepalang tanggung. Novel sudah tidak mungkin mengelak fakta bahwa dirinya pernah bekerja di perusahaan non-muslim dan penah dihajikan. Ini sekaligus untuk membantah klaim Ahok yang mengatakan dirinya malu pernah bekerja di tempat non-muslim sekaligus menjadi manuver untuk melaporkan kembali Ahok dengan UU ITE karena dia dengan sengaja preskon di depan kamera yang pasti wartawan akan menyiarkan itu di berbagai media.

Mungkin seperti itu….

@saefudin achmad


King Salman, Jokowi dan Nalar Bumi Datar


DUNIA HAWA - Indonesia pernah digadang-gadang sebagai salah satu macan asia lebih 20 tahun silam sebelum akhirnya krisis ekonomi 98 membubarkan status itu, terlilit hutang besar akibat terjun  bebasnya rupiah terhadap Dollar, nyaris membuat negeri ini kolaps. Perlahan-lahan negeri ini bangkit dari keterpurukan.  Hutang dicicil sedikit demi sedikit, dan saat ini meskipun ratio utang terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai kisaran 27% (masih dalam zona aman tetapi perlu diwaspadai) tetapi proyeksi badan ekonomi dunia memperkirakan kita akan masuk dalam  jajaran raksasa ekonomi bersama-sama China, India dan Brazil selepas 2030.

Di lain pihak, Saudi Arabia, negeri petro dollar, justru menuju kebangkrutan ekonomi sebelum 2020, jika mereka tidak bisa mengendalikan defisit anggaran yang sangat besar akibat salah mengelola keuangan dan ketergantungan hanya pada ekspor minyak saja. Saudi Arabia jelas dalam kondisi kritis, penyelamatan ekonomi tidak boleh tidak harus dijalankan sekarang. Untuk pertama kalinya mereka meminjam dana talangan dari pasar asing sebesar 131 triliun Rupiah  untuk  membayar pembelanjaan rutin dan hutang.  Sang Raja,  bukan  lagi menko ekonomi, turun  tangan langsung mencari dana segar yang lain. Asia, termasuk Indonesia dan China, tiba-tiba menjadi gadis cantik yang harus  diambil  hatinya karena Eropa dan Amerika,  dengan  pertumbuhan ekonomi  yang stagnan , tidak bisa banyak diharapkan.

Maka agama bukanlah agenda utama yang dibawa Salman kesini. Tidak heran, beliau  meluangkan waktu sangat singkat bertemu tokoh-tokoh ulama disini itupun mungkin hanya pertemuan satu arah yang bersifat normatif, bahkan beliau menyambangi Istiqlal tidak lebih dari 30 menit hanya  untuk bersembahyang dan tidak ada tour keliling masjid. Kontras dengan persiapan megah  dan mahal yang dipersiapkan berhari-hari. Ketika berbicara di depan parlemenpun ,  selain sangat singkat juga tidak ada hal baru yang disampaikan. Ini menunjukkan meskipun beliau  menghormati rakyat  dan parlemen, tetapi bukan disitu kepentingan utamanya. 

Kepentingan utamanya tetap uang dan uang.


Diakui atau tidak , Arab Saudi , dimata kebanyakan umat adalah identik dengan Islam. Sentimen keagamaan itu yang menggiring ribuan orang menyambut Raja dengan segala keriuhannya. Jokowi dengan cerdik memanfaatkan situasi ini. Keriuhan orang yang menyambut raja Salman yang tentu membuat beliau tersanjung dan senang adalah modal tambahan untuk menunjukkan kepada raja bahwa tidak ada yang perlu  dikawatirkan  dengan  kondisi  Indonesia,  seakan-akan Jokowi  ingin mengatakan “uangmu akan aman disini”. Jadi sekarang anda tahu, mengapa Jokowi memilih Istana Bogor ,bukan Istana Merdeka ketika menerima beliau secara resmi. Bukankah resiko perjalanan ke Bogor lebih tinggi, lebih besar ada peluang sabotase daripada  jika dilakukan di Istana Merdeka. Setidaknya raja bisa melihat ribuan orang menyambut dia selama perjalan tanpa gangguan apapun. Tidak ada negara lain yang menyambut raja Salman begitu meriah selain di negara ini. Berani mengambil resiko untuk hasil yang lebih besar, bukankah itu juga seni dalam politik.

Maka menjadi lucu jika spesies bumi datar mengaitkan kunjungan ini dengan kepentingan agama, bahkan berkoar-koar raja akan menemui tokoh-tokoh antagonis mereka, faktanya  hanya  ulama-ulama dari ormas sejuk seperti MUI, NU dan Muhammadiyah yang diperkenankan bertemu beliau. Sementara ‘habib-habib’ dari bumi mereka cuma jadi penonton di tengah kerumunan massa yang menyambut raja. Ironis, bukankah habib-habib itu diklaim sepihak sebagai keturunan langsung nabi, masak mereka disamakan dengan rakyat biasa yang tidak masuk dalam undangan? Keterlaluan bener nih raja, begitu mereka ngedumel dalam hati.

Raja Salman tahu persis tidak mungkin bisa nyaman berinvestasi di suatu negara yang  iklim politiknya tidak stabil, yang tiap bulan selalu ada demo besar. Bisa hilang  itu duit investasi jika dihabiskan untuk mengatasi demo rutin besar-besaran. Selain itu beliau tahu ormas-ormas yang selalu gerah itu sejatinya adalah musuh politik Jokowi. Maka suatu kebijakan yang tepat ketika kerajaan Saudi menutup pintu dialog dengan mereka. Sekali ada pertemuan maka ormas-ormas ini akan mendapat tenaga baru untuk kembali merongrong pemerintahan karena mereka akan berpikir raja saja mendukung gerakan mereka jadi demo akan selalu perlu dan sah secara agama karena direstui raja.

Jadi kali ini, gigitlah jarimu hai penduduk bumi datar. Mereka masih berharap hari ketiga di Jakarta raja akan membuka pertemuan , lha menurut berita raja dan rombongan justru akan shopping seharian pada hari terakhir sebelum terbang ke Bali. Mau ketemu dimana mas? Yah mungkin di Mangga Dua atau Tanah Abang, siapa tahu raja dan rombongan belanja tekstil di sana.

Jadi, bukalah mata kalian. Kunjungan ini sebenarnya menguntungkan Indonesia, sebuah negara yang pernah sangat kaya raya, kini menghiba-hiba agar kita mau membeli sebagian saham ARAMCO dan bekerjasama dalam bidang yang lain. Setidaknya ada beberapa MOU yang telah disepakati. Terbayang sekian milyar dollar akan masuk sebagai investasi. Ah seandainyapun MOU itu tidak pernah terlaksana, masih ada sedikit hiburan, bayangkan saja jumlah rombongan yang sampai 1500 orang yang akan berlibur menghabiskan dana mereka. Ambil hitungan paling sederhana, jika setiap orang menghabiskan $1000, maka devisa yang didapat adalah 1500 * $1000 = $1,500,000  , terus dikali Rp13,000. Kalkulator saya yang cuma 8 digit keluar  display ‘Err’ (error). Bagi pakde Jokowi uang recehan segede itu bisa untuk beli ribuan sepeda buat kuiz. Setidaknya anggaran sepeda dari APBN bisa dihapus sampai pemilu 2019. Makanya gak perlu heran, selepas ini pakde akan terus ada di istana Bogor , sarungan dan bercanda dengan kodok-kodoknya sambil mesem-mesem.  Bagi beliau MOU jadi gak jadi, it is nothing to lose!

Ahlan wa Sahlan Baginda Salman. Terimakasih telah berkunjung ke negeri kami yang indah dengan penduduk yang ramah, lucu dan unik. Enjoy your next trip.Bali.

@allen


Beda Kelas, Ahok didekati Partai, Anies Mendekati Partai


DUNIA HAWA - Ahok semakin menunjukkan kelasnya berbeda dengan Anies. Kita tentu masih ingat bagaimana penampilan Ahok dari beberapa debat Pilkada. Tidak berhenti sampai di situ, Ahok kembali menunjukkan kelas berbeda dibanding Anis. Berikut ulasannya.

PKB tengah melakukan pendekatan intensif terhadap dua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta yang masuk ke putaran. Pasalnya, pasangan Agus-Sylvi yang sebelumnya diusung PKB gugur dalam putaran pertama.

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Maman Imanulhaq menjadi salah satu yang ditugaskan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk berkomunikasi dengan pasangan Ahok-Djarot.

Sejauh ini, Maman menilai, komunikasi PKB dan piha Ahok-Djarot membuahkan hasil positif.

Namun, hal itu tak berarti PKB sudah memutuskan mendukung Ahok-Djarot pada putaran kedua.

“Saya sudah bertemu beliau berdua. Positif, konstruktif. Tetapi finalnya hari sabtu atau minggu kami sudah umumkan merapat kemana ” kata Maman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Maman menjelaskan, dalam komunikasi dengan Ahok-Djarot, PKB menyoroti sejumlah program khususnya yang berkaitan dengan bidang keagamaan.

