Sunday, December 11, 2016

Bahrun Naim, Dalang Aksi Bom di Indonesia

Penjahat Bertopeng Agama


DUNIA HAWA - Kabag Mitra Divisi Humas Polri, Kombes Awi Setiyono mengatakan, tiga tersangka pemilik bom yang ditemukan di sebuah rumah kontrakan di Bintara, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12/2016), merupakan anggota kelompok teror Bahrun Naim.


Kembali, nama Bahrun Naim disebut. Sebelumnya, Bahrun juga diduga berada di balik aksi teror bom di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Siapa Bahrun Naim?


Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan merupakan eks narapidana kepemilikan senjata api dan bahan peledak. Naim ditangkap Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada November 2010.

Sebagai barang bukti dalam penangkapan itu, Densus 88 menyita 533 butir peluru laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 99 milimeter.

Namun, dalam proses penyidikan kasus Naim, kepolisian tidak menemukan adanya keterkaitan Naim dengan tindakan terorisme.

Alhasil, pada persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta, Jawa Tengah, 9 Juni 2011, majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara 2 tahun 6 bulan bagi Naim karena melanggar Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak.

Seusai menjalani hukuman, ia bebas sekitar Juni 2012.

Menurut catatan Satuan Tugas Khusus Antiteror Polri, Naim diduga telah melakukan baiat atau menobatkan diri sebagai bagian dari Negara Islam di Irak dan Suriah pada 2014. Di tahun yang sama, Naim menuju Suriah.

Dugaan keterlibatan Naim dalam berbagai rencana aksi teror di Tanah Air telah dideteksi pada Agustus 2015.

Otak Serangan Teror


Naim diduga menjadi otak rencana serangan teror di sejumlah lokasi di Solo, Jawa Tengah, pada perayaan kemerdekaan RI.

Dalam operasi penangkapan terduga teroris sepanjang Agustus 2015 di Solo, Satgasus Antiteror Polri menangkap empat orang. Mereka ialah Ibadurrahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, Giyanto alias Gento, dan Sayfudin al-Fahmi alias Udin.

Lalu, Naim juga diduga merencanakan berbagai aksi teror di akhir tahun. Namun, operasi Satuan Tugas Khusus Antiteror Polri menggagalkan upaya itu dengan menangkap 14 terduga teroris di berbagai lokasi, seperti Cilacap (Jawa Tengah), Sukoharjo (Jawa Tengah), Bandung (Jawa Barat), Bekasi (Jawa Barat), dan Koja (Jakarta Utara).

Apabila di Solo Naim berkoordinasi langsung dengan Ibad, untuk aksi akhir tahun ia berkomunikasi intensif dengan Abu Jundi alias Abdul Karim.

Abu Jundi diduga menerima dana dan rencana aksi dari Naim. Abu Jundi telah ditangkap Satgasus Antiteror Polri pada Sabtu (19/12/2015) di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Namun, Naim tidak hanya berkomunikasi dengan Abu Jundi. Sejumlah sel-sel jaringan terorisme lain diduga juga telah berkoordinasi dengan Naim.

Propaganda


Untuk menyebarkan propaganda, meski belum dapat dikonfirmasi, terdapat sebuah situs web yang diduga dikelola oleh Naim.

Di dalam laman tersebut, Naim memperkenalkan diri sebagai analis, strategi, dan kontra intelijen. Situs tersebut mulai menerbitkan berbagai propaganda teror pada Agustus 2013.

Berbagai tulisan yang diunggah di situs tersebut memberikan "ilmu" untuk membuat bahan peledak secara otodidak.

Misalnya, remote bom dengan media bel pintu, granat dan bom lempar rakitan, serta detonator jenis TATP.

Tidak hanya bahan peledak, sejumlah tulisan di situs tersebut juga memberi pelatihan untuk membuat senjata rakitan.

Selain itu, Naim memberikan kursus singkat untuk menjadi penembak jitu (sniper). Tak hanya itu, ia juga menggagas konsep perang gerilya di hutan menjadi perang kota dengan sasaran utama aparat keamanan dan warga negara asing.

Naim juga memuji serangan bom di Paris, Perancis, November 2015. Ia menyebutkan, delapan pemuda yang melakukan serangan merupakan pemuda terbaik, bahkan tidak segan pula ia menyatakan, serangan bom Paris memberi inspirasi untuk melakukan hal serupa di tempat lain.

Konser Bom


Terkait riwayat jaringan terorisme, Naim sempat tercatat bergabung dengan Jamaah Anshorut Tauhid pada medio 2008.

Namun, dalam merencanakan aksi pada akhir tahun 2015 hingga sejumlah aksi bom di Jakarta, Naim memanfaatkan keberadaan sel-sel jaringan terorisme terpisah yang telah mendukung ISIS.

Layaknya serangan bom Paris yang dianggap inspiratif, Naim memang merencanakan konser bom.

Adapun konser bom ialah aksi teror yang dilakukan dengan menggunakan bom berdaya ledak rendah hingga sedang di sejumlah lokasi dalam waktu yang nyaris bersamaan.

Selain itu, pelaku terorisme juga melakukan penembakan yang mengincar aparat keamanan dan masyarakat.

Kemudian, apa target Naim melakukan aksi tersebut?

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, teror itu dilakukan sebagai upaya Naim untuk mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin ISIS di wilayah Asia Tenggara, serta ambisinya membentuk Katibah Nusantara.

Tito memastikan, aparat keamanan, terutama Satgasus Antiteror Polri, telah mengetahui pergerakan lain jaringan teroris yang terkait dengan Naim.

Dari kasus terpidana kepemilikan senjata api seorang diri yang kemudian telah bebas dari penjara, Naim telah bermetamorfosa menjadi pemimpin jaringan ISIS di Indonesia.

Benarkah demikian?

Kita tunggu kerja aparat kepolisian untuk mengungkap seberapa dalam jaringan Naim ini bekerja.

@febry indra gunawan sitorus

Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara. 

Pelaku Rencana Bom Bunuh Diri Bekasi ; (Seperti) Babon yang Hendak Kawin

DUNIA HAWA - Ini hanya persoalan “burung” aja sebenarnya. Sumpah. Setelah menjadi “pengantin” dengan janji-janji untuk “mengawini” bidadari surga, republik ini dikejutkan oleh babon bernama Dian Yulia Novi. Sebelum perempuan yang satu ini, pelaku teror dan atau bom bunuh diri di republik ini berjenis kelamin laki-laki. Melalui doktrin modar syahid, janji dapet bidadari, tentu saja si Yulia ini bukan tipe LGBT, dan karena itu mustahil mengharap bidadari.


Kan nggak logis jika anda pengin modar, anda perempuan, dan anda pengin kawin dengan bidadari? Muncullah postulat “bidadara”. Supaya adil. Laki-laki, di surga, dapet bidadari; sedang perempuan, di surga dapet bidadara.

Konsep “bidadara” sendiri merupakan konsep yang tak jelas. Kagak ada dalil khusus (dalam Qur’an maupun Hadis) yang menunjukkannya, dibanding dalil yang memaparkan tentang bidadari. Paling jauh, ulama berselisih pendapat tentang “bidadara” dan hanya merujuk dari dalil-dalil umum (‘amm), misalnya di dalam surga itu para penghuninya mendapatkan segala apa yang diinginkannya.

“(yaitu) syurga ‘Ada yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang bertakwa” (QS An-Nahl : 31)

“Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)” (QS Al-Furqoon : 16)

Dan syahwat, bukankah termasuk dalam keinginan itu?


Perkara syahwat adalah perkara fitrah, tak hanya manusiawi, malah hewani juga. Dian Yulia Novi, setelah didoktrin modar syahid dan janji-janji mendapatkan bidadara, dia tentu juga ingin “melampiaskan id”—meminjam konsep Freudian—di surga nanti. Nah, persoalan burung kan?


Saya khawatir, “burung” punya suaminya terlalu “aneh” untuk dia. Lalu, si Novi ingin coba-coba “burung” yang lain. Tentunya, “burung” ini harus “islami”. Tak boleh yang lain. Apalagi haram. Harus halal-lah. Malah, harus kekal. Kenikmatannya tak lekang oleh ruang dan waktu. Harus kejar-kejaran dulu. Persis seperti babon yang hendak kawin!

Sayang seribu sayang, sebelum si babon meledakkan diri, polisi telah mencokoknya. Janji bidadara menguap seketika. Bayangin saja: Andai polisi tak bergerak cepat, lalu si Novi ini berhasil melaksanakan niatnya untuk meledakkan diri, hari ini republik ini akan kembali berduka. daya ledak bom yang dimilikinya luar biasa. Istana presiden kita akan hancur luluh-lantak seisi-isinya. Na’udzubillah.

Pengalihan Isu?


Lalu, jika ada lagi orang yang mengatakan bahwa penangkapan teroris perempuan ini hanyalah pengalihan isu belaka, sudah saatnya kita kirim petasan ke mulutnya. Biar merasakan betapa sakitnya mulut yang robek-robek.

Saya tak menyangkal teori pengalihan isu memang ada. Bila anda belajar komunikassi massa, anda akan temukan satu konsep yang disebut “Setting Agenda”. Seorang profesor jurnalistik bernama Maxwell memperkenalkan teori ini tahun 65-an. Pengalihan isu menjadi bagian (inhern) dalam teori ini. Untuk mendapatkan gambaran mudah tentang pengalihan isu, bayangkan anda sedang meneteki balita:

Balita anda mendadak menangis. Entah apa sebabnya, anda kurang jelas. Anda sudah kasih ASI, tetap menangis dia. Lalu anda mengalihkan perhatian balita anda, misalnya dengan cara menunjuk-nunjuk, atau menakut-nakuti, “Awas, ada habib. Jangan nangis. Ntar di bom!”

Nah, perkataan anda yang seperti itu, bermaksud hendak mengalihkan perhatian balita anda agar berhenti menangis.

Jika penangkapan teroris babon ini dianggap pengalihan isu, kepada orang yang berkata seperti itu perlu ditanya: Dialihkan dari apa kepada apa? Apakah dari kasus Ahok? Apakah dari pencitraan Jokowi? Apa anda masih menganggap bahwa pemerintahan Jokowi-JK saat ini sedang melemah? Apakah dengan cara isu dialihkan ke soal terorisme, lalu perhatian anda terhadap kasus Ahok akan berkurang?

Mau dialihkan isunya atau tidak, babon bernama Yulia itu ada kan? Punya bom kan? Punya suami juga kan? Telah membuat surat yang isinya seperti ini kan?

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillah….

Segala puji bagi Allah Ta’alla kabb semesta alam. Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Wahai mujahidku…

Kita berjumpa dan berpisah karena Allah SWT dan mengharapkan ridho-Nya…Bismillah. Puji syukur Allah Ta’alla telah memperjodohkan kita walau hanya sekejap. Mungkin tak banyak kenangan di antar kita, namun Alhamdulillah sudah lebih cukup bagiku merasakan indahnya sebagai istri walau kusadar masih jauh dari predikat istri sholehah.

Dan Afwan A Bila saya selama menjadi istri Aa mempunyai banyak salah dan dari segala sikapku yang kurang berkenan di hati antum, saya berharap Aa dapat mengikhlaskan dan meridhai kepergianku, karena kusadar ridha dan keikhlasan Aa sebagai suami sangat penting untukku.
Doakan saya juga supaya daganganku juga diterima di sisi-Nya dan mendapatkan nikmat syahid…Amiin Allohumma Amiin.

dan seiringnya waktu Alhamdulillah cinta itu tumbuh dan semoga abadi sampai jannah-Nya.

Perhatikanlah tulisan yang saya cetak tebal dan miring itu: Doakan saya supaya daganganku juga diterima. Anda mungkin kurang mengerti kalimat ini berasal dari mana. Apakah si Yulia ini dagangan baju, kaos Alumni 212, atau dagangan apa yang dia maksud?

Bukan!

Itu bukan dagangan dunia. Yulia—seperti dokterin modar syahid yang telah ia terima—mendasarkan ucapan dalam tulisannya itu berdasarkan ayat al-Qur’an berikut ini:

“Sesungguhnyà Allah telah membeli dari orang-orang mü’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka dibunuh atau terbunuh. Itu yang menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur-an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan, dan itulah kemenangan yang besar”. (At Taubah: 111)

Juga ayat ini:

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? [yaitu]kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan [memasukkan kamu]ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.  Dan [ada lagi]karunia yang lain yang kamu sukai [yaitu]pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat [waktunya]. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. QS As Saf 10-13

Kedua ayat di atas tak salah. Tak keliru. Al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang dijaga-Nya selalu. Yang salah adalah otak-otak sengkleh para takfiri, pemuja ideologi ngawinin bidadari.

Dan yang salah adalah kita….

Iya, kita. Kita yang selama ini menyepelekan tumbuh-kembangnya kelompok-kelompok radikal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mungkin, seandainya saja pacar kita tewas karena serangan bom, barulah muncul kesadaran padamu betapa pentingnya mewaspadai kelompok-kelompok radikal di republik ini.

Salam baboon…..

@nalarsehat99


Bom Bekasi 2016

DUNIA HAWA - Petugas kepolisian menemukan benda diduga bom di dalam sebuah rumah kontrakan yang berada di Jalan Bintara Jaya 8, Kota Bekasi, Sabtu (10/12/2016).


Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota AKP Erna Ruswing menjelaskan, saat ini, Densus 88 telah datang dan menyisir lokasi tersebut.

Kapolres Bekasi Kota Kombes Umar S Fana mengatakan, petugas telah mengamankan tiga terduga teroris, dua laki-laki, serta seorang perempuan yang diduga akan melakukan bom bunuh diri dan barang yang diduga bom.

Densus 88 Datangi Rumah Wanita Calon Pengantin Bom (Pelaku Bom Bunuh Diri) di Istana, Hasilnya...


Densus 88 Antiteror langsung mendatangi rumah wanita calon pengantin bom bunuh diri Istana Negara di Cirebon Jawa Barat, Sabtu (10/12/2016).

Wanita calon pengantin bom Istana Negara itu diketahui bernama Dian Yulia Novi (DYN). Wanita muda kelahiran 1989 tersebut ditangkap bersama dua teman prianya, Nur Solihin (NS) dan Agus Supriadi (AS) di Bekasi Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus mengatakan, saat ini Tim Densus berada di rumah terduga teroris, DYN di Cirebon.

“Dari informasi yang bersangkutan mengirimkan paket ke rumah yang bersangkutan di Cirebon. Alamat tepatnya di Blok Jatiwaluya, Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang,” terang Yusri dia saat dihubungi.

Yunus menjelaskan bahwa alamat tersebut milik orangtua DYN. Menurut Yusri, di rumah tersebut, Densus 88 tengah mencari bukti-bukti terkait rencana aksi teror yang rencananya menargetkan Istana Negara, Jakarta Pusat.

“Untuk sementara Tim Densus akan melaksanakan pengembangan lebih lanjut dengan melakukan penggeledahan di Cirebon. Upaya yang dilakukan melaksanakan kordinasi dengan tim lapangan, back up pengamanan,” tandas Yusri.

@Siapa Dian? Calon Pengantian Bom Bekasi. Ini Foto dan Identitasnya


Nama Dian Yulia Novi (DYN), warga Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang, Cirebon, Jawa Barat, tiba-tiba menjadi tersohor. Pasalnya, perempuan ini ternyata dipersiapkan menjadi “pengantin” peledakan bom Bekasi di Istana Negara.

Banyak yang ingin mengetahui siapa sosok perempuan berusia 27 tahun ini. Dian ditangkap bersama 2 rekannya yakni Nur Solihin (NS) dan Agus Supriadi (AS) ditangkap di bawah Flyover Kalimalang pada pukul 15.40 WIB.

Di media sosial, beredar foto saat dian ditangkap dan kartu tanda penduduk (KTP) milik Dian. Saat ditangkap, Dian mengenakan hijab besar berwarna hitam dipadukan dengan baju panjang berwarna biru muda.

Dian tampak mengenakan masker. Wajahnya tak jelas. Namun, di KTP-nya, terlihat jelas wajah Dian. Dian yang rencananya meledakkan bom Bekasi di Istana Negara kehiran Kabupaten Cirebon pada 4 Juli 1989.

Pekerjaannya tertulis sebagai pelajar/mahasiswa. Belum ada informasi jelas bagaimana perekrutan Dian masuk dalam jaringan teroris dan mau menjadi pengantin bom Bekasi di Istana Negara.

Ini foto penampakan Dian dan KTP yang beradar di media sosial:



Dian, Calon Pengantin Bom BekasiTinggalkan Surat Wasiat


Penangkapan tiga pelaku terduga teroris Bekasi yang memiliki bom seberat 3 kg untuk diledakkan di kompleks Istana Negara, dilakukan di dua tempat berbeda.

Nur Solihin dan Agus Supriyadi di bawah flyover Kalimalang, sementara Dian Yuli Novi ditangkap di tempat kos Jalan Bintara Jaya VIII. Ditemukan bom jadi di dalam kamar 104 yang tersimpan di dalam tas ransel warna hitam.

Sebelum melakukan penangkapan, petugas memang telah membuntuti Nur Solihin sejak dari Solo, Jawa Tengah. Setibanya di Jakarta, Nur Solihin menjemput Agus dan Dian di daerah Pondok Kopi yang membawa sebuah kardus.

Selanjutnya Dian diantar ke kantor pos Bintara untuk mengirim paket yang dibungkus kardus. Ketiganya terus dibuntuti petugas. Namun, petugas lain juga memeriksa paket milik Dian yang berada di kantor pos tersebut.

Paket tersebut ternyata berisi barang-barang berupa pakaian dan surat wasiat dari  Dian Yuli Novi kepada suami dan orangtuanya. Surat wasiat tersebut menyatakan kesiapan Dian untuk melakukan amaliyah. Surat wasiat tersebut ditulis dengan tinta biru dan dilipat menjadi empat bagian. Karena yakin akan ada aksi, petugas langsung melakukan penangkapan terhadap ketiganya.

Berikut surat wasiat itu:

Assalamu'alaikum wr.wb.

Bismilah
Sega puji bagi Allah Ta'ala kebb semesta Alam. Sholawat dan salam tercurah pada Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Wahai Mujahidku...
Kita berjumpa dan perpisah karena Allah SWT dan mengharapkan Ridha-Nya.. Biiabnillah, Puji syukur Allah Ta'alla telah memperjodohkan kita walau hanya sekejap. Mungkin tak banyak kenangan diantara kita, Namun Alhamdulillah sudah lebi dari cukup bagiku merasakan indahnya sebagai istri walau kusadar saya masih jauh dari predikat istri sholehah.

Dan afwan A bila saya selama mejadi istri Aa mempunyai salah dan dari segala sikapku yang kurang berkenan dihati antum saya berharap aa dapat mengiklaskan dan meridhai kepergianku.

Kareka kusadar ridha dan keikhlasan aa sebaga suami sangat penting untukku.

Doa'akan saya juga supaya daganganku diterima disisinya dan mandapatkan nikat syahid.. Aamiin Alluhmma Aamiin...
Dan seiringnya waktu alhamdulilah cinta itu tumbuh dan semoga abadi sampai jannah-Nya.

Sampaikan salam dan ucapan jazakillah khairan khatsir pada Umi Nabhan karena beliau telah ikshlas berbagi suami dan semoa kita semua berkumpul dijanah-Nya kelak. Aamin Alluhma Aamiin.

Ya Mujahidku, teruskanlah perjuangan Dian ini dan jangan berbalik arah Naudzubillah buatlah allah Ta'alla tersenyum dengan jalan kita meski banyak rintangan yang akan dihadapi.. Sunatullah

Sudah dulu ya.. Ainsya Allah kita sambung kemali dan berkumpul ditempat lebih indah.
Wassalam...

Dian



Bom Bekasi Disebut Mother Of Satan, Radius 300 Meter Luluh Lantak


Bom di Bekasi Jawa Barat memiliki daya ledak cukup tinggi. Jika meledak, semua yang berada dalam radius 300 meter akan luluh lantak.

Bom tersebut ditemukan di rumah kos-kosan Jalan Bintara Jaya VIII, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Kabarnya, bom itu akan diledakkan di Istana Negara.

Bom tersebut merupakan bom jenis TATP berbentuk rice cooker. Bom itu diperkirakan memiliki berat 3 kilogram.


“Bom rakitan berbentuk rice cooker ini diperkirakan daya ledaknya melebihi TNT,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Kombes Rikwanto.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, jika bom tersebut meledak, daya luncurnya mencapai 4.000 Km/jam.

“Kalau meledak, semua yang berada dalam radius 300 meter akan hancur semua,” ujar Argo dalam jumpa pers di Bintara VIII, Bekasi Barat, Sabtu (10/12/2016).

Dari laman Thefutureofthings disebutkan, bom jenis TATP merupakan salah satu bahan pembuat bom yang memiliki daya ledak tinggi.

Kemampuannya disebut-sebut lebih kuat dibandingkan TNT yang lebih popular. TATP salah satu bom yang mematikan. Namun, bahan-bahannya mudah dicari.

Bom jenis ini lebih mudah dibuat, dan susah untuk dideteksi oleh anjing pelacak atau detektor karena berbentuk butiran seperti kristal. Inilah mengapa TATP disebut sebagai Ibunya Setan alias ‘Mother of Satan.

TATP pertama kali dibuat oleh Richard Wolffenstein, seorang warga Negara Jerman pada 1895. Hebatnya, TATP tidak memerlukan detonator untuk meledakkannya. Ini berbeda dengan TNT yang lebih ’konvensional’.

Karena sangat berbahaya, maka militer di sejumlah Negara di dunia ini memilih menghindari untuk menggunakannya. Dan TATP, diketahui sering digunakan untuk aksi terorisme di Timur Tengah di era 1980-an.

Selain di Timur Tengah, TATP juga pernah digunakan untuk aksi terorisnya di depan Kedutaan Besar Israel, London, pada 1994 yang menyebabkan 12 orang terluka.

Pada 1999 Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan laporan bahwa TATP merupakan ‘benda mematikan paling berbahaya’. Lembaga itu juga telah memperingatkan bahwa Mother of Satan adalah salah satu senjata pemusnah masal.

Bom Bekasi Jenis Baru, Gegana Ledakkan di Lokasi


Tim Densus 88 dan Gegana Mabes Polri akhirnya memutuskan meledakkan bom di lokasi penemuan di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi. Polisi menyebutkan, bom seberat tiga kilogram itu berdaya ledak tinggi. Tak main-main, efek ledakan bisa menjangkau radius 300 meter.

Kapolres Bekasi Kota, Kombes Pol Umar Fana mengatakan, bom itu bukan berjenis TNT dan C4 yang dikenal sebagai bom berdaya ledak tinggi.

"Tapi, ini satu bom baru dalam dunia saya pribadi, jauh di atas TNT. Dikhawatirkan efeknya bahan kimia," kata Umar di lokasi, Sabtu malam, 10 Desember 2016.

Untuk menjinakkan bom itu, polisi membuat pengamanan tiga lapis. Umar mengatakan, lapis satu hanya boleh dimasuki tim Gegana dan Densus. Lapis dua dijaga Brimob non Gegana, dan lapis tiga dijaga polisi biasa yang mengamankan agar warga tidak mendekat.

"Saking bahayanya barang ini, di titik nol itu cuma dari Densus dan Gegana," tuturnya.

Tim Gegana dan Densus akhirnya memutuskan meledakkan bom berdaya ledak tinggi itu di lokasi. Dengan bantuan peralatan penjinak bom, efek ledakan dapat ditekan hingga satu seperlima dari efek asli.

Menurut Umar, awalnya polisi ingin membawa bom itu ke Mako Densus. Namun, peledakan di lokasi dipertimbangkan demi keamanan anggota.

"Jadi lebih baik bikin jarak untuk diledakkan di sini. Yang kami dengar cuma seperlima dari ledakan aslinya," ujarnya.

Kapan Perempuan Calon “Pengantin” Bom Bekasi Ledakkan Istana Negara? Ini Waktunya...


Penangkapan tiga terduga teroris di Bekasi Jawa Barat menggegerkan publik. Pasalnya, mereka merencanakan untuk meledakkan bom di Istana Negara pada saat pergantian Paspampres, tanggal 11 Desember 2016, besok.

Kabar itu semakin gempar lantaran calon pengantin bom bunuh diri yang disiapkan untuk meledakkan bom di Istana adalah wanita berusia 27 tahun. Dia bernama Dian Yulia Novi (DYN), warga Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang, Cirebon, Jawa Barat.

Namun sebelum melancarkan aksinya, DYN ditangkap bersama dua teman prianya, Nur Solihin (NS) dan Agus Supriadi (AS). NS dan AS merupakan terduga teroris jaringan Bahrun Naim.

Dian ditangkap di rumah kost berlantai 2 di Jalan Bintara VIII, RT 4/RW 9, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Sabtu (10/12/2016) sekitar pukul 16.00 WIB.

Sedangkan dua rekan Dian, yakni Nur Solihin (NS) dan Agus Supriadi (AS) ditangkap di bawah Flyover Kalimalang pada pukul 15.40 WIB.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul membenarkan target ketiga terduga terduga teroris itu adalah Istana Negara.

“Rencananya bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Paspampres,” ujar Martinus.

Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar tak menampik jika bom tersebut akan diledakkan di Jakarta. “Iya, rencana di Jakarta, objek vital negara,” kata Boy.

Untuk diketahui, pergantian jaga Paspampres biasa dilakukan pada Minggu kedua setiap bulan. Prosesi tersebut dilakukan secara terbuka dan masyarakat bisa mendekat ke Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Soal Ancaman Bom, Ini Komentar Istana


Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala tidak mau banyak berkomentar soal ancaman bom yang diprediksi bakal diledakkan di Istana Negara. Menurut dia, urusan keamanan ditangani kepolisian. Sedangkan urusan keamanan presiden ditangani Paspampres. “Tanya ke Polri atau polda saja,” katanya.

Danpaspampres Mayjen Bambang Suswantono juga tidak banyak berkomentar. Dia mengaku belum tahu informasi penemuan bom di Bekasi dan dugaan bom itu menarget istana. “Mohon maaf, saya belum tahu,” ucap dia.

Sementara itu, Juru Bicara Presiden Johan Budi mengatakan, istana kepresidenan sudah punya SOP keamanan yang ketat. Mulai ring satu, dua, hingga tiga. Masing-masing juga punya aturan dan sistem sendiri. “Pengamanannya berlapis,” ujarnya.

Standar tersebut juga termasuk pada saat pergantian pasukan jaga istana. Johan memastikan bahwa upacara rutin pergantian pasukan jaga itu tetap akan dijalankan seperti biasa.

Sejak Juli lalu pergantian pasukan jaga istana memang dibuat terbuka. Pergantian dilakukan pada Minggu pekan kedua tiap bulan. Masyarakat bisa mengabadikan momen tersebut. Bahkan diperkenankan berfoto bersama pasukan khusus yang mengenakan baju merah dan celana putih itu. Nah, bulan ini pergantian jaga istana tersebut dijadwalkan jatuh hari ini.

Johan mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan akan masih adanya kelompok-kelompok radikal yang harus di­waspadai. Presiden telah memerintah kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk bergerak dan bersinergi mengatasi masalah tersebut. Selama ini penanganan terorisme di Indonesia mendapatkan apresiasi positif dunia internasional.

“Adanya temuan bom di Bekasi itu menunjukkan masih adanya upaya-upaya menyerang istana. Dan polisi berhasil mengatasi ancaman itu,” kata mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut.

@sulsel.pojoksatu


Kenapa Dewan Pers Minta Media Tak Siarkan Live Sidang Kasus Ahok?

DUNIA HAWA - Negeri ini tak kekurangan orang pintar. Tapi ketika membahas hal-hal yang berkaitan dengan Jokowi dan Ahok, mereka jadi seperti tak punya otak. Semua jadi terbolak balik. Lihat saja orang yang katanya ulama dan seharusnya lebih tau tentang agama, malah seperti orang tak pernah belajar agama. Waktunya doa malah orasi. Waktunya khutbah jumat malah kampanye. Ada calon pemimpin non muslim difatwakan haram. Aneh? Itulah yang sudah terjadi di negeri ini dan sedang kekinian. Saya sudah sering membahasnya, jadi tak perlu diulangi lagi ya. Sekarang saya mau bahas cerita baru, tentang dewan pers yang mengajak wartawan untuk tidak menyiarkan langsung jalannya persidangan kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur Jakarta, Ahok.


“Kami mengimbau kepada komunitas media, kita sama-sama bangun komitmen. Ada bahaya besar kalau ini disiarkan secara langsung. Kita harus jaga pengadilan untuk bisa bebas dan independen (bebas dari tekanan massa). Jangan sampai pers merusak ini. Kita mengusulkan sebaiknya tidak ada siaran langsung kecuali ketika pembacaan dakwaan,” ujar ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo.

Pernyataan ini memang cukup singkat, namun penting untuk ditelaah karena ini menarik. Coba bayangkan, Dewan Pers melarang kebebasan pers. Ini sama seperti mantan yang dulu mencak-mencak lempar panci, kemudian tiba-tiba ngajak candlelight dinner untuk makan Sari Roti dan minum equil. Absurd syu!

Sama-sama bangun komitmen?


Bukannya Dewan Pers berkomitmen menyiarkan segala berita secara transparan dan terbuka? bukankah itu salah satu nikmat demokrasi? Yang dulu begitu kita perjuangkan bersama tuntutan reformasi. Kenapa sekarang malah meminta untuk tidak menyiarkan peradilan Ahok secara live? Ini kan jadi sebuah pemboikotan yang diresmikan melalui Dewan Pers.

Bahaya besar kalau disiarkan secara langsung?


Ini pernyataan paling absurd, seperti cara pikir kelelawar aka kampret, terbalik. Malam hari keliaran, siangnya tidur. Tidurnya juga terbalik. Itulah cara pikir Dewan Pers dalam menanggapi pengadilan live Ahok. Satu Indonesia tau bahwa tuntutan massa dalam 411 dan 212 adalah proses hukum yang transparan, terbuka dan adil. Bagaimana mungkin bisa transparan dan terbuka kalau media tidak meliputnya secara live? Mustahil Dewan Pers tidak tau tuntutan tersebut. Sebab semua media menayangkan aksi 411 dan 212 secara live.

Kalau berpikir bahaya justru dengan tidak menayangkan secara live itu berarti ada upaya tidak transparan dalam proses penegakan hukum. Tidak menuruti tuntutan massa. Kalau berpikir bahaya, justru liputan live aksi 411 dan 212 lebih berbahaya. Sebab aksi tersebut lebih rawan disusupi teroris dan menimbulkan kerusuhan, dibanding pengadilan yang di dalam ruangan dengan pengamanan ketat.

Pengadilan harus bebas dan independen (bebas dari tekanan massa)


Ini kembali pada siaran live aksi 411 dan 212. Justru dengan media memberitakan secara live, jelas media memberi fasilitas untuk menunjukkan adanya tekanan massa.

Mengusulkan tidak ada siaran langsung kecuali ketika pembacaan dakwaan

Kalau usulan ini, fix ada yang titik-titik dari ketua Dewan Pers. Mirip ketua MUI jadinya. Patut kita ketahui bahwa pembacaan dakwaan hanya berisi tuntutan, atau kalau dalam bahasa sederhananya hanya berisi kesalahan-kesalahan Ahok sesuai versi penuntut.

Jadi sebenarnya Dewan Pers ini hanya ingin memfasilitasi berita kesalahan-kesalahan Ahok secara live tanpa dipotong-potong, tapi tidak mau memberi ruang penjelasan dari pihak Ahok terkait dakwaan yang ditujukan padanya secara sempurana. Luar biasa liciknya. Mungkin sebagian kita belum menyadari hal ini. Sehingga kalau pada akhirnya Ahok diputuskan tidak bersalah, maka massa akan marah. Sebab masyarakat hanya diberikan berita live dakwaan, tanpa penjelasan dan proses sempurna bantahan dari kubu Ahok. Masyarakat akan berpikir Ahok pasti salah dan baru benar kalau Ahok dipenjara. Ya gimana, kita hanya mau diberi berita dakwaan? kalaupun ada berita saat persidangan, sudah dipotong-potong sesuka hati kalau tidak live.

Ini konspirasi licik yang luar biasa. Sangat terstruktur, sistematis dan massif. Sangat halus, namun efeknya begitu merusak.

Selain fatwa MUI yang begitu titik-titik, kini ‘fatwa’ dewan pers juga menunjukkan kesablengannya. Hal ini patut menjadi catatan sejarah bangsa ini. Bahwa untuk melawan dan menjatuhkan Ahok, tetangga sebelah harus menguasai BPK, MUI, Dewan Pers dan massa dari luar Jakarta. Tapi itupun belum berhasil menumbangkan Ahok, setidaknya sampai saat ini.

Begitulah kura-kura

@alifurrahman


Sudah Jatuh Tertimpa Gajah, Ahmad Dhani Dipecat Dari Lesbumi NU

DUNIA HAWA - Seolah masih belum lepas dari bayang-bayang masalah yang dibuatnya sendiri, Ahmad Dhani kini kian apes, seolah kesialan terus membuntuti dan membayanginya ke mana pun dia pergi. Setelah ditangkap pada 2 Desember 2016 di pagi hari dengan dugaan makar, sekarang Dhani kembali harus menghadapi kenyataan pahit. Oh, iya. 


Ahmad Dhani telah dipecat dari jabatan sebagai Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU). Alasannya karena ada dua. Pertama, Dhani melanggar komando PBNU karena ikut dalam aksi 411. Saat itu NU sudah mengeluarkan aturan bahwa warga NU tidak usah mengikuti aksi tersebut. Dhani memang melanggar karena dia ikut serta dalam aksi 411. Bukan hanya ikut demo tapi juga berorasi sambil menyebut nama hewan seperti yang sudah kita ketahui. Sebagai pengurus lembaga NU, Dhani dinilai membangkang dari instruksi PBNU.

Alasan kedua adalah, dan ini yang menurut mereka fatal, Dhani menyamakan sosok pendiri NU Hadratussyekh Hasyim Asy’ari dengan pimpinan ormas FPI Habib Rizieq Shihab. Menurut Ketua Lembaga Dakwah PBNU Maman Imanulhaq mengatakan bahwa menyamakan Kyai Hasyim Asy’ari dengan Habib Rizieq adalah perilaku jelek terhadap guru. Katanya, Kyai Hasyim Asy’ari adalah guru dari segala guru. Intinya pernyataan Dhani tidak layak diucapkan.

Nah, lho. Sekali lagi mulut Ahmad Dhani kembali menuai masalah. Kali ini mulutnya yang membuat dirinya dipecat. Kemarin-kemarin mulutnya yang membuatnya dilaporkan polisi atas penghinaan terhadap Presiden. Mulutnya juga menimbulkan provokasi yang meresahkan. Mulutnya juga yang mengantarkannya menjadi terduga makar. Dan sekarang mulutnya mengeluarkan pernyataan yang membuatnya di pecat dari NU.

Bagaimana tanggapan Ahmad Dhani sendiri?


Dia menduga ada alasan lain di balik pemecatannya. Dia menduga ada unsur muatan politisnya. Ia mengatakan, “Kan di Bekasi ada calon PKB, NU juga jadi calon Wakil Bupati Bekasi mendampingi calon dari PDIP. Saya menduga kuat sekali nuansa politik.” Pasangan calon yang dimaksud Dhani adalah Melina Kartika Kadir dan Abdul Kholik yang mendapat nomor urut 1, dan diusung oleh PDIP, PKB, PPP dan PBB.

Sementara itu mengenai alasan dirinya dipecat, ia menganggap itu bisa saja dibuat-buat mungkin biar terlihat negatif. Pernyataan ini membuat saya sedikit tidak paham. Apa maksudnya biar terlihat negatif? Apakah maksudnya dirinya terlihat negatif? Kalo benar seperti itu maksudnya, lagi-lagi logikanya kurang masuk akal. Bukankah dari dulu dia sudah dicap negatif oleh banyak orang atas kelakuan yang telah dilakukannya selama ini. Dulu dia adalah musisi hebat dengan segudang prestasi, sekarang dia malah banting setir dengan membuat segudang kontroversi. Dia sendiri yang telah mengukir label ‘negatif’ di jidatnya sendiri, bahkan sudah terlalu banyak. PBNU tentu saja tidak ingin mengambil risiko dengan memiliki pengurus seperti ini. Bisa-bisa mereka ikut dicap sama. Alasan mereka masuk akal, mengingat nama besar lembaga sangat dipertaruhkan di sini. Tidak heran jika Ahmad Dhani kemudian dipecat dari jabatannya.

Ilustrasinya begini. Sebuah perusahaan mempekerjakan pegawai. Akan tetapi pegawai ini selalu melakukan sesuatu yang membawa image buruk bagi perusahaan. Apa yang biasanya dilakukan perusahaan? Biasanya pegawai tersebut akan diberikan surat peringatan beberapa kali. Jika pegawai tersebut masih belum berubah juga, maka biasanya diambil jalan terakhir yaitu pemecatan daripada image perusahaan rusak parah. Apa yang dilakukan Ahmad Dhani ini ditakutkan akan merusak NU, sehingga mungkin lebih baik mengambil jalan terakhir.

Saya tidak tahu bagaimana reaksi Dhani mengenai apa yang telah terjadi pada hidupnya hingga sekarang ini? Apakah dia pernah (sekali saja) introspeksi? Karirnya di bidang musik hampir dipastikan redup. Karir politiknya pun sepertinya akan hancur berantakan akibat ulahnya sendiri. Dengan label negatif seperti ini, sepertinya kecil kemungkinan dia akan memenangi pemilihan Bupati Bekasi. Kalau sampai benar-benar terjadi, tamatnya karirnya. Dia seperti sedang menggali kuburan untuk dirinya sendiri.

Mungkin jika ingin diibaratkan, Ahmad Dhani seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Bahkan ada seorang teman saya yang menciptakan peribahasa ini dengan versi yang lebih canggih. Ahmad Dhani ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga. Sudah tertimpa tangga, diserempet mobil. Sudah diserempet mobil, dilindas bus. Sudah dilindas bus, diinjak gajah pulak lagi.

@xhardy


Dr. Zakir Naik: Kata Auliya dalam Al-Maidah 51 artinya Pelindung

DUNIA HAWA - Bagi kelompok sapi-sapian dan ikhwan secingkrangannya, Dr. Zakir Naik adalah sosok yang mereka kagumi. Di youtube, banyak sekali ceramah-ceramah dan debat-debat Dr. Zakir Naik yang diunggah dengan terjemahan bahasa Indonesia. Fans Dr. Zakir Naik sangat senang, dan seringkali membagikan link-link youtube tersebut. Mereka melihat, Dr. Zakir Naik inilah yang ditunggu-tunggu mereka selama ini untuk melawan kekafiran.


Tentu. Kelompok sapi-sapian tidak akan pernah menganggap Dr. Zakir Naik sebagai “Penista”. Justru, beliau akan dianggap sebagai juru selamat yang akan mengislamkan penduduk dunia, khususnya yang beragama Kristen. Kata-kata Aa Gym (Kata Aa, “Ane lagi.. Ane lagi..”), “Yang muslim urus diri sendiri. Non muslim juga silahkan dengan keyakinannya” tentu tidak akan berlaku untuk Dr. Zakir Naik. Mengapa? Sebab, konsep “lakum dinukum wa liyaddin” hanya berlaku untuk Ahok.

Siapa di antara kelompok sapi-sapian yang berani bilang Dr. Zakir Naik ini “Penista”. Padahal, beliau ceramah dimana-mana selalu membahas agama orang. Mengutip ayat-ayat Kitab Suci orang. Menguliti setiap kesalahan dari Kitab Suci orang. Menyimpulkan bahwa konsep anu salah, konsep anu bertentangan dengan anu, ayat anu bertentangan ayat anu.

Dan Ahok. Cuma mengutip Al-Maidah ayat 51, tujuh koma lima juta orang (jumlah ini diambil biar panitia pelaksana demo senang) mendemonya karena dianggap telah menista Quran pada 212. Belum lagi, demo-demo sebelumnya. Luar biasa bukan. Luar biasa gagal pahamnya saya.

Tapi. Bukan itu sih yang ingin saya sampaikan. Itu cuma prolog yang hendak mengukur kadar kewarasan umat Islam negeri ini. Berlaku adillah, sebab itu lebih dekat pada takwa. Itu kata Quran loh.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin akan mengejutkan anda, terutama kelompok sapi-sapian dan ikhwan secingkrangannya. Mereka yang gethol sekali menyerukan kepada umat “Jangan Pilih Pemimpin Non-Muslim” itu yang dikatakan Quran.

Hari ini saya hendak menyampaikan bahwa Fans antum, al-mukarrom al-ustadz Dr. Zakir Naik, dalam sebuah acara tanya jawab, menyatakan bahwa kata “Auliya” yang diterjemahkan sebagai “Pemimpin” dan antum ngotot dengan terjemahan tersebut. Menurut beliau kata tersebut berarti “Pelindung”. 

Dalam sebuah video ada seorang anak bertanya kepada Dr. Zakir Naik, “Apakah kita muslim diperbolehkan berteman dengan Hindu, Kristen dan non Muslim?”

Dr. Zakir Naik menjawab, “Saudariku, kamu harus berteman dengan. Akan tetapi tujuan utamanya harus membawanya ke dalam kebenaran. Berteman tidak masalah. Banyak orang menjadi salah paham mengenai surat Ali-Imran dan surat Al-Maidah. Ayatnya biasanya salah menerjemahkannya yaitu, “Jangan membuat pertemanan (menjadikan teman) dengan non Muslim atau dengan musyrik. Itu adalah salah menerjemahkan.

Yang benar dikatakan Quran adalah lebih baik menjaga umat Islam dan kata-kata yang ada itu berarti pelindung. Ini tidak berarti tidak diperbolehkan berkenalan atau berteman. Jadi saudariku kamu tetap boleh mempertahankan pertemanan dengan non muslim. Tapi, kapanpun ada pertemanan antara dua manusia, selalu diingat, antara kamu mempengaruhi dia atau dia mempengaruhi kamu. Kamu tidak bisa mengatakan kita berteman tapi tidak terjadi apa-apa. Dia mengikuti jalan hidupnya, saya mengikuti jalan hidup saya. Kapanpun ada pertemanan. Antara kamu terpengaruh oleh dia atau dia terpengaruh oleh kamu”

Begitulah transkrip yang bisa saya buat. Saya cuma meng-copy paste terjemahan yang memang sudah ada di video tersebut. Dan terjemahannya memang sudah sesuai. Tidak saya buat-buat dan tidak ada “kata” yang hilang, yang mungkin akan berpotensi pada aksi bela Islam.

Dr. Zakir Naik tidak sama sekali menyinggung tentang konsep pemimpin dalam Al-Maidah 51. Ayat tersebut memang bukan ayat Pilkada. Tapi, ayat tersebut membahas masalah petunjuk dalam mengadakan hubungan pertemanan.

Kata auliya diterjemahkan sebagai pelindung. Yang biasanya, kata tersebut diartikan sebagai teman. Tidak dibahas tentang pemimpin dalam paparannya. Ataupun yang mengindikasikan ke arah sana. Jadi, terjemahan dari Al-Maidah 51 adalah “Janganlah kamu menjadikan orang kafir dan musyrik sebagai pelindung.”

Kalau kata pelindung ini diasosiasikan kepada “pemimpin”, dan dipaksakan bahwa pelindung itu maksudnya pemimpin, maka pertanyaannya adalah mengapa Dr. Zakir Naik mengutip ayat itu untuk pertanyaan si anak tadi? Bukankah pertanyaan si anak tentang konsep pertemanan. Apa tidak ada ayat Quran lain yang membahas tentang pertemanan, sehingga terpaksa menggunakan ayat tentang Pilkada untuk menjawab pertanyaan anak tersebut?

Sekali lagi saya katakanan. Al-Maidah ayat 51 tidak membahas tentang Pilkada atau konsep kepemimpinan. Tapi, tentang konsep hubungan sosial dengan non muslim.

Betul tidak? *pakai logat sunda*

Saya rasa, begitulah kura-kura.

@muhammad nurdin


Perlukah Menghabisi Perongrong NKRI?

Habisi Oknum Perongrong NKRI


DUNIA HAWA - Pertunjukan akrobat politik hari-hari terakhir ini merupakan ujian kewarasan bagi anak bangsa ini khusunya para penegak hukum di Negri ini. Apakah masih waras untuk melihat dan menyelesaikan persoalan demi persoalan di negara ini atau tidak. Khususnya persoalan politik yang oleh sebagian tokoh-tokoh politik membenturkan ajaran agama dan negera dengan tujuan ingin merongrong persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Negara kita ini dibuat oleh para tokoh pendiri Republik berdasarkan konsensus, yaitu konsensus NKRI yang menyatukan seluruh elemen negeri dengan segala kemajemukan dan keberagaman dalam satu bingkai kebangsaan. Siapapun yang tinggal dan hidup di negeri ini harus taat kepada konsensus itu sendiri terlebih dalam konteks berbangsa dan bernegara, ialah mutlak dan harga mati tidak ada tawar menawar.

Perjuangan untuk merengkuh NKRI dan menghormati kebinekaan bukanlah perjuangan mudah dan murah ada harga yang harus dibayar, harga yang sangat sangat mahal. Oleh karena itu, ketika ada ikhtiar atau niat dari pihak-pihak tertentu yang ingin merusak harmoni sekaligus menggerogoti persatuan dan kesatuan bangsa yang dibangun dari fondasi NKRI dan kebinekaan, maka tanggung jawab seluruh anak bangsalah untuk menghentikannya. Di kala ada sebagian pihak yang salah memaknai NKRI dan ingin menggantikannya dengan paham khilafah yang mereka yakini benar, tugas kitalah untuk mengingatkan, melawannya bahkan menghabisi sampai ke akar-akarnya.

Negara yang mempunyai alat dan kekuatan tidak boleh kalah kepada individu atau ormas yang mencoba-coba menggangu keutuhan NKRI ini. Melihat peristiwa akhir-ahir ini sepertinya negara lemah dalam menanggulangi ancaman itu, mulai dari demo penolakan pemimpin kafir, demo penggusuran, demo penistaan kitab suci terakhir pengeboman di Gereja Oikumene di Samarinda dan pembubaran paksa acara Natal di gedung sabuga Bandung.

Tentu sebagai anggota masyarakat saya tidak menutup mata atas keberhasilan polisi dalam hal ini Densus 88 untuk memerangi gerakan terorime di negeri ini. seperti kejadian kemarin ditemukannya 3 orang pelaku bom bunuh diri diperumahan bintara bekasi. Saya mewakili rakyat kecil mengucapkan terimakasih dan memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada kepolisian atas kerja kerasnya dalam mengejar dan memberantas jaringan terorisme di negeri ini.Lebih berharap lagi apabila semua institusi dalam hal ini TNI dan POLRI mengerahkan semua kekuatannya untuk memberantas dan melenyapkan oknum-oknum yang mencoba mengganggu stabilitas nasional.

Sekali lagi, negara tak boleh kalah!!
Sungguh bila alat negar ini tidak waspada dan tanggap terhadap gerakan itu bukan tidak mungkin upaya untuk menggulingkan pemerintaha Joko-JK akan terjadi. Terlampau mahal harganya bila negara ini membiarkan hal itu terjadi.

Harapan Kepada Jokowidodo

Memang sepintas bila melihat langkah Pak Jokowi bersama dengan “pasukannya” TNI – POLRI ada keyakinan yang kuat bahwa Pak Jokowi mampu menggerakkan instrumen itu untuk memberantas hangus para pengacau di negeri ini, dan itu jualah harapan saya dan sebagian masyarakat Indonesia agar negeri ini aman dan tentram terhindar dari perpecahan. Bila bibit perpecahan itu masih terus dibiarkan bukan tidak mungkin suatu saat negeri ini akan menjadi negeri yang penuh dengan perang dan darah akhirnya yang menjadi korban adalah kami rakyat biasa yang tidak bisa berbuat apa-apa. Maka dari itu sebelum semua terjadi bertindaklah!!!

Kami anak-anak  bangsa ini sebagai generasi muda sudah terlalu capek dan letih menonton akrobat politik di negeri ini. Kami butuh kesejukan dan kedamaian. Kami membutuhkan kesejahteraan dan pekerjaan yang layak, Kami juga membutuhkan pendidikan yang layak agar kami dapat bersaing dengan bangsa lain.  Masih banyak saudara kami yang hidup dibawah garis kemiskinan, masih banyak saudara kami yang pengangguran. Aahhhh sudahlahhh…telalu banyak nanti beban pikiran bapak 

Terakhir saya dan sebagian rakyat Indonesia mencintaimu Pak Presiden. Semoga Bapak dan jajarannya selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa dalam membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.  Sesuai dengan Nawacita yang pernah Bapak cetuskan ketika kali pertama bapak terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

salam perdamaian

@hebron sidabutar


Yang Vocal, Terdengar Terlihat dan Terbenarkan

DUNIA HAWA - Buatlah kebohongan yang besar, buatlah sederhana, selalu ulangi kebohongan itu dan akhirnya orang-orang akan percaya (Hitler-pemimpin Nazi). Miris melihat propaganda mengenai agama marak dan terlihat dibiarkan. Apa yang hampir tiap hari Terdengar Terlihat dan Terbenarkan di TV maupun media sosial membuat saya sendiri sedikit lucu dan muak atas komedi komedi satir negeri ini.


Dari kekerasan dengan penusukan bambu runcing yang dibilang masih bernuansa damai waktu 411 (lihat tayangan ILC),  7 juta umat aksi SUPER DAMAI 212, aksi boikot perusahaan roti, botol hijau dikira miras, wartawan meliput di gangguin dan diteriaki, dan tuntutan ganti rugi terhadap ahok atas kerugian pembatalan dakwah. Apa ini Indonesia? Yang katanya penduduknya santun dan sangat ramah ini?

Indonesia sedang memasuki ujian kenaikan “kelas”, semakin banyak masalah yang dihadapi, akan semakin dewasanya negara ini dalam melihat polemik yang dihadapi. Kebhinekaan yang digerus, kedamaian yang dibakar, dan persatuan yang dilunturkan. Bagus sih ujiannya. Cuma mau sampe kapan? Mau sampe lebaran kuda? Kapan mau berkembangnya negara ini?

Ga usah jauh-jauh, berawal dari keluarga saya yang didalamnya berbagai suku, budaya dan agama. Di keluarga besar saya saja sudah beraneka ragam dari batak, cina, jawa, bali,  islam, kristen, katholik, hindu dan budha. Disinilah saya secara tidak langsung, belajar memaknai arti kebhinekaan yang sekarang sangat banyak dibicarakan. Saat hari-hari besar keagamaan ataupun adat istiadat, kita saling memberi selamat dan kadang datang ke rumah saudara untuk makan-makan. Tradisi yang sangat sederhana dan sangat umum di Indonesia.

Pernah sesekali tanya kepada saudara saya yang muslim mengenai ormas-ormas secingkrangan tersebut, dan jawaban dia memang sesuai pemikiran saya, mereka tidak suka terhadap yang katanya membela umat Islam, namun dengan tindakan-tindakan yang tidak seperti ajaran Islam. Tapi apa daya, saudara saya memang tidak bisa berbuat banyak terhadap tindakan tersebut.

Sama seperti sewaktu saya naik transportasi online di Jakarta, seperti uber atau go car, saya beberapa kali tanya terhadap mereka. Dan memang jawaban mereka tidak suka dengan ormas secingkrangan tersebut dengan aksi brutal, namun membawa nama ALLAH di setiap aksinya. Namun mereka juga bingung dengan tafsir ulama yang kadang berbeda tafsir atas suatu masalah. Dan mereka juga seakan tidak menyalahkan atas kejadian tersebut, karena mereka juga kebingungan mana yang benar dan mana yang dibenarkan.

Yang VOCAL yang Terdengar dan Terlihat


Ormas Garis keras yang selalu vocal dan lantang berbicara, serta dengan mudahnya mengancam membunuh orang, sudah terdengar dan terlihat, namun tetap dibiarkan. Dari sinilah masyarakat menilai, bahwa apa yang dituntut ormas tersebut tidak semua salah. Kan mereka gak dihukum, berarti mereka benar dong? Apalagi yang koar-koar penggal pak ahok, disebelahnya polisi dan masih berani di negara hukum seperti ini. Miris bro, sumpah, miris, hukum dikangkangin gitu aja terus sampe lebaran kuda.

Saat menilai tempat mesum dibilang hotel keluarga. Saat tempat diskotik besar diamankan dan dijaga. Saat ada pilkada yang pemimpinnya terlihat tidak bisa diajak kerjasama lalu didemo mati-matian. Masih pantaskah mereka disebut pembela suatu agama? Masih pantaskah mereka menjadi panutan? Sampai kapan ini semua selesai apabila dibiarkan? Apakah telegram wikileaks mengenai ormas tersebut  yang merupakan “attack dog” polisi memang benar?

Serasa Terbenarkan


Indonesia adalah negara hukum, dalam pasal 29 ayat 2 berbunyi, negara menjamin kemerdekaan  tiap tiap penduduk untuk memeluk  agamanya masing masing  dan untuk beribadat  menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dimana seharusnya masyarakat berhak menjalankan, dan negara berkewajiban untuk memberikan rasa aman terhadap seluruh masyarakat.

Saat melihat aksi-aksi anarkis yang mengatasnamakan agama dan hanya sedikit yang hanya berani menegur, dan hanya teguran yang bagi mereka seperti  angin lalu, dan yang penting tujuan mereka tercapai. Saat koar-koar tentang tidak boleh mengganggu agama orang lain khususnya mayoritas di hadapan pak kapolri, mereka tetap melakukan inkonsistensi atas apa yang mereka katakan.

Saya salut dengan bapak walikota bandung Bapak Ridwan Kamil, namun tetap saja terlambat pak. Tujuan mereka tercapai kok. Sudah bubar acaranya. Dan ormas tersebut memang belum terdaftar sebagai ormas resmi. Agak lucu aja si. Bisa dong orang kumpul-kumpul pake jubah putih-putih, atas nama suatu ormas,  buat nama bentar, trus main bubar-bubarin acara agama orang, miris.

Semakin mereka terbiasa membubarkan acara maupun menurunkan baliho sesuka hati, dan tidak ada tindakan tegas dari aparat maupun pemuka agama, jangan salahkan juga jika kami apabila kami melihat anda memang membenarkan tindakan tersebut. Suarakanlah diluar. Bukan cuma lewat medsos. Share dan hanya ijin share. Ingat bro, masih banyak mereka yang belum terpelajar, tidak punya alat komunikasi, lebih mudah diprovokasi, apalagi isu agama, disuruh matipun mereka mau kok.

Namun, ada secercah harapan bahwa banyak juga masyarakat Indonesia yang masih membela kaum minoritas ini. Harapan harus ada. Tetap optimis untuk Indonesia yang lebih baik, dan pemimpin sekarang yang hampir track recordnya tidak tersentuh masa lalu, membuat saya anak muda ini menjadi lebih optimis dalam berbuat benar. Dan saat ini, belum telat untuk membangun Indonesia lagi, lagi dan lagi. Indonesia yang dalam masa krisis terbesar perpecahan Kebhinekaan ini.

Salam Inkonsistensi Terbenarkan.

@fransiskus ryan


ISIS Masuk Indonesia

DUNIA HAWA - Penemuan bom di Bekasi dengan daya ledak tinggi itu memang menarik. Ini melengkapi penemuan bom sebelumnya di Majalengka yang mempunyai daya ledak 3 kali dari bom Bali. Dan diduga mereka berasal dari jaringan yang sama, Bahrun Naim.


Ini menunjukkan bahwa laporan yang pernah disuarakan KH Said Agil Siradj Ketum PBNU, bahwa ISIS akan masuk Indonesia pada 2017 mulai terbukti. Bahrun Naim sendiri terkait jaringan ISIS.

Bom Bekasi itu diduga akan dijadikan alat bunuh diri dengan sasaran istana negara. Meskipun pengakuan para teroris ini agak janggal, karena pasti akan sulit untuk memasuki istana dengan bom seperti itu.

Ada kemungkinan sasarannya bukan istana. Jika kita melihat apa yang terjadi di Suriah dan Irak, bom bom bunuh diri seperti itu biasanya diledakkan di tempat tempat keramaian, seperti mall dan pasar. Apalagi menjelang Natal, ada kemungkinan gereja juga menjadi sasaran, begitu juga even tahun baru.

Memang Polri harus bekerja keras mengejar dan memutus rantai jaringan mereka, begitu juga sumber pendanaannya. Karena momen Natal dan Tahun Baru sudah dekat, beberapa lokasi pasti akan menjadi pusat keramaian..

Apresiasi yang tinggi kepada anak buah Tito Karnavian patut kita berikan dengan gerakan cepat mereka...

Meskipun begitu saya sedih, ternyata ada beberapa orang yang masih menganggap bahwa penemuan bom itu adalah bagian dari pengalihan isu. 

Entah dimana hati dan akal mereka...

Kalau terorisnya ketangkap, dibilang pengalihan isu. Kalau bomnya meledak dan menewaskan banyak orang, bilangnya polisi lambat... "Ente sehat ?"

Terkadang kepintaran bukan jaminan bahwa seseorang itu berakal sehat. Bukannya bersyukur kinerja polisi kita cepat, malah sibuk mencacat.

Coba CT Scan dulu di tempat yang tepat. Biar jelas, itu otak atau pant*preeeett*

Seruput dulu, ah.. mudah2an gada yang baperan..

@denny siregar


Toleransi Antaragama di Uni Emirat Arab

DUNIA HAWA - Selain Lebanon dan Qatar, Uni Emirat Arab juga menarik untuk disimak. Jika Lebanon adalah “negara Arab” yang menerapkan mekanisme “power sharing” atau bagi-bagi kekuasaan antarkelompok agama, baik Muslim maupun non-Muslim, dalam sistem politik-pemerintahan, sementara Qatar dikenal dengan julukan negara “Wahabi moderat-liberal” karena sangat terbuka dengan modernisasi dan fleksibel dalam keagamaan, maka Uni Emirat Arab (UEA) cukup populer dengan budaya toleransi agama.  


Penduduk UEA (sekitar 10 juta) juga warna-warni dari segi etnis dan agama. Dari segi etnis, tercatat hanya sekitar 10-15% saja yang merupakan penduduk pribumi Arab-Emirat (disebut Emirati). Sisanya adalah warga migran (ekspat), baik Arab non-Emirat maupun non-Arab, khususnya dari India, Bangladesh, Pakistan, Srilangka, Filipina, Thailand, dan lain sebagainya. Para migran ini membanjiri UEA sejak booming harga minyak di pasaran dunia (oil booms) tahun 1970-an, 1980-an, dan juga sejak usai Perang Teluk Irak-Kuwait. Mereka didatangkan oleh pemerintah UEA untuk bekerja di berbagai sektor industri dan pembangunan. Kini, UEA, sebuah negara "kerajaan federal", menjelma menjadi negara-kerajaan industri yang terkaya dan termaju di kawasan Arab Teluk sejak merdeka tahun 1966.

Banyaknya kaum migran di UEA berdampak pada terciptanya kemajemukan budaya dan agama. Tidak pelak, masing-masing warga migran ini kemudian membentuk "sub-kultur" yang mereka bawa dari negara mereka masing-masing sehingga menyebabkan UEA menjadi kawasan sangat majemuk: budayanya, agamanya, tradisinya, tata-busananya, bahasanya, makanannya, aktivitas ekonominya, dan lain sebagainya.

Dari aspek agama, misalnya, penduduk UEA sangat warna-warni. Menurut sejumlah data, sekitar 75% penduduk UEA adalah Muslim, sisanya (25%) adalah non-Muslim. Umat Kristen sekitar 9-10%, sisanya Hindu, Buddha, Bahai, Druze, Yahudi, Sikh, Parisi, dlsb. Sementara warga asli Arab-Emirat mayoritas (sekitar 85%) memeluk Sunni, sisanya (15%) adalah Syiah. 

Pemimpin politik-pemerintahan UEA sangat fleksibel dengan aneka perkembangan budaya dan agama warga migran ini bahkan mereka, sejak almarhum Presiden Zayed Bin Sulthan al-Nahyan hingga kini yang dipimpin oleh putranya, Khalifa Bin Zayed Al-Nahyan, mengfasilitasi aneka tempat ibadah bagi kaum migran. Presiden Zayed, seperti diakui oleh Pdt. Andrew Thompson, seorang pendeta senior di Abu Dhabi’s St. Andrews Church, merupakan salah satu pemimpin toleran yang berada di balik kebijakan-kebijakan toleransi agama sehingga membuat UEA menjadi kawasan toleran. 

Foto yang saya pasang di atas sekedar contoh kecil di mana Syaikh Mubarak Al-Nahyan (Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Komunitas) didampingi oleh Kardinal Pietro Parolin (dari Vatikan) dan Uskup Paul Hinder (Vicar Apostolic of Southern Arabia) sedang menghadiri acara inagurasi pendirian Gereja Katolik Santo Paul di Dubai yang diharapkan mampu melayani sekitar 70-an ribu umat Katolik di kota ini. Di kawasan yang sering disebut "New York-nya Timur Tengah" ini juga berdiri megah Gereja Katedral St. Joseph. Dalam sambutannya, Syaikh Mubarak Al-Nahyan mengatakan bahwa "UEA sangat menghormati dan menghargai perkembangan dan perbedaan agama. Pembangunan gereja ini adalah sebagai bukti komitmen, penghargaan, dan penghormatan kami terhadap warga non-Muslim di UEA."

Foto yang saya pasang ini sekedar contoh kecil di mana Syaikh Mubarak Al-Nahyan (Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Komunitas) didampingi oleh Kardinal Pietro Parolin (dari Vatikan) dan Uskup Paul Hinder (Vicar Apostolic of Southern Arabia) sedang menghadiri acara inagurasi pendirian Gereja Katolik Santo Paul di Dubai yang diharapkan mampu melayani sekitar 70-an ribu umat Katolik di kota ini. Di kawasan yang sering disebut "New York-nya Timur Tengah" ini juga berdiri megah Gereja Katedral St. Joseph. Dalam sambutannya, Syaikh Mubarak Al-Nahyan mengatakan bahwa "UEA sangat menghormati dan menghargai perkembangan dan perbedaan agama. Pembangunan gereja ini adalah sebagai bukti komitmen, penghargaan, dan penghormatan kami terhadap warga non-Muslim di UEA."

Ada sekitar 50-an gereja dari berbagai denominasi Kristen di UEA. Tempat-tempat ibadah umat non-Muslim dan non-Kristen lain juga ada di negara “Singapore-nya Arab” ini. Meskipun Islam sebagai “agama resmi” negara, kebebasan dan toleransi agama dijamin oleh Konstitusi negara-kerajaan federal ini. Dalam pasal 32 Konstitusi tersebut dengan gamblang tertulis: “Freedom to exercise religious worship is guaranteed in accordance with established customs and provided it does not conflict with public policy or violate public morals”.

@Prof.Dr.Sumanto al Qurtuby, MSi, MA

Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi


Soal Bom dan Gagal Paham Memaknai Jihad

DUNIA HAWA - Cukup membuat  saya kaget bercampur geram saat melihat berita di televisi yang mengabarkan adanya rencana pengeboman di tempat penting di Jakarta.  Saya pikir, jaringan teroris di negeri ini sudah pensiun, mengingat belakangan ini aparat keamanan sedang gencar-gencarnya membasmi jaringan teroris di beberapa tempat.


Ternyata, kelompok teroris itu masih ada dan bahkan berencana melakukan aksinya di tempat yang sangat penting, yaitu istana negara. Untungnya, para aparat kepolisian yang bekerja sama dengan Densus 88 sangat sigap dalam mengintai gerak-gerik mereka di sebuah kontrakan di Bintara, Bekasi Jawa Barat. Akhirnya, mereka tertangkap oleh aparat kepolisian.

Teroisme identik dengan pengeboman. Seolah keduanya tidak bisa dipisahkan.  Belakangan ini, Indonesia selalu menjadi sasaran pengeboman. Seperti yang terjadi di bom Bali 1/2002,  hotel JW Mariott 2013, Kedubes Australia 2004, bom Bali 2/ 2005, hotel JW Mariott dan Ritz-Cariton 2009, bom Mapolresta Cirebon 2011, Plaza Sarinah 2016. Dan yang paling hangat ialah pengeboman di sebuah gereja di Samarinda yang menewaskan seorang balita.

Dan anehnya, kesemua pelaku teror itu adalah orang Muslim yang bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Sesungguhnya Islam sendiri tidak mengajarkan pengeboman. Orang Islam yang suka ngebom berarti  bertolakbelakang dengan ajaran Islam itu sendiri. Dan gawatnya, mereka menyebut aksinya itu sebagai jihad di jalan Allah.

Ironis memang ketika jihad diidentikan dengan aksi pengeboman yang intinya mengancam kenyamanan orang lain. Tetapi, anehnya, yang menjadi korban aksi mereka adalah orang-orang yang tidak bersalah. Jika demikian layakkah aksi itu kita sebut jihad?

Jihad sendiri, memiliki tiga tingkatan, pertama jihad akbar (paling besar), di mana jihad ini menuntut kita untuk melawan hawa nafsu yang setiap harinya selalu mengelabui kita. Alasan kenapa jihad melawan hawa nafsu dikatakan sebagai jihad paling besar, karena tidak semua orang mampu melawan hawa nafsunya. Bahkan kebanyakan mereka sering terperdaya oleh bisikan-bisikan nafsunya yang berujung pada penyesalan.

Nah, berkaitan dengan ini, pernah  suatu hari, ketika itu, Rasulullah Saw menyambut sahabatnya yang baru saja pulang dari perang. Rasulullah mengucapkan selamat pada mereka karena telah memenangkan peperangan. Namun, di sela-sela itu, beliau berkata kepada mereka, “Masih ada jihad yang paling besar yang harus kalian lakukan.” Salah satu dari mereka bertanya, “Jihad apa ya Rasulullah?” “Jihad melawan hawa nafsu,” jawabnya singkat.

Kedua, jihad asghar (paling kecil), jihad ini berkaitan dengan peperangan. Di di dalam islam sendiri ada dua istilah mengenai perang: ibtida’i (ekspansi) dan difa’I (difensif). Dan peperangan yang terjadi di zaman Rasulullah ialah perang yang bersifat difensif, dengan kata lain perang perlawanan, artinya, Rasulullah dan pasukannya akan mau perang ketika mereka mendapat serangan lebih dulu.

Selama belum diserang, mereka (pasukan Muslim) akan tetap diam. Sementara perang yang bersifat ekspansi hampir tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan sahabatnya di eranya. Itulah mengapa Islam benar-benar berhati-hati dalam menyikapi jihad. Dengan kata lain, tidak asal-asalan.

Ketiga, jihad kabir (besar). Jihad ini  menuntut kita untuk melakukan persaingan dengan orang kafir, dari keilmuan maupun tegnologi dan kemajuan-kemajuan di bidang lain. Dan kita juga dituntut untuk bersikap mandiri, tidak bergantung pada mereka. Kalau perlu kita harus unggul dari mereka dari segala bidang. 

Nah, itulah tiga macam jihad di dalam Islam yang tidak bisa penulis paparan lebih jauh lagi, mengingat terbatasnya runag. Tetapi, ketiga poin di atas sudah merepresentasi akan makna jihad yang sesungguhnya.

Memandang lebih jauh lagi, bahwa jihad tidak hanya diidentiken dengan peperangan. Kalau mau jihad, Membantu orang yang kesulitan dengan harta dan mencari ilmu juga jihad, (QS. At-Taubah: 41). Tetapi, anehnya orang lebih suka memaknai jihad sebagai kekerasan dan pengeboman. Kalau saja, orang-orang masih memaknai jihad terbatas pada peperangan macam teroris tadi, maka makrifatnya mengenai Islam patut dipertanyakan. Membiarkannya, sama saja kita telah memberi ruang pengeboman bagi mereka.

@ali ridho