Sunday, October 23, 2016

Kekonyolan Terbaru Sandiaga, Berlagak Sebagai Gubernur DKI


DUNIA HAWA - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno terlihat mengikuti acara Jakarta Marathon 2016 yang diadakan di Silang Monas, Jakarta.

Memakai pakaian olahraga berwarna biru, Sandiaga tercatat memasuki garis finish dengan catatan waktu 2 jam 15 menit untuk berlari dalam kategori Half Marathon atau 21 kilometer.
Hujan yang sempat mengguyur lintasan lari, menurutnya membuat dirinya semakin menikmati lomba.

"Hujan justru seru, justru enak. Dingin enak, seru banget," kata Sandiaga Uno saat ditemui di garis Finish Silang Monas, Jakarta, Minggu (23/10/2016).

Namun begitu, Sandiaga sempat mengeluh karena lintasan tidak steril dari kendaraan bermotor sehingga mengganggu pelari karena harus bergantian dengan pengguna jalan lainnya.

Terutama saat pelari memasuki kawasan Harmoni dan Juanda yang tidak disterilkan oleh pihak aparat dan panitia.

 "Tapi ya atas nama pemprov DKI, saya mohon maaf karena tadi ada beberapa ada daerah yang masuk mobil dan motor, yang mengganggu pelari dari dalam negeri dan mancanegara, insyaallah tahun depan Gubernur ganti dan (lintasan,red) juga akan diganti," ucapnya seraya tersenyum.

Pernyataan Bakal Calon Wakil Gubernur Jakarta ini pun sontak menuai reaksi protes netizen.

Kebanyakan netizen mempertanyakan ucapan Sandiaga Uno tersebut.

Berikut beberapa komentar netizen:

"Memang siapa si uno?mewakili pemprov dki,baru cawagub saja belagu, sombong, apalagi sdh jadi..," tulis akun Sie Wie Wied.

"Uno ngarep banget jadi Wagub.. loser Luh nanti atit ati deh..," Tulis akun Usep Wahyu menjawab komentar Sie Wie Wied.

Sedangkan akun Itchi Meki menulis "Atas Nama pemprov dki? He he he belum jadi tong, sadar, goblok amat sih luu, kebanyakan dewi persik ya?"

Ada juga netizen yang menganggap ucapan tersebut seperti halnya orang yang sedang tidur.

"Bangun mas...!! Jgn terbawa mimpi dan khayalan tingkat tinggi nanti anda terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi, bukalah dulu topengmu biar kulihat wajahmu. Gelas-gelas kaca bunyikan suara siapa diri aku ini?? Hahahaa...," Win Winarto.

"ternyata uno lagi tidur..... wong blom aoa2 udah bilang mewakili pemprov #unogila," tulis Noval.

"P'u No, bangun.....dah siang...jngn kepanjangan mimpinya....," tulis Lastri Ratu.

Biarpun banyak netizen yang nyinyir mengomentari pernyataan Sandiaga Uno tersebut, namun ada juga netizen yang tetap mendukungnya.

"Biarin deh kaya gitu juga yg fenting ane punya femimfin ganteng dan muslim," tulis Odrep Zarathustra.

"bang sandi mah mau kemana aja pasti selalu dikerubungi masyarakat, beliau kan emang udah menjadi idola masyarakat jakarta," tulis Kevin Antonius.

Sepertinya shaywat berkuasa bakal cawagub Partai Gerindra dan PKS, Sandiaga Uno, semakin tidak tertahankan. Setelah berhasil menjadi bakal cawagub meski sebenarnya sangat menginginkan menjadi gubernur DKI Jakarta, Sandiaga sudah merasa sangat yakin menjadi pemenang Pilkada DKI 2017.

 Sandiaga seperti sudah sangat yakin bahwa tahun depan Gubernur DKI akan berganti. Hal ini perlu diwaspadai karena keyakinan terlalu berlebihan bisa membuat orang bisa gila kalau tidak terjadi seperti yang diyakininya.

Mungkin Sandiaga tidak sadar bahwa pernyataannya meminta maaf atas nama pemprov adalah sesuatu yang konyol. Karena kekonyolan sepertinya sudah menjadi ciri khas sandiaga. mulai dari perbandingan harga daging sapi di Singapura yang lebih murah dari Indonesia, mempertanyakan pengadaan bus transjakarta cuman 100 padahal 1000 (pemprov malah mau sediakan 2000), menyatakan Ahok menyindirnya bahwa harga daging turun padahal tidak ada pernyataan tersebut. Entahlah mau jadi apa Jakarta kalau punya Wakil Gubernur sekonyol Sandiaga.

Semoga ini hanyalah sebuah kekonyolan yang tidak berujung kepada hilangnya akal sehat dan logika umum dalam berpikir dan menyatakan sesuatu.

Jadi, sebenarnya siapa yang Cagub dan siapa yang Cawagub? Anies atau Uno? Uno atau Anies??

[beritasatu]

Setelah Buni Yanni, Kini Salim Bin Muhsin


DUNIA HAWA - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat didemo saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Akasia di Tebet, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, seorang pria juga mengganggu jalannya acara peresmian.

Pria bergamis putih tiba-tiba masuk ke lokasi peresmian RPTRA di Jalan Tebet Barat Raya, Jaksel, Jumat (21/10/2016). Di tengah-tengah Ahok menyampaikan sambutan, pria yang mengaku seorang habib ini maju ke depan dan berteriak-teriak ke arahnya.

"Saya mau ngomong, saya mau ngomong," ujar pria itu berkali-kali.

Kehadirannya tentu saja membuat perhatian para tamu undangan terpecah. Ahok pun tak banyak meladeni dan memintanya untuk menunggu jika ingin berbicara.

"Nanti aja ya, nanti," kata Ahok kepada orang itu.

Belakangan diketahui Pria tersebut adalah Salim Bin Muhsin. Dan kemudian diketahui juga pria yang hadir di Tebet ini, juga merupakan pendukung Anies Bawesdan. Hal ini diketahui saat mengisi acara di Balai Budaya, Menteng, Jakarta Pusat Sabtu (22/10/2016) atau tepat sehari sesudah Ahok didemo di Tebet. 

[beritateratas]

Ahok dan Kemajuan Umat Islam


DUNIA HAWA - Perlu Diketahui Oleh Masyarakat Luas Khususnya Warga DKI Jakarta:

1. Dari era gubernur Suwirjo tahun 1945 s/d 1951 hingga 15 Gubernur selanjutnya, hanya Ahok yang mau dan berhasil membangun Masjid di Balai Kota diberi nama Masjid Fatahillah dengan dana sebesar Rp. 18.8 M. 

2. Dari 16 Gubernur Jakarta sejak tahun 1945 hanya Ahok yang membangun Masjid Agung Jakarta dengan anggaran Rp. 170 M di lahan 17,8 Hektar dan total bangunan seluas 2 Hektare di Daan Mogot, Jakarta Barat. yang akan selesai akhir 2016. Ini adalah Masjid Provinsi Pertama yang di miliki oleh DKI Jakarta. 

3. Selain dua Masjid itu, Ahok juga Membangun belasan masjid di rusun-rusun yang dibangun, seperti Masjid al-Hijrah untuk Rusun Marunda, Jakarta Utara dan Masjid Al-Muhajirin di Rusun Pesakih, Jakarta Barat.

4. Ahok juga Membangun belasan Mushola untuk setiap RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak).

5. Ahok Memajukan Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta Utara sebagai Etalase Keilmuan Keislaman dan Wisata Religi. 

6. Ahok juga secara intensif memberikan bantuan ke Masjid-Masjid, Musholla-Musholla dan Majelis-Majelis Taklim.

7. Berdasarkan SK GUB Nomor 2589 Tahun 2015 ada 118 musholla, mesjid dan Majelis Taklim yg mendapat bantuan, dengan kisaran bantuan sebesar 15 juta s/d 75 juta rupiah.

8. Berdasarkan SK GUB Nomor 308 Tahun 2016 ada 125 musholla, masjid dan majelis taklim yang mendapat bantuan dengan kisaran bantuan sebesar 15 juta s/d 100 juta rupiah.

9. Ahok membeli tanah-tanah warga di sekitar Masjid untuk dijadikan ruang terbuka hijau dan membuat taman yang nyaman.

10. Mulai tahun 2016, KJP (Kartu Jakarta Pintar) diberikan ke pelajar-pelajar sekolah-sekolah Islam: Madrasah (dari Ibtida'iyah sampai Aliyah). Total anggaran KJP 2016: Rp2.5 Triliun.

11. Mulai tahun 2016, Ahok memberikan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul kepada penerima KJP yang kuliah di Perguruan Tinggi, dengan tiap tahunnya memperoleh 18 juta.

12. Ahok mengumrohkan Penjaga Masjid/Musola (Marbot) dan Makam (kuncen). Berdasarkan data, Ahok sudah mengumrohkan 30 orang Marbot dan Kuncen Tahun 2014. Pada tahun 2015 Ahok mengumrohkan 40 orang Marbot dan di tahun ini, Ahok siap mengumrohkan 50 orang Marbot. Dan pada tahun 2017 akan mengumrohkan 100 orang Marbot.

13. DKI Juara Umum Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) tahun 2015, dan diberi bonus. Juara 1: Rp 40 juta, juara 2: Rp 30 juta, juara harapan 1: Rp 12,5 juta, dan juara harapan 2: Rp 10 juta.

14. DKI Juara ke-2 Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) 2016 di NTB dan pemenangnya diberi bonus gaji bulanan selama 2 tahun untuk mengajari ngaji.

15. Ahok memajukan jam pulang PNS selama bulan Ramadhan 2016, pkl 14.00 agar bisa buka puasa bersama keluarga. 

16. Ahok juga sangat perhatian menjelang Lebaran Hari Raya harga-harga sembako naik, ada diskon untuk pemegang KJP, misal: daging dari harga Rp.120.000/kg di pasaran jadi Rp.39.000/kg dengan KJP.

17. Rutin memberikan infaq, shadaqah dan zakat. Tahun 2016, zakat Ahok Rp. 55 juta. Peduli pada Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah (Bazis) DKI yang setiap tahun menyalurkan zakat, tahun 2016: Rp. 6 Miliar zakat disalurkan ke mustahiqq (orang yang berhak menerima zakat).

18. Selalu berqurban setiap tahun dari dana pribadi, tahun 2016 memotong 55 ekor sapi untuk warga Rusun dan dikirimkan ke masjid, musola dan majelis taklim. 

19. Ahok mengapresiasi guru ngaji dengan memberikan gaji di masjid-masjid dengan UMR DKI: Rp. 3.1 juta.

20. Ahok mempersiapkan beasiswa untuk ribuan Santri asal DKI Jakarta yang menuntut ilmu di berbagai Pesantren di luar Jakarta.

21. Ahok berhasil menutup tempat - tempat prostitusi, perdagangan manusia, transaksi narkoba, dan pusat2 maksiat, seperti Kalijodo, Diskotik Milles dan Stadium.

(Bantu sebarluaskan jangan terputus)


[dh©]

Tiga Kelompok yang Kontra Pemimpin Non-Muslim


DUNIA HAWA - Saya amati setidaknya ada tiga kelompok atau kubu umat Islam yang kontra terhadap diskursus pemimpin non-Muslim. Pertama, adalah "kelompok fiqih". Yang saya maksud dengan "kelompok fiqih" adalah para ulama, kiai atau "calon kiai" yang ahli Hukum Islam (fiqih) yang mendasarkan pemikiran-pemikirannya berdasarkan teks-teks keislaman, khususnya Al-Quran, Hadis, dan kitab-kitab tafsir dan fiqih, khususnya "fiqih siyasah" (fiqih politik). 

Dalam banyak hal, mereka ini "murni" pertimbangan keagamaan-keislaman, meskipun tentu saja ada sejumlah pengecualian disana-sini. Dengan kata lain, karena mereka menemukan sejumlah teks utama dalam Islam serta pendapat para ulama/fuqaha klasik yang melarang non-Muslim sebagai "pemimpin politik-pemerintahan", maka mereka pun "ittiba'" atau taat/mengikuti apa yang tertuang dalam teks-teks keagamaan itu. 

Hanya saja perlu dicatat, karena ayat-ayat Al-Qur'an, Hadis dan teks-teks klasik Islam itu "tidak tunggal" atau "seragam", maka banyak pula ulama dan fuqaha kontemporer yang berbeda pendapat mengenai status kepemimpinan non-Muslim ini. Para ulama Al-Azhar, Mesir, misalnya tidak mempermasalahkan umat Islam untuk memilih pemimpin pemerintah non-Muslim karena buat mereka kata "auliya" itu tidak mengacu pada "pemimpin politik-pemerintahan". 

Para kiai NU dan pimpinan pondok pesantren juga berselisih pendapat mengenai status atau wacana kepemimpinan non-Muslim ini. Saya juga pernah menulis tentang sejumlah pemimpin politik (presiden, gubernur, walikota, dlsb) non-Muslim di daerah yang mayoritas penduduknya adalah Muslim seperti Palestina, Lebanon, dlsb. Itu artinya, umat Islam (termasuk para ulamanya) berbeda pendapat dalam masalah ini.  

Kelompok kedua adalah “kelompok politik”. Kelompok ini bisa berbentuk ormas atau tokoh-tokoh agama maupun orpol atau tokoh-tokoh politik, aktivis parpol, dlsb. Apapun “baju” yang mereka pakai atau “bendera” yang mereka kibarkan, tetapi yang jelas muaranya adalah kepentingan politik praktis kekuasaan. 

Lalu apa bedanya antara “kelompok politik” ini dengan “kelompok fiqih” tadi? Bedanya adalah jika “kubu fiqih” itu biasanya stabil atau konsisten dalam berpendapat karena memang pendapat mereka dibangun atau didasarkan pada pemahaman atau tafsir atas sejumlah teks-teks yang sifatnya konstan, stabil, tidak berubah-ubah. Sementara itu, “kubu politik” ciri-ciri utamanya adalah bersifat labil atau tergantung pada situasi-kondisi yang menguntungkan dari aspek politik dan ekonomi. Kelompok ini mengikuti arah kemana angin bertiup. 

Dengan kata lain, “kelompok politik” ini, kira-kira, lebih menggunakan pertimbangan “dalil rational choice theory” ketimbang teks-teks keagamaan. Bahwa sebagian dari mereka menggunakan dalil-dalil keislaman itu memang ya. Tetapi penggunaan dalil-dalil agama itu hanyalah sebagai “jalan”, sarana, atau untuk “sasaran antara” saja. Sementara tujuan atau sasaran utamanya ya untuk mendapatkan “sesuatu”, kata Syahrini. Jelasnya, agama dipakai sebagai “kendaraan politik”. 

Bagaimana dengan “kelompok ketiga”? Kelompok ketiga ini, sebut saja “kelompok nasbung” yang paham agama tidak, pinter politik juga bukan. Tetapi kubu ini sebetulnya yang mayoritas, yang hobinya teriak-teriak “Allahu Akbar” tetapi tidak jelas jelunterungnya. Banyak dari mereka ini sebetulnya tidak mengerti apa-apa “apa yang sebenarnya” terjadi. Mereka hanya dimobilisir saja oleh kelompok elit-menengah (“kubu politik” tadi), sebagian dikasih “uang recehan”, sebagian lagi diiming-imingi surga. 

Jika diibaratkan sebuah piramid, maka “kubu nasbung” ini menempati pada posisi paling bawah. Mereka gerudak-geruduk kesana-kemari, teriak-teriak kenceng-kenceng tapi sebetulnya otaknya kosong melompong tak berisi. Sebagai bekas “komandan demo”, saya paham betul dengan “psikologi massa” dan situasi beginian he he.

Prof.Dr.Sumanto al Qurtuby, MSi, MA

Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi

Misteri Yesus / Al Masih


DUNIA HAWA - Yeshua (bahasa Ibrani) atau Yesus (bahasa Latin) atau Isa (bahasa Arab) adalah seorang tokoh luar biasa yang banyak dikagumi oleh manusia dari berbagai agama di sepanjang jaman. Dalam agama Islam, Isa termasuk salah satu dari Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah sebuah gelar khusus bagi golongan nabi pilihan Allah. Umat Islam juga percaya bahwa Nabi Isa telah terangkat ke sorga dan hidup abadi hingga akhir jaman nanti. Banyak juga ayat dalam Al Quran dan Al Hadist yang menunjukkan keutamaan Isa sebagai seorang Nabi di antaranya adalah :

“ Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan Dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya: 91)

“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat daripada-Nya, namanya Al-Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).” (Al-Imran 3:45)

“Setiap anak Adam yang baru lahir disentuh oleh setan… kecuali Maryam dan anaknya.” (Shahih Bukhari 1493)

“Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ahadits al-Anbiya’. Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dalam Kitab al-Fadha’il)

Sedangkan bagi kaum Nasrani, Yeshua/Isa/Yesus diyakini sebagai Putra Allah yang Hidup Abadi. Ada banyak kisah mengenai perjumpaan dengan Yesus. Salah satunya adalah kisah seorang anak bernama Colton Burpo. Pada 2003, Colton Burpo yang berusia 3 tahun mengalami koma dan hampir mati setelah apendiksnya pecah. Semasa dalam pembedahan, dia merasa telah dibawa pergi ke surga dan melihat Yesus. "Yesus dan beberapa malaikat datang dan menerbangkanku ke surga." katanya. Pengalaman tersebut kemudian dituliskan dalam sebuah buku berjudul “Heaven is For Real” yang diterbitkan pada November 2010, dan telah terjual lebih dari 8 juta copy, diterjemahkan dalam lebih 30 bahasa dan telah diangkat ke layar lebar. 

Ayah Colton yang heran dengan pengalaman anaknya berusaha menunjukkan kepada Colton berbagai gambar wajah Yesus tapi Colton mengatakan bahwa semua gambar tersebut tidak sama dengan wajah Yesus yang pernah dilihatnya. Namun pada suatu hari, Colton melihat gambar Yesus di laptop ayahnya dan dia memberitahu ayahnya, "Itulah dia. Itulah Yesus." Dan gambar itu ialah lukisan "Prince of Peace". Gambar itu dilukis oleh seorang anak gadis berusia 8 tahun bernama Akiane Kramarik. Lukisan itu dibuat berdasarkan penglihatan yang dialami oleh anak gadis itu. Akiane telah mulai mendapat penglihatan surga dan Yesus sejak dia berusia tiga tahun. Hal itu itu sangat mengherankan kedua ibu bapaknya sebab ibu bapaknya adalah ateis dan tidak pernah mengajarinya mengenai agama Kristen dan Yesus. 

Sedangkan menurut kaum Hindu dan Buddha Yeshua/Yesus/Isa bisa saja dianggap sebagai seorang Bodhisatva, Resi atau Pertapa Agung. Maha Acharya Lu Sheng Yen seorang Maha Guru Vajrayana (Tantra Tibet) juga pernah bertemu dengan Yesus. Sebagai seorang yang tercerahkan dan telah mampu mengetahui berbagai rahasia alam yang rumit beliau bersaksi sebagai berikut : “ Beliau (Yesus) adalah seorang yang dapat menggerakkan rohnya, beliau dapat mengatasi hal hidup dan mati, dapat setiap saat berkomunikasi dengan alam semesta, dan dapat meramalkan apa yang akan terjadi. Meskipun Yesus telah kembali ke tempatnya yang semula, kekuatan roh beliau masih berada di bumi ini. Karena banyak umat Kristen tidak mempunyai kemampuan kontak batin, maka mereka tidak dapat melihat serta mendengar suara Yesus. Saya suatu kali pernah melihat Yesus di daerah Fung Yen. Dan ini adalah hal yang benar benar terjadi.”

Pada abad 19 juga pernah muncul kehebohan tentang adanya spekulasi mengenai Yesus yang pernah pergi dan berguru ke India. Dalam Injil Perjanjian Baru memang tidak pernah diceritakan kehidupan Yesus antara umur 12 hingga 29 tahun seolah dalam periode tersebut beliau menghilang begitu saja. Pada tahun 1887 terbit sebuah buku dengan judul “Life of Saint Issa” (Kehidupan Orang Suci Isa) karya Nicolas Notovich seorang jurnalis yang kemudian tahun 1894 diterjemahkan dalam bahasa Prancis dengan judul La vie inconnue de Jesus Christ (Unknown Life of Jesus Christ). 

Menurut pengakuannya, terjemahan dalam buku tersebut dia peroleh berdasarkan informasi dari sebuah manuskrip di Himis yang berada di Ladakh, Tibet kecil. Seorang Lama menunjukkan salinan teks dalam bahasa Pali yang mengisahkan bahwa Yesus (dengan nama Isa) telah berada di Tibet pada usia 17 tahun. Pada tahun 1908 Levi H. Dowling juga menerbitkan buku dengan judul the Aquarian Gospel of Jesus the Christ, dimana melalui bukunya Dowling melaporkan hasil penelusurannya mengenai tahun-tahun Yesus yang hilang. Dalam buku The Lost Years of Jesus: Documentary Evidence of Jesus' 17-Year Journey to the East (Tahun - Tahun Yesus Yang Hilang) karya Elizabeth Clare Prophet, dikisahkan mengenai penemuan manuskrip Himis oleh Notovitch di Ladakh, Tibet sbb:

Setelah perang Rusia-Turki tahun 1877-1878, Notovitch melakukan perjalanan ke Timur. Dia tertarik dengan masyarakat dan arkeologi India. Sampailah Notovitch di India melalui Afghanistan. Pada tanggal 14 Oktober 1887, Notovitch meninggalkan Lahore menuju Rawalpindi dengan tujuan Kashmir dan Ladakh di Tibet. Dari tempat itu dia berencana menuju Rusia melalui Karakorum, Cina dan Turki. Dalam perjalanannya, dia mengunjungi biara Budha di Mulbekh. Di Mulbekh Notovitch diterima seorang Lama (sebutan biksu Tibet) yang menginformasikan mengenai adanya dokumen yang tersimpan di Lhasa, ibu kota Tibet dan kediaman Dalai Lama yang menyimpan naskah kuno mengenai Isa (nama Timur untuk Yesus). Notovitch ingin mendapatkan dokumen tersebut dan meninggalkan Mulbekh. Dalam perjalanannya ke beberapa biara, sampailah dia di biara Himis yang berada di Ladakh, Himalaya.

Saat bertemu dan bercakap-cakap dengan Lama di biara Himis, Notovitch mendapatkan keterangan bahwa Agama Budha menghormati Isa dan salinan kisah kehidupannya disimpan di Himis dalam bahasa Tibet. Menurut pengakuan Lama di Himis, naskah tersebut dibawa dari India ke Nepal lalu ke Tibet dan ditulis dalam bahasa Pali dan diterjemahkan dalam bahasa Tibet dan disimpan di biara Himis. Notovitch akhirnya diperlihatkan dokumen tersebut yang dideskripsikannya sebagai dua buah naskah diselimuti daun yang menguning termakan waktu. Biksu tersebut membacanya keras-keras dan penerjemah yang mendampingi Notovitch menerjemahkannya dalam bahasa Inggris dan Notovitch menyalinnya dalam notes.

Dalam manuskrip tersebut dikisahkan bahwa mulai usia 13 tahun Isa meninggalkan Yerusalem dan pergi ke Timur dengan menaiki kereta kuda pedagang untuk menyempurnakan dirinya dalam mempelajari agama Budha. Pada usia 14 tahun Isa menyebrangi Sind di bagian Lembah Sungai Indus, Tenggara Pakistan dan berada diantara bangsa Aryan. Namun Isa pergi ke Juggernaut dimana dia diterima dengan tangan terbuka oleh para pendeta Brahmin yang mengajarkannya membaca Vedas untuk kepentingan mengajar, menyembuhkan dan mengusir setan. Setelah enam tahun belajar, Isa yang telah mencapai kesempurnaan ilmu mengenai agama Budha, meninggalkan Himalaya dan menuju Barat, berkotbah menentang para pemuja berhala di sepanjang perjalanan dan akhirnya kembali ke Palestina pada usia 29 tahun.

Sedangkan menurut versi Theosofi, Yeshua/Yesus/Isa adalah salah satu diantara para Adept. Adept bukanlah manusia namun juga bukan Tuhan. Adept adalah pembimbing bagi semua makhluk yang berada di bawah tingkat evolusinya. Theosofi menyebut Hirarki Suci persaudaraan para Adept yang berpelayanan bagi evolusi planet bumi ini sebagai The Great White Brotherhood (Persaudaraan Putih Agung). Hirarki ini kadang disebut juga sebagai Pemerintahan Jagad Gaib karena merekalah yang sebenarnya menjalankan semua skenario dan Rencana Agung Illahi di planet bumi ini. Mereka juga disebut sebagai Master atau Mahatma atau Chohan. Para Adept adalah para entitas abadi yang sudah berhasil melampaui jenjang evolusi kemanusiaan dan sudah berhasil mengaktualisasikan potensi Illahiah yang ada di dalam dirinya secara utuh dan penuh sehingga mereka memiliki kebijaksanaan dan kasih yang sempurna. 

Yesus juga disebut sebagai Master Sananda, Chohan dari sinar keenam mengenai idealisme abstrak, pengabdian, empati, kesetiaan, pelayanan, kasih dan ketulusan. Chohan ini mewakili dan mengepalai evolusi dari jiwa-jiwa dengan monad sinar keenam di planet bumi. Para pelayan sosial, pengabdi, biarawan, pengajar agama dan pejuang kebenaran adalah termasuk dalam monad sinar keenam. Beliau dilahirkan di Tanah Palestina, berjanggut hitam, bermata bening dan umumnya memakai jubah berwarna putih. Beliau suka berada di pegunungan di Lebanon dan kadang muncul di antara kaum Druze yang mengenalinya sebagai guru dan orang suci. Konon sebelum menjadi Adept, beliau adalah monad yang dulu berinkarnasi sebagai David / Daud, Joseph / Yusuf, Joshua, Elisha, Apollonius of Tyana, Shri Ramananujacharya dan terakhir sebagai Jeshua ben Joseph (Yesus) dimana beliau berhasil mencapai kesempurnaannya sebagai Adept dan lulus dari jenjang evolusi kemanusiaan.

Walahualam......

[muhammad zazuli]

Mengapa Presiden Jokowi Ngotot Membasmi Pungli


DUNIA HAWA - Satuan Reskrim Polrestabes Medan, Sumatera Utara, menangkap tiga oknum petugas Dinas Perhubungan di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) dan Jembatan Timbang Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, yang melakukan pungutan liar.

Dalam sebulan, mereka mampu meraup hingga Rp 500 juta.

 "Didapat dari praktik pungutan liar atau pungli. Ditaksir mencapai Rp500 juta per bulan," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Medan Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin Dwihanto, Jumat (21/10/16).

Menurut dia, ketiga tersangka pungli adalah EP (54) warga Kelurahan Padang Bulang Selayang II, PH (56) warga Desa Sambirejo Kecamatan Percut Sei Tuan, dan HBS (48) warga Medan.

 "Setiap hari mendapat uang Rp12 juta hingga Rp15 juta, dan per bulan bisa mencapai Rp300 juta hingga Rp500 juta," ucapnya.

Ia menjelaskan, uang ratusan juta rupiah itu akan dibagi-bagikan dari bawahan hingga mengalir ke atas.

Uang pungli tersebut juga diakui mereka mengalir ke Kepala dan Wakil Kepala Timbangan Sibolangit.

Berdasarkan pengakuan tersangka tersebut, maka polisi akan memanggil Kepala dan Wakil Kepala Timbangan Sibolangit.

"Kita rencananya akan segera memeriksa pimpinan di Jembatan Timbangan Sibolangit itu," demikian Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin Dwihanto.

Bayangkan dan kalkulasi bila dalam sebulan 500 juta, dalam setahun dapat berapa? Ini baru Medan. Belum daerah lainnya. Kalau dikalkulasi se Indonesia, jumlahnya sungguh fantastis. Kalkulasi seperti ini yang tidak terpikirkan oleh Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Sebelumnya diberitakan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempertanyakan langkah Presiden Joko Widodo yang meninjau langsung operasi tangkap tangan oknum pegawai negeri sipil di Kementerian Perhubungan.

Ia menilai tak ada urgensinya kehadiran Presiden di sana.

Terlebih lagi, uang pungli dari oknum PNS yang disita hanya puluhan juta rupiah.

"Kalau ini mah hanya gejala. Harusnya jangan terlalu sibuk dengan gejalanya, apalagi gejalanya hanya puluhan juta itu memang di mana-mana," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/10/2016).

"Di RT, di desa juga ada, apa Presiden mau keliling 73.000 desa untuk ngurusin uang puluhan juta?" kata dia.

Sama dengan Fahri Hamzah, Fadli Zon juga menilai apa yang dilakukan Jokowi justru memalukan. Padahal masalah pungli ini adalah masalah klasik rakyat kecil. 

"Jangankan puluhan atau ratusan juta, urusan Rp 10 ribu juga akan saya urus. Ini kan kecil-kecil tapi menjengkelkan, kecil-kecil meresahkan. Kecil-kecil tapi dari Sabang sampai Merauke. Ada di kantor-kantor, pelabuhan-pelabuhan, jalan-jalan dan lain-lain, ini kan kalau dijumlah bisa triliunan jadinya," terang Jokowi.

Jokowi pun mengingatkan bahwa saat ini telah terbentuk Tim Sapu Bersih Pungli (Tim Saber Pungli) yang dibentuk khusus untuk menangani korupsi dari pungli. 

"Yang besar-besar, yang itungannya miliar yang triliun itu urusannya KPK. Urusan saya yang kecil-kecil itu. Yang sepuluhan ribu. Biar semua senang. Harap diketahui sekarang sudah dibentuk Tim Saber Pungli. Rakyat harus dimudahkan, jangan disusahkan," tegasnya.

Apabila kalkulasi pungli nilainya fantatis, mengapa Fadli Zon dan Fahri Hamzah protes karena langsung diawasi Presiden? Apakah Fadli Zon dan Fahri Hamzah dalangnya sehingga ketakutan? Kalau bukan, marilah bersama membantu program pemerintah untuk membereskan masalah pungli yang merajalela puluhan tahun menyusahkan masyarakat kecil akibat ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Para oknum - oknum ini sudah puluhan tahun berpesta pora. Dan harus bubar di era Jokowi-Jk. Kalkulasikan saja 1 tahun 5 miliar x 73.000 desa. Berapa?

[beritateratas]

Santri yang Teraniaya


DUNIA HAWA - Di Hari Santri ini saya ingin mengisahkan tentang santri yang teraniaya. Gambar di atas ini bisa mengisahkan perumpamaan seribu makna. Seorang santri kecil yang tengah menangis dan berdoa sambil memeluk bendera Nahdliyin dengan memakai pakaian dengan lambang bendera Indonesia di lengannya. Gerangan apakah yang membuatnya menangis seperti itu? Itulah perumpamaan kisah santri di Indonesia.

Saat ini mereka sedang teraniaya. Bukan teraniaya oleh penjajah. Bukan teraniaya oleh pemerintah. Bukan pula teraniaya oleh orang kafir, konspirasi Amerika dan Yahudi ataupun teraniaya oleh media global. Tapi mereka teraniaya oleh saudaranya sendiri yang mengaku muslim tapi telah menciderai hati dan perasaannya.

Sebelum jaman kemerdekaan para santri sudah berjasa bagi kemerdekaan negeri ini. Mereka banyak mengorbankan darah dan air mata demi kemerdekaan negeri ini. Tapi kini setelah merdeka, ada banyak saudaranya yang mengaku sesama Islam namun ingin menumbangkan dan mengganti dasar negara ini. Bukan saja itu telah tidak menghargai perjuangan mereka namun juga telah mengkhianati dan menciderai serta menghina perjuangan mereka selama ini yang ingin menjaga negara ini tetap tegak dan bersatu.

Mereka juga teraniaya karena para Guru mereka yang sangat dihormati telah demikian banyak dihina dan dinistakan bahkan dianggap sesat oleh saudara saudara mereka sendiri yang mengaku beriman namun perilakunya seringkali menunjukkan hal yang sebaliknya. Mereka teraniaya karena nilai-nilai yang mereka agungkan telah begitu banyak dikhianati sehingga citra agama yang mereka anut ikut menjadi rusak dan ditertawakan orang. Para santri sejati ini kini teraniaya oleh ulah saudara saudara mereka sendiri yang telah semakin merusak citra dan menodai kesucian serta keagungan agamanya. 

Para santri ini sungguh sangat sedih melihat kelakuan para saudaranya yang telah begitu banyak menciderai perasaan dan perjuangan mereka. Sambil menangis berdoa para santri ini juga melantunkan lagu “ Kulihat Ibu Pertiwi sedang bersusah hati. Air matanya berlinang, merintih dan berdoa.....”

[muhammad zazuli]

Sekte Berdarah Wahabi


DUNIA HAWA - Ketika awal memperingatkan bahaya wahabisme di dalam tubuh NKRI sekitar tahun 2011, saya dimusuhi banyak teman teman lama.

Saya dianggap memecah belah dan memfitnah Islam. Dan hukumannya adalah saya di remove bersamaan oleh teman teman masa kecil. Mereka juga memperingatkan kepada yang lain bahwa saya syiah dan patut diwaspadai kalau perlu dijauhi.

Bukan hanya teman, bahkan saudara-pun mulai menarik diri mereka dan tiba tiba hilang dari list pertemanan.

Tapi itu tidak menurunkan semangat, bahkan makin mengobarkan. Saya tahu pola aliran wahabisme ini, karena mengamati bagaimana awal mula Suriah diperangi.

Dan baru saya tahu di kemudian hari bahwa alasan NU dibentuk sebenarnya untuk menghadang paham wahabisme, yang berpusat di Saudi Arabia.

Wahabisme adalah paham puritan dengan dalih "pemurnian Islam". Diambil dari nama pengusungnya, Muhammad bin abdul Wahab, inilah paham yang digunakan banyak aliran Islam radikal seperti ISIS, Al-qaeda, Boko Haram dan banyak lagi. Mereka haus darah dan mengembalikan manusia ke masa sebelum Islam diturunkan.

Pandangan wahabisme dan NU sangat bertolak belakang, karena itulah wahabi selalu membidahkan bahkan mensyirikkan NU yang kental dengan ziarah kubur, shalawat, tahlilan dan lain lain.

Lucunya, NU ini hampir seluruh amaliyahnya mirip dengan Syiah. Malah Gus Dur pernah berkata, bahwa NU adalah Syiah tanpa Imamah. Dan karena mirip inilah, para ulama ulama NU kerap dituding Syiah oleh mereka.

Kaum wahabi ini selalu mengganggap diri dan kelompok mereka paling Islam dan selalu mengklaim "kami umat Islam.." padahal mereka tidak mewakilkan siapapun di dalam Islam.

Perbedaan mendasar ini harus saya jelaskan supaya yang beragama lain memahami, bahwa apa yang dilakukan NU yang selalu bersitegang dengan wahabi, bukanlah bentrok dengan sesama Islam seperti yang selama ini dituduhkan. NU menjaga NKRI ini dengan sudah memulai perang bahkan sebelum kita sadar betapa bahayanya paham radikal mengatas-namakan agama di negara ini.

Karena itu, teman teman masa kecilku, saudara-saudaraku yang dulu salah paham dengan apa yang pernah kulakukan, pahamilah bahwa apa yang kulakukan sejatinya karena aku mencintai negeri ini.

Tapi juga aku berterimakasih karena ketika kalian pergi, banyak teman baru yang datang. Mungkin memang Tuhan memberiku jalan yang terjal dulu sebelum akhirnya banyak yang mendengarkan..

Semoga secangkir kopi yang biasa kita hirup di sore hari, bisa menyadarkan bahwa situasi yang sekarang ini kita nikmati harganya sangat mahal, dibandingkan ketika wajah negeri kita dikuasai mereka seperti di Suriah, Libya dan Irak...

[denny siregar]

Selamat Hari Santri


DUNIA HAWA - Hari Santri Nasional 22 Oktober diperingati sebagai penghargaan khusus negara kepada para santri terutama santri Nahdliyin / NU atas darmabakti dan sumbangsihnya bagi negara mulai dari jaman perang memperebutkan kemerdekaan hingga peristiwa G 30 S PKI dan konsistensinya dalam menjaga Pancasila dan NKRI. Presiden Jokowi dulu sempat dibilang sinting oleh Fahri Hamzah dari PKS karena idenya untuk menjadikan Hari Santri dan itu hal yang bisa dipahami karena bukan rahasia lagi PKS dan kawan-kawannya memang kurang suka dengan NU yang dianggapnya tidak mendukung perjuangan mereka dalam mewujudkan Negara Islam.

Tanggal 22 Oktober dipilih pemerintah karena pada tanggal 22 Oktober 1945 pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad untuk membela negara dari kaum penjajah, Tapi kini penjajah Belanda sudah tiada lagi. Meski demikian Resolusi Jihad masih berlaku untuk memerangi kebodohan, kemiskinan serta radikalisme yang semakin merongrong dan mengancam keutuhan bangsa ini.

Dari berbagai gerakan Islam yang ada di Indonesia memang santri NU lah yang bisa dipercaya dan diharapkan komitmen serta konsistensinya dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila dan NKRI dari rongrongan berbagai ideologi radikal yang saat ini semakin banyak tumbuh berkembang bahkan bisa mengancam keutuhan negeri ini. Hari Santri hanya ditujukan kepada para santri yang cinta kepada bangsa ini. Bukan kepada santri “aneh” yang anti Pancasila, anti NKRI, anti Bhinneka Tunggal Ika, anti pluralisme / kemajemukan, anti upacara bendera, anti kafir, pro Khilafah, pro kekerasan dan pro ISIS. Hari Santri sama sekali tidak berlaku bagi ormas kemarin sore yang tidak memiliki jasa dalam kemerdekaan tapi justru rajin merongrong negara seperti FPI, HTI, JI, MMI dan kawan-kawannya.

Selamat Hari Santri Nasional. Semoga darmabakti para santri kepada negeri tercinta ini bisa terus lestari. Amiiin.....

[muhammad zazuli]