Misalnya, terkait fenomena di mana Masjid di beberapa tempat menjadi tempat untuk menebar kebencian dan isu SARA.

Selain itu, soal pemberdayaan guru mengaji dan kurikulum keagamaan yang moderat.

Hal itu dianggap penting karena Jakarta dinilai merupakan etalase dari Indonesia.

“Nah, bagaimana cara Ahok-Djarot mengantisipasi ini termasuk adakah program para khatib yang akhirnya menjadi corong Islam yang moderat, Islam kebangsaan, Islam nusantara,” tuturnya.

Jawaban Ahok-Djarot dinilai cukup memuaskan karena kerap melengkapi pendapat dan sikapnya dengan fakta dan data.

Namun, Maman menegaskan bahwa keputusan terkait dukungan akan dideklarasikan akhir pekan ini.

“Memuaskan. Karena sekali lagi Ahok dan Djarot selalu bicara fakta dan data. Dan kami terima. Misalnya, mereka tahu persis berapa Masjid, khatib, dan sebagainya,” ucap Politisi kelahiran Sumedang, Jawa Barat itu.

Ahok memang hebat. Tanpa harus mendekati, Ahok malah didekati oleh PKB. Seharusnya Ahok yang mendekati PKB karena Ahok yang membutuhkan dukungan PKB. Normalnya, paslon lah yang akan meminta dukungan kepada partai, namun untuk Ahok berbeda. Ahok yang didekati oleh PKB. Meskipun PKB baru akan mengumumkan mendukung paslon mana, namun kabar ini bisa menjadi sinyal positif bahwa PKB berpeluang besar mendukung Ahok. Kabar ini juga bisa menyengat Anies.

Memang sempat beredar kabar bahwa PKB tingkat daerah memberikan dukungannya kepada Anies. Namun untuk PKB pusat justru lebih condong akan mendukung Ahok.

Mendengar kabar PKB mendekati Ahok, Anies seperti kebakaran jenggot. Anies seperti anak kecil yang sedang memamerkan mainannya. Ketika temannya punya mainan bagus, Anies merasa iri dan kemudian memamerkan bahwa dirinya juga punya mainan banyak. Heheh. Sekali lagi maaf jika analoginya tidak pas.

Namun Anies bukan tipe orang yang tenang. Anies langsung reaktif ketika mendengar kabar baik tentang Ahok, sehingga kemudian dia langsung memberikan tanggapan bahwa dirinya juga sudah bertemu dengan banyak pihak. Dia ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa dirinya juga mendapat dukungan dari banyak pihak.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bertemu dengan Wasekjen PKB Daniel Johan. Menanggapi pertemuan tersebut, Cagub DKI Anies Rasyid Baswedan mengatakan telah bertemu dengan banyak pihak secara informal.

“Semua yang sebenarnya secara informal, saya bertemu dengan banyak pihak ya,” ujar Anies di Jalan Kenanga No. 64/65, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2017).

Anies mengatakan, banyak pertemuannya termasuk dengan beberapa kelompok warga tidak menjadi perhatian media. Ada juga pertemuan informal dengan beberapa pihak yang penting dilakukan secara tertutup.

“Sebagian pertemuan memang tidak terbuka sebagai komunikasi antar pribadi. Yang resmi semua lewat partai,” katanya.

Mungkin Anies kurang menyadari bahwa tanggapannya bisa saja mejadi blunder. Saya rasa Anies tidak perlu memamerkan jika dirinya sudah menemui banyak pihak jika memang dia orang yang tenang, punya prinsip, dan tidak mudah terpengaruh. Namun ternyata dia tidak seperti itu. Dia terpengaruh juga mendengar kabar PKB sedang mendekati Ahok.

Karena tanggapannya justru semakin menunjukkan bahwa kelas Anies masih di bawah Ahok. Ahok didekati oleh PKB, sedangkan Anies harus menemui banyak orang agar mendukungnya. Kira-kira menurut pembaca seword.com masih lebih tinggi kelasnya siapa?

Ibaratnya jika ada perempuan yang didekati oleh laki-laki untuk dilamar dengan perempuan yang mendatangi laki-laki untuk melamarnya, kira-kira perempuan mana yang kelasnya lebigh tinggi?

Sebenarnya ini hanya salah satu bukti bahwa kelas Ahok masih lebih tinggi dibanding Anies. Saya rasa pembaca seword.com juga mengetahui bukti-bukti yang lain yang menjelaskan bahwa kelas Ahok berbeda dengan Anies.

Mungkin seperti itu….


@saefudin achmad