Sunday, September 24, 2017

Memandang ke Depan


DUNIA HAWA Saya bosen dengan isu PKI. Masalah tahun 1965 yang selalu dicari kesalahannya, seakan hidup cuman berhenti disitu saja.

Akhirnya kaki saya melangkah ke Balai Kartini, memenuhi undangan teman dari Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf.

Kebetulan malam ini Bekraf bersama sebuah badan pendanaan dari luar bernama Fenox Venture Capital, sedang mengadakan ajang kompetisi buat perusahaan pemula (startup) di bidang aplikasi online. Perusahaan pemula online ini ditandingkan idenya untuk mendapatkan modal usaha sebesar lebih dari 11 miliar rupiah.

Di ajang itu saya melihat banyak para pebisnis baru, yang sebenarnya bukan baru di bisnis. Mereka rata-rata adalah eksekutif di perusahaan besar yang keluar dan membuat bisnis online baru. Mereka meninggalkan zona nyamannya untuk bergelut di dunia mandiri atau wiraswasta khusus aplikasi online.

Rata-rata ide yang mereka paparkan adalah mengatasi masalah yang selama ini mereka temui di lapangan saat mereka di perusahaan. Ada aplikasi di bidang forwarding, logistik sampai aplikasi mencari ruang meeting yang bisa disewa di kota besar.

Menarik, bagaimana mereka menemukan masalah, mencari solusi dan mendapat peluang dari itu semua. Sampai mereka rela meninggalkan tempat kerja yang nyaman dan bergengsinya, tentulah karena mereka yakin apa yang mereka buat akan menjadi besar nantinya..

Bahkan di bidang pertanian ada aplikasi yang menemukan petani, yang punya lahan, investor sampai buyer sekalian. Ada juga aplikasi untuk belanja sayur mayur, menemukan antara pedagang sayur langsung dengan emak emak tanpa melalui toko besar.

Mereka semua bermimpi menjadi Gojek baru, Tokopedia baru yang kelak akan dibeli sahamnya senilai puluhan triliun rupiah.

Saya malam ini melihat perubahan ekonomi besar di Indonesia ke depan. Aplikasi-aplikasi online yang sedang diciptakan akan merubah budaya banyak hal mulai dari industri sampai model belanja. Tidak bisa ditahan, pasar bergerak dan merata.

Ekonomi Indonesia ke depan tidak akan lagi dikuasai pebisnis besar, tapi menyebar ke pengusaha-pengusaha kecil yang akan meningkatkan pendapatan mereka.

Inilah yang disebut shifting atau perpindahan oleh Profesor Reynald Khasali. Pantas saja beberapa retail besar tutup gerai bahkan pusat perbelanjaan Glodok mati segan hidup pun tak lagi pakai sempak.

Begitulah seharusnya Indonesia. Menatap ke depan. Bukan lagi ricuh masalah masa lalu yang kelam dan diungkit2 terus mencari siapa yang benar dan siapa yang salah.

Orang sudah berpikir tahun 2050, ini masih aja berkutat di tahun 1965. Move on dong, bray...

Alhasil saya keluar dengan semangat baru.

Terimakasih untuk Pakde Jokowi yang sudah membuka ruang sebesar-besarnya untuk ekonomi kreatif. Sehingga ruang-ruang kerja baru terbuka dan orang mulai bergerak untuk menjadi pengusaha.

Orang bilang, "sekarang ini adalah tahun emas, karena kita berada pada titik perpindahan ekonomi. Siapa yang memulai pada saat ini, dia yang akan menang dalam kompetisi ke depan..". Itulah kenapa aplikasi online Baboo saya mulai..

Mungkin satu waktu ada aplikasi untuk DPR online, dimana kita tidak lagi membutuhkan manusia-manusia yang hanya duduk, mangap dan ngorok di ruang sidang. Baru kalau ada proyek, matanya terang..

Mereka Mulai Berjatuhan

Pasti kenal nama Toys R us, jaringan ritel mainan besar yang berasal dari AS ini dikabarkan bangkrut. Penyebab kebangkrutan menurut Bloomberg adalah turunnya minat pengunjung ke toko karena banyaknya toko online yang menjual mainan.

Kebangkrutan Toys R us ini memicu turunnya saham di perusahaan mainan yang sejenis, seperti produsen mainan Barbie Mattel.inc, saham Hasbro produsen Monopoli dan Transformers.

Ternyata memang sudah terjadi perpindahan budaya membeli di Amerika sana. Karena orang lebih suka membeli online, biaya-biaya operasional seperti sewa toko dan pegawai sudah menjadi beban berat sekarang karena lebih besar pengeluaran daripada pembelian.

Kita ikuti mana lagi yang akan tutup gerai sesudah di Indonesia sendiri kita melihat Ramayana dan Matahari pun mulai terpengaruh situasinya.

Dunia bergerak maju, bray.. hanya orang kalah saja yang selalu mempermasalahkan masa lalunya yang kelam.

@denny siregar 

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment