Friday, November 11, 2016

Buya Syafii Ulama Sejati

DUNIA HAWA - Buya Syafii Maarif adalah seorang “buya sejati” dan ulama teladan bagi putra-putri Bangsa Indonesia. Saya tidak kenal dekat dengan Buya Syafii. Tapi sudah sejak lama saya mengamati dan memperhatikan “sepak-terjang” beliau di dunia kepolitikan nasional. Saya juga sudah lama membaca, mempelajari, dan menelaah tulisan-tulisan beliau yang sangat banyak bertebaran, baik dalam bentuk buku maupun artikel-artikel di berbagai jurnal dan media. 


Ketika beberapa tahun lalu, Buya Syafii mendapatkan penghargaan sebagai “Guru Bangsa” oleh sebuah lembaga di Jakarta, sayalah yang diminta oleh panitia dan pendiri lembaga itu untuk menulis biografi singkat beliau. Kesanku, Buya Syafii bukan hanya seorang sejarawan Islam handal dan cendekiawan Islam mumpuni tetapi juga seorang tokoh agama yang cinta mati dengan Indonesia, kebangsaan, dan kemanusiaan. 

Buya Syafii juga seorang tokoh Muslim yang cinta mati dengan Islam. Keliru besar tuduhan dan fitnahan yang menganggap beliau “tidak Islami” atau “kurang kualitas Islam”-nya hanya karena beliau berbeda pendapat dengan “mainstream” publik Islam tentang “kasus Ahok”. Buya Syafii adalah seorang ulama sejati yang mengerti tentang hakekat Islam, memahami tentang “spirit kenabian”, dan mengetahui tentang bagaimana Islam seharusnya dan idealnya berkiprah di masyarakat yang majemuk.  

Cukup panjang pergumulan intelektual dan proses belajar Islam Buya dari Indonesia sampai Ohio dan akhirnya mendarat di Chicago ketika ia belajar doktor di bawah bimbingan ahli Islam ternama kelahiran Pakistan: mendiang Professor Fazlur Rahman. Maka, sangat naif dan ironis, jika seorang ilmuwan besar yang sudah malang-melintang di dunia pendidikan dan kenyang dengan “asam-garam” pengkajian Islam, kemudian dilecehkan oleh anak-anak ingusan yang baru sunat kemarin sore atau oleh “ustad unyu-unyu” yang tidak memiliki kualifikasi akademik tapi hobi ceramah dan nampang di tivi. 

Bukan hanya itu, Buya Syafii juga teladan bagi bangsa karena sikapnya dan gaya hidupnya yang sangat sederhana. Sejak dulu, Buya Syafii hidup sangat sederhana. Meskipun ada banyak pengusaha dermawan atau pejabat / politisi kaya yang ingin “menyejahterakan” hidupnya, beliau selalu menlak dengan halus. Dulu Pak Taufik Kiemas juga pernah menawari beliau untuk menjadi Komisari Utama sebuah perusahaan BUMN, tetapi Buya Syafii menolaknya karena merasa tidak layak menduduki jabatan itu. Konon mobil beliau juga cukup Xenia. Rumah beliau juga amat sangat sederhana. 
Coba Anda bandingkan kesederhanaan atau kesahajaan hidup beliau dengan para “ustad seleb” atau pemimpin ormas Islam yang hobi mengoleksi mobil-mobil mewah keluaran “negara-negara kapir” yang selalu mereka caci-maki itu? Coba Anda bandingkan kesederhanaan beliau dengan para “penceramah genit” sok alim-saleh bin Islami tapi doyan pamer kemewahan dunia? Coba Anda renungkan: mana sebetulnya yang lebih Islami? Mana sebetulnya yang lebih “Qur’ani”? Mana sebetulnya yang lebih “nyunah rasul”? Mana yang lebih meneladani Nabi Muhammad? 

Jika Anda mengaku beragama Islam atau setidaknya ber-KTP Islam tetapi tidak mengindahkan Buya Syafii, maka perlu diragukan keislaman Anda. Jika kalian mengaku Islam tetapi tidak menghormati Buya Syafii, maka gantilah pakaian kalian dengan kain kafan. Jika kalian mengaku Islam tetapi lebih menghormati para ustad yang suka memaki dan berkata kotor seperti got comberan itu, maka Islam mana sebetulnya yang kalian anut? Ajaran Islam mana yang mengajarkan umatnya untuk berkata kotor dan kurang ajar terhadap orang lain, apalagi orang lain itu adalah seorang ulama besar seperti Buya Syafii? 

Kita boleh berbeda pendapat dan pemikiran tetapi hendaknya tetap berpegang pada etika dan moral, jangan seenak perutnya sendiri. Jika Anda mengaku sebagai “penyembah Tuhan” tetapi kelakuan kalian seperti “preman jalanan”, saya khawatir, kalian ini sebetulnya adalah “pemuja setan”. 

Jabal Dhahran, Arabia

Prof.Dr.Sumanto al Qurtuby, MSi, MA
Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi

10 Cara Busuk untuk Menggagalkan Kemenangan Ahok

DUNIA HAWA - Pertarungan Pilkada DKI 2017 akan tercatat sebagai Pilkada DKI paling kotor dalam sejarah. Kubu Anti Ahok menghalalkan segala cara untuk menggagalkan kemenangan Ahok untuk terpilih menjadi Gubernur DKI 2017-2022. Mereka rela memanipulasi ayat Al Quran, menyebarkan kebohongan di media sosial, merekayasa survei, sampai melakukan ancaman fisik.


Berikut adalah sepuluh hal yang setidaknya tercatat sampai saat ini:

1. Menyebarkan kebohongan bahwa Al Maidah 51 memuat larangan memilih pemimpin Nasrani, padahal, sebagaimana bisa dibaca dalam terjemahan resmi Al Quran yang dikeluarkan Departemen/Kementerian Agama di Indonesia, Al Maidah 51 tidak memuat larangan memilih pemimpin Nasrani. Ini bisa dibilang sebagai kejahatan paling dahsyat karena melibatkan para ulama yang begitu saja mengabaikan fakta bahwa dalam terjemahan resmi yang diakui di Indonesia, tidak ada larangan memilih pemimpin Nasrani dalam Al Maidah. Imam Masjid Agung Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar sebenarnya sudah mengungkapkan bahwa umumnya terjemahan Al Quran di dunia internasional pun tidak memuat kata ‘pemimpin’ dalam Al Maidah 51. Namun ini sama sekali diabaikan oleh para ulama anti Ahok, termasuk MUI, yang berkeras bahwa Allah sudah eksplisit melarang umat islam memilih pemimpin Nasrani.

2. Menyebarkan kebohongan di media sosial sehingga seolah-olah Ahok di Pulau Seribu pernah menyatakan “dibohongi oleh Al Maidah 51”. Ini dimulai oleh Buni Yani, dosen di London School of Public Relations (yang kini diberhentikan atau mengundurkan diri), yang melalui status FaceBook-nya mengedit pernyataan Ahok yang asli, sehingga menimbulkan kesan yang salah. Pertanyaan Ahok asli adalah: “dibohongi pakai Al Maidah 51” yang kemudian diubah menjadi “dibohongi Al Maidah 51”. Status ini kemudian disebarluaskan, walau sudah berulangkali diungkapkan bahwa teks itu bohong.

3. Menyerang ulama senior seperti Mantan Ketua PP Muhammdiyah Ahmad Syafii Ma’arif hanya karena sang ulama secara konsisten membela Ahok. Buya Syafii dimaki-maki, dilecehkan, dituduh sebagai orang dekat Ahok dan dibayar hanya karena ada foto yang menampilkan mereka berdua makan bersama, bahkan dianggap tidak lagi pantas menjadi orang Minang karena pembelaannya terhadap Ahok.

4. Mengancam kubu Ahok yang hendak bertemu langsung dengan rakyat di masa kampanye. Ini berulangkali dilakukan dan diketahui bahwa umumnya apa yang dikatakan sebagai ‘aksi penolakan warga’ itu sebenarnya dirancang dan dikoordinasi oleh orang-orang di luar daerah itu.

5. Menggelar unjuk rasa dengan judul “Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI” yang seolah-olah damai dengan biaya Rp 100 Miliar. Lucunya, walau aksi ini bernama Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI, Fatwa MUI tersebut tidak pernah ada.

Para pegiat unjuk rasa berusaha keras membangun citra bahwa kegiatan itu damai, namun laporan dari lapangan menunjukkan bahwa di sepanjang aksi terus terlihat pernyataan penuh kebencian dan ancaman untuk melakukan aksi melawan hukum. Kerusuhan di malam hari pecah antara lain karena mereka menuntut agar Ahok ditangkap saat itu juga, atau peserta unjuk rasa akan terus bertahan sampai permintaan mereka dipenuhi. Mereka juga siap dengan kelompok lapangan yang menggunakan kekerasan fisik.

Aksi sebesar ini pun hampir pasti didanai kelompok tertentu, walau berulangkali dikatakan oleh kelompok pelaku aksi bahwa kegiatan itu mereka danai sendiri. Ketua Gerakan sendiri, Bachtiar Nasir, menyatakan mereka disubsidi Rp 100 Miliar.

6. Mengancam rumah Ahok. Pada 4 November tersebut, aparat keamanan berhasil mencegah adanya kelompok-kelompok sipil yang berusaha mendatangi dan menyerang rumah Ahok.

7. Membuat survei abal-abal yang menujukkan suara dukungan terhadap Ahok sudah didekati suara dukungan terhadap Agus Yudhoyono atau  Anies Baswedan.

8. Membangun suasana ketakutan dan mengancam, termasuk menjatuhkan Jokowi, dengan harapan Ahok akan mundur dari pertarungan Pilkada demi kepentingan stabilitas.

9. Melibatkan kelompok-kelompok yang seolah datang dari Universitas terkemuka, seperti Universitas Indonesia, lengkap dengan atribut jaket kuning dan lambang UI; padahal kelompok-kelompok itu sama sekali tidak dikenal dalam lingkungan UI sendiri. Sebagai contoh, tiba-tiba saja adanya organisasi bernama Perhimpunan Ikatan Alumni UI yang mendukung gerakan anti Ahok, padaha lembaga resmi alumni UI yang dikenal dan diakui di lingkungan UI adalah ILUNI (tanpa Perhimpunan).

10. Memobilisasi media massa seperti grup MNC, yang pemberitaannya memuat narasi-narasi yang mengesankan ancaman dan teror agar Ahok segera diamankan. Grup MNC setiap hari menyajikan berbagai berita yang tidak sekadar menampilan fakta melainkan dipenuhi dengan kesimpulan-kesimpulan tendensius.

[ade armando via madinaonline]

Para Penjual Agama

DUNIA HAWA - Semua orang tahu bahwa Prabowo dan SBY adalah 2 orang yang ambisius. Prabowo sudah berambisi jadi presiden sejak belasan tahun yang lalu dan sudah menghabiskan dana milyaran untuk berusaha meraih ambisinya tersebut. Sedangkan SBY juga dikenal berambisi untuk terus melanggengkan dinasti kekuasaan dengan usulannya menjadikan Ani Yudhoyono menjadi Capres 2019 dan kini Agus Harimurti Yudhoyono diajukan untuk menjadi Gubernur DKI sebagai langkah awal menuju kursi RI 1.


Kedua orang ini (Prabowo dan SBY) cukup pintar memanfaatkan isu-isu sensitif untuk memancing di air keruh demi ambisinya meraih kekuasaan. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar sedunia dimanfaatkannya betul untuk bisa menyulut emosi dan sentimen agama (sektarianisme, primordialisme) demi memuluskan skenarionya menuju kekuasaan. Apalagi mayoritas umat muslim kita masih banyak yang bodoh, mudah terpancing dan gampang disulut emosinya. 

Dulu Prabowo yang berpaham nasionalis menjalin kerjasama dengan PKS yang berprinsip Islamis militan dan melakukan berbagai kampanye hitam yang brutal, tanpa etika dan penuh dengan isu SARA, fitnah dan hoax. Kini SBY juga ditengarai oleh berbagai pihak bekerjasama dengan FPI dan MUI untuk menjalankan politik SARA dan kebencian untuk menjatuhkan lawan politiknya yang terbukti berat untuk bisa dikalahkan karena prestasinya yang terbukti bagus sedangkan anaknya dikenal belum memiliki pengalaman sama sekali di pemerintahan.

Umat yang bodoh dan gampang dipancing serta disulut emosinya sampai kapanpun akan terus dimanfaatkan menjadi pion politik dari berbagai kepentingan demi meraih tujuannya masing2. Situasi politik Timur Tengah yang kaya minyak sekaligus tidak pernah sepi dari konflik adalah salah satu buktinya. FPI dan MUI sebagai sebuah kelompok agama ternyata kini tak lebih hanya menjadi para penjual agama.

Salam Waras

[muhammad zazuli]

Setelah Dayak, Kupang, Giliran Blitar Bersuara Tuntut Pembubaran FPI

DUNIA HAWA - Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mendukung penuh wacana pembubaran Front Pembela Islam (FPI) di Indonesia. Organisasi massa Islam itu dinilai menjadi ancaman kesatuan bangsa dan azas Bhinneka Tunggal Ika yang selama ini dipertahankan mati-matian.

Komandan Banser Kabupaten Blitar Kabupaten Blitar Imron Rosadi mengatakan keberadaan FPI sudah sepatutnya ditinjau oleh pemerintah. Dalam berbagai peristiwa, FPI dituding selalu menebar kebencian yang mengancam kesatuan bangsa. “Saya mendukung penuh pembubaran FPI,” kata Imron yang juga aktivis NU Rabu 8 November 2016.


Menurut Imron, yang akrab disapa Baron, itu FPI selalu menganggap orang yang berbeda pandangan sebagai musuh. Termasuk dalam kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Baron mengatakan, sebagai organisasi yang mengaku berlabel Islam, seharusnya FPI memberi tauladan dalam menyelesaikan masalah secara etis dan tak mengandalkan pengerahan massa. Sebab aksi-aksi seperti itu justru memantik reaksi minor dari umat Islam sendiri, serta menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi penganut agama lain.

Baron menegaskan, cara-cara yang dipakai FPI dalam menyelesaikan masalah sama sekali tidak merepresentasi umat Islam di Indonesia. FPI hanyalah ormas yang digerakkan oleh kepentingan dengan cara-cara yang jauh dari ajaran Islam yang penuh kedamaian. “Memangnya negara ini milik mbahe FPI sehingga semua orang harus tunduk,” ujarnya dengan nada mengecam.

Kemerdekaan Indonesia, lanjut Baron, adalah kristalisasi perjuangan seluruh rakyat Indonesia dari semua golongan. Mereka bahu membahu berjuang mengusir penjajah tanpa melihat latar belakang suku dan agama. Karena itu jika kemudian ada yang berusaha mengklaim sebagai kelompok mayoritas dan berkuasa atas kelompok lain, sudah jelas menjadi ancaman bagi kesatuan bangsa.

Dalam situasi karut marut seperti ini, kata Baron, semakin parah karena peran partai politik yang mengaku sebagai nasionalis justru tak banyak bicara. Mereka terkesan diam dan cuci tangan saat melihat gejala ancaman disintegrasi bangsa tengah berlangsung.

“Saya harus sampaikan jika NU adalah satu-satunya organisasi yang istiqomah mengawal Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia,” ucap Baron.

Sebagai badan otonom NU, kata Baron, Banser siap mengawal NKRI dan memberangus kelompok radikal yang ingin membuat aturan sendiri di Indonesia.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Blitar Hartono justru bersikap sebaliknya. Menurut dia karakter aktivis FPI di tiap-tiap daerah berbeda sesuai kultur setempat. Di Kota Blitar, Hartono mengklaim telah membangun komunikasi baik dengan FPI Blitar.

Bahkan FPI dan Ansor selalu bergerak bersama-sama saat terjadi persoalan yang menyangkut agama. “Terakhir saat terjadi penistaan agama oleh salah satu pendeta gereja di Kota Blitar, kami berkoodinasi dan bergerak bersama,” tutur Hartono.

Namun menyikapi persoalan Ahok yang terjerat delik yang sama, Hartono justru menolak pengerahan massa ke Jakarta. Menurut dia persoalan itu harus diambil alih oleh kepolisian, bukan kekuatan massa. “Bagaimanapun negara ini diatur oleh undang-undang dan bukan hukum agama.”

Sebelumnya Forum Adat Dayak dan sekelompok warga Kupang menuntut hal yang sama yaitu pembubaran FPI.

[tempo]


(Dokumen Rahasia) Keterlibatan Cikeas dalam Upaya Lengserkan Jokowi

DUNIA HAWA - 4 November lalu, saya berada di Jakarta, sempat melihat langsung demonstran dari jarak dekat. Bukan karena sengaja ingin memantau, kebetulan saja ada urusan di sana.

Satu hal yang menarik adalah ekspresi orang-orang lingkaran ring satu. 3 November sampai malam harinya, saya menemui beberapa pejabat dan pihak-pihak yang punya akses langsung pada istana. Saya perhatikan, semuanya santai dan rileks. Kami tetap bisa membahas sesuatu tanpa mengkhawatirkan esok harinya terjadi kerusuhan luar biasa. Ini semakin meyakinkan bahwa memang tak akan ada masalah berarti pada 4 November.


Saat hari H, semua berlangsung biasa saja. Namun memang ada pembakaran mobil polisi dan penjarahan, itu saja yang membuat kondisi seolah-olah 98 mau diulang kembali. Apalagi Fahri Hamzah mau membuka pintu DPR bagi pendemo. Beruntung ini tak dilakukan, andai berhasil dibuka, maka otomatis massa akan menduduki gedung DPR sehingga Fahri Hamzah dan Fadli Zon punya alasan untuk melengserkan Jokowi, seperti orasi dan janjinya di hadapan para pendemo.

Dari beberapa orang yang saya temui, semuanya memiliki opini beragam, sebagian malah bersebrangan. Saya coba pikir dan analisa mana yang paling logis, sehingga kalau anda pembaca seword, tulisan saya beberapa hari terakhir itu sebagiannya adalah materi diskusi.

Namun selain diskusi, saya juga mendapat dokumen rahasia dari informan seword terkait demo 4 November. Pesannya cukup singkat “bantu buat tulisan untuk keutuhan Indonesia, jauhkan dari kelompok yang menginginkan Indonesia bubar.”

Setelah saya analisa, kemungkinan besar dokumen yang saya terima ini adalah hasil laporan dari kalangan Pak Mantan yang berhianat dan melaporkannya ke pemerintahan Jokowi. Sehingga rencana kudeta akhirnya gagal dilaksanakan. Berhubung ini cukup penting, maka saya akan bocorkan secara bertahap.

Berdasarkan penelusuran melalui media mainstream, mayoritas rakyat Indonesia sudah tau bahwa penolakan terhadap Ahok sudah berlangsung sejak 15 Oktober 2014, bersamaan dengan deklarasi GMJ (Gerakan Masyarakat Jakarta). GMJ didukung oleh FPI dan FUI, yang kemudian mereka bersama-sama mendeklarasikan gubernur tandingan, Fahrurozy Ishak.

Kelompok ini mendapar support dana dari H.U Tarunajajo yang merupakan salah satu pengurus Majelis dzikir Pak Mantan Nurussalom. H.U T merupakan operator politik dalam menggalang sejumlah majelis taklim (terutama) di Jakarta agar memilih Pak Mantan pada pemilu 2009.

Jika diperhatikan, kelompok ini sudah berkali-kali melalukan aksi demo Ahok, dalam banyak hal.

1. 10 November 2014, GMJ dan KMP deklarasikan gubernur tandingan.

2. 1 Desember 2014, FMJ, FBR, FPI menolak Ahok (masih dalam rangka gubernur tandingan)

3. 24 Maret 2015, GMJ mengajukan hak angket tolak Ahok

4. 28 Maret 2015, FUI demo terkait kata kasar Ahok

5. 29 Mei 2015, FBR kembali mendemo Ahok

6. 1 Juni 2015, GMJ, FPI, FUI, GOIB dan FBR

7. 6 November 2015, Demo forum mahasiswa Islam

8. 23 November 2015, komite tangkap dan penjarakan mafia APBD

9. 19 April 2016, komunitas nelayan tradisional menolak reklamasi.

10. 20 Mei 2016, Aliansi Masyarakat Jakarta Utara dan FBR demo kasus korupsi Sumber Waras

11. 23 Juni 2016, demo warga penjaringan Jakarta Utara

12. 12 Agustus 2016, Gerakan Arek Surabaya

13. 25 Agustus 2016, Jaringan Masyarakat Miskin Kota Jakarta

14. 21 September 2016, Aliansi Gerakan Selamatkan Jakarta

15. 22 September 2016, Indonesia Bergerak (penggusuran dan pelanggaran HAM). Demo gabungan dengan FPI.

16. 24 September 2016, demo FPI

17. 14 Oktober 2016, demo FPI

18. Demo 4 November 2016

Melihat perjalanan demo tolak Ahok yang terjadi sejak tahun 2014, kita tidak bisa mengabaikan bahwa rencana demonstrasi ini tersusun rapi dan sistematis. Sehingga sulit untuk kita abaikan bahwa ini sangat disengaja, dan puncaknya adalah Pilgub 2017. Sebuah agenda besar yang disiapkan sejak 2014, sejak Pak Mantan tak bisa berkompetisi, saat Ahok naik jadi Gubernur dan hampir pasti kembali maju pada Pilgub selanjutnya.

Jika kita lihat demonstrasi 4 November lalu, kelompok yang datang mendemo itu-itu saja. FPI, FUI, GMJ dan seterusnya. Mereka mendemo tolak Ahok, apapun kasusnya. Mulai dari reklamasi sampai Sumber Waras. Pendemo adalah kelompok yang sama. Mereka memanfaatkan setiap celah untuk melakukan demonstrasi.

Mereka sangat sadar karakter Ahok yang sangat reaktif. Ini terlihat dari satu kesempatan Ahok mengajukan pembubaran FPI. Untuk itulah kemudian HTI melakukan demo tolak Ahok dengan alasan haram memilih pemimpin kafir. Seminggu setelahnya Ahok bereaksi, saat sosialisai bantuan dengan warga kepulauan seribu, Ahok mengatakan:

“Jadi saya cerita ini supaya bapak ibu semangat. Ga usah kepikiran ‘ah nanti kalau ga kepilih, pasti Ahok programnya bubar’ nggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pake surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya,” kata Ahok.

Saat itu tak ada yang protes. Warga kepulauan seribu tertawa mendengar celoteh Ahok. Namun kemudian muncul si provokator Buni Yani, yang memperpendek video, menuliskan transkrip berbeda dan tambahan kalimat provokatif:

PENISTAAN TERHADAP AGAMA? (menggunakan tanda tanya, tapi seolah-olah menyatakan)

“Bapak ibu (pemilih muslim)…dibohongi surat Almaidah 51….(dan) masuk neraka (juga bapak ibu) dibodohi”

Dari sinilah kemudian Ahok disebut melalukan penistaan agama. Didkung oleh surat MUI yang sangat salah kaprah.

Dengan pembentukan opini tersebut, surat MUI yang disinyalir bermuatan politik kemudian menjadi legitimasi kuat bahwa Ahok memang melakukan penistaan agama.

Kemudian kelompok yang sudah mendemo Ahok sejak tahun 2014, kini semuanya berkumpul, bersama-sama mendemo Ahok. Mengingat mereka behasil mengumpulkan massa yang banyak, membodohi masyarakat yang tak mengikuti cerita ini sejak awal, maka agenda lebih besarnya adalah melengserkan Jokowi.

Itulah sekilas gambaran tentang demo 4 November dan kaitannya dengan Pak Mantan. Bagaimanapun dokumen yang ada di tangan saya sekarang masih berlembar-lembar.

Terakhir, penting untuk kita ketahui bersama, maklum saja kalau Pak Mantan galau dan prihatin, sampai curhat, sebab salah satu kabinetnya dulu berhianat lalu mengirim dokumen analisa keterlibatan Pak Mantan dan Cikeas dalam upaya melengserkan Jokowi. Sehingga Pak Mantan mengatakan agar jangan langsung percaya dengan laporan intelijen dan seterusnya, sebab memang sudah dag dig dug dokumennya diterima Presiden Jokowi.

Begitulah kura-kura

[alifurrahman via seword]

Antasari Diajak KPK Bongkar Dua Kasus Besar

DUNIA HAWA -  Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi berharap pihaknya bisa melanjutkan misi mantan Ketua KPK Antasari Azhar, dalam membongkar sejumlah kasus dugaan korupsi. 

Salah satunya adalah soal kasus pengadaan Informasi Teknologi di Komisi Pemilihan Umum, untuk penghitungan suara di Pemilu Presiden 2004. 


"Mudah-mudahan dapat kami selesaikan," kata Agus di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 11 November 2016.

Pemilihan Presiden ketika itu, dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.

Selain itu, lembaga ini juga akan kembali menggenjot penanganan perkara Bank Century. 

Sebab sejauh ini, baru mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya, yang dijerat dalam kasus korupsi pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik itu. "Mudah-mudahan di masa kepemimpinan kami itu, kami bisa selesaikan," ucap Agus. 

Untuk tujuan itu, KPK berupaya menambah jumlah personel mereka. Baik pegawai bidang administrasi, pejabat struktural, serta penyidik dan penyelidik. "Tahun 2016 kami minta 100 tambahan. Nah tahun 2017 ini yang rekrutmennya kami tambah 450 orang," jelasnya.

[dh©]

Fadli Zon Anti Penista Agama Tapi Dukung Trump Yang Pembenci Umat Islam

DUNIA HAWA - Pengusaha Donald Trump terpilih menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat, Rabu (9/11/2016) WIB. Fadli Zon yang langsung memberi ucapan selamat melalui akun twitter politisi Partai Republik itu kontan menjadi pembicaraan netizen.

Fadli Zon mengunggah foto dirinya bersama Trump. Wakil Ketua DPR RI itu menyertai ucapan sederhana yang dimention ke akun resmi Trump. “Congratulation,” ujarnya.


Ucapan itu sontak membuat netizen bereaksi. Umumnya, mereka menanyakan kehadiran Fadli Zon dalam demo Bela Islam pada 4 November 2016. Unjuk rasa besar-besaran mendesak pemerintah untuk bersikap tergas terhadap Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang diduga menistakan agama Islam.

Di satu sisi Trump memang pernah mengatakan muslim harus dilarang masuk AS. Ia menyampaikannya menyusul serangan mematikan di San Benardino, California. Trump juga terkenal sebagai tokoh yang anti Islam. Dan banyak statemennya yang mendiskreditkan kaum muslimin.

Kondisi yang bertolak belakang ini membuat banyak netizen bingung. Mulai dari yang bereaksi serius hingga yang meledeknya.

“Ciee yang kemaren ikut ikut demo 411 tapi masih dukung orang yang jelas jelas benci sama muslim ciee,” tulis akun fajrikautsar.

“Ciyee yang anti penista agama Islam, tapi ngefans sama orang anti muslim,” kata akun nenonenoo.

Bahkan, tak sedikit netizen yang meminta Trump untuk membawa Fadli Zon untuk ke AS saja.

“Pak Donald Trump, kalo butuh menteri silahkan tarik Fadli Zon pak. Saya sangat berharap beliau go internasional pak. Makasih pak,” tulis akun arsydeya.

“Semoga mas Fadli ditarik ke pemerintahan DT di US dono, terserah jadi apa ajalah,” tulis akun padahal nggak.

“Semoga you pindah ke negara om, daripada disini nyari masalah. Ikut demo cuma buat nyari untung, setor muka,” tulis akun yulind.


[dh©]

Mengapa Kami Disebut Kafir?

Kafir ! Begitulah Kami dipangil.

DUNIA HAWA - Aku tak mengerti, apa yang membuat kami dipandang sebagai orang kafir? Rasa penasaran membuatku membuka KBBI, mencari penafsiran akan arti kata kafir. Dalam KBBI kafir diartikan sebagai :

ka·fir n orang yg tidak percaya kpd Allah dan rasul-Nya;

-- harbi orang kafir yg mengganggu dan mengacau keselamatan Islam sehingga wajib diperangi;

--muahid orang kafir yg telah mengadakan perjanjian dng umat Islam bahwa mereka tidak akan menyerang atau bermusuhan dng umat Islam selama perjanjian berlaku; 

-- zimi orang kafir yg tunduk kpd pemerintahan Islam dng kewajiban membayar pajak bagi yg mampu;


Aku mulai meresapi setiap kata yang tercantum di dalam kamus. Kami umat Kristiani memiliki kepercayaan terhadap sang pencipta. Kami menyebutnya sebagai Allah Bapa. Pada ajarannya kami berpegang teguh. Tapi, tidak peduli seberapa sering kami berdoa dan beribadah, kami tetap dipanggil sebagai orang kafir. Tidak peduli seberapa besar perbuatan baik yang kami lakukan, kami tetap dipanggil sebagai orang kafir.

Rasa sakit semakin bertambah ketika aku menemukan sebuah tulisan yang mengatakan bahwa orang Kristen tidak memiliki iman. Berbagai macam alasan mereka ucapkan untuk mendukung bahwa merekalah yang benar.

Sebenarnya saya bukanlah orang yang memiliki pengetahuan yang dalam terkait agama. Saya bukanlah orang yang ahli dalam bidang agama. Hanya saja saya yakin, setiap orang pasti akan mengatakan bahwa agamanyalah yang paling benar. Hal ini adalah sifat manusiawi. Setiap orang akan lahir dan memiliki pola pikir yang berbeda. Bagaimana pun, saya akan tetap memegang teguh ajaran yang telah saya terima sejak lahir.

Hanya saja, kadang saya merasakan terluka setiap membaca tulisan yang terus saja memojokkan agama saya. Mungkin ini yang membuat orang tua saya terus melarang saya untuk membaca setiap tulisan yang menyinggung tentang agama. Mereka tahu bahwa hanya dengan melihatnya saja akan menggoreskan luka.

Tapi Tuhan sungguh baik, saya dianugerahi orang tua yang penuh kasih dan bijaksana. Betapa pun dalam luka yang menggores, saya tidak pernah melihat orang tua saya memperlakukan orang yang beragama Muslim ataupun agama lainnya dengan semena-mena.

Menghargai adalah hal yang selalu ditekankan kepada kami, anak-anaknya. Salah satu contoh kecilnya adalah saat aku melihat papaku mengingatkan karyawannya untuk salat, aku juga pernah melihat papaku menasehati karyawatinya untuk menggunakan jilbab.

Aku pernah bertanya kepada kedua orang tuaku, apakah sedikit pun tidak ada rasa amarah saat melihat berita penyegelan gereja, pembakaran gereja, komentar menyakitkan tentang orang-orang yang terus menganggap kami sebagai kaum kafir dan komentar-komentar orang yang menghina agama juga kitab suci kami. 

Saat itu mereka tersenyum, secara bergantian mereka menjawab pertanyaanku. Saat itu mama berkata, "Ayo kita baca Alkitab." Lalu mama membuka beberapa ayat.

Yang pertama adalah Efesus 4:32 yang menyatakan,

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Ayat yang kedua adalah Kolose 3:13-14 yang menyatakan,

13. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

14. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”. “lihat sayang! kata mama menunjukkan ayat-ayat alkitab tersebut. Ini adalah dua dari sekian banyak ayat yang menuliskan tentang pengampunan.
Kamu harus tahu bahwa seorang kristen tidak boleh hidup dalam kebencian, dendam, iri, marah atau hal-hal yang tidak baik. Bukankah kita harus memiliki sifat mengampuni seperti yang telah Allah ajarkan kepada kita?”

Lalu papaku menambahkan ucapan mama, “Jangan menaruh dendam atas segala ucapan orang yang tak mengerti. Apa pun itu, cobalah untuk berlapang dada, memaafkan. Saling menghargai perbedaan karena setiap orang berhak untuk memeluk agamanya masing-masing. Doakan saja yang terbaik.”

Aku tersenyum, itulah orang tuaku. Memiliki pandangan yang luas, berhati-hati dan bijaksana dalam menyikapi permasalahan. Dari mereka aku belajar untuk lebih bersabar dan memaafkan orang-orang yang lupa caranya menghargai. Bagaimana pun juga aku senang tinggal di Indonesia yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

[ruth mawar sitorus via qureta]

Sekjen PB HMI Ami Jaya Blak-Blakan Aktor Politik Demo 4 November

DUNIA HAWA - Aksi Damai 4 November telah berlalu, aksi yang semula berjalan dengan damai akhirnya rusuh saat setelah polisi membubarkan aksi massa tersebut.

Beberapa hari setelah aksi kerushan, beberapa orang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di tanggkap oleh aparat kepolisian,  Polisi menangkap mahasiswa  berdasarkan Foto - foto serta video saat kejadian kerusuhan terjadi.

Salah satu yang di tangkap adalah Ismail Ibrahim (23), Mahasiswa semester 5 Fakultas Siosiologi tersebut tertangkap Kamera Sedang menyerang Polisi yang dengang berjaga menggunakan Bambu Runcing.


Setelah tertangkap Sekertaris Jendral Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengeluarkan cetusan yang sangat mengejutkan terkait kerushan demo yang terjadi pada tanggal 4 November tersebut.

" Awalnya Kami Di bayar 500rb untuk mengikuti Aksi demo tersebut, Namun Pihak dari SBY dan PRABOWO, akan membayar kami 2 milliar jika ada kerusuhan terjadi, awalnya kami menolak namun mereka akan menjamin semua rahasia dan kemanan Anggota kami." Ujar Ami Jaya

AMI pun menjelaskan awalnya ia ingin anggotanya yang di tanggkap di bebaskan, namun tidak ada tanggapan dari pak SBY jadi ia pun memberanikan diri untuk mengungkap semua dalang kerusuhan yang terjadi

Ami juga membenarkan Kata presiden jokowi bahwa Ada "AKTOR POLITIK" di balik kerusuhan yang terjadi dan aktor di balik semua itu adalah SBY dan PRABOWO.

Ami juga menyerukan Agar Warga Jakarta jangan mau terprovokasi dengan Isu Yang buruk tentang AHOK, karena Semua ini adalah cara Pasangan Calon Lain agar Ahok gagal mengikuti Pilgub DKI mendatang.

[infomenia]

Pembelaan Untuk Buya Syafii Maarif Yang Dicaci Karena Bela Ahok

DUNIA HAWA - Berbeda pendapat itu adalah hal yang lumrah, dan tiap orang bisa berbeda pendapat. Seperti yang dilakukan olehAhmad Syafii Ma'arif alias Buya Syafii, MantanKetua Umum PP Muhammadiyah. Ia menyatakan jikaBasuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak melakukan penghinaan terhadapAl Quran, seperti yang dituduhkan oleh banyak orang.


Namun lantaran sikapnya itu, banyak sekali orang yang secara membabi buta menyerang pribadi beliau. Perbedaan pendapat kemudian mengarah pada kata-kata kasarpada Buya Syafi'i.


Kata-kata kasar pada Buya Syafii ini membuat politikus Indra J Piliang merasa miris

"Sedih sy melihat Buya Sjafii Maarif diberlakukan spt ini. Beliau setahu sy org yg tidak gila kuasa. Ditawari macam2, beliau tak mau," kata Indra Piliang melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (10/11/2016).

"Keberpihakan Buya SM thd pluralisme adlh bagian dari sejarah hidupnya. Ia sejak kecil tinggal dgn ibunya, hidup bersama eteknya".

"Sampai Buya Sjafii Maarif jd tokoh nasional, kampungnya pun blm dialiri listrik. Hampir sama dg kampung masa kecil sy, listrik ada thn 2002".

"Buya Sjafii Maarif terlambat masuk bangku kuliah, terlambat jd Sarjana Muda, dll, krn membanting tulang sbg anak rantau. Ia mekanik jg".

"Riwayat hidup Buya Sjafii Maarif tdk dibentuk lewat perkoncoan, percaloan, aplg perbualan politik. Ia andalkan delapan kerat tulangnya".

"Buya Sjafii Maarif tdk menghamba kpd konglomerat manapun. Ia lbh senang hidup sbg seorg guru, seorg pendidik, seorg pecinta ilmu".

"Apa stlh jd Ketum PP Muhammadiyah, Buya Sjafii Maarif lantas pindah jd warga DKI Jkt? Apa terompahnya sering terlihat di pintu Istana?".

"Kesederhanaan Buya Sjafii Maarif ini mirip dg almh Ketum DPP Partai Gerindra yg rmhnyapun tiris itu. Kesederhanaan angkringan ala Yogya"

"Apa Buya Sjafii Maarif punya rmh di area2 elite Jkt? Apa Buya punya istri simpanan? Apa Buya naik mobil2 mewah? Apa tubuhnya penuh lemak?"

"Meme2 yg dibuat u/ Buya Sjafii Maarif mnrt sy sangat tdk pantas, tdk etis, amoral! Meme2 itu spt serangan kaum thogut kpd org2 yg berprinsip"

"Sdh berapa ratus anak2 muda negeri ini yg dpt beasiswa atas tandatangan & rekomendasi Buya Sjafii Maarif? Apa ia sosok org2 loba & tamak?"

"Taburangsang jg sy dg cara2 buruk dan jauh lbh busuk dari berjenis serangan thd Buya Sjafii Maarif. Mau sj diadu domba org2 tak berakalbudi!".

"Buya Sjafii Maarif hanya memberikan pendapatnya. Ia jg bukan tipikal saksi2 ahli yg dibayar ratusan juta di muka sidang2 sengketa pilkada!"

"Apa Buya Sjafii Maarif pernah terlihat kongkow2 di hotel2 mewah, dikawal org2 bersafari & perempuan2 berparfum menyengat hidung, bermewah2?"

"Apa Buya Sjafii Maarif pernah terbaca muncul dlm iklan2 utk bepergian ke tanah suci; dg biaya mahal, kursi eksekutif, hotel bintang lima?"

"Apa kaki Buya Sjafii Maarif terlihat jarang menyentuh tanah, dikawal dari satu forum ke forum lain, naik helikopter, dg manajemen eksekutif?"

"Apa Buya Sjafii Maarif pernah terdengar menentukan tarifnya, ketika diundang ceramah agama atau ilmu pengetahuan, di suatu tmpt?".

"Apa Buya Sjafii Maarif dg mudah menyimpan nmr2 tlp para pejabat pusat dan daerah, lalu dg mudah jg memenuhi undangan2 yg bukan tabligh ilmu?".

"Sjk kpn berbeda pendapat adlh bagian dari upaya membunuh karakter seseorg, menyatakan kebencian, hingga menghina seseorg di negeri ini?"

"Tirulah sikap Buya HAMKA yg sengit berdebat dg Mangaradja Onggang Parlindungan ttg Tuanku Rao. Walau keduanya perang opini, mrk satu shaf!!!".

"Buya HAMKA & Mangaradja Onggang Parlindungan yg 'perang' dg nulis buku ttg Tuanku Rao itu, sering terlihat sholat ber2 di Mesjid Al Azhar!".

"Tirulah Buya M Natsir (Masyumi) & IJ Kasimo (Partai Katolik) yg saling mengantar pulang, saling menggendong cucu, stlh debat di Konstituante".

"Apa debat yg paling hebat pascakemerdekaan, selain soal azas negara Indonesia? Apa tokoh2nya saling menghasut stlh debat seru di mimbar?".

"Singa2 podium yg muncul dlm sidang2 Dewan Konstituante itu apa saling menebar isu insuniatif ttg lawan2 debat yg berbeda dgnnya?".

"Jika almarhum Buya HAMKA msh hidup, saia yakin, beliau akan sangat resah dg cara2 tdk beradab yg digerakkan u/ memusuhi Buya Sjafii Maarif".

"Buya Sjafii Maarif tdk punya laskar, tdk punya pasukan berani mati, tdk punya pengawal bersenjata. Ia tak akan membalas cacian org2".

"Buya Sjafii Maarif tdk akan taburangsang, reaktif, dg langsung melaporkan pihak2 yg membuat hinaan2 yg disebarkan jd viral di medsos".

"Berkacalah di cermin, lalu lihat wajah anda sendiri, sblm dg mudah memberi sinyal ke publik betapa anda lbh baik dari Buya Sjafii Maarif".

Pernyataan Indra Piliang ini dikomentari oleh aktivis Akhmad Sahal. "Salut dgn kultwit pembelaan Bung @IndraJPiliang thdp Buya Syafii Maarif, Sosok Guru Bangsa yg dicacimaki oleh para pembencinya," ujarnya.

[betantai]

Pesan dari Sponsor 4 November

DUNIA HAWA - “ Sodara sodara sekalian, maaf ya sudah bikin negara ini geger gara-gara soal kasus Ahok. Maaf buat sodara sodara yang terjebak macet di Jakarta gara gara demo besar-besaran dua kali yang kami buat. Kami cuma melaksanakan perintah sekaligus memenuhi tender dan order pesanan demo yang sudah masuk. Rugi kalo gak diambil soalnya ada dana 100 milyar yang nunggu siap buat beli dan ganti mobil mewah yang baru. Berikut ini adalah pesan sponsor yang harus kami muat di akun FB kami. Kalo ga dimuat kami takut kalo duitnya nanti minta dibalikin. Salam Take Beer....”

ttd Bibib Brizik










[muhammad zazuli]