Saturday, October 15, 2016

Duh Gusti ... Lucunya Negeriku, Banyak Kaum Mukidi


DUNIA HAWA - Ibarat sebuah drama, Jakarta adalah "panggung sosial" dimana banyak orang dari politisi sampai tokoh agama, dari "wong gede" sampai "wong kere", berperan aktif sebagai aktor atau aktris "panggung sandiwara" itu.

Demo akbar kemarin juga bagian dari "pentas drama" ini. Coba Anda perhatikan dengan seksama, ada sejumlah "tokoh nasional" pada unjug gigi teriak-teriak kesana-kemari, menghujat sana-sini, merasa dirinya sebagai orang paling bersih dan agamis tak berdosa secuilpun laksana Malaikat yang suci murni tak bernoda.

Sementara itu para cheerleaders dan penggembira bertingkah polah yang tidak kalah lucunya dengan para "penggede" mereka: teriak-teriak, marah-marah, foto-foto, merusak tanaman hijau, membuang sampah makanan-minuman sembarangan, mengotori pemandangan kota mereka sendiri yang sudah susah-payah ditata-rapi dan dibersihkan.

Ada pula yang membawa poster-poster dengan tulisan menggelikan, misalnya, “Yang memilih Ahok berarti takut kepada Ahok, padahal hanya Tuhan yang wajib ditakuti.” Orang milih Ahok (dengan suka rela) kok dikira takut kepada Ahok itu dari mana nalarnya coba? Pantesan saja, onta-ontaku pada tertawa cekikikan membaca poster-poster yang unyu-unyu ini.

Pula, dengan angkuhnya mereka mengepung jalan raya. Mungkin mereka pikir jalan raya Jakarta adalah milik engkong mereka. Tak kalah heroiknya, mereka ramai-ramai menghujat sistem demokrasi tanpa menyadari bahwa mereka bisa protes dan berdemo itu karena demokrasi. Mereka bisa bebas berakting mengekspresikan diri menghujat kesana-kemari seenak wudelnya sendiri itu juga lantaran jasa demokrasi. Coba saja mereka berdemo besar-besaran di jalan raya di negara-negara yang sistem politik-pemerintahannya tidak menganut sistem demokrasi liberal seperti di Arab Saudi, China, atau Indonesia di zaman Pak Harto. Mereka sudah pasti “didor” atau dibui.

Ada pula yang rajin istiqamah teriak-teriak anti-Cina padahal memakai aneka produk buatan Cina. Ada lagi para tokoh Muslim yang gemar menghujat Kristen-Yahudi-Amerika tetapi hobi koleksi mobil-mobil mewah buatan Amrika, gemar makan-minum di restauran-restauran cepat saji “made in” Amerika, serta menggunakan berbagai teknologi modern dan media sosial Internet yang diciptakan oleh Yahudi dan kaum ateis. Betul-betul sampah masyarakat.      

Mereka berdemo konon karena marah kepada Ahok yang telah menghina Islam dan Al-Qur’an. Padahal masalahnya sudah jelas: bukan Ahok yang salah tetapi “oknum” pengedit video itu yang salah yang sengaja menyebar-luaskan video editannya itu di medsos guna menjatuhkan reputasi Ahok (konon si “oknum” ini sudah mengaui kesalahannya).

Lagi pula Ahok sudah minta maaf secara publik, kenapa masih marah-marah dendam dan mengsumpah-serapahi Ahok? Katanya kalian mau “nyunah rasul” dan mencontoh akhlak Nabi Muhammad, tetapi kenapa tidak kalian praktekkan? Bukankah dulu pada waktu Fathu Makkah, Nabi Muhammad memaafkan semua musuh-musuh yang membenci dan menganiayanya? Jika bukan ahklak Nabi Muhammad yang kalian contoh, lalu akhlak siapakah gerangan yang kalian tiru? Hayo?

Kalian begitu heroik memburu orang-orang yang menistakan agama Islam. Padahal justru kalian sendirilah sebetulnya yang telah merendahkan dan menghinakan agama Islam dengan perkataan, sikap, dan tindakanmu yang udik, konyol, dan memalukan.

Jabal Dhahran, Arabia

Prof.Dr.Sumanto al Qurtuby, MSi, MA

Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi

Didemo FPI, Aliansi Santri Indonesia Malah Deklarasi Dukung Ahok-Djarot


DUNIA HAWA - Forum pesantren di DKI yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ukhwah Wathoniyah memberikan dukungan kepada calon pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2016).

Perwakilan forum komunikasi Ukhwah Wathoniyah Hilal Safari mengatakan, dukungan tersebut bukanlah karena faktor SARA melainkan memilih calon yang kompatibel untuk membangun DKI Jakarta.

"Kami disini untuk mendukung calon yang kompatibel. Bukan karena unsur lain. Kami melihat larangan isu SARA di DKI, merupakan cara berpolitik yang berkualitas," kata Hilal.

Dalam deklarasi yang diterima langsung kepada tim pemenangan Ahok-Djarot, Hilal meminta kepada seluruh elemen masyarakat tidak mencederai nilai-nilai kebhinekaan yang telah diamanatkan oleh para ulama dan pendiri-pendiri bangsa.

"Yang kedua, saling menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan demi menjaga keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan terakhir, mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat DKI Jakarta agar menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Mohammad Ongen Sangaji, yang menerima deklarasi, menyampaikan rasa terima kasihnya.

Dia menilai, ini tanda demokrasi cerdas.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dari forum Ukhwah Wathoniyah. Dengan ini, kita bisa memberikan pelajaran. Dimana para pesantren, yang hari ini bergabung dengan kita, menunjukan demokrasi yang cerdas, kita mengucapkan terima kasih," kata Ongen.

Politikus Partai Hanura ini juga berharap keharmonisan ini, bisa menjaga demokrasi dan suasana politik DKI yang damai. Dan bisa memenangkan Ahok-Djarot.

"Mudah-mudahan, ini bisa kita jaga sampai Pilkada 2017. Dan memenangan demokrasi yang baik, dengan Ahok-Djarot," katanya.

Ketua Tim Pemenangan Prasetyo Edi Marsudi juga membenarkan hal tersebut dengan mengatakan rakyat Indonesia harus bisa membedakan pemerintahan dan agama.

“Ahok adalah administrator, bukan imam. Tugasnya bereskan Jakarta,” ujar Prasety, Sabtu (15/10/2016).

Selain itu, Forum Pesantren di DKI juga tergabung di Forum Komunikasi Ukhwah Wathoniyah juga telah menyatakan mendukung Ahok-Djarot. 


[newsth]

MUI Terancam Kehilangan Hak Terbitkan Sertifikasi Halal


DUNIA HAWA - Banyak pihak meminta pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH) ditunda.   Alasan yang disampaikan sangat banyak dan mendasar.   

Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Baghowi meminta pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH) ditunda. Karena jika dipaksakan, dikhawatirkan bisa menimbulkan banyak masalah.   

Selain menimbulkan persaingan usaha,  publik akan mempertanyakan siapa yang akan memungut uang hasil sertifikasi halal yang totalnya mencapai Rp 480 triliun dalam lima tahun? 

Menurut Baghowi, masa berlaku sertifikasi halal adalah 3 tahun, dan harus mulai mengurus perpanjangan sejak 6 bulan sebelum masa berlakunya habis.   

Jadi, dalam lima tahun, pengusaha harus dua kali mengurus surat halal. Sekali pengurusan biayanya sebesar Rp 6 juta, sehingga bila ditotalkan bisa mencapai Rp12 juta dalam lima tahun. 

Jika angka ini dikalikan dengan 40 juta pengusaha, maka hasil yang ditarik dari masyarakat dalam lima tahun mencapai Rp480 triliun. 

Oleh karena itu, saat ini DPR masih menggodok tentang siapa yang berhak mengeluarkan sertifikasi terhadap kehalalan suatu produk, yang selama ini masih dipegang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Dalam pembahasan, MUI meminta dialah yang memegang sertifikasi dan negara hanya mengurus administrasi saja. Itu tarikan yang masih alot dalam pembahasan RUU," imbuhnya.

Karena MUI adalah organisasi masyarakat, maka menurut Baghowi, MUI tidak berhak melakukan penarikan terhadap uang dari masyarakat sebesar Rp 480 triliun tersebut.    

Yang berhak menarik uang dari masyarakat hanya negara. Bahkan, ia menilai jika kehalalan adalah sebagai urusan agama, maka bukan hanya MUI saja yang paham soal agama. 

"Kan juga masih ada Muhammadiyah, dia juga punya ahli-ahli agama," ungkap Baghowi.

Baghowi mengungkapkan, Kementerian Kesehatan tidak dilibatkan dalam pembahasan RUU JPH dan hanya melibatkan Kementerian Agama sebagai wakil dari Pemerintah. Ia berpendapat sebaiknya negara melakukan penguatan-penguatan terlebih dahulu. 

Karena nantinya, daerah pun juga akan terkena dampak dari aturan ini. 

"Harus ada pengawas di daerah. Kalau belum ada, kan harus melakukan pelatihan juga. Anggaran kita belum kuat, pengusaha juga belum kuat," katanya.

[beritateratas]

Diputar Lagu Salawat di Kantor Ahok, Massa FPI Malah Marah


DUNIA HAWA - Aparat kepolisian memutarkan salawat saat aksi massa dari Front Pembela Islam (FPI) mulai memaksa merangsek masuk ke Balai Kota DKI Jakarta. Namun, lantunan itu justru membuat para demonstran geram dan meminta untuk dimatikan (yang demo lagi kemasukan setan kali hingga marah marah dengar salawat).

Salah seorang demonstran mengenakan pakaian serba putih berteriak dan meminta agar lantunan salawat dimatikan. Dengan mata melotot dia memasak aparat menghentikannya.

"Matiin salawatnya. Woi, matiin," minta dia di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/10).

Para massa memaksa untuk masuk ke dalam kantor gubernur DKI Jakarta. Bahkan, saat aparat memperkeras lantunan salawat, para demonstran lebih marah. Para pendemo langsung melemparinya dengan botol minuman. 

Asisten Operasi Korps Brimob, Kombes Rahman mengatakan, pemutaran shalawatan ini berdasarkan instruksi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan. Harapannya dapat meredam emosi massa terhadap Basuki atau akrab disapa Ahok.

"Ini atas perintah pak Kapolda untuk dipasang lagu shalawatan," kata Rahman.

Dia mengungkapkan, lagu ini dipercaya bisa menenangkan suasana. Hal ini sudah pernah dilakukan saat meredam demo di beberapa kota besar di Indonesia.

"Kemarin di Bandung kita juga gunakan lagu seperti ini dan langsung damai dan tenang. Kita harap juga behasil di sini," terangnya.

Ribuan masyarakat ini menuntut Ahok dipenjarakan karena diduga melecehkan kitab suci. Namun Ahok sudah meminta maaf dan mengaku tak bermaksud melecehkan agama apapun.

Pengurus Besar Nadhatul Ulama sudah menerima permohonan maaf Ahok. Bawaslu juga sudah menyatakan tak ada unsur pelecehan dalam pernyataan Ahok yang diduga menistakan agama.

Untuk mengamankan lokasi, sudah ada sekitar 2.800 personel polisi yang berjaga. Kemudian hadir pula anggota TNI beserta Satpol PP turut berjaga. Dua mobil barracuda, dua mobil water canon dan satu mobil pemadam kebakaran juga sudah disiagakan.

[merdeka]

Surat Terbuka Anton Medan Untuk Koh Ahok


DUNIA HAWA - Beginilah surat terbuka Anton Medan, seorang mantan napi yang kini menjadi mualaf kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) : 

Pak Gubernur Yth.
SAYA memang bukan warga asli Jakarta, tapi kita sama-sama berasal dari etnis yang sama, Tionghoa. Meski lahir di Tebing Tinggi, tapi saya telah merasakan kerasnya hidup di ibu kota selama puluhan tahun.

Saya juga bukan orang yang suci untuk mengomentari Koh Ahok, saya hanya mantan perampok dan bandar judi yang kini telah insaf dan memeluk agama Islam.

Saya ingat betul beberapa bulan sebelum pesta demokrasi Pemilu Presiden 2014, Koh Ahok berkata kepada saya, “Koh Anton, tolong jelaskan kepada saya, syahadat itu apa?”. Mendengar hal itu, perasaan saya seperti naik roller coaster, rasa haru serta macam-macam rasa yang lain tercampur jadi satu.

Saya juga masih ingat, ketika Koh Ahok masih mendampingi Joko Widodo yang kala itu masih duduk di kursi nomor satu Jakarta menanyakan masjid di Balai Kota. Pada waktu itu saya katakan, “Balai Kota DKI kok tidak ada masjid” dan Koh Ahok pun terkaget-kaget. “Apa iya?” timpal koh Ahok saat itu. Koh Ahok pun lantas memerintahkan untuk membangun masjid di Balai Kota DKI.

Kita semua tahu, selama puluhan tahun DKI tidak memiliki masjid raya atau masjid agung (masjid besar), namun saat Koh Ahok menjabat sebagai wakil orang yang kini duduk teratas di Indonesia, Koh Ahok mengusahakannya, dan dibangunlah Masjid Raya DKI Jakarta di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Sempat disayangkan saat Pak Jokowi menjadi presiden dan Koh Ahok menjadi penggantinya, muncul demonstrasi besar-besaran menolak Koh Ahok, dengan alasan karena tidak beragama Islam. Oknum-oknum orang Islam tertentu pun memaki-maki Koh Ahok di depan umum. Lalu muncul pula istilah ‘mulut comberan’ sebagai ungkapan untuk menunjukkan kebencian mereka terhadap Koh Ahok.

Terus terang, waktu itu saya langsung teringat kata-kata Gus Dur yang mengatakan, walaupun keluar dari pantat ayam, kalau telur, ambil. Maka, saya katakan juga, walaupun di comberan, kalau berlian, ambil.

Sebagai sesama turunan Tionghoa, semua orang tahu kalau saya dan Koh Ahok memiliki kedekatan. Saya ingat 6 tahun yang lalu, saat Koh Ahok bercerita ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI melalui jalur independen. Targetnya waktu itu hanyalah, bisa tercatat pernah menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Saya pun membantu Koh Ahok dan ikut dalam pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat.

Eh, dasar memang rezekinya, Koh Ahok malah dicalonkan sebagai wakil gubernur dan berpasangan dengan Joko Widodo, yang kemudian membawa Koh Ahok menjadi Gubernur DKI definitif. “Rezeki enggak akan ke mana”.

Jika kita ingat masa-masa sering ‘curhat’ dulu, Koh Ahok pun pernah bercerita kepada saya, ketika masih duduk di bangku SD dan SMP, Koh Ahok bersekolah di sekolah Islam. Tetapi, sayang tidak bisa ikut mengaji karena tidak boleh masuk masjid.

Mendengar hal itu saya bukan kaget, tetapi bingung. Bagaimana tidak, sedangkan dulu Nabi Muhammad ketika membangun Madinah dan memimpin pemerintahan dengan lebih 70 golongan, beliau tidak membangun balai pertemuan khusus, selain masjid. Namun, sebagai seseorang yang tidak memeluk Islam dari lahir, mohon dikoreksi jika saya keliru dan ada yang lebuh mengetahui perihal itu.

Saat terakhir pertemuan kita, saya ingat pernah bertanya kepada Koh Ahok, “Hok, gua nggak ingin lu masuk Islam waktu jadi gubernur. Nanti dibilang orang pencitraan”. Tapi Koh Ahok malah menimpali, “Tapi kalau hidayah datang, siapa yang bisa menghalangi?” Subhanallah. Mendengar itu saya hanya bisa diam terpaku.

Jika kita semua ingat, saat mengawal Republik Indonesia yang berdasar Pancasila, Agus Salim yang ketika itu menjadi Menteri Luar Negeri dan sedang berada di luar negeri secara tegas menyatakan identitasnya bahwa dirinya adalah orang Indonesia yang beragama Islam.

Pernyataan itu perlu dihayati dengan kesadaran keagamaan yang mendalam. Bangsa Indonesia dengan mayoritas umat Islam telah bersepakat mendirikan negara dengan dasar Pancasila. Bahkan dalam persiapan menuju kemerdekaan, muncul semacam aksioma, “Seseorang tidak punya bangsa apa artinya, sebuah bangsa tidak punya negara apa artinya, dan seseorang tak punya negara bisa berbuat apa untuk agama.”

Merujuk kekhasan perjuangan Islam yang rahmatan lil alamin, ada trilogi, Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Basariyah, dan Ukhuwah Wathoniyah (persaudaran Islam, persaudaraan kemanusiaan, dan persaudaraan kebangsaan). Sedangkan kalau ada trilogi lain dengan kebencian, seperti misalnya “Negara Islam, negara musuh, dan negara non-Muslim yang mengadakan perjanjian damai” itu sangatlah bertentangan dengan jiwa Bangsa Indonesia.

Perli diingat, sesungguhnya Islam yang bersenyawa dengan kultur bangsa Indonesia adalah teladan dunia. