Wednesday, July 19, 2017

Gerbang di Surga


DUNIA HAWA Malu juga melihat tayangan seorang bernama Ustad Syam bicara ada pesta seks di surga. Katanya, "Tuhan menjanjikan pesta seks di surga buat lelaki yang menahan hasrat seksnya di dunia." Acara itu tayang di stasiun tipi lagi, dan diucapkan didepan penonton yang semuanya emak-emak.

Saya bukan malu karena pesta seks-nya, tapi karena betapa bodohnya dia. Masih belia usia 25 tahun - itu pasti masa ngaceng-ngacengnya. Karena cenggur, maka dipikirannya seks mulu, sampe di surgapun di pikirannya masih seks. Kebanyakan nonton Mia Khalifah..

Itu tidak lepas dari hadis 72 bidadari di surga, sebuah penjelasan tentang kenikmatan surgawi tetapi dibahasakan dalam bahasa masa arab jahiliyah pada waktu dulu.

Tidak mungkin dimasa kebodohan, dijelaskan kenikmatan surgawi dalam bentuk penjelasan filsafat, karena mereka yang bodoh dan barbar pada waktu itu sama sekali tidak akan mengerti. Akalnya mereka -para kaum arab jahiliyah- dulu masih sangat material. Semua diukur dengan wujud, dengan materi.

Maka ketika Nabi waktu itu mengajarkan perintah Tuhan kepada mereka yang masih memandang material, diberikanlah contoh-contoh yang mudah dipahami -sesuai apa yang mereka kenal waktu itu- untuk keberadaan surga, seperti sungai susu.

Sedangkan di masa sekarang -di ruang-ruang filsafat- surga sudah termaknai dengan bentuk kenikmatan non materi yang jauh dari segala kenikmatan duniawi dari segi apapun. Karena ketika bicara nikmat, ketenangan yang hakiki adalah surga. Sedangkan ketersiksaan batin sudah bagian dari neraka.

Jadi, untuk apa seks di surga? Karena seks membutuhkan nafsu dan nafsu itu hanya milik manusia, bukan ruh-ruh yang tersucikan. Surga itu suci, berarti ruh mereka yang menempati didalamnya akan suci pula.

Tapi bagi anak usia 25 tahun yang mendadak ngustad hanya karena sebuah stasiun telepisi pengen mengambil sudut untuk di kapitalisasi -demi rating, rating dan rating- maka jadilah konsep bidadari menjelma sebagai pornstar. Disana ada gangbang, threesome, bukkake bahkan MILF.

Mungkin juga si Syam ini membayangkan dia bermain jadi supir taksi dan menjemput bidadari-bidadari untuk kemudian di gauli mirip Fake Taxi. Wat de pakkk.

Si Syam boleh saja minta maaf. Tapi persepsi tentang Islam sebagai agamanya kaum ngacengan sudah menyebar dan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

Kalau begini, apakah sudah bisa dikategorikan "menghina Islam?".

Demi Toutatis, secangkir kopi pagi ini pahit. Gula habis rupanya. Seruput dulu biar bisa gangbang di surga

@denny siregar

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment