Thursday, January 26, 2017

Annisa Pohan: Permukiman Pinggir Rel Akan diper-INDAH Agus

DUNIA HAWA - Ada sebuah istilah dalam dunia sufi “mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin”. Bagi orang-orang suci, kemustahilan tidak ada dalam kamus mereka. Kedekatan mereka kepada Tuhan, membuat kemustahilan menjadi sesuatu yang mungkin. Ini disebut sebagai karomah. Kalau dalam konteks Nabi itu disebut sebagai mukjizat.


Apakah mengumpulkan 7 juta manusia di Monas merupakan sebuah karomah dari Rizieq Shihab? Baginya dan pendukung yang sedasteran dan secingkrangan dengannya tentu akan menganggap “kibulan” tersebut sebagai karomah. Biarlah yang waras memberikan kesempatan untuk mereka mengenang bahwa ada banyak orang bodoh yang menganggap Monas dapat menampung 7 juta manusia.

Agus Harimurti Yudhoyono pernah ngehits dengan konsep “kota apung” yang ia tawarkan untuk menyelesaikan masalah banjir. Imaginasi yang Agus tawarkan ini ternyata berbuah bully yang masif dan spontan dari para netizen dari Sabang sampai Merauke. Banyak orang mereka-reka teknologi yang bakal dipakai oleh Agus dengan nada satir. Tapi, akhirnya, Agus malah berkelit bahwa itu bukan programnya. Ia hanya menjelaskan bahwa konsep kota apung ada kok di dunia.

Kita tak perlu memperpanjang masalah dengan mempertanyakan di belahan dunia mana ada konsep seperti itu? Nanti bisa dikasih insentif yang membuat aksesibilitas menuju vertical housing menjadi lebih cepat. Bisa kelar nih hidup kita kalau diginiin. Hahaha ...

Ternyata. Agus mewarisi ide-ide yang delusif ini kepada isteri tercintanya, Annisa Pohan. Annisa tak hanya mewarisi sifat yang mudah reaktif dari sang ibu mertua, tapi mewarisi juga ide-ide delusifnya Agus. Beginilah kalau dunia politik ditentukan dari garis keturunan.

Hari ini. Annisa Pohan mengunjungi sebuah lokasi kebakaran di Kedaung, Jakarta Barat. Lokasi permukiman yang terbakar berada di pinggir rel kereta api. Saat bertemu dengan warga, Annisa berkata bahwa suaminya, Agus, punya cara dalam mengelola permukiman warga, termasuk yang di pinggir rel.

Warga yang menyaksikan menanti-nanti dengan harap dan cemas apa yang akan menjadi solusi Agus untuk mereka. Apakah Agus akan menggusur mereka atau memberikan solusi lain tanpa menggusur? Tanda tanya tersebut nampak jelas dari raut wajah mereka yang lusuh dan penuh harap.

Annisa menjelaskan, “Agus akan menata permukiman-permukiman sejenis menjadi lebih indah. Tentu ditata dengan indah. Artinya, kalau memang mereka sudah tinggal disini berpuluh-puluh tahun, apa alasan kita untuk menggusur. Mas Agus dan Mpok Sylvi selalu berprinsip bahwa membangun tanpa menggusur.”

Dalam Debat Cagub pertama, Ahok pernah mengatakan, “Untuk membenarkan dia hanya untuk memenangkan sebuah pilkada. Ini sangat bahaya, sangat bahaya. Makanya saya harap kita harus betul-betul mendidik dalam membantu itulah yang kami akan lakukan.”


Apa yang Annisa sampaikan hari ini, apakah mendidik warga? Atau hanya alat untuk memenangkan sebuah Pilkada. Berdasarkan UU KA Nomor 13 Tahun 1992 dengan turunan Peraturan Pemerintah Nomor 69, wilayah sekitar 11 meter sisi rel kereta tak diperbolehkan mengadakan kegiatan apapun, selain lalu lintas perjalanan kereta.

Membenarkan perilaku warga yang melanggar hukum dengan alasan apapun sangat tidak mendidik. Apalagi, ini dilakukan dalam masa Pilkada. Tidak ada jaminan janji “pembodohan” seperti itu bakal ditepati nantinya. Wong, itu jelas-jelas melanggar hukum.

Annisa juga sempat mengatakan kepada warga, “Menata kota itu tidak harus menyakiti hati rakyat. Banyak sekali solusi yang bisa dilakukan untuk memperindah kota, memperindah Jakarta dengan cara yang baik.”

Menyakiti hati rakyat? Lebih sakit mana hidup dalam bayang-bayang rasa takut, sewaktu-waktu kereta bisa saja menghantam permukiman mereka? Lalu, bagaimana dengan nasib para penumpang kereta api jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di sekitar permukiman liar di pinggir rel? Apakah ini juga tidak menyakiti hati warga lainnya?

Aturan itu dibuat agar semua pihak dapat hidup dengan enak. Melanggar aturan, hanya menguntungkan pihak yang satu tapi merugikan pihak yang lain.

Sebenarnya. Kita perlu bertanya kepada Annisa, bagaimana detail solusi yang diberikannya tanpa harus menggusur, sementara sepanjang rel kereta harus ada space 11 meter? Jangan dulu memperindah permukimanannya. Karena memperindah atau melukis, itu jauh lebih mudah ketimbang menggeser. Apakah akan ada rumah apung untuk menghindari jalur bebas aktivitas di pinggir rel? Atau, perlu dibuat permukiman bawah tanah? Atau, Agus punya sebuah karomah untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin? Atau, apalah itu. Hanya Annisa, Agus, dan Tuhan yang tahu.

Annisa tahu, tidak akan ada warga yang akan mempertanyakan sampai sejauh itu. Dengan hanya menjanjikan tidak ada penggusuran, warga pasti sudah senang. Dan, mungkin saja akan memilih Agus nanti. Kalau itu terjadi, kita baru saja menyaksikan bagaimana seorang calon pemimpin memulai karirnya dengan sebuah upaya pembodohan.

Semoga kabar ini tidak sampai di telinga Najwa Shihab. Supaya, pada acara Mata Najwa nanti, yang menghadirkan Agus-Sylvi, Najwa tidak menguliti pernyataan Annisa Pohan ini. Kalau ini terjadi, bisa panas dingin Agus diberondong pertanyaan Najwa yang agak-agak gimana gitu. Soalnya, Anies-Sandi sudah merasakannya semalam.

Ra(i)sa-ra(i)sanya begitulah

@muhammad nurdin


Sekutu Dekat SBY Patrialis Akbar Kena OTT

DUNIA HAWA - Bak sambar geledek memecah bumi di siang bolong, berita tertangkap tangan Hakim Konstitusi Patrialis Akbar di kawasan hotel esek esek bikin nafas kita berhenti sekejap. Saat berita ini muncul pertama kali, saya masih kurang yakin kebenarannya. Masak sih seorang Patrialis Akbar yang terkenal santun, agamis, bijaksana dan berpendidikan tinggi bisa tertangkap OTT oleh KPK? Di hotel esek esek lagi. Mana mungkin!!


Aliran darah di tubuh saya langsung turun cepat ketika Ketua MK M. Arif bersama hakim MK lainnya konferensi pers siang tadi. Ketua MK meminta maaf kepada rakyat atas apa yang terjadi. Sungguh menyedihkan. Memalukan. Wajah Mahkamah Konstitusi yang agung dan mulia tercoreng lagi setelah beberapa tahun lalu Ketua MK Akil Mochtar juga ditangkap pada kasus korupsi suap.

Rasanya kasus korupsi suap ini bagai lingkaran setan yang tidak berkesudahan. Padahal gaji yang diterima hakim Patrialis itu hampir 100 juta per bulan belum lagi mendapat segala fasilitas nomor wahid. Pelayanan nomor satu.

Negara memberikan yang terbaik buat para hakim konstitusi. Tapi apa lacur? Malah si hakim melacurkan kehormatannya di tempat rendahan. Ketamakan dan kerakusan berkelindan dengan nafsu hewani. Hakim Patrialis Akbar tertangkap di hotel esek esek. Ngeri.

Sudah lama sebenarnya saya kurang puas dengan Patrialis Akbar. Sejak dia menjabat sebagai Menkumham di Kabinet SBY, kebijakan Patrialis suka obral remisi bagi napi koruptor, narkoba dan terorisme. Kebijakan obral remisi itu membuat saya geleng geleng kepala. Ratu Mariyuana asal Australia Schapelle Corby bahkan dibela habis habisan oleh Patrialis Akbar dengan memberikan remisi gila gilaan. Belum lagi kebijakan tukar guling tahanan antara Ratu Mariyuana itu dengan narapidana Indonesia di Australia.

Meski mendapat protes keras dari Guru Besar Hukum Internasional dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) Hikmahanto Juwana terkait isyarat akan disetujuinya perjanjian “Transfer of Sentenced Person (TSP)” atau pertukaran narapidana sang menteri tetap tak bergeming. Ujungnya kita tahu Schapelle Corby dibebaskan bersyarat oleh SBY dari hukuman 20 tahun penjara menjadi 15 tahun.

Kebijakan Menkumham Patrialis Akbar “obral remisi” dimasa lalu yang menjadi salah satu latar belakang lahirnya PP 99/2012. Peraturan Pemerintah tentang perubahan kedua atas PP Nomor 32 Tahun 1999. Perubahan (pertama) atas PP 32/1999 melahirkan PP Nomor 28 Tahun 2006. PP 28/2006 inilah yang menjadi pegangan MenkumHAM Patrialis Akbar melakukan “obral remisi”.

Setelah Patrialis Akbar dicopot dari Menkumham, SBY merekomendasikan Patrialis Akbar sebagai Hakim Konstitusi. Kontan publik saat itu protes. Masakan hakim konstitusi yang seharusnya berjiwa negarawan diisi oleh politikus? SBY keukeuh. Sepertinya politik balas budi dan zero enemy policy SBY mematikan akal sehatnya. Ujungnya Patrialis Akbar terpilih menjadi Hakim Konstitusi.

Hakim Patrialis Akbar selama menjabat beberapa kali bikin publik geleng geleng kepala. Komentarnya bikin publik tidak habis pikir. Sejatinya sebagai hakim konstitusi, Patrialis Akbar harus berpegang teguh mengawal konstitusi yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Kenyataan berbicara lain. Patrialis Akbar malah dianggap hakim rasis.

Patrialis malah nyinyir berbicara soal memilih pemimpin bagi seorang muslim harus memilih yang beragama muslim. Kontan ucapan Patrialis bikin pro dan kontra. Tidak pantas seorang hakim konstitusi bicara bak politisi sedang obral agama demi meraup suara.

Patrialis Akbar hari ini kena tulahnya sendiri. Ucapannya saat menjabat Menkumham setuju hukum memiskinkan koruptor bakal menelannya sendiri. Mantan pemimpin tertinggi organisasi yang menaungi hukum, hakim hakim dan perundangan ini tertangkap tangan bersama perempuan di hotel esek esek, kawasan Taman Sari Jakarta. Ditangkap KPK dengan tuduhan menerima suap.

Patrialis sekutu SBY ini bakal meringkuk dibalik jeruji besi bersama rekan sejawatnya Akil Mochtar yang terlebih dahulu menjadi penghuni tetap pengapnya jeruji besi.

Patrialis Akbar menjadi contoh bagi kita bahwa bentuk potongan wajah santun, gamis dan manis berkata kata bukan jaminan akan perilaku dan tindakan yang jujur dan baik. Patrialis telah menipu publik dengan bungkus kemunafikan.

Lagi lagi kita dikecoh dengan produk SBY, sekutu dekat SBY yang menurut Fahri Hamzah jenggot Patrialis Akbar lebih preman daripada Tatto Menteri Susi Pudjiastuti. Fahri kali ini benar sekali, jenggot Patrialis Akbar sepertinya memang lebih preman dalam menggarong uang yang berlendirkan kemunafikan. Dan ini bakal bikin SBY menangis sesunggukkan. Ya Allah, TYME, kok bisa kawan sekutu saya tertangkap tangan KPK. Huks..huks..huks..

@birgaldo sinaga


(Cemas) Kasus Antasari Akan Dibuka Lagi

DUNIA HAWA - Kasus Antasari Azhar di era kepemimpinan SBY, disebut-sebut sebagai sebuah skenario pembenaman berbagai kasus yang melibatkan para petinggi negara dan para konglomerat hitam. Lihat saja keberanian Antasari, dimana Aulia Pohan yang merupakan besan SBY ataupun mertua Paslon No.1 AHY, dijebloskan dalam penjara karena korupsi.


Tiba saja, seiring waktu Antasari Azhar dituding melakukan pembunuhan terhadap Nasrudin. Ironisnya tudingan ini selain Antasari dituduh sebagai otak pembunuhan, kasus ini pun dilatarbelakangi skandal cinta segitiga.

Sungguh tidak masuk akal. Karena dalam persidangan pada waktu itu, bukti-bukti dilapangan banyak kejanggalan, salah satu contohnya katika Antasari meminta baju korban diselidiki, baju tersebut sudah dilenyapkan. Demikian juga mengenai tembakan yang dilakukan pelaku dan isi sms yang dihadirkan.

Ketika kini, Antasari meminta SBY untuk membantu membongkar kasusnya. Politisi Demokrat (Roy) sebut bahwa sekarang SBY tidak lagi menjadi yang tertinggi dalam birokrasi.

Antasari pun tak putus asa, ia dalam salah satu stasiun televisi mengatakan juga akan bersedia membantu KPK mengangkt kembali kasus-kasus di era ketika Antasari masih menjadi Ketua KPK untuk dibuka kembali.

Selain itu, Antasari yang juga sudah menemui Jokowi. Meski belum diungkapkan secara pasti isi pertemuan tersebut, selain ucapan terimakasih. Hal jelas menunjukan bahwa Antasari memang tidak bersalah dalam kasus yang menjeratnya.

Alhamdulilah, Kapolda Metro Jaya mau membuka kembali kasus Antasari.

Kepala Polda Metro Jaya Irjen (Pol) M Iriawan menegaskan, kasus Antasari Azhar akan dibuka kembali.

Polisi akan menyelidiki hal-hal yang dinilai belum tuntas dalam kasus tersebut.

“Tentunya harus ditindaklanjuti,” ujar Iriawan, saat ditemui di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (26/1/2017) siang.

Iriawan akan berkoordinasi dengan penyidik di Direktorat Kriminal Umum yang menyidik kasus Antasari.

“Sudah lama saya belum update data itu. Saya tanya dulu ke penyidiknya, baru nanti saya sampaikan lagi,” lanjut dia.

Saat ditanya apakah ia menganggap ada yang janggal dan belum tuntas dalam pengusutan kasus itu, Iriawan enggan menjawabnya.

“Nanti tanya ke direkturnya, saya belum update,” ujar dia.

Iriawan merupakan mantan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2009 silam.

Saat itu, ia turut menyidik perkara Antasari.

Antasari terlibat pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Ia divonis 18 tahun penjara. Antasari yang juga mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mendapat grasi dari Presiden Joko Widodo pada 20 Januari 2016.

Antasari sendiri menilai, perkara yang melibatkan dirinya belum terungkap seluruhnya. Menurut dia, proses hukum kasusnya penuh rekayasa.

“Pada akhirnya, yang tidak ada diada-adakan, rekayasa kan?” ujar Antasari dalam acara Mata Najwa, Agustus 2016 silam. 

Apakah SBY cemas?

Kalau anda, kita, diposisi dia (SBY) tentu saja “Iya”. Kenapa? Lho semua itu terjadi di era kepemimpinannya, terlibat ataupun tidak, sudah barang tentu ia (SBY) tidak bisa menilai mana yang benar dan tidak serta tidak jeli melihat lembaga ataupun birokrasi di masanya.

Lihat saja baru-baru ini, MK Patrialis Akbar (politisi PAN) yang ia tunjuk di tahun 2013 menjadi MK, ditangkap oleh KPK. Hal ini saja sudah bisa bikin malu sekaligus panik.

Ditambah lagi Antasari mau buka kasus korupsi yang berhenti dimasa dia (Antasari) menjabat sebagai ketua KPK. Eh pak Kapolda Metro Jaya juga siap mau buka kasus Antasari kembali mengenai pembunuhan terhadap Nasrudin.

SBY kira-kira akan bercuit bagaimana lagi ya. Ketika opini dan berita ramai memperbincangkan MK ditangkap dan Antasari sudah bebas. Si Rizieq diam-dian segera dipukul mundur dengan halus.

Sekarang mari kita dukung Antasari membuka kasus-kasus korupsi yang sempat senyap termasuk mari kita dukung beliau untuk mengangkat kembali kasus pembunuhan Nasrudin.

Dengan itu semua, kita akan tahu belang si para mantan. Yang makin hari makin memprihatinkan.

@losa terjal


Purwakarta, Desa Galia di Jawa Barat

DUNIA HAWA- Ketika saya bicara tentang sosok Dedi Mulyadi, banyak yang mengira saya sedang kampanye. Tuduhan yang wajar karena Jawa barat sebentar lagi akan menghadapi momen pilkada. Tapi, ya dari dulu saya emang selalu jadi tertuduh. Dukung Ahok, dituduh buzzer. Dukung Jokowi, dituduh penjilat. Seolah saya gak boleh dukung siapapun, tapi mereka boleh.
Boleh dong saya kagum ma Kang Dedi. Bayangkan, daerah pimpinannya Purwakarta, ada di provinsi Jawa Barat - yang menurut banyak survey adalah provinsi paling tinggi kejadian intoleransi di Indonesia.


Purwakarta itu anomali di Jawa barat, kata saya kepada seorang teman. Ia seperti daerah yang kesepian, karena berbeda dengan kota dan kabupaten di sana. Mirip desa Galia di komik Asterix & Obelix.

Di Purwakarta kebhinekaan diperjuangkan, diajarkan dan dikembalikan fungsinya. Tidak seperti banyak pemimpin lainnya, Kang Dedi benar2 melawan sikap intoleransi dengan membenahi pondasinya.

Kalau pemimpin lain, ketika ada kejadian intoleran baru muncul bak pahlawan kesiangan sekedar mencari nama. Kang Dedi tidak. Ia benar2 masuk pada akar masalah dan membenahinya. "Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalau mengobati berarti pernah terluka.."

Seperti salah satu program yang saya baca di page resminya..
Ia meluncurkan kendaraan untuk menjemput anak sekolah, supaya mereka yang tinggal di sudut kampung tidak perlu berjalan kaki jauh ke sekolahnya.

Kalau hanya program mobil jemputan sekolah, itu biasa. Banyak pemimpin daerah yang sudah melakukannya..

Tapi ide Kang Dedi ini unik. Ia bekerjasama dengan Kodim -dengan tentara- yang menjadi supir angkutan sekolah gratis itu. Dan apa yang dilakukan anggota Kodim? Mereka sambil menyupir mengajarkan Pancasila, cinta dan bela negara, toleransi, kecintaan pada sesama dan banyak hal yang sudah mulai hilang di Jawa barat.
Ia menerapkan konsep "bela negara" langsung pada pusat masalahnya, pada anak2 yang sedang berkembang akalnya, generasi masa depan kita.

Doktrin tentang kecintaan pada negara ini sangat penting - terutama pada generasi muda - karena di banyak tempat di Jawa barat, mereka juga sedang di doktrin dengan kebencian terhadap sesama dan negara dengan memakai baju agama.

Ini ide yang patut dicontoh di banyak daerah. Purwakarta bisa dijadikan pusat percontohan bagaimana melawan intoleranisme yang mewabah di negara kita.
Perlawanan Kang Dedi tentu bukan tanpa resiko. Ia sering di fitnah musrik, syirik, kirik dan banyak trik lainnya. Siapa yang menuding begitu? Ya, siapa lagi kalo bukan FPI Purwakarta yang kemaren bikin bàliho besar yang viral, "Sehelai rambut Habib Rizieq jatuh.."

Dengan program2nya yang orisinil seperti ini, wajar dong saya mendukung dia. Karena pemimpin itu bukan dilihat dari seberapa ganteng dan gagahnya dia, tetapi dari apa yang dia kerjakan..

Dedi Mulyadi seperti memberontak terhadap kesalahan yang selama ini sering dibiarkan. Dan sebagai pemberontak, saya mendukung pemberontak juga...

Mendukung Dedi buat saya adalah perlawanan terhadap sistem salah yang selama puluhan tahun dipelihara, bahwa agama dijadikan alat politik untuk kepentingan golongan..

Seperti ruginya warga Jakarta kalau Ahok tidak terpilih, warga Jawa Barat akan sangat rugi jika Dedi Mulyadi hanya ada di Purwakarta. Ia adalah "antivirus" yang harus dikembangkan sebanyak2nya secara nasional, jika ingin kebhinekaan kita tetap terjaga..

Mungkin Kang Dedi seperti Asterix, yang kalau melawan kaum bumi datarix, harus meminum ramuan ajaib dukun Panoramix..

Saya angkat secangkir ramuan ajaib untuk Kang Dedi Mulyadix dan warga Purwakartarix..

Seruputt.. Demi Toutatis !

@denny siregar


Sindiran Anies Baswedan Hari Ini untuk Ahok

DUNIA HAWA - Pak Anies oh Pak Anies, entah mengapa saya begitu tergelitik untuk menulis tentang Anda hari ini. Sebenarnya ada 1 lagi tulisan tentang kehadiran Anda bersama Sandiaga Uno di Mata Najwa kemarin, tapi entahlah apakah nanti akan saya selesaikan dan publish atau tidak. Agak malas juga sebenarnya membahas Anda, tapi perkataan-perkataan Anda ini sangat membuat tangan saya gatal Pak.


Saya kira Anda akan lebih cerdas dari ini perkataannya Pak mantan menteri, tapi ternyata mungkin memang benar kata orang bahwa pasangan nomor tiga ini banyaklah nyinyir ga jelasnya, solusi real yang masuk akalnya sering kali tidak diberikan, dan banyaklah retorika semata. Ketika ditanya jadi bagaimana tindakan yang nyata yang akan dilakukan? Jawabannya selalu begitu indah mempesona, saya percaya dengan niat yang baik akan bisa lah, tinggal diperintahkan nanti lah, saya akan mengajak rakyat untuk jujur lah, yang penting pemimpinnya bisa mempersatukan lah, dan seterusnya.

Hari ini 26 Januari 2017, pernyataan Anda tentang pembangunan jalan dan pembersihan kali begitu menggelitik batin saya Pak. “Apa-apaan orang ini? Kok ngomongnya gini?,” ujar saya dalam hati. Anda hari ini menyindir pembangunan Ibu Kota yang terlihat sangat nyata, yaitu tentang jalan dan kali. Memulai perkataan Anda dengan mengajak warga untuk membimbing anak-anak mereka dengan kejujuran, tiba-tiba Anda bawa-bawa pembangunan fisik di Jakarta yang menurut Anda tidak membawakan manfaat terhadap pembangunan manusia.


