Monday, December 19, 2016

Mengenal Lebih Jauh Tentang Sperma dan Sel Telur



Dunia Hawa - Sperma dan sel telur merupakan salah satu hal penting dalam proses terjadinya kehamilan. Kesehatan dan kualitas dari sperma dan sel telur juga merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan seseorang. Dengan begitu pentingnya kesehatan dan kualitas sperma dan sel telur dan menentukan terjadinya kehamilan, ada baiknya pasangan suami isteri mengetahui lebih jauh mengenai apa itu sperma dan sel telur sebenarnya. Diharapkan dengan mengetahui lebih jauh, pasangan suami isteri dapat mengetahui bagaimana kualitas sperma yang baik, perjalanan sperma, dan proses pembuahan, sehingga lebih memudahkan dalam menciptakan terjadinya kehamilan dan tentunya juga selain sebagai ilmu pengetahuan.

Sperma


Buah zakar memproduksi ratusan juta sel sperma. Dalam satu kali pancuran, sel sperma memuat dua puluh hingga tiga puluh juta sel sperma. Sel sperma itu bergerak menerobos barisan tanpa menghiraukan apapun seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Sel sperma ini memiliki kepala yang besarnya tidak lebih dari 5N (mikronet), 1N=1/1.000.000m. Sel sperma ini mengandung unsur-unsur ganetik yang di peroleh dari ayahnya yang kemudian akan ditransper kepada anak dengan 23 kromosom. Sel ini memiliki leher pendek yang menjadi kekuatan baginya untuk mengarungi perjalanannya yang panjang. Ia juga memiliki ekor yang panjang yang mengiringi gerakannya dan membantunya berenang. dengan ekor ini dia berjalan. Jika anda mengamatinya melalui mikroskop akan terlihat ada beragam bentuk dan ukuran. Ada yang lemah ada yang kuat,ada yang panjang dan ada yang pendek,ada yang memiliki dua kepala dan ada yang satu kepala,ada juga yang memiliki kepala yang runcing.

Adapun sperma yang sehat dan berkualitas dicirikan sebagai berikut:

• Bentuk sperma yang baik adalah yang berkepala oval atau lonjong dengan ekor yang panjang dan berujung lancip.

• Sperma yang baik berenang maju secara lurus dan cepat

Diantara sel sperma itu ada yang membawa sifat laki-laki (Y) dan ada yang membawa potensi perempuan (X). sel ini berenang hingga terjadi pertemuan antara sel sperma laki-laki dan perempuan.

Pengetahuan modern berhasil menemukan bahwa kontraksi rahim saat berhubungan badan menjadi sebab terhisap dan tertariknya sel sperma hingga bercampur dangan sel telur. Banyak dari sel sperma ini yang mandul. Angkanya kira-kira mencapai 20%. sehingga sejumlah ini tidak bisa membuahi dengan baik.

Sebagian besar darinya mati saat menempuh perjalanan dari penis laki-laki menuju rahim perempuan. Di antara jutaan sel sperma yang berusaha menuju sel telur ini yang sampai di sepertiga akhir tidak lebih dari 500 sel saja. Dari 500 sel ini kemudian ada satu sel yang berhasil menembus sel telur yang tebal.

Video Perjalanan Sperma


Sel Telur


Secara fisik,sel telur perempuan ini termasuk sel yang paling besar. Diameter sel telur ini mencapai 200 mikronet (1/5 milimeter). Padahal kebanyakan sel tidak lebih dari beberapa mikronet (M) saja. Kita tahu sel sperma juga tidak lebih dari 5(M) sehingga sel sperma hanya memberi kontribusi separuh dalam pembentukan janin secara keseluruhan. Sebab masing-masing mengandung 23 kromosom sehingga ketika berkumpul sel telur iti mengandung 46 kromosom. Sel telur kemudian mulai melakukan pembelahan diri. Pembelahan tidak terjadi kecuali sel telur telah keluar dari ovarium menuju rongga rahim dan ketika di dekati oleh sel sperma. Sel telur siap-siap menyambut sel sperma. Siapakah yang mengatur semua ini? Jika ternyata tidak ada sel sperma yang datang, maka sel ini tidak berkembang. Anehnya, sel telur merasakan hal itu sehingga ia tidak membelah diri dan akhirnya mati, keluar dari rahim apa yang kita sebut dengan siklus bulanan.

Pertanyaan yang kemudian muncul, siapa yang bertanggung jawab terhadap jenis kelamin anak? suami atau istri? ataukah keduanya?. Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa yang menentukan laki-laki atau perempuan itu adalah sperma laki-laki. Dalam tubuh setiap manusia terdapat berjuta-juta sel dalam setiap sel (46 kromosom ) terdapat ribuan sifat bawaan. Anda lihat kromosom ini dalam bentuk pasangan, masing-masing terdapat 23 pasang. Sejumlah 22 kromosom bertanggung jawab untuk membentuk tubuh dan sipatnya, sedangkan satu kromosom akan menentukan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Sel telur perempuan mengandung 22 kromosom untuk membentuk fisik dan satu untuk jenis kelamin dan mengandung unsur X atau Y. ketika sel telur perempuan (yang selalu X ) bertemu dengan sperma laki-laki yang berunsur X maka dengan izin TUHAN akan lahir anak perempuan. Jika sel telur perempuan (X) bertemu dengan sel sperma laki-laki(Y) maka dengan izin Tuhan akan terbentuk janin laki-laki. Dengan demikian jelas,yang bertanggung jawab atas terbentuknya jenis kelamin janin adalah sperma laki-laki dan bukan sel telur perempuan.

[dh]

Ahok, Simbol Perlawanan Terhadap Politik Dendam

DUNIA HAWA - Judul itu bukan pujian kepada Ahok, melainkan sudut pandang lain dalam membaca sebuah prahara. Mungkin masih banyak dari kita yang melihat persoalan Ahok secara parsial. Sehingga stuck pada doktrin ulamaisme, ustadisme dan habibisme, bahwa Ahok adalah penista agama.


Kawan-kawan sekalian, perlu disadari bahwa politik yang saat ini kita rasakan adalah prodak sejarah. Seperti politik, sejarah sebuah negara berkaitan dengan politik di negara-negara lain.

Tidak ada satupun sejarah sebuah negara atau sejarah tokoh yang eksklusif nasional. Politik juga demikian, pasti memiliki keterkaitan dengan agenda politik di luar negara tersebut. Hal ini membantu kita membaca taste politik dalam negri.

Kira-kira politik rasa apa yang sedang dimainkan dalam negeri tercinta ini?


Semenjak Jokowi memimpin, entah karena ketegasannya kepada sang mantan atau kepada para koruptor lokal atau karena keangkuhannya menghadapi deputi US. Perang saraf pun dimulai, Jokowi dirusak citranya.

Jokowi menghadapi sengatan stigmatisasi yang mengalir dari nadi publik. Walaupun pada tanggal 9 bulan 6 kemarin, Setiyardi Budiono selaku pemred tabloid Obor Rakyat meminta maaf kepada Jokowi atas perlakuannya merusak Citra Jokowi dengan menstigma masyarakat bahwa Jokowi adalah keturunan Cina dan seorang komunis.

Virus chinaphobia dan komunisphobia ini adalah suplemen politik, virus itu sensitif, mudah membakar objek, karena memang secara historis telah dibius anasir-anasir dendam.

Politik kita rasa dendam. Karena cara ini dianggap sukses menyulut emosi publik, seterusnya akan diberlakukan lagi. Meski trick yang digunakan tak melulu fitnah murahan seperti yang Obor Rakyat lakukan.

Sentimen Agama yang berhasil merawat kebencian, diklaim sebagai arena dansa politik dendam


Ahok melakukan blunder politik, Ahok membuat susah banyak orang, Ahok menjadi berita harian kita, Ahok menyita perhatian dunia. Ahok bukanlah Ahok, Ahok hanya pijakan ideal untuk merenggut tahta kepemimpinan Jokowi.

Tidak ada politik yang eksklusif nasional. Wajar bila ada kecurigaan bahwa sang “mantan” aktif men-download tutorial politik yang diterapkan oleh US untuk menjatuhkan Suriah.

Atau bisa jadi, sang “mantan” adalah deputi terselubung US yang aib-aibnya telah terekam dalam data base central politik dunia. Sehingga bisa dengan mudah diperalat untuk mendukung aneksasi US.

Di lain sisi, ormas-ormas yang saat ini sedang harap-harap cemas, sukses memainkan peran politik sebagai tokoh sentral pemilik kunci surga. Walaupun, mereka riskan dinobatkan sebagai persona non grata.

Ahok berada dalam lingkaran politik dendam yang serius, iapun terancam menyandang gelar sebagai persona non grata juga. Adapun kenyataan menceritakan hal lain. Ahok masih dicintai banyak masyarakat, bahkan yang di luar Jakarta.

Perbedaan metode menimbulkan peperangan mode. Politik kebencian dibalas aksi kesetiaan


Waktu ketua dewan pers menyarankan sidang Ahok tidak disiarkan live, Alifurrahman (CEO seword.com) memberikan reaksi logis. Beliau mempertanyakan alasan mengapa sidang Ahok harus ditutup.

Alifurrahman juga menyinggung perihal dampak bila sidang Ahok disiarkan live, akan mengundang banyak respon positif terhadap Ahok.

Begitu pula saya telah menyadari, bahwa ini adalah upaya untuk merawat kebencian publik yang selama ini menjadi moderasi seluruh gerak perlawanan terhadap Ahok.

Lalu apa yang Ahok lakukan dalam sidang yang pada akhirnya disiarkan live? Ia melontarkan pembelaan diri dan ditutup dengan derai air mata. Yang oleh pasukan kuda dianggap “air mata buaya”.
Terlepas itu air mata buaya atau air mata kuda. Playing victim atau playing muslim, tidak penting. Ahok berhasil menarik perhatian publik nasional dengan daya dobrak yang lebih besar dari sebelumnya.
Bambang Winasis, seorang kepala rumah tangga. Mengupload video berdurasi 11menit 13detik di youtube dengan judul “JANGAN TAKUT HOK… GUE GAK AKAN BIARIN LU SENDIRIAN… GUE BAKAL TEMENIN LU MASUK PENJARA”

Video yang diupload tanggal 15 desember kemarin, melukiskan kepedihan hati seorang Bambang Winasis karena merasa ada ketidakadilan menimpa Ahok.


Bambang menantang pemerintah, khususnya kepolisian. Apabila Ahok dipenjara karena ucapannya itu. Iapun harus dipenjara karena telah mengucapkan kalimat seperti yang Ahok ucapkan.

Di sini saya tak melihat ada sesuatu yang buruk akan menimpa Bambang Winasis, dan saya juga berharap Pak Bambang tidak masuk penjara karena ucapannya.
Yang membuat saya tergerak untuk mengangkat isu ini adalah dorongan nurani yang perlahan teriris gelombang haru karena ternyata, tak selamanya politik dendam harus dibalas dendam. Tak selamanya politik kebencian harus dibalas benci.

Akan ada Bambang Bambang selanjutnya yang siap menjadi martir keadilan untuk menampar wajah para koruptor di tubuh pemerintahan, serta “mantan” yang hatinya dibaluri dengki dan tentunya para fundamentalis bejat yang menyembunyikan hasrat politik di balik daster dan surban.

Telah tiba suatu masa di mana “politik dendam” dibalas dengan “politik cinta keadilan”.

Begitulah kura-kura

@habib acin muhdor


Sang Pengendali Dunia

DUNIA HAWA - Saat Barack Obama terpilih sebagai Presiden Amerika, banyak orang di wilayah Asia dan Afrika yang ikut bergembira dan bereuphoria serta berharap Amerika akan menjadi lebih ramah serta membawa kebaikan bagi hubungan kerjasama Amerika dengan negara negara di Asia dan Afrika mengingat latar belakang Obama yang memiliki ayah seorang muslim Afrika serta masa kecilnya di suatu negara Asia dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi ternyata setelah Obama menjadi presidenpun tidak banyak yang berubah dalam hal kebijakan luar negeri Amerika.


Saat Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika banyak yang meramalkan bahwa kebijakan luar negeri Amerika juga akan mengalami perubahan yang signifikan tapi saya yakin hal itu juga tidak akan terjadi. Siapapun yang menjadi presiden Amerika tidak akan bisa merubah kebijakan luar negeri Amerika secara total karena sesungguhnya ada suatu “Pemerintahan Bayangan” ataupun “Tangan Tak Terlihat” (Invicible Hand) yang ditakuti oleh semua kalangan politisi Amerika baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik, anggota Senat dan Kongres Amerika bahkan oleh Presiden Amerika sekalipun.

Saya tidak sedang bicara soal teori konspirasi konyol bin abal-abal tentang Illuminati dan Freemasonry yang bahkan dipercaya dan disebarkan oleh (yang katanya) “ilmuwan” muslim Harun Yahya sekalipun. Saya bukanlah penggemar mitos teori konspirasi abal-abal yang bahkan juga dipercaya oleh seorang mantan presiden partai agama di negeri ini. Tapi apa yang saya tuliskan ini adalah suatu fakta yang benar-benar ada meskipun “disembunyikan” dan tidak diakui oleh hampir semua politisi di Amerika. 

Di Amerika terdapat sebuah lobby politik bernama American-Israel Public Affair Committee (AIPAC), yang dikenal sebagai organisasi lobi yang paling kuat dan paling berpengaruh di Washington dengan anggaran per tahunnya yang bisa mencapai lebih dari 70 juta dollar. Dibandingkan dengan lobby politik yang pro Arab di Amerika, lobby pro Israel ini memiliki kekuatan 145 : 1 sehingga bisa dikatakan bahwa lobby ini tak bisa ditandingi oleh lobby politik manapun yang ada di Amerika.

Kaum Yahudi sebenarnya hanya mempunyai populasi sekitar 6 juta orang saja di Amerika atau hanya sekitar 2,3% populasi Amerika, dimana sekitar 89% di antaranya tinggal di 12 negara bagian yang terpenting di Amerika Serikat. Sehingga dengan kebijakan politik electoral votes yang berlaku di Amerika maka di 12 daerah pemilihan penting itu saja sudah cukup untuk memilih seorang Presiden Amerika Serikat. 

Itulah sebabnya tidak ada satupun politisi, anggota Senat, anggota Kongres bahkan Presiden Amerika yang berani mengkritik dan bersuara lantang terhadap Yahudi karena hampir bisa dipastikan karir politik mereka akan segera habis, contohnya adalah Paul Findley, mantan anggota Kongres dari Partai Republik asal Illinois, dan James Atkins, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Arab Saudi, yang langsung habis karir politiknya karena pernah berusaha membongkar kedok AIPAC ini.

Sejak tahun 1976 terdapat 124 Komite Aksi Politik (PAC) yang pro Israel di Amerika. Para pelobi politik pro-Israel juga melakukan tugasnya bagaikan ''perang suci agama'' (seperti halnya kaum militan dan radikal di negeri ini). Hasilnya, banyak kalangan non-Yahudi yang kemudian bersikap lebih pro-Israel daripada kaum Yahudi sendiri. Setiap jajak pendapat menjelang pemilihan umum menunjukkan, kaum Yahudi dan non-Yahudi pro-Israel hampir selalu menjadi kelompok penentu kemenangan pemilu di Amerika Serikat.

Kaum Yahudi di Amerika sadar bahwa posisi negara Israel senantiasa terancam dan sangat rentan untuk diserang oleh negara negara Arab. Oleh karena itu mereka berusaha memastikan kelanggengan keberadaan negara Israel dengan cara memastikan kuatnya cantolan politik mereka di Amerika sebagai negara terkuat di dunia saat ini. Maka jangan heran jika kaum Yahudi Amerika sangat mencintai politik lebih dari kaum yang lain. 

Seorang politisi ataupun kandidat senator yang pro-Israel bisa menerima uang sumbangan dari kaum Yahudi sebanyak 10-20 kali lipat lebih banyak ketimbang kandidat lain. Mereka juga akan berusaha memastikan kandidat yang pro Israel tersebut menang dengan cara apapun termasuk dukungan media, donasi kampanye, akses politik dan sebagainya.

Mereka juga bisa memboikot seorang politisi yang dianggap kurang pro Israel untuk mematikan karir politiknya. Tapi boikot yang mereka lakukan bukan dengan cara teriak teriak di jalanan, melakukan kekerasan dan aksi konyol kelas amatiran dan level rendahan seperti di negeri ini yang justru membuat kedok mereka terbongkar dan ditertawakan orang. Mereka melakukannya dengan cara yang sangat cerdas, halus, canggih, tersembunyi, diam-diam dan sulit dibuktikan. Raja media dan salah satu orang terkaya di dunia, Ted Turner boss CNN, pun sempat ketakutan dan minta ampun kepada mereka hanya karena CNN pernah satu kali menayangkan iklan kemanusiaan yang menunjukkan rasa simpati terhadap rakyat Palestina.

Kesaktian lobby ini juga pernah terlihat saat Presiden Bill Clinton hampir dipecat (impeachment) gara gara kasus skandal sex dengan sekretarisnya yang bernama Monica Lewinsky. Bahkan untuk mengalihkan isu dan tekanan tersebut, Bill Clinton pernah mengirimkan bom ke Irak namun tetap saja tidak berhasil mengalihkan isu pemecatan atas dirinya tersebut. Baru setelah dia “sowan” dan merunduk kepada para pemuka agama Yahudi / Rabbi di Amerika dan mencium tangan mereka maka kasus tersebut menguap dan langsung hilang begitu saja sehingga posisinya sebagai Presiden Amerika tetap aman.

Diantara bukti tekanan dan kemampuan lobby ini dalam mengendalikan kebijakan luar negeri Amerika (terutama yang berhubungan dengan wilayah Timur Tengah) adalah : menekan pemerintah Palestina melalui surat yang ditandatangani oleh 259 anggota kongres dan 79 senator untuk memaksa Uni Eropa dan Amerika Serikat tidak memberikan bantuan kepada Otoritas Palestina sebelum mencapai persyaratan internasional, menjamin perolehan bantuan luar negeri untuk Israel yang mencapai US$2.52 triliun pada tahun 2006 dan dukungan ekonomi serta militer, melarang bantuan dan kontak Amerika Serikat dengan Hamas sampai pemimpinnya mengakui keberadaan negara Israel, mencap stasiun televisi Hezbollah sebagai agen teroris melalui surat Presiden Bush yang ditandatangai oleh 51 senator dan meningkatkan bantuan militer kepada Israel mencapai US$ 1 triliun dalam bentuk bantuan pemerintah.

Kasus Suriah juga ditengarai tidak luput dari operasi intelijen yang melibatkan lobby politik yang sakti mandraguna ini. Hal ini terbukti saat Menteri Pertahanan Israel mengatakan bahwa Bashar Asaad adalah musuh yang harus digulingkan. Negara negara di Timur Tengah akan selalu diadu domba, dipecah belah dan dilemahkan agar mereka tidak bisa bersatu sehingga menjamin stabilitas dan keamanan Israel di kawasan tersebut. 

Terbukti saat ini Libya, Irak, Suriah, Yaman dan Mesir yang merupakan musuh musuh yang potensial bagi Israel dibuat hancur dengan strategi Perang Saudara yang dipicu oleh isu sektarian dan SARA. Dimanapun orang-orang yang bodoh dan keras kepala memang akan selalu menjadi korban kepintaran, kecerdikan dan kelicikan dari orang orang yang memiliki IQ yang jauh lebih cerdas dan lebih canggih daripada dirinya.

Saya tidak membenci Yahudi, Israel atau manusia manapun. Bagi saya semua orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan apapun agama, suku, bangsa, ras maupun warna kulitnya. Saya hanya berusaha membela keadilan dan kemanusiaan. Rakyat Palestina yang dijajah dan ditindas oleh Israel harus dibebaskan sebagaimana rakyat Tibet juga harus dibebaskan dari penindasan Cina. Saya membela hak rakyat Palestina dengan kadar yang sama dengan pembelaan saya terhadap rakyat Tibet. 

Tapi saya juga membela Israel saat ada orang yang jingkrak jingkrak kegirangan karena Israel terkena kebakaran hebat kemarin dan menganggapnya sebagai hukuman Tuhan. Sungguh hanya orang yang sakit jiwa saja yang bisa berbahagia dengan penderitaan sesamanya yang lain. 

Saya menuliskan hal ini karena rasa prihatin saya dimana masih sangat banyak orang di negeri ini yang selalu mencampuradukkan antara agama yang sebenarnya bersifat ruhaniah dengan politik yang sebenarnya bersifat duniawiah sehingga keduanya malah menjadi kotor dan semakin kacau.

Salam Cerdas. Beda pendapat boleh, Goblok jangan.......

@muhammad zazuli


Tuhan Itu Hoax

DUNIA HAWA - Tuhan itu ternyata hoax... Tuhan seharusnya sangat Perkasa dan Maha, masak dibela-bela? Berarti Tuhan itu hoax..


Tuhan seharusnya Maha adil. Tapi bunda Theresa yang bekerja sepanjang hidupnya menolong rakyat jelata harus masuk neraka, sedangkan yang duduk-duduk di majelis megah ber-ac dan cuman cerita-cerita tentang surga neraka otomatis masuk surga. Ah, dimana keadilan Tuhan? Tuhan itu ternyata hoax..

Tuhan itu seharusnya sifatNya Maha pengasih dan Maha penyayang, tapi kenapa kok namaNya banyak diteriakkan dibarengi kata-kata "bunuh", "penggal", "halal darahnya" ? Ah, hoax Tuhan itu..

Tuhan itu seharusnya ditemukan di tempat sepi di malam hari saat sedang tafakur mengupas diri, kok ini malah ada di jalan-jalan sweeping mereka yang memakai aksesoris natal? Hoax bukan Tuhan itu?

Tuhan itu seharusnya menciptakan manusia setara meski mereka berbeda, tapi kenapa Tuhan hanya mengijinkan satu golongan saja masuk surga? Ah, Tuhan... Engkau ternyata hoax..

Tuhan itu seharusnya dengan melihat ciptaanNya saja - seperti daun jatuh -sudah menunjukkan kekaguman kita akan Maha karyaNya, masak Tuhan harus menuliskan namaNya di awan atau di kepala seekor ikan hanya supaya Ia dikenal? Gak masuk akal kan Tuhan sekerdil itu? Pasti itu Tuhan hoax..

Tuhan itu seharusnya menciptakan akal pada manusia sebagai instrumen dahsyat yang tidak akan pernah tertandingi oleh apapun di dunia, masak akal yang katanya hebat itu malah menyalahkan sebuah masalah pada mesin di Facebook? Ah, ada-ada aja Kau, Tuhan... Begitu hoaxNya diriMu..

"Denny, kamu bicara apa? Masak Aku dikatakan hoax?"
"Maaf, Tuhan.. Lalu Kau ini apa??"
"Aku adalah ketik like, amin dan share lalu disebar secepat cahaya..."

#gigit2benderakhilafah...#

@denny siregar

Jalan Menuju Perang Dunia III

DUNIA HAWA - Perang Dunia I terjadi pada tahun 1914 – 1918 yang dipicu oleh pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand dari Austria oleh seorang nasionalis Yugoslavia. Hanya dalam hitungan minggu semua kekuatan besar terlibat dalam perang ini dan terus menyebar ke seluruh dunia. Dunia terbagi menjadi dua kekuatan besar yang bertentangan, yaitu Sekutu (yang terdiri dari Inggris, Prancis, Rusia dan Amerika) serta Blok Sentral (yang terdiri dari Jerman, Austria, Hongaria, Italia dan Kekhalifahan Turki Utsmani) beserta semua sekutu dan koloni koloni mereka. Perang ini melibatkan 68 juta pasukan dan mengakibatkan 39 juta orang tewas. 


Perang ini dimenangkan oleh pihak Sekutu sekaligus mengakhiri kekaisaran Jerman, Turki, Austria-Hongaria serta terbentuknya negara-negara baru di Eropa dan negara-negara baru di Timur Tengah (yang semula termasuk ke dalam wilayah Kekhalifahan Turki yang kemudian menjadi koloni dan jajahan Barat) serta berdirinya Liga Bangsa-Bangsa. Pada masa ini Indonesia masih masuk ke dalam jajahan Belanda.

Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939 – 1945 yang dipicu oleh invasi NAZI Jerman terhadap Polandia. Perang ini melibatkan sebagian besar negara di dunia yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan yaitu Sekutu (yang dipimpin Franklin D. Roosevelt, Winston Churchill dan Joseph Stalin) dan Poros (yang dipimpin Adolf Hitler, Bennito Mussolini dan Kaisar Hirohito). Perang paling dahsyat sepanjang sejarah dunia ini melibatkan 100 juta pasukan dan menewaskan sekitar 70 juta orang. 

Perang ini berakhir dengan kemenangan Sekutu dan kehancuran Jerman Raya (Third Reich / Kekaisaran Ketiga), Fasisme Italia dan Kekaisaran Asia Timur Raya / Jepang. Perang ini juga memunculkan dua kekuatan Super Power baru yaitu Amerika dan Uni Soviet serta terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia merdeka setelah Hiroshima-Nagasaki dibom nuklir oleh Amerika yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Pasca Perang Dunia II, dunia memasuki Fase Perang Dingin dimana persaingan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet semakin meningkat dan menciptakan konflik dan ketegangan di seluruh dunia. Dunia seolah terbagi menjadi dua kekuatan besar yaitu Blok Barat (Kapitalisme) yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya, dengan Blok Timur (Komunisme) yang dipimpin oleh Uni Soviet beserta sekutu-sekutunya. 

Perang Dingin ini mengakibatkan ketegangan tinggi di berbagai penjuru dunia yang pada akhirnya memicu berbagai konflik militer regional seperti Blokade Berlin yang menciptakan Jerman Barat dan Jerman Timur (1948–1949), Perang Korea yang menciptakan Korea Utara dan Korea Selatan (1950–1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal Kuba (1962), Perang Vietnam antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan (1959–1975), Perang Yom Kippur di Israel (1973), Perang Afganistan (1979–1989) dan juga pemberontakan G 30 S PKI di Indonesia yang meruntuhkan Orde Lama (rezim Soekarno) dan memunculkan Orde Baru (rezim Soeharto).

Perang Dingin bisa saja membawa dunia menuju Perang Dunia yang ketiga. Tapi keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991 sempat menghapus kekhawatiran tersebut. Pada tahun 1993 Profesor Samuel Huntington dari Harvard University mengemukakan teori Clash of Civilization yang mengatakan bahwa setelah Perang Dingin berakhir (dimana Uni Soviet runtuh dan Amerika tampil sebagai pemenang tunggal) maka perang berikutnya yang akan terjadi adalah antara dunia Barat dengan kelompok radikal berbasis agama. 

Kebencian Dunia Islam terhadap Barat sudah dimulai sejak era Perang Salib (1095 – 1274 M), kekalahan dan kehancuran Kekhalifahan Turki Utsmani pada Perang Dunia I, dendam karena penjajahan dan kolonisasi negara negara Timur Tengah oleh Barat pasca Perang Dunia I serta pendudukan paksa tanah Palestina oleh Israel yang didukung oleh negara negara Barat yang memicu solidaritas muslim sedunia.

Kebencian Dunia Islam terhadap Barat inilah yang melahirkan radikalisme dan terorisme Islam yang anti terhadap Barat. Tragedi WTC pada 11 September 2001 yang dilakukan oleh kelompok teroris global Al Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin yang menewaskan sekitar 3.000 orang membuka babak baru dalam konflik global antara Barat dan Dunia Islam. Amerikapun menyerukan Perang Global terhadap terorisme yang berlanjut pada penyerangan terhadap Afghanistan untuk menangkap Usamah dan penyerangan terhadap Irak dengan dalih palsu untuk menghancurkan senjata kimia pemusnah massal. Peristiwa ini justru semakin menambah kebencian dunia Islam terhadap Amerika dan membangkitkan jutaan generasi militan dan radikal di berbagai penjuru negara Islam.

Krisis Suriah pada tahun 2011 dan terpilihnya Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia pada tahun 2012 membawa babak baru dalam hubungan antara Islam, Barat dan Rusia. Di bawah kepemimpinan Putin, Rusia ingin kembali tampil sebagai kekuatan penyeimbang bagi Amerika. Krisis Suriah menjadi semakin melebar dan berkepanjangan karena banyaknya intervensi asing yang turut bermain didalamnya termasuk keterlibatan “jihadis” dari 83 negara (yang sebagian besar tergabung dalam kelompok teroris ISIS) . 

Banyak pengamat yang menganggap Konflik Suriah ini merupakan Perang Proxy antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (beserta NATO, Israel, Arab Saudi, Turki dan Qatar) melawan Blok Timur yang dipimpin oleh Rusia. Berkaca dari pengalaman sejarah sebelumnya, konflik Suriah ini sebenarnya bisa saja membuka jalan bagi terjadinya Perang Dunia III.

Untunglah konflik Suriah yang melibatkan banyak negara yang bermain di belakangnya tersebut tidak terjadi pada 60 tahun yang lalu dimana internet, tehnologi informasi digital dan era keterbukaan informasi belum ada. Di jaman dahulu, sentimen, asumsi, prasangka, opini dan kebencian bisa dengan cepat menyebar dan menciptakan konflik yang meluas serta berkepanjangan. Tapi dengan adanya keterbukaan informasi di jaman ini maka orang akan bisa secara bebas mendapatkan informasi dari berbagai sudut pandang (termasuk informasi sampah dan hoax sekalipun) sehingga bisa lebih memilih dan memilah serta mengambil kesimpulan dan keputusan yang lebih tepat sebelum semuanya menjadi terlambat.

Sekarang semuanya kembali kepada kita. Apakah kita bisa memilih dan mencerna seluruh informasi yang bertebaran di sekitar kita kemudian mengambil sikap serta langkah yang tepat yang bisa membawa dunia ini menjadi lebih baik, lebih damai dan lebih adil ataukah kita justru akan terjebak pada berbagai informasi salah yang sengaja ditebarkan oleh pihak pihak tertentu yang memiliki agenda untuk merusak dan mengadu domba serta menciptakan perpecahan.

Ancaman menuju Perang Dunia akan selalu ada selama ego, ambisi, keserakahan dan kebencian masih bisa bersarang di hati manusia. Kitalah yang bisa memilih apakah kita akan berdamai dengan diri sendiri, sesama, seluruh alam dan seluruh makhluk (rahmatan lil alamin alias menjadi terang bagi dunia) ataukah kita memilih akan menjadi agen kegelapan bagi kehancuran dunia. Tuhan menghendaki kedamaian dan bukannya permusuhan. Perang bukanlah sesuatu yang ditakdirkan oleh Tuhan tapi diciptakan oleh manusia itu sendiri. Konsep “Permusuhan Abadi” hanyalah mitos jaman kuno yang terus digaungkan meski sebenarnya tidak sesuai dengan kebenaran yang hakiki dan universal.

Perdamaian dan permusuhan sesungguhnya hanya berasal dari hati. Kasih dan benci juga berasal dari hati. Iblis dan malaikat juga tercipta dari hati. Bahkan surga dan nerakapun sebenarnya muncul dari dalam hati. Pertanyaanya adalah masihkah kita peka dan bisa mendengar Suara Hati Nurani kita sendiri?

Salam Damai

@muhammad zazuli


Politik Plus Agama, Kombinasi yang Mematikan

DUNIA HAWA - Dalam sejarah dunia, para penguasa politik seringkali menggunakan dalih dalih agama untuk melanggengkan kekuasaannya. Para Pharaoh / Firaun di Mesir dianggap sebagai wakil para dewa sehingga jika berani melawan mereka sama saja dengan melawan kehendak para dewa. Para kaisar di Jepang dianggap sebagai keturunan dewa Matahari sehingga dosa besar hukumnya jika berani melawan apalagi melengserkan mereka. Begitu juga dengan berbagai bangsa dan peradaban lain dalam sejarah dunia kuno dimana para penguasa selalu dimistifikasikan, disimbolkan dan dianggap sebagai representasi dari kehendak Tuhan.


Hal yang sama juga terus berulang hingga hari ini. Perang Salib yang berlangsung antara tahun 1095 – 1274 M dan dimulai oleh pihak Kristen Eropa sebenarnya juga hanyalah ambisi para bangsawan Eropa yang serakah untuk merebut wilayah, kekuasaan dan kekayaan dengan menghembuskan isu-isu agama sehingga massa akan lebih mudah dimobilisasi dan dimanipulasi untuk “bersedia mati demi Tuhan” sehingga ambisi dan tujuan para penguasa serakah tersebut bisa terwujud. 

Inquisisi Spanyol pada abad ke 16 dimana para penguasa membunuh dan menyiksa banyak orang dengan dalih agama juga pernah terjadi. Pembantaian terhadap 1.800.000 orang Kristen Armenia pada masa Perang Dunia I oleh Kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1915 – 1916 juga pernah terjadi. Penjajahan dunia Barat terhadap berbagai negara di Asia dan Afrika selama abad 17 – abad 20 juga menggunakan dalih agama “Gold, Gospel, Glory” (emas, injil dan kemenangan).

Merebaknya terorisme global, kebangkitan kaum radikal dan kekerasan agama di seluruh dunia pada abad 21 ini juga tidak bisa dilepaskan dari kombinasi rumus maut antara agama dan politik ini. Penguasaan dan pendudukan paksa Israel atas tanah Palestina juga dimotivasi oleh mitos religius “Tanah Perjanjian Tuhan”. Dukungan Amerika dan Eropa kepada Israel juga tidak terlepas dari unsur sentimen agama. 

Perlawanan bangsa Palestina dan seluruh dunia Islam terhadap Amerika dan dunia Barat yang dianggap telah ikut melindungi Israel juga dimotivasi oleh keyakinan bahwa “Perang Akhir Jaman” itu memang harus terjadi. Mitos permusuhan abadi menjadi bumbu dan penggerak paling utama bagi perseteruan bangsa-bangsa yang memegang rumus kombinasi maut antara agama dan politik tadi.

Bangkitnya teroris Al Qaeda, ISIS, Boko Haram, Abu Sayyaf, Thaliban serta kehancuran Mesir, Libya, Yaman, Irak dan Suriah karena perang saudara juga terjadi karena ada sebagian kelompok yang memainkan isu serta rumus kombinasi maut agama-politik tadi. Bangsa ini juga sempat hingar bingar di saat Pilkada DKI 2012, Pilpres 2014 serta kini Pilkada DKI 2017 dimana ada sebagian golongan yang tetap saja bermain api dengan memainkan kombinasi rumus maut antara agama dan politik tadi.

Mengapa kombinasi agama-politik selalu menjadi isu yang menarik dan efektif untuk dijalankan di negara negara yang masih belum maju dan tertinggal? Sebabnya adalah di negara negara tersebut orang masih sangat mudah dimanfaatkan, dimanipulasi, dihasut, diprovokasi, dipecah belah dan di adu domba dengan menggunakan isu-isu agama yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi dengan realitas dunia modern. 

Politik kebencian untuk menghancurkan pihak lawan sangat mudah dijalankan dengan cara memanfaatkan dalih agama, bersembunyi di balik topeng agama dan mengatasnamakan “kehendak Tuhan”. “Saya pejuang Tuhan yang pasti benar sedang kamu musuh Tuhan yang pasti salah jadi kamu harus hancur dan aku yang harus menang” adalah slogan, logika sekaligus filosofi yang mendasari para pengikut dan pemuja “Agama Politik” tadi.

Itulah sebabnya kita melihat bahwa para tokoh agama yang sejati tidak mau terlibat terlalu dalam dan terlalu jauh dalam urusan politik. Agama adalah bersih (karena agama sejati hanya mengajarkan kedamaian, kebajikan dan kebijaksanaan) sedang politik adalah kotor (karena politik duniawi selalu muncul dari ego, keserakahan dan kepentingan). Menggabungkan antara yang bersih dan yang kotor hanya akan menciptakan warna abu-abu yang tidak jelas dan membingungkan. 

Fakta menunjukkan bahwa negara negara agama seperti di Timur Tengah justru menjadi negara negara yang sengsara dan terus dirundung konflik berkepanjangan sedangkan negar negara sekuler seperti di Eropa Barat justru terbukti menjadi negara negara yang paling maju, cerdas dan makmur. Hanya para politikus agama ataupun para pedagang agama saja yang selalu membawa-bawa dalih agama demi mencapai ambisi dan tujuan politisnya. Kesalahan sejarah akan terus terjadi jika kita tetap mempertahankan pola pikir dan cara-cara lama kita yang sudah usang dan tidak relevan dengan jaman.

Meminjam ungkapan yang saat ini lagi populer : Politik campur agama? Kelar idup loe !!

Salam Waras dari hati nurani yang terdalam.......

@muhammad zazuli