Sunday, November 13, 2016

Bom di Samarinda

DUNIA HAWA - Peristiwa pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, mengingatkan kita lagi akan bentuk terorisme gaya baru.


Seperti pernah kita bahas beberapa waktu lalu, terorisme menemukan bentuk barunya dengan tidak terorganisasi dan berdiri sendiri. Mereka dikenal dengan nama Serigala tunggal atau Lone Wolf.

Joh atau Juhanda adalah mantan napi atas teror bom di Tangerang dan bebas remisi thn 2014. Bebas remisi bukan berarti ia meninggalkan ideologinya, tetapi lebih kepada kelakuan baik selama di penjara. Ideologinya akan berdirinya negara Islam, bangkit kembali karena banyak berkomunikasi di internet, melihat apa yang dilakukan ISIS dan terpicu oleh bayangan surga dan bidadari sebagai motivasi terkuatnya.

Apa yang dilakukan Joh, mirip dengan penusukan polisi di Tangerang beberapa waktu lalu dan tragedi di Nice Perancis ketika seseorang menabrakkan truk di kumpulan orang yang sedang pawai.

Sulit sekali mendeteksi apa yang akan mereka lakukan, karena aksinya tidak mempunyai skenario. Pokoknya jihad, itu saja. Tentu jihad menurut versi mereka. Otak mereka sebenarnya sudah rusak karena doktrin.


Awal awal ini mereka menyerang polisi dan gereja. Tetapi ke depannya mereka melakukannya dengan cara yang sporadis, tidak lagi mengenal seragam dan agama, karena buat mereka "negara kafir dan thogut yang tidak mengenal sistem Islam" ini, masyarakatnya layak menerima hukuman.

Jadi, jangan pernah menuding satu. agama dalam kasus seperti ini, karena agama hanya bungkus saja. Terorisme adalah musuh semua agama bahkan seluruh elemen masyarakat. Kita sebenarnya wajib kasihan kepada model seperti Juhanda ini, karena mereka sebenarnya hanya korban dari ketidak-tahuan mereka.

Kasus Samarinda tidak ada kaitannya dengan demo 4 November kemarin, karena meski memakan korban, efeknya terlalu kecil untuk membuat kekacauan. Teroris yang terorganisasi biasanya membawa pesan untuk internasional, dan wilayah yang mereka tuju biasanya Jakarta dan Bali supaya pesannya efektif tersampaikan.

Usul saya kepada pihak kepolisian, para Lone Wolf ini sebaiknya diarahkan dan dibina oleh Raam Punjabi. Siapa tahu bisa diikutkan dalam sinetron Handsome-handsome Wolf...

Wah, kehabisan rokok dan kopi nih.. Nanti malam bisa berubah menjadi Coffee Wolf...

Video sosok pelaku pemboman gereja oikumene samarinda :




[denny siregar]

Setelah Strategi Pencitraan, Kini Agus Pakai Strategi Play As Victim dan Curhat?

DUNIA HAWA - Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam acara Mata Najwa secara gamblang mengakui bahwa sang Ayah, SBY, merupakan mentor politiknya. Hal ini tentu saja didapatkannya bukan dalam waktu semalam, melainkan selama ayahnya menjadi Presiden. Karena itu, sangatlah wajar kalau gaya politik Agus punya banyak kemiripan, jikalau tidak mau dikatakan sama, dengan SBY.


Dalam tulisan saya sebelumnya, Agus sudah memakai strategi pencitraan. Strategi yang pada akhirnya menjadi tertawaan karena pencitraan yang dilakukan sangat menggelikan. Kini, Agus akhirnya memakai strategi Play as Victim dan curhat-curhatan tidak penting. Hal ini secara jelas terlihat dalam pernyataan Agus yang dikutip oleh media online.

“Menghadapi serangan fitnah itu, saya mengajak kita semua tegar dan sabar,” kata Agus saat pidato politik di GOR Jakarta Utara, Minggu (13/11/2016).

“Jangan balas fitnah dengan fitnah. Itu bukan moral politik. Itu bukan cara yang kita pilih,” katanya.

“Turun dua kiloan-lah mungkin, kerasa di celana agak longgar dikit,” ujar Agus di Posko Relawan Agus-Sylvi (Relasi), Jalan Bangka Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2016).

“Jam tidurnya berkurang tentunya, tapi dapat empat (atau) lima jam, Alhamdulillah,” kata dia.

Masalah difitnah sepertinya berkaitan dengan demo 4 November dimana sang Ayah lebih dahulu memainkan skenario dengan melakukan konpress “merengek” karena ada data intelijen yang menyatakan bahwa dia terlibat dalam aksi demo 4 November. Tidak tahu siapa yang fitnah dan data intelejen yang mana, tetapi rakyat akhirnya jadi tahu kalau SBY diduga terlibat dalam demo tersebut. Apa maksud fitnah yang Agus maksud adalah pernyataan ayahnya ini?? Kalau gitu ini namanya memfitnah keluarga sendiri.

Agus sendiri tidak mau menjelaskan lebih lanjut fitnah yang dimaksud. Tetapi apapun itu, fitnah yang dilakukan kepada Agus sepertinya tidak begitu penting dibahas. Apalagi fitnahnya itu bukannya sesuatu yang tidak bisa dibuktikan. Sudah banyak berseliweran di media sosial. Salah satunya adalah posting FPI yang menampilkan gambarnya. Apakah maksudnya FPI yang memfitnah?? Entahlah apa yang dimaksud Agus ini. Pernyataannya tidak jelas, seperti program-program yang ditawarkannya.


Yang unik juga, Agus curhat kalau dia turun 2 Kg dan jarang tidur. Turun 2 Kg itu sebenarnya tidak begitu pengaruh. Paling juga karena belum makan. Siap makan, bisa naik tuh berat badannya jadi normal. Kalau turun 5 Kg baru enak curhatnya. Tetapi apa iya itu penting diketahui oleh pemilih?? Mungkin maksud Agus, dia lebih capek dibandingkan calon lainnya. Apa perlu yah diadakan tes berat badan siapa yang ani dan turun selama kampanye?? Hehehe..

Masalah tidur lagi. Walah kalau cerita masalah kurang tidur, itu mah normal saja. Apalagi dalam tekanan politik begini. Hasil survei tidak pernah nomer 1, bingung kadang mau jawab apa. Tidak mau berjanji selama kampanye karena tidak tahu apa yang mau dijanjikan. Tentu saja tidak bisa tidur. Agus bukan hanya newbie dalam politik, tetapi juga kurang persiapan dalam berpolitik. Wajarlah menurut saya kurang tidur. Betul ga, Mas Agus??

Sebenarnya Agus terlalu dipaksakan untuk menjadi cagub. Bukan mau mendiskreditkan, rekam jejak Agus di militer pun tidak bisa menjadi CV yang bagus untuk dijadikan seorang Gubernur. Itulah mengapa setiap hal yang diucapkan Agus tidak bisa sebaik Anies, apalagi mau menyaingi Ahok, Jauh banget. Tetap apalah lacur, sudah terjadi semua. Uang sudah digelontorkan dan semua usaha sudah dikeluarkan.

Semoga setelah strategi pencitraan yang gagal, strategi play as victim dan curhat-curhatan ini berhasil yah. Kalau pun gagal, janganlah sampai perlu menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan yah Mas Agus, apalagi menggunakan strategi-strategi yang menggelikan.

Salam menggelikan.

[palti hutabarat]

Bom Samarinda, Tetap Tenang Dan Percaya Pemerintah

DUNIA HAWA - Siang tadi kabar duka menyebar cepat. Pasalnya seseorang melempar bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda. Empat orang jemaat menjadi korban. Ada anak balita menderita luka bakar akibat terbakar bom molotov itu.


Foto korban yang dibebat perban dan kulit melepuh terbakar membuat kita sedih dan menangis. Anak kecil yang tidak tahu apa apa harus menanggung perih dan cacat kulitnya. Belum lagi trauma.

Foto dugaan pelaku juga menyebar cepat di medsos. Pelaku yang berkaos hitam bertuliskan Jihad dengan cepat berhasil ditangkap masyarakat saat mencoba melarikan diri. Foto yang menyebar juga membuat kita perih. Sedih.

Dua gambar yang berbeda yaitu korban anak bayi dan foto dugaan pelaku pelemparan bom molotov menjadi bukti bahwa nilai kemanusiaan dalam bingkai kebhinekaan kita masih rapuh.

Kerapuhan ini semakin cepat merambat ketika kita yang berakal sehat ikut andil dengan menyebarkan foto foto korban dan pelaku pelemparan bom molotov itu.

Kebencian yang hendak kita lawan menimbulkan kebencian baru. Menjalar, merembet dan menyeret siapa saja yang melihat gambar gambar kelabu itu dalam ruang batin semua anak bangsa.

Rumah Besar Pancasila kita terus digempur oleh sejuta fitnah propaganda, hujatan, ejekan, berita bohong, provokasi, pengeroposan dan penggerusan. Dogma dan doktrin asing terus merangsek nilai nilai kohesi kebangsaan kita. Suara suara penuh racun terus menggelayuti akal sehat anak bangsa.

Akibatnya, banyak kita lihat dan saksikan sesama kita anak bangsa yang dulunya guyub kini saling menista, saling menghujat, saling mengejek dan mencemooh. Caci maki ini bahkan sudah menjadi hal biasa dalam relasi sosial kita.

Sahabat… Tidak ada yang paling bermanfaat bisa kita lakukan selain bersama sama dengan pemerintah dan elemen bangsa lainnya bergandengan tangan dan merapatkan barisan untuk menjaga rumah Pancasila kita tetap berdiri teguh dan kokoh.

Seperti Kahlil Gibran berkata kegelapan bisa menutupi pepohonan, namun kegelapan tidak bisa menutupi cinta dan kasih sayang. Jiwa jiwa insan Indonesia yang penuh kasih sayang masih mengisi ruang ruang masyarakat kita.

Saya percaya kebencian dan permusuhan yang mencoba menembus Indonesia akan kalah karena orang berakal sehat dan baik masih mayoritas di negeri penuh rahmat ini. Orang orang baik yang saling menyapa dan mengasihi.

Kita berempati dan berdoa buat para korban dan keluarganya. Kita kecam semua pihak yang menggunakan cara cara kebencian dan kekerasan dalam mengadu domba dan merusak perdamaian.

Semoga pemerintah bisa mengatasi persoalan ini. Dan mari kita tidak menjadi bagian untuk menyebarkan kebencian dan kemarahan bereskalasi lebih luas lagi.

Semoga Tuhan menyertai bangsa kita.

Salam NKRI Jaya

[bigaldo sinaga]

Film Ahok dan Ibu Angkatnya yang Muslim Tayang di Bioskop Desember

DUNIA HAWA-  Sebuah film yang menceritakan hubungan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan ibu angkatnya, Misribu, direncanakan tayang di bioskop pada Desember mendatang.

Hal itu diungkapkan kakak angkat Ahok yang juga anak kandung Misribu, Andi Analta Amir (53).


"Yang bikin relawan. Awal bulan Desember mungkin tayang," kata Analta saat ditemui di Sekretariat Tim Kampanye Ahok, di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).

Analta masih enggan menjelaskan secara rinci mengenai film tersebut, termasuk judul yang akan dipakai.

Ia mengatakan, persiapan mengenai penayangan film tersebut masih terus dimatangkan.

Secara garis besar, kata Analta, film ini akan menceritakan hubungan antara Ahok dan Misribu semasa hidup sampai akhir hayatnya.

"Perhatian ibu saya pada Ahok tinggi. Makanya kita mau bikin film tentang ibu saya dan Ahok," ujar Analta.

Misribu merupakan istri dari Andi Baso Amir.

Adapun Baso Amir telah lama wafat sejak 1990, sedangkan Misribu wafat pada tahun 2014.


Semasa hidupnya, Baso Amir merupakan teman akrab ayah Ahok, Indra Tjahaja Purmama.

Baso Amir dan Misribu inilah yang dalam beberapa kesempatan sering disebut-sebut oleh Ahok sebagai orangtua angkatnya yang muslim.

[tribunews]

Undangan Parade Bhineka Tunggal Ika 19 November

DUNIA HAWA - Pasca aksi damai Bela Islam II pada 4 November lalu, pada hari ini, Sabtu (12/11), beredar pesan di media sosial yang berisi ajakan untuk menggelar aksi Parade Bhineka Tunggal Ika pada 19 November mendatang. Dalam pesan tersebut disebutkan bahwa aksi ini akan digelar di Parkir Timur Senayan dan Bundaran Hotel Indonesia.


Dalam undangan yang beredar di Medsos, dicantumkan bahwa Ketua Panitia Parade Bhineka Tunggal Ika adalah Tsamara Amany Alatas, yang diketahui merupakan pendukung Cagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Aksi ini menargetkan akan diikuti oleh 100 ribu massa. Selain itu, sejumlah tokoh juga disebut akan ikut dalam aksi tersebut diantaranya Buya Syafii Maarif, Gus Mus, Said Agil Siradj, Haedar Nashir. Tak cuma itu, aksi tersebut juga akan diramaikan dengan artis dan budayawan diantaranya Iwan Fals, Slank, hingga Cherry Belle.

Selain tokoh nasional, artis dan budayawan, sejumlah organisasi massa dan lembaga seperti LBH Jakarta dan Banser GP Anshor juga terlibat dalam aksi tersebut. Namun Tsamara Amany yang disebut sebagai Ketua Panitia membantah undangan yang beredar. Dalam akun twitter @TsamaraDKI, ia mengatakan memang akan ada Parade Kebhinekaan tetapi tidak seperti undangan yang tersebar.

"Teman teman, memang benar kami merencanakan Parade Kebhinekaa. Benar pula kami telah rapat membahas itu," tulisnya.

"Namun kemudian dari pesan yang tersebar banyak terkandung hoax atau unsur kebohongan, termasuk nama artis dan tokoh yg diundang, terima kasih," tulisnya lagi.

Berikut undangan yang tersebar di media sosial:

Dear kawan2,
Hasil perkembangan diluar, utk menyelamatkan kebhinekaan  instruksi tunggal : Gerak di tgl 19 nov

Konsolidasi 11 November 2016

Tanggal Aksi: 19 November

Tempat: Parkir Timur Senayan-Bundaran HI (tentatif, lihat massa konkret)

Posko: MAARIF Institute

Nama Aksi: Parade Bhinneka Tunggal Ika

Target Massa: 100rb

Jaringan Relawan 40rb (jangan pakai atribut partai)
Semut Ireng 100rb
Desa 50rb
RelaNU
Banser
RMJ
Jamaah Habib Lutfi (30 Rb)

Tuntutan Isu:

Merawat Indonesia  sebagai Negara Bhinneka Tunggal Ika.
Mempertahankan Pemerintah Konstitusional.
Menjalankan Penegakan Hukum yang Berkeadilan.


Kostum: Merah Putih & baju adat.

Tagline: #BerbedaItuIndonesia
Kepanitian:
Penanggungjawab: Seluruh jaringan.

Ketua Panitia: Tsamara Amany Alatas.

Sekretaris: Teh Nong.

Bendahara: Mayang (TII).

Korlap: Jaringan Relawan (Yustian), Perangkat Desa (orang Desa), Semut Ireng (?).

Acara : Teh Netty, Tommy (timnya mbak Netty (FKI), Ulin Yusron (Netizen), Agnes (ANBTI), Renny, (MAARIF Institute), Farid, Dina, Solihin (Tim Desa), Olga Lidya, Zahra (Jaringan Relawan)

Pendanaan : Hasan (Jaringan Relawan), Toni (MAARIF Institute)

Media: Thowik, Andy Budiman (Sejuk).

Dokumentasi: Pak Kris, Firdaus

Keamanan : Banser

Perlengkapan : Widodo (LBH Jakarta), Alex (Jaringan Relawan)

Perijinan :  Isnur (LBH Jakarta)

Kebersihan : Fathony, Milly (Jaringan Relawan)

Medis : dr. Maria Mubarika (JAI)

Konsumsi: Ellen (ANBTI), Henny (MAARIF Institute), Arum (Jaringan Relawan), Dwi Endang Sabekti (ANBTI).

Acara:
Konser
Dzikir
Orasi
Doa Lintas Agama

Nama Tokoh

Buya Syafii (Darraz)
Gus Mus (Teh Nong)
Habib Luthfi (Tsamara)
GKR Hemas (Teh Nia)
Pdt. Eri Lebang (Teh Nia)
Pdt. Yewangoe (Teh Nia)
KH. Ishomuddin (Teh Nong)
Budiman Sudjatmiko (Firman)
Mgr. Ign. Suharyo (Darraz)
Pdt. Gomar Gultom (Teh Nia)
Haedar Nashir (Fajar)
Abdul Mu’ti (Fajar)
Said Agil Siradj (Guntur Romli)
Bikkhu Panyavaro (Darraz)
Uung Sendana (Teh Nia)
Pengeran Jatikusumah (Teh Nia)
Pedanda Tianyar Sebali (Teh Nia)
Shinta Nuriyah (Teh Nia)
KH. Hussein Muhammad (Teh Nong)
Abdillah Toha (Darraz)

Artis/Budayawan (minimal 10 artis)

Iwan Fals
Slank
Tompi
Glenn
Sandi Sandoro
Kevin Aprilio
Tristan
Widi
Giring
Project Pop
Poppy
Sarah Sechan
Joe Taslim
Erwin Gutawa
Gita Gutawa
RIF
Kahitna
Ahmad Albar
Ian Antono
Joki Suryoprayogo
Kla
Maia Estianty
Ernest
Titiek Puspa
Mira Lesmana
Indra Bekti
Gading Martin
Olga Lidya
Anya Dwinov
Michael Idol
Vino G. Bastian
Melanie Subono
Andien
Cinta Laura
Cherry Belle
JKT 48
Uya Kuya
Chelsea Islan

*artis/budayawan yang berhalangan hadir membuat video campaign selama 30 detik dengan tagline yang telah ditetapkan
Rundown
Disusun setelah nama-nama tokoh/artis/budayawan confirm. Dump

Namun, atas beredarnya  undangan ini, berbagai pihak yang merasa belum diundang menyatakan keberatannya. Berikut klarifikasi dari akun @TsamaraDKI:



Jadi, undangan yang tersebar dimedia jelas ada yang mengandung unsur hoax, beberapa memang tidak termasuk, hanya saja pihaknya belum mengeluarkan undangan resmi.

Walau demikian, intinya adalah tanggal 19 November direncanakan sebagai aksi Parade Kebhinekaan.

Wah kelihatannya seru. Ada yang mau ikut...?

[dh©]

Polisi Pastikan Periksa Ketua MUI

Dewan Pertimbangan MUI Sampaikan Keterangan Berbeda, Polisi Pastikan Periksa Ketua MUI KH Ma'ruf Amin


DUNIA HAWA - Penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tidak hanya akan memeriksa Ahok, tetapi juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin.


Penyidik Polri akan memeriksa Ma'ruf Amin tidak di kantor polisi melainkan di Kantor MUI.

Juru Bicara Mabes Polri Kombes Rikwanto mengatakan, polisi akan menanyakan beberapa hal terhadap ulama tersebut.

"Penyidik akan tanya apa benar  MUI mengeluarkan fatwa terkait pidato Saudara Ahok di Kepulauan Seribu. Apa dasarnya dan sebagainya," ujar Rikwanto seperti disiarkan Radio Elshinta, Senin (7/11/2016).

Seperti diberitakan sebelumnya, Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hamka Haq, mengatakan, hasil kajian MUI yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah menghina Al Quran dan ulama bukan merupakan sebuah fatwa.


Menurut Hamka, hasil kajian tersebut sifatnya baru sebatas pernyataan pendapat sehingga tidak bisa dijadikan rujukan atau dasar bagi kepolisian dalam proses hukum kasus Ahok.

Hal tersebut dia katakan usai diminta keterangan oleh penyidik Bareskrim Polri sebagai ahli dari pihak terlapor di Bareskrim Mabes Polri, Kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).

"Tadi ditanya soal fatwa dan pernyataan pendapat. Ini yang lahir dari MUI sifatnya baru pernyataan pendapat, belum fatwa," ujar Hamka.

Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PDI-P ini menuturkan, jika merujuk pada kelaziman internasional maupun di Indonesia, fatwa bersifat mengikat. Oleh sebab itu, fatwa harus dilaksanakan oleh umat Islam dan pemerintah.

Pernyataan pendapat merupakan dasar untuk pertimbangan kajian lebih lanjut.

"Ternyata yang keluar dari MUI itu baru pernyataan pendapat," kata Hamka.

Selain itu, Hamka menjelaskan, pernyataan pendapat oleh MUI itu dikeluarkan secara sepihak tanpa mengundang Ahok sebagai terlapor.

Seharusnya, kata Hamka, MUI memanggil pihak terlapor lebih dulu untuk memberikan kesempatan pihak terlapor melakukan konfirmasi.

[beritateratas]

Membuka Topeng Para Pendemo Ahok

Menatap Balada Islam Anti Pancasila dan NKRI


DUNIA HAWA - Ketika dalam sebuah diskusi terbuka di tahun 2012 bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila di Gedung Juang 45, dan saya berkebetulan jadi salahsatu narasumber. Moderator meminta pendapat saya tentang pengibaran bendera Bintang Kejora oleh aktivis Organisasi Papua Merdeka dan tuntutan berdirinya Khilafah Islamiyah oleh Hizbut Tahrir Indonesia.

Lugas saya jawab, "penjarakan saja siapapun yang menggerakkan dan ikut mendukung aksi itu, bahkan sekalipun jika aksi itu diam-diam didukung elit politik di pusat". 

Saat itu, saya 'menyundul' Yorries Raweyay yang menyatakan bahwa pengibaran bendera OPM itu tidaklah masalah. Padahal bagaimana mungkin tidak masalah, karena bendera OPM adalah simbol 'negara', setidaknya itulah prinsip para penggeraknya. Pernyataan itu jelas mendukung semangat separatisme, dan menurut saya mesti ditumpas.

Mengamati aksi 4 November saya menjadi ingat diskusi empat tahun lalu itu. Saya melihat kita seperti sedang menonton aksi telanjang para anasir anti Pancasila dan NKRI mempertontonkan keberanian mereka dan aparat kita masih santai saja. 


Jika kita mencermati para tokoh aksi kemarin lalu itu, tak sulit untuk melihat, sekali lagi dengan telanjang, bagaimana sikap dan orientasi politik mereka terhadap Pancasila dan NKRI selama ini.


Banyak yang terlena dengan slogan (Bela Al-Qur'an dan Bela Islam) sehingga lupa bahwa aksi bela apapun tidak serta merta meruntuhkan konsensus nasional kebernegaraan kita. Dan kita juga tak boleh lupa, siapa penggerak dibalik seruan slogan itu. Saya mengamati perjalanan beberapa penggerak aksi kemarin, diantaranya :

1. Bachtiar Nasir Ketua GNPF MUI (Sekjen MIUMI dibawah naungan Farid Akhmad Okbah, seorang radikal berpaham Wahhabi yang sangat anti NKRI); 

2. Abu Djibril (Berpaham Wahhabi Ekstrim, ia mengirim anaknya menjadi Pasukan Al-Qaeda , pentolan Majelis Mujahidin Indonesia MMI); Ia berkali-kali secara terbuka menentang Pancasila dan NKRI. Anaknya yang satu lagi jadi tersangka kasus Bom JW Marriot dan Rizt Carlton.

3. Zaitun Rasmin Wakil Ketua GNPF-MUI (Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, perpaham Wahhabi); anti pluralisme

4. Munarman, selaku panglima lapangan (orang yang pernah melakukan sumpah setia terhadap ISIS). Beberapa kali terlibat aksi kekerasan terhadap pihak yang toleran 

Dibelakang aksi mereka, tokoh tokoh partai tertentu (Ikhwanul Muslimin cabang Indonesia); Hizbut Tahrir Indonesia, yang pastinya terkoneksi dengan gerakan khilafah internasional; tokoh-tokoh partai, yang partainya justru mendukung pemerintah, tapi gerakan politiknya malah anti Jokowi; mereka sengaja tak muncul karena takut organisasinya dibubarkan kalau terjadi chaos dan anarkis; dan pastinya ada tokoh yang berperan sebagai sumbu utama.

Orang-orang diatas adalah orang yang paling getol menyuarakan Anti NKRI dan ingin menegakkan Khilafah di Negara ini, dengan cara merusak Ideologi Pancasila.

Tidaklah sulit sesungguhnya melacak portofolio orientasi dab gerakan politik mereka. Yang membingungkan jika aparat keamanan terus saja membiarkan mereka terus mempropagandakan slogan anti Pancasila dan NKRI.

Tidakkah seharusnya mereka ditindak, bahasa halus dari ditumpas, jika menentang konsensus nasional yang dikobarkan lewat semangat Proklamasi 17 Agustus 1945?

Saya mendengar Panglima TNI menyatakan akan menumpas gerakan apapun yang menentang Pancasila dan NKRI. 

Janganlah jadi perang slogan, karena penentangan mereka sudah bukan lagi semata slogan tapi sudah sering berwujud tindakan. Dan itu harus ditindak, kalau tak mau saya sebut ditumpas.

Mengganti Pancasila dan NKRI itu berarti mengganti dasar negara. 

Rumah yang diganti fundamennya, sama saja merubuhkan rumah yang sudah ada lalu menggantikannya dengan rumah baru dengan fundamen berbeda.

Kenapa mereka yang ingin negara Islam tidak pindah saja ke Arab Saudi, misalnya. Ketimbang rakyat lain yang mayoritas dipaksa ikut serta dalam keinginannya. Toh mereka tidaklah banyak. 

Sore ini saya menyeruput teh pahit ditemani kurma. Kurma tak pernah membuat saya jadi seorang arab. Sama seperti menjadi seorang muslim tidak serta merta membuat saya jadi harus butuh negara Islam.

Kurma, arab dan Islam tidaklah harus selalu diposisikan satu. Dari tempatnya berada, nenek moyang saya yang tidak diragukan ke-islamannya tersenyum. Karena setidaknya saya dipandang mampu memahami makna agama yang mereka warisan dan ajarkan pada anak keturunannya.

Saya memang bukan Islam kagetan.

Menikmati Teh Pahit 

Menikmati Indonesia

[tehpahitindonesia]

Aksi Bela Islam Juga Dilakukan dI Los Angeles

DUNIA HAWA - Rupanya Aksi Bela Islam bukan hanya berlangsung di Indonesia, tapi juga di Los Angeles, AS. Bedanya di LA, Aksi bela Islam itu dilakukan umat Kristen.

Ini saya ketahui dari status FB sutradara terkemuka Indonesia, Hanung Bramantyo yang sedang berada di LA dan menulis pengalaman shalat Jumat di sana.


Hanung terharu dengan aksi umat Kristen yang menyatakan solidaritas dan dukungan terhadap umat Islam. Ini nampaknya terkait dengan kekhawatiran terhadap kebijakan dan perilaku anti-Islam yang mungkin akan tumbuh setelah kemenangan Donald Trump.

Di masjid itu, walikota LA juga berpidato di depan Jemaah Muslim dan menyatakan bahwa Islam, Nasrani dan Yahudi adalah saudara.

Mudah-mudahan rasa persaudaraan antar umat beragama ini bisa kita teladani di Indonesia. Umat Islam dan Nasrani memang bersaudara. Bangsa ini bersaudara.

[ade armando]

Agus Yudhoyono-FPI dan ‘Misteri’ di Belakang 4 November

DUNIA HAWA - Apakah kubu Agus Yudhoyono berada di belakang Aksi 4 November 2016?

Tidak ada jawaban pasti, saat ini.

Namun kini terungkap bahwa Front Pembela Islam – salah satu motor Aksi 4 November —  tampaknya memang memiliki hubungan erat dengan Agus Yudhoyono.

Saya baru saja mendapat kiriman enam  status yang diunggah di fanpage FPI yang isinya memuja-muji Agus Yudhoyono.


Pada 10 Oktober, fanpage itu memuat status tentang pernyataan Agus bahwa ia ‘terluka’ ‘penistaan terhadap Al Quran’ oleh Ahok.

Pada 17 Oktober, dimuat tulisan Zulkifli Hasan (PAN) yang memuji Agus yang meraih tiga gelar master di tiga kampus kelas dunia.

Pada 18 Oktober, dimuat gambar Agus dengan anak-anak pramuka dengan teks yang menggambarkan Agus sebagai sosok yang bersedia mengorbankan karier militernya untuk membangun Jakarta.

Pada 26 Oktober, dimuat rangkaian foto Agus dengan teks yang penuh pujian bahwa Agus adalah sosok muda, berpendidikan, gagah, berprestasi, santun, ramah, dekat dengan rakyat, jujur, tegas, berani dan bersih dari korupsi

Pada 28 Oktober, dimuat video Agus yang melompat dari panggung yang dipuji sebagai ‘sosok gaul khas anak  muda saat ini’.

Pada 29 Oktober, muncul gambar Agus dan Silvy dengan teks: INILAH SANG NOMOR SATU.








Segenap status ini menjadi penting sebagai indikasi adanya dukungan FPI pada Agus Yudhoyono.

Apalagi dalam beberapa terakhir, beredar pula video yang menampilkan rekaman sebuah acara makan bersama – yang dikatakan dilakukan sesudah aksi 4 November – bernuansa kearab-araban dengan peserta yang terkesan datang dari kelompok Islam. Yang penting dalam video itu ada sosok Agus Yudhoyono yang duduk persis di samping seseorang yang mirip sekali dengan Rizieq Shihab.


Bila hubungan erat ini benar, wajar bila ada dugaan bahwa kubu Agus Yudhoyono berada di belakang Aksi 4 November untuk menggagalkan pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI.

Ini semua harus segera diklarfikasi kubu Agus. Bila tidak, masyarakat bisa menduga bahwa dana Rp 100 miliar untuk mendanai Aksi 4 November (sebagaimana diakui koordinator Gerakan, Bachtiar Nasir) datang dari kubu Agus.
Lebih buruk lagi, bila tak ada klarifikasi, masyarakat bahkan bisa menduga bahwa yang dimaksud sebagai ‘aktor politik’ yang dinyatakan Jokowi dalam pidato pasca aksi 4 November adalah bukan saja Agus, tapi juga ayah Agus, SBY.

Semoga Allah senantiasa membukakan jalan kebenaran bagi bangsa ini

[ade armando via medinaonline]

Bom Samarinda

DUNIA HAWA - Ada bom di gereja Samarinda, bahkan ada juga balita yang jadi korban. Pengeboman tempat ibadah adalah termasuk penistaan agama, menista agama sendiri dan menista agama orang lain. Dimana bibib Brengzek, FPI, MUI dan ustadz usraz artis yang kemarin teriak teriak anti penistaan agama?





Tapi kok pelakunya pake kaos jihad? Wah ini pasti rekayasa zionis n pengalihan isu saja. Paling begitu alasan mereka. Mereka paling suka menyulut dan bermain api tapi kalo terjadi kebakaran maka yang disalahkan pasti pihak lain. Kelompok sendiri selalu jadi yang paling benar. Kasus suriah aja katanya salah Amerika, bukan wahabi.

Memang susah bicara sama orang yang sudah keracunan dogma dan ketularan virus radikalisme.

Salam Waras.

video : Sosok Pelaku Ledakan di depan Gereja Oikumene Samarinda



[muhammad zazuli]

Ledakan Terjadi di Depan Gereja Oikumene di Samarinda

DUNIA HAWA - Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Fajar Setiawan membenarkan adanya kejadian ledakan bom di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.10 Wita.

"Benar tadi pukul 10 lewat 10 menit ada seorang pria melintas di Gereja Oukemene melempar diduga bom low explosive," katanya. 


Akibat kejadian ini, empat anak kecil yang saat kejadian berada di lokasi area parkir gereja menjadi korban.

"Untuk korban, ada empat anak dan saat ini telah dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.

Pria yang diduga sebagai pelaku saat ini telah diamankan dan dibawa ke Polresta Samarinda untuk dilakukan pemeriksaan.

Kejadian ini pun telah menjadi perbincangan di media sosial. Akun Facebook milik Freijae Rakasiwi membagikan beberapa foto di akun grup facebook Bubuhan Samarinda.

Beberapa gambar itu menunjukkan beberapa sepeda motor tergeletak berhamburan di depan gereja.

video : Sosok Pelaku Ledakan di depan Gereja Oikumene Samarinda



[tribun kaltim]




Ahok Jadi Tersangka

DUNIA HAWA - Banyak inbox kesaya meyakinkan bahwa Ahok kali ini akan jadi tersangka.

Saya biasanya hanya baca sambil senyum senyum saja, karena jika Ahok jadi tersangka mereka seperti ejakulasi sesudah onani begitu lama. Memang itu keinginan mereka, yang pertama Ahok harus jadi tersangka dan yang kedua tersangkakan Ahok.

Saya jawab dengan geli, "So, kalau Ahok jadi tersangka memangnya kenapa?"

Sebenarnya buat saya, lebih bagus Ahok jadi tersangka. Karena kalau tidak, maka akan banyak plintiran isu bahwa Kepolisian yang posisinya di bawah Presiden, di intervensi oleh Jokowi. Ini akan memicu gelombang demo lebih besar dengan headline "Jokowi melindungi penista agama" atau lebih ekstrim lagi "Jokowi musuh Islam".

Beda kalau Ahok dijadikan tersangka oleh Polisi...


Dengan proses Ahok menjadi tersangka, maka barisan mereka akan terpecah dua bagian. Bagian unyu unyu yang kemaren demo karena Ahok menista agama, akan puas karena sdh ejakulasi. Sedangkan bagian abu abu yang masih onani, jelas akan sulit untuk mendapatkan gelombang demo sebesar 4 november kemaren karena si unyu unyusudah sadar diri.

Dari status Ahok menjadi tersangka, maka akan jelas kelihatan mana yang benar benar berniat "membela agama" dan mana yang "menunggangi" isu penistaan agama. Jika terpecah, baru kelihatan tuh aktor aktor politiknya yang tetap tidak puas sebelum Indonesia rusuh..

Jika Ahok jadi tersangka, maka Kepolisian akan lepas tangan sehingga isu intervensi Presiden akan bisa diredam. Untuk selanjutnya proses akan dibawa ke pengadilan yang tidak berada di bawah kewenangan Presiden, sehingga lebih independen.

Lagian, status tersangka tidak akan membatalkan pencalonan seseorang dan itu sudah ditetapkan KPUD. Lah namanya tersangka, masih perlu pembuktian lebih lanjut benarkah seseorang berbuat kejahatan.

Pertarungan masih panjang, butuh tahunan, sebelum seseorang ditetapkan bersalah oleh pengadilan...

Disinilah seninya permainan catur.

Pertahanan sengaja dibuka supayap musuh masuk dan menyerang. Musuh yang merasa sudah diatas angin, masuk dan memakan umpan sebuah pion yang disediakan. Ketika musuh sudah masuk, maka kurung dia sehingga tidak bisa melangkah kemana mana, kecuali mengorbankan diri dengan memakan bidak lain daripada rugi bandar.

Jadi, awalnya Jokowi mereka paksa untuk makan buah simalakama, nanti mereka yang akan dipaksa makan buah sikelemele, yaitu dimakan bapak jadi kuda, gak dimakan anak lebaran sama kuda.

Pucing kan, kepala kuda?

Biar gak pucing, ceruput kopi dulu...


[denny siregar]