Berikut kutipan perkataan Anies Baswedan hari ini : 


“Kami ingin pembangunan Jakarta diubah, jangan sampai pemimpin hanya urusi jalan dan kali. Kami ingin pemimpin membangun manusianya,” ucap Anies.

Sejarah Pembersihan Kali 


Pak Anies, mudah saja bagi Anda yang sekarang ingin menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan menyindir terus tentang pembangunan fisik yang ada. Anda tahu tidak Pak butuh berapa lama warga Jakarta mengharapkan ada pembangunan fisik di provinsi mereka? Anda tahu tidak sudah 15 gubernur silih berganti, baru era Pak Jokowi dan Ahok lah pembangunan fisik benar-benar terlihat hasilnya? Anda kira gampang Pak?

Anda kira gampang menyelesaikan suatu proyek tanpa kepandaian, kecakapan dan kejujuran dari pemimpinnya? Anda kira gampang merubah mental dari banyak PNS DKI Jakarta yang malas dan terbiasa pungli? Anda kira gampang Pak melawan semua praktek suap, titipan proyek dan lelang yang palsu yang telah ada berpuluh-puluh tahun?

Pak Ahok pernah bilang, susah sekali ketika awalnya memerintahkan bawahannya untuk membeli alat berat sendiri, mengeruk kali sendiri, membeli truk sampah sendiri dan mengangkut sendiri. Begitu banyak alasan ini itu dari bawahan Pak Ahok yang intinya tetap ingin menggunakan jasa swasta yang dicurigai tidak melakukan pekerjaan dengan baik (tidak terlihat buktinya). 

“Mereka cuma ngaduk-ngaduk lumpur doang. Jam kerjanya gimana. Tipu menipu,” ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

“Kenapa sih harus sewa orang kalau makainya begitu.” kata Ahok.

“Kita mau beli sendiri alatnya. Tidak perlu sewa lagi. Kerja sendiri rawat sendiri,” kata Ahok.

“Saya enggak mau denger jalur inspeksi, telat ngeruk, telat bangun jalan. Ini gak boleh lagi,” kata Ahok.

Belum selesai cerita pengerukan kali di Jakarta yang dulunya kotor, bau dan penuh sampah, Anda juga kira gampang ya Pak untuk menjaga kebersihan kali-kali itu? Kebiasaan orang Jakarta yang membuang sampah ke kali sudah berpuluh-puluh tahun, dan kalau tidak ada PPSU pasukan oranye yang dibentuk Pak Ahok, bagaimana mungkin bisa kali-kali dan selokan-sekolan di Jakarta dijaga seperti sekarang?

Pembangunan Fisik Itu Awal dari Segalanya


Tanpa ada fisik yang sehat, hati manusia yang baik tidak akan memungkinkannya berbuat banyak dalam hidupnya. Pergerakan dan aktivitasnya akan sangat terbatas. Ada saja banyak kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dia lakukan jika fisiknya tidak memungkinkan. Tidak usah kita bilang penyandang disabilitas, seorang penderita asma saja misalnya tidak akan dapat beraktivitas dengan leluasa ketika setiap saat penyakitnya bisa kambuh.

Begitupula dengan berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Kalau tidak ada fasilitas tempat bermain untuk anak-anak, hasilnya ya anak-anak akan bermain di kali atau di jalan yang sangat kotor dan berbahaya. Kalau tidak ada kali yang bersih, bagaimana sebuah kota dapat menampung aliran air dan mencegah banjir? Kalau sudah banjir, yang menderita siapa? Ya tentu saja bukan Anda Pak Anies.

Apakah Anda tahu tentang atlet loncat indah Indonesia berlatih dengan papan loncat diikat-ikat dengan tali rafia saat persiapan menuju SEA Games 2015 Pak? Karena tidak ada kolam renang tertutup standar Olimpiade di Indonesia, ya terpaksa pakai tali rafia. Lalu menurut Anda tidak perlu ya Pak dibangunkan fasilitas yang memadai, cukup saja membangun manusia saja dengan memotivasi atlet-atlet itu, memberikan mereka kepercayaan diri dan sebagainya? Alamak Pak Anies! *tepok jidat*

Fisik itu faktor utama untuk memulai segala hal. Tanpa fisik, omong kosong pembangunan manusia yang anda koar-koarkan itu dapat berjalan dengan maksimal. Pak Ahok telah memulainya karena beliau cerdas, beliau tahu apa hal-hal prioritas yang diperlukan warga Jakarta. Barulah setelah fasilitas menunjang, pembangunan manusia akan dengan sendirinya dimulai dari inisiatif warga ataupun dukungan pemerintah.

