Sunday, July 16, 2017

Kenapa Telegram Harus Diblokir?


DUNIA HAWA Di beranda saya muncul caci maki terhadap pemerintah perihal pemblokiran Telegram. Telegram adalah fasilitas chatting sejenis Whatsapp. Tapi mempunyai kelebihan yang tidak dipunyai whatsapp, salah satunya adalah enkripsi end to end yang membuat pesan hanya bisa dibaca pengirim dan penerima. Inilah fasilitas chatting yang paling aman sementara ini dari "intipan" pihak ketiga.

Saking amannya, maka Telegram menjadi fasilitas chatting favorit para teroris.

Penemu Telegram, Pavel Durov, mengatakan bahwa channel ISIS di Telegram sudah mencapai 9 ribu pengguna. Dia dengan bangga meng-klaim bahwa Telegram melindungi privasi pengguna dengan keamanan tinggi dan keamanan itu juga berlaku untuk teroris.

"Kami tidak merasa bersalah.." Katanya. "Kami melindungi pengguna.."

Karena keamanan itulah maka pada tahun 2016, pengguna Telegram sudah mencapai 100 juta jiwa. Ini menjadi masalah besar untuk Indonesia. Perang melawan radikalisme dan terorisme di sini menjadi tidak efektif ketika pemerintah tidak bisa memantau kegiatan mereka. Apalagi Telegram tidak punya kantor perwakilan disini, sehingga tidak berkuasa untuk memberikan peringatan kepada Telegram.

Paling efektif adalah blokir aja. Habis perkara..

Telegram tercatat menjadi komando komunikasi pada serangan teroris di Paris, Turki dan St Petersburgh. Bahkan dari sejumlah teroris di Indonesia yang ditangkap, mereka mengaku belajar membuat bom dari channel Telegram.

Jadi, apa yang salah dari pemerintah ? Tidak ada.

Pemerintah memang harus menunjukkan kedaulatan negara dengan tidak memperbolehkan aplikasi apapun beroperasi di sini tanpa seijin pemerintah. Ini juga untuk melindungi warga negara.

Dan ancaman ini juga berlaku tidak hanya untuk Telegram, tetapi Youtube, Facebook dan semua aplikasi media sosial lainnya. "Lu cari makan di Indonesia, ikuti aturan Indonesia.."

Di blokirnya Telegram tentu memperkecil akses teroris untuk berkomunikasi dengan orang-orangnya. Mereka sementara ini terdiam sambil mencari alternatif komunikasi aman lainnya. Dan ini sebuah kemajuan, ketika pemerintah kita menunjukkan taringnya.

Kalau Pavel Durov mengeluh, yah itu biasa. Dia pasti melindungi usahanya. Tapi Pavel tidak pernah memikirkan bagaimana keamanan negara.

Yang saya heran, ya yang mencaci maki tindakan pemerintah itu. Pemerintah berbuat, dicaci. Gak berbuat, dibilang gak perduli..

Mungkin mereka kekurangan ahlak karena segala sesuatu yang baik harus dicaci.

Oh iya,"Bang.. pinjem ahlak dong. Aku tongpes nih.."

"Ah, macam mana pula ahlak kau. Aku pun tak berahlak kau mintai aku ahlak pula. Dimana ahlak kau ??"

Bingung kan ? Seruput dulu kalo gitu..

oooooooOOOOOOooooiooo

Ahlak Hary Tanoe


Tidak banyak sosok yang begitu dicintai banyak orang seperti Hari Tanoe. Hari Tanoe memang contoh tauladan bagaimana seseorang itu bersosialisasi lintas agama dan ras, sehingga ia menjadi sosok yang dicintai bahkan dirindukan kehadirannya.

Kenapa ia bisa begitu? Jawabannya adalah, Ahlak..

Ahlak seseorang memang menentukan dalam pergaulan. Ahlak yang bagus tentu akan menempatkan seseorang itu dalam pergaulan yang luas dan diterima siapa saja. Jika ahlaknya kurang, jangankan diterima, bahkan bisa didemo berjilid-jilid sampai dipenjara..

Kemampuan HT dalam menggunakan ahlaknya bisa terlihat dari bagaimana masyarakat bersikap padanya. Ketika ia mendapat masalah besar, tiba-tiba kelompok yang mengatas-namakan pendeta bersatu dan meneriakkan supaya ia dibebaskan.

Bahkan bermunculan pakar-pakar hukum yang sudah jarang diundang ke stasiun televisi dan mengatakan, bahwa HT sedang di kriminalisasi..

Malah kelompok yang mengatas-namakan umat Islam dengan kode buntut 212, dengan garang berkata di depan media, "Meski ia seorang kafir, tetapi ia wajib dibela karena dalam Al-quran memerintahkan supaya umat muslim mesti berlaku adil bla bla dan bla.."

Mereka bahkan melakukan long march sekedar untuk menerapkan perintah Tuhan supaya berlaku adil kepada yang bayar, eh kepada yang sedang dizolimi meskipun ia adalah seorang yang dicap kafir..


Dahsyat memang buah dari ahlak seseorang itu..

Namanya muncul di banyak media sebagai seorang yang sedang melakukan perlawanan kepada pemerintah.

Bahkan beberapa stasiun tivi terkenal -dengan rela dan tanpa dibayar- terus menerus menulis namanya di running teks tanpa lelah, setiap menit bahkan setiap detik jika bisa. Seolah tidak ingin ketinggalan berjuang bersama seseorang yang bekerja tanpa pamrih untuk kesejahteraan umat itu..

Ketika saya mencoba googling siapa saja yang membela HT, saya menemukan fakta yang mengejutkan. Dari Sabang sampe Merauke, ternyata banyak sekali yang bersuara tentang keberadaannya. "Hari Tanoe adalah korban hukum yang sewenang-wenang.." begitu kata mereka dan hampir semua bernada sama.

Saya takjub melihat pembelaan mereka yang begitu massif dan serentak. Sayang saya tidak mencatat siapa saja nama mereka semua karena mereka dari berbagai daerah, hanya yang saya tahu marga mereka semua sama yaitu marga Perindo.

Seharusnya kita mencontoh apa yang sudah dilakukan HT dalam pergaulannya. Ia bisa dengan tenang berdiri di samping Donal Trump yang menunjukkan kelas dirinya. Tetapi ia juga mampu berdiri di mimbar gereja memberikan ceramah tentang keselamatan hidup.

Yang menakjubkan, ia bahkan turun bersafari Ramadhan ke pesantren-pesantren dan disambut dengan sukacita layaknya seorang mualaf yang sudah menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.

Felix Siauw dan Jonru Ginting seharusnya belajar seperti beliau yang tidak memandang ras dan agama dalam bergaul dengan sesama manusia. Bahkan seorang Irena Handono harusnya malu menjelek-jelekan agama sebelumnya, jika melihat bagaimana HT bisa merangkul semua pihak yang berbeda dengannya..

Dan itu karena ahlak. Ahlak yang mulia akan mendapat balasan perlakuan yang mulia pula..

Sudah saatnya pulang, sudah malam..

"Bu, tadi saya kopi dua, tahu isi dua dan bakwannya satu. Berapa semua ?"

"Kalau dengan kemaren, semua jadi dua puluh ribu. Besok sudah gak boleh ngutang, modal saya habis. Kalau gak punya ahlak, gak usah ngopi deh.." si ibu warung cemberut.

Oh maaf, saya belum kasih tahu. Ahlak itu artinya "uang" di kampung saya..


@denny siregar 

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment