Tuesday, February 28, 2017

Raja Salman, Apa Kabar Santunan Korban Jamaah Haji Mina?


DUNIA HAWA - Timeline saya heboh dengan rencana kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi. Heboh yang pertama adalah persiapan kedatangannya. Pihak Arab Saudi dikabarkan sudah membooking 3 hotel di Nusa Dua Bali dengan harga kamar termahal sebesar 73 juta rupiah semalam.

Selain itu 400 mobil sedan sewaan warna hitam disiapkan untuk iring-iringan. Tangga khusus untuk turun pesawat saja didatangkan langsung dari negaranya.

Heboh yang kedua adalah nilai investasinya yang direncanakan masuk ke Indonesia. Kaum bumi datar teriak-teriak dengan kebanggaan di wall saya kalau Raja Salman akan membawa uang lebih dari 300 trilyun rupiah.

Saya malah bingung, kenapa mesti teriak? China juga bawa ratusan trilyun ke Indonesia, terus apa istimewanya? Buat mereka yang istimewa karena Raja Salman itu Islam sedangkan China itu komunis.

Saudi memang harus investasi di Indonesia. Mereka sekarang terancam bangkrut karena harga minyak turun terus dan tidak bisa diandalkan. Menurut IMF, Saudi mengalami defisit tahun lalu sampai 100 miliar dollar. Tahun ini diperkirakan 87 miliar dollar.

Dan jika defisit ini berlangsung terus, maka diperkirakan Arab Saudi tahun 2020 akan bangkrut. Saudi bahkan sudah mencabut subsidi listrik, air dan BBM untuk rakyatnya. Bahkan dikabarkan sejumlah Pangeran yang milyuner, ramai-ramai kabur dengan menarik dananya besar-besaran karena ancaman krisis nasional akibat serangan ke Yaman.

Bahkan menurut BBC, setelah 25 tahun, Saudi kembali meminjam dana sebesar 131 triliun ke bank Internasional.

Dengan semua fakta itu, darimana Saudi bisa investasi sebesar 300 triliun rupiah ke Indonesia?

Yah, namanya juga janji dulu. Dalam bisnis itu biasa. Indonesia adalah negara seksi untuk berinvestasi. Dan Saudi untuk menyelamatkan ekonomi nasionalnya memang tidak bisa lagi bergantung pada harga minyak dunia. Ia harus keluar dan merubah konsep investasinya, karena itulah mereka fokus untuk gerakkan sektor ekonomi luar negerinya.

Mungkin saja mereka ada uang, tapi itu jelas pinjaman dari bank Internasional seperti IMF atau World Bank. Dan seperti kita tahu, siapapun yang pinjam ke IMF siap-siap aja jadi budaknya.

Lalu kenapa kok gaya Raja Salman seperti orang super kaya terus?

Pengalaman saya di bisnis, biasanya mereka yang dulunya kaya dan menuju bangkrut, malah semakin menunjukkan kekayaannya untuk menutupi kebangkrutannya. Karena bangkrut bagi mereka adalah cilaka dua belas, gada lagi yang percaya apalagi bisnis..

Dan mereka biasanya terus memamerkan kekayaan pake hutang, mumpung masih ada yang mau ngutangi.

Sederhana saja ngelihatnya, seandainya Saudi masih kaya raya, tentu mereka sudah lama membayar santunan 130 korban Mina dari Indonesia, yang dijanjikan 1,7 sampai 3,6 milyar per orang. Sampai sekarang bahkan belum diterima keluarga korban.

Padahal cuman beberapa ratus miliar rupiah lho, kalah ma anggaran biaya sang Raja sekali datang berlibur ke Bali. Seruput ah, jangan ada yang sakit hati.

Secangkir Kopi di Atas Tatakan Retak


Seharusnya momen kedatangan Raja Salman ini, mendorong demonstrasi keras 7 juta umat Islam yang kemarin kumpul di Monas.

Alasan pertama, karena sebagai "penjaga Makkah", tidak layak sang Raja berfoya-foya dengan menghamburkan uang 130 miliar rupiah hanya untuk berlibur ke Bali, disaat banyak umat Islam lain di dunia di bawah garis kemiskinan dan perilaku itu mencoreng ahlak Nabi Muhammad SAW yang dikenal sangat sederhana dan bersahaja.

Alasan kedua, menolak sistem Monarkhi atau Kerajaan pada "penjaga Makkah", yang seharusnya berdasarkan sistem yang mereka usung yaitu Khilafah. Bagaimana mungkin teriak-teriak khilafah di seluruh dunia, tapi Makkah sendiri dibawah sistem kerajaan?

Tapi, ndilalah, bukannya demo menolak mereka malah mengagung-agungkankan si Raja dan kekayaannya yang sia-sia itu.
Dimana logikanya?

"Logika? Apa itu logika? Kami hanya berpatokan pada Alquran dan hadis! Titik!"

Permisi, mau nonton "The Walking Dead" dulu sambil seruput kopi dan menunggu yang marah-marah.

@denny siregar


Kenapa Mereka Fokus ke Ahok?


DUNIA HAWA - Mungkin kita ketawa melihat hampir seluruh energi tercurahkan hanya kepada seorang Ahok. Sesudah aksi massa besar beberapa kali, DPR pun tergiring untuk menjatuhkan Ahok melalui hak angket Ahokgate. Kita harus punya perspektif luas bahwa apa yang terjadi selama ini sebenarnya bukan karena "hanya Ahok". Bukan!

Mari kita flashback kembali pada tulisan lama saya "Indonesia menuju Suriah".

Sejak lama, Indonesia ingin di-Suriahkan. Ini terlihat dari masuknya kepentingan-kepentingan pemberontak Suriah ke Indonesia melalui "kaki tangan" mereka.

Dan -meski sudah lama saya mengingatkan ada beberapa "ustad" yang menjadi sel-sel mereka- kedok-kedok itu baru terbuka beberapa waktu ini. Terutama ketika Kapolrinya adalah Tito Karnavian yang sangat memahami gerak terorisme global.

Transfer uang ke Turki itu bukan barang baru, karena jika ditelisik sekian tahun ke belakang maka akan terlihat banyak jejak mereka melalui lalu lintas keuangan internasional.

Dulu sasaran mereka untuk membuat kegaduhan di Indonesia adalah isu "Syiah". Isu ini mengikuti isu di Suriah, dimana Bashar Assad Presiden Suriah dituding Syiah.

Untuk memperkuat isu itu, dibentuklah organisasi anti Syiah bernama ANNAS, atau Aliansi Nasional Anti Syiah. Berpusat di Cijagra Bandung, organisasi ini meluas di setiap kabupaten dan kota. Tujuannya adalah ketika ada seruan "Jihad melawan Syiah", maka ANNAS akan bergerak sebagai motor dengan mengklaim bahwa mereka adalah Ahlusunnah Jamaah atau Sunni, musuh Syiah.

Sempat situasi ini dicoba ketika ada keributan di masjid Az-zikra Sentul dengan tuduhan bahwa Syiah menyerang, ustad Arifin Ilham langsung berseru "Jihad!".

Sayangnya, seruan ini sangat prematur. Tidak ada pergerakan apapun untuk memulai bentrokan Sunni-Syiah. Kemungkinan karena mayoritas masyarakat awam, apa itu Sunni dan apa itu Syiah.

Akhirnya mereka mencoba strategi baru dengan membuka kembali borok lama, yaitu perseteruan Islam dan Kristen.

Jejak strategi ini terlihat dengan adanya kasus Tolikara dan Singkil yang diharapkan akan meluas. Selain itu mereka ingin membuka luka kasus Poso dengan mengangkat teroris Santoso yang mati tertembak sebagai "pahlawan Islam". Ini seperti mengejek umat beragama Kristen di Poso dan memprovokasi supaya terjadi benturan kedua.

Sayangnya, mereka gagal lagi...

Dan mereka akhirnya berusaha mencoba membuka kembali tragedi gelap pembantaian PKI tahun 1965. Isu bangkitnya PKI itu hanya langkah awal saja. Tujuan akhirnya adalah tumbuhnya kebencian terhadap ras Cina, senjata orde baru dalam menguasai negeri ini. Kalau disebut orde baru, tentu kita bisa menarik benang merah siapa yang sebenarnya bermain di belakang layar terhadap situasi yg terjadi belakangan ini..

Dan Ahok adalah "alat" yang sempurna untuk membangkitkan kebencian itu. Sebelumnya, mereka bermain-main di isu 'tenaga kerja ilegal dan investasi China di Indonesia.."

Isu itu terus dipelihara selaras dengan mendekati habisnya kontrak Freeport tahun 2021. Persis masa perebutan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto, yang berakhir dengan ditanda-tanganinya perjanjian Freeport dan Indonesia di tahun 1967, 2 tahun sesudah pembantaian PKI dan warga etnis Cina.

Jadi bisa dilihat kasus Ahok hanyalah satu keping bagian dari seluruh gambar puzzle besar yang mereka buat. Ahok akan terus didemo untuk memelihara kebencian hingga satu saat dibenturkan.
Yang menarik, banyak warga NU dan Muhammadiyah sekarang tidak bisa melihat peta besar ini dengan jelas. Mereka terikut permainan global dengan potensi dibenturkan sesama bangsanya. Padahal NU dan Muhammadiyah adalah gerbang besar menuju NKRI. Hancurnya mereka adalah kehancuran kita...

Ini permainan panjang dengan penuh kesabaran dan dana yang sangat besar. Negara asing yang mempunyai kepentingan untuk menguasai sumber daya alam Indonesia yang melimpah, sedang terus mengintipi perkembangan kita.

Data-data perilaku kita di media sosial terus diserap, mengamati siapa yang kita benci, apa yang kita benci dan mana yang paling kita benci. Data-data itu terus diolah sampai "mereka" menemukan titik mana yang membuat kita akhirnya "perang saudara". Dan -entah kenapa- saya masih yakin bahwa tahun 2019 adalah tahun yang berbahaya bagi kita semua. Ah, terkadang secangkir kopi tidak mampu menyembunyikan kepahitannya.

@denny siregar



Pisang Ternyata Kurang Baik Untuk Dikonsumsi Saat Sarapan


DUNIA HAWA – Selama ini, kita kerap menganggap pisang sebagai salah satu buah yang sangat direkomendasikan untuk sarapan. Pisang yang mengenyangkan dianggap sebagai cara agar kita tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan sehingga akan sangat baik bagi mereka yang melakukan program penurunan berat badan. Sayangnya, pakar gizi dr. Daryl Gioffre menyebutkan jika pisang bukanlah bahan makanan yang ideal untuk dimakan saat sarapan dan justru berpotensi membuat program diet tidak berjalan dengan normal. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Dr. Gioffrre tida menampik jika pisang memiliki banyak sekali nutrisi yang baik bagi tubuh layaknya serat, kalium, hingga kadar magnesium yang sangat tinggi. Sayangnya, banyak orang yang kurang menyadari jika pisang ternyata kaya akan kandungan gula. Dr. Gioffre menyebutkan jika di dalam sebatang pisang saja kita bisa mendapati 25 persen kandungannya adalah gula. Padahal, sebagaimana kita ketahui, gula adalah salah satu pemicu utama kenaikan kadar gula dalam tubuh yang bisa memicu masalah berat badan dan masalah kesehatan lainnya.

Banyak orang yang mengaku jika setelah mengkonsumsi pisang saat sarapan, Ia akan merasa lebih berenergi untuk melakukan banyak hal. Padahal, menurut Gioffre, kita justru akan cenderung mengalami peningkatan energi selama sesaat dan pada akhirnya kita akan lebih cepat merasa lapar dan lelah sehingga kita justru lebih mudah mengkonsumsi makanan yang kurang sehat, khususnya sebelum jam makan siang.

Meskipun kurang dianggap baik, dr. Gioffre berkata jika pisang masih bisa dikonsumsi saat sarapan, asalkan buah ini dikombinasikan dengan bahan makanan lain. Diharapkan, dengan konsumsi makanan yang semakin sehat dan seimbang, maka kita akan lebih baik dalam mengendalikan kadar gula dalam darah dan asa sehingga resiko terkena berbagai masalah metabolism dan sistem pencernaan bisa segera diatasi.

@doktersehat


Manfaat Guava Mengatasi Demam Berdarah


DUNIA HAWA - Pergantian cuaca dari panas menuju hujan atau sebaliknya merupakan tanda datangnya musim pancaroba. Pada saat inilah, nyamuk Aedes aegypti dapat dengan bebas berkembang biak dengan mendiami tempat-tempat tidak terawat atau kumuh, terutama pada kubangan air. Nyamuk Aedes aegypti sangat berbahaya sebagai penyebab utama penyakit demam berdarah.

Aktivitas di keseharian di rumah bagi ibu rumah tangga, seperti membersihkan rumah, mengurus anak, atau menghidangkan masakan favorit bagi keluarga, sering kali membuat kewalahan. Hal ini tentu saja membutuhkan kondisi kesehatan yang prima. Akan tetapi, tinggal di negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi yang sering membuat lingkungan di sekitar menjadi tergenangi air dapat menjadi hambatan.

Mewaspadai Gejala-gejala Demam Berdarah


Apabila tidak dilakukan tindakan pencegahan, genangan air akan memberi peluang nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Gigitan nyamuk Aedes aegypti berisiko tinggi menularkan virus dengue kepada manusia.

Penderita yang terinfeksi virus dengue ringan biasanya ditandai dengan gejala bintik-bintik di sekujur tubuh, demam tinggi hingga mencapai 41 derajat Celcius, termasuk nyeri otot dan sendi. Gejala-gejala demam dengue sudah dapat terlihat sejak awal. Pada tahap berikutnya, gejala akan mereda dan kondisi pun membaik dalam beberapa hari.

Namun berbeda halnya pada sebagian kondisi yang lebih parah, ternyata bukannya sembuh, justru menjadi makin parah dalam beberapa minggu ke depan, menandakan penderita mengalami kondisi demam berdarah berat. Gejala demam berdarah dalam kondisi yang makin parah dapat menyebabkan pendarahan pada mulut dan hidung, muntah, sakit perut, dan gangguan pada jantung, hati, dan paru-paru.

Untuk menangani penyakit DBD, dokter pada umumnya akan menganjurkan pasien untuk menjalani terapi simptomatis yang bertujuan mengurangi gejala dan terapi rehidrasi. Terapi rehidrasi ini dilakukan dengan memberi pasien banyak cairan atau air putih yang diiringi dengan menjalani istirahat panjang. Tujuannya, menghindari dehidrasi atau kehabisan cairan di dalam tubuh pasien DBD.

Vitamin C dari Guava Mampu Memelihara Kondisi Tubuh


Ketika telah sembuh dari demam berdarah, para ibu tentunya harus memelihara kondisi tubuh agar bisa menyelesaikan pekerjaan baik rumah tangga maupun kantor. Oleh karena itu, diperlukan nutrisi yang tepat dan seimbang untuk menjaga tubuh tetap sehat dan fit. Manfaat ini dapat diperoleh melalui kandungan vitamin C. Vitamin C atau dikenal dengan asam askorbat memiliki sejumlah manfaat untuk menyembuhkan luka dan membantu tubuh dalam memproduksi sel darah merah.

Walau demikian, vitamin C tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Terlebih lagi, tingkat asam askorbat di dalam tubuh manusia akan menurun seiring bertambahnya usia. Untuk itu khususnya Anda sebagai ibu rumah tangga, dianjurkan untuk memasok asupan vitamin C dari konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Salah satu cara yang praktis dan mudah dapat diperoleh dari khasiat guava.

Guava atau buah jambu biji merupakan pilihan tepat untuk mengembalikan kondisi tubuh yang melemah akibat penyakit demam berdarah. Jambu biji merupakan kategori buah tropis yang bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk penyajian. Selain sebagai sumber vitamin C, buah ini mengandung banyak serat yang baik bagi tubuh juga.

Anda bisa memakan buahnya langsung saat masih segar atau ketika telah diolah sebagai minuman jus. Tidak hanya daging buahnya, akan tetapi sari daun guava dipercaya bermanfaat untuk meningkatkan produksi trombosit darah yang kadarnya sempat menurun akibat demam berdarah. Adapun air rebusan daun guava mengandung quercetin atau senyawa flavonoid yang tersebar di alam, selain dipercaya berkhasiat menghambat pembentukan virus penyebab demam.

Jadi, tunggu apa lagi? Jangan sampai aktivitas rumah tangga jadi terganggu melalui konsumsi guava demi menjaga keseimbangan kebutuhan vitamin C sekaligus memelihara kondisi tubuh setelah terserang penyakit DBD.

@dokterku