Sedangkan Pak Ahok sejak 2014 sudah bekerja keras membangun fisik yang merupakan awal dari segala bentuk pembangunan lainnya. Hal ini sangat sulit atau tidak pernah nyata terlihat dilakukan oleh gubernur yang dulu-dulu. Masyarakat Jakarta sangat mengapresiasi, sangat senang dan sungguh merasakan ada perubahan pada hidup mereka. Lalu Anda sekarang mengkritisi pembangunan fisik itu dengan seenaknya saja Pak Anies?

Saya membaca komentar netizen yang menarik atas nama Barca Penggo. Ia mengatakan bahwa kalau jalan dan kali tidak dibereskan, ibarat sebuah rumah yang atapnya bocor dan tidak memiliki jendela. Secara otomatis hidup orang yang tinggal dirumah tersebut pasti selalu susah dan mentalnya rusak. Netizen saja cerdas, masa Anda kalah Pak Anies?

Komentar Penutup dari Saya


Saya sangat menyesalkan sikap Anda yang kerap menggunakan pembangunan fisik vs pembangunan manusia untuk menyerang pasangan petahana. Kasihan sekali rakyat yang percaya dengan Anda, padahal jika Anda terpilih belum tentu Anda dapat membuat proyek-proyek berjalan dengan baik dan belum tentu Anda cerdas dalam menyelesaikan permasalahan birokrasi yang ada.

Bagi saya, sudah benar yang dilakukan Gubernur DKI non-aktif Ahok. Lebih baik mengurusi jalan dan kali yang manfaatnya langsung dirasakan seluruh rakyat Ibu Kota daripada sok-sok mau mengurusi Alexis yang entah akan berdampak bagi kehidupan orang banyak atau tidak.

Semua warga Indonesia juga tahu bahwa masalah utama Ibu Kota sejak zaman dulu adalah macet dan banjir. Jakarta membutuhkan pemimpin yang dapat memberikan fasilitas fisik dengan baik dalam bentuk jalan dan kali yang bersih yang akan secara langsung berdampak pada kehidupan warga DKI. Kejujuran atau akhlak yang Anda koar-koarkan itu tidak akan secara cepat mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Masa logika sesederhana ini saja Anda tidak paham Pak?

Janganlah Anda menggunakan kata-kata manis Anda untuk membohongi rakyat untuk memilih Anda. Janganlah jadi pemimpin DKI kalau menyediakan jalan yang baik dan kali yang bersih saja tidak bisa. Janganlah seenaknya nyinyir kalau solusi nyata atas permasalahan Jakarta saja baru akan Anda pikirkan nanti!

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan……

@aryanto famili


Giliran Boni Hargens Tantang Riziq Shihab

DUNIA HAWA - Tingkah laku Riziq Shihab yang makin tak terkendali, rupanya terus memancing perhatian dari masyarakat yang peduli terhadap Indonesia dan agama Islam.  Ada yang melaporkan pada pihak yang berwajib, ada juga yang habis-habisan menulis kritik tajam terhadap Riziq. Reaksi berbeda justru ditunjukkan oleh pengamat Politik, Boni Hargen. Rupa-rupanya dia sudah sangat terusik dengan ulah Riziq, namun berbeda dengan kelompok  lain yang bereaksi dengan cara melaporkan Riziq ke Kepolisian, Boni memilih jalan lain, yaitu menantang Riziq Shihab untuk debat secara terbuka.


Tujuan Boni adalah untuk memberikan pelajaran berdemokrasi secara modern bagi kelompok kelompok garis keras yang diwakili oleh FPI.

“Satu, membiasakan kelompok-kelompok garis keras ini berdemokrasi secara modern-lah. Demokrasi kan ruang untuk berdiskusi, membangun konsensus. Setiap kelompok berbeda kepentingan, tidak harus berhantam, bisa mencari titik temu dengan membangun konsesus. Jadi kita biasakan dialog,” ujar Boni Hargens

“Kedua, yang saya mau bilang ke Pak Rizieq, yang perlu dipertegas adalah apakah mereka ingin memperjuangkan Pancasila dan NKRI yang sama atau mereka membangun NKRI model lain, NKRI Syariah. Kalau misalnya ternyata mereka membangun NKRI Syariah, maka biarkan rakyat Indonesia mengadili mereka,” ujar Boni.

He He..kalimat terakhir Boni, “ …Biarkan rakyat Indonesia mengadili mereka. Sebuah kalimat yang mewakili isi pikiran saya. Sejak awal saya memang sudah jengah ketika FPI mengusung isu NKRI Syariah. Saat itu, hampir tidak ada tokoh nasional yang berani menyentuh isu nasional yang coba diusung FPI. Mungkin karena, tidak ada gunanya meladeni orang semacam Riziq. Mereka yang melaporkan pun tidak ada yang menyentuh perihal isu gerakan NKRI Bersyariah tersebut. Padahal NKRI bersyariah adalah sebuah gerakan yang sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa Indonesia. Gerakan tersebut berpotensi mengamandemen Pancasila. Sama berbahayanya dengan gerakan Komunis. Pemerintah dan rakyat Indonesia sudah semestinya memerhatikan terus menerus gerak-gerik FPI.

Pada situasi inilah, kita layak bersyukur bahwa Riziq Shihab belum lahir pada saat Bung Karno dan founding father lainnya merumuskan Dasar Negara. Sebab, jika Riziq Shihab saat itu sudah lahir ke dunia lebih cepat dan saat itu sudah mendirikan FPI, bisa jadi ia akan ikut dilibatkan dalam proses perumusan dasar negara. Saat itu bisa-bisa Riziq malah ngotot mengusulkan NKRI Syariah, akibatnya NKRI justru malah akan terpecah-pecah. Beruntung, ulama-ulama yang saat itu mewakili Islam adalah ulama moderat yang mampu melihat situasi dengan jernih. Sehingga mereka dengan pemahaman agama Islam mereka miliki mampu menerima Dasar Negara Pancasila.

Isi Surat Tantangan Boni Hargens kepada Riziq


Menulis surat menjadi trend baru, setelah Anas menulis surat tentang Buta Cakil, kini giliran Boni Hargens mengirim surat yang dialamatkan langsung kepada Riziq Shihab. Berikut isi suratnya

Kepada Yth,

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Dr. Al Habib Muhammad Rizieq Hussein Shihab Lc. MA. DPMSS.

di tempat

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan Hormat,

Salam silaturahim kami sampaikan, semoga Bapak Muhammad Rizieq senantiasa sehat wal afiat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Tesis Bapak tentang Pancasila dan Pengaruhnya Terhadap Syariah Islam di Indonesia yang dipertahankan di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 2012 menarik perhatian saya. Tanpa berpretensi menilai kualitas dari karya Bapak, saya tergerak untuk mengadakan DEBAT TERBUKA dengan Bapak tentang Pancasila dalam kaitannya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Niat saya menguat setelah mencermati komentar Bapak di ruang publik, termasuk yang terakhir soal keberatan Bapak terhadap pidato Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, pada tanggal 10 Januari 2017.

Asumsi dasar saya adalah Bapak mempunyai konsep Pancasila yang lain, berbeda dengan hakikat Pancasila yang sejak awal dijadikan Weltanschauung Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh para founding fathers. Bapak bertendensi mendirikan Negara Agama, seperti ambisi Al-Maududi di Timur Tengah dalam sejarah perjuangan teo-demokrasi. Mudah-mudahan, asumsi saya keliru. Untuk itulah, ruang debat ini urgen.

Sekiranya berkenan, segala urusan teknis mengenai panggung debat, publikasi, dan hal lain yang diperlukan menjadi urusan tim pelaksana dan saya. Kami tidak akan merepotkan Bapak untuk teknis pelaksanaan. Demikian Surat permohonan dan undangan ini saya sampaikan. Atas atensi dan apresiasi Bapak Muhammad Rizieq Shihab, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 20 Januari 2017

Pengundang

Boni Hargens

Ketika membaca berita di Liputan6.Com tentang tantangan Debat yang dilayangkan Boni Hargens, saya turut bersorak dalam hati. Menantang debat adalah langkah cerdas yang dilakukan oleh Boni Hargens. Harapan saya, Riziq akan membalas tantangan debat Boni secepatnya. Sehingga nanti, rakyat Indonesia bisa mengetahui sejauh mana, Riziq Shihab ingin mempertahankan gagasan NKRI Bersyariah yang diusungnya. Untuk itu, akan lebih baik, jika nanti debatnya disiarkan live, sehingga bisa disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Jadi masyarakat bisa mendapat pelajaran penting bagaimana hubungan agama dan negara dalam NKRI.

Sebab selama ini, Riziq dan pendukungnya sepertinya masih belum bisa berdamai sepenuhnya dengan Pancasila dan NKRI, ini bisa dilihat dari berkali-kali Riziq mengatakan bahwa ayat ayat Tuhan lebih tinggi dari konstitusi. Riziq harus menjelaskan hal tersebut pada masyarakat. Karena jika menilik pendapat Riziq tersebut, ia masih seperti setengah hati menjadi warga NKRI.

Surat tersebut sudah berstatus sent kepada Riziq Shihab, kini Boni Hargens tinggal menunggu reply dari Riziq. Sebagaimana Boni, saya juga ikut menunggu balasan dari Riziq, akankah ia melayani tantangan debat Boni yang tentu saja akan membawa ribuan massa pendukungnya atau justru melaporkan Boni sebagaimana yang sering dilakukan Riziq terhadap mereka yang menentangnya.

@arif budi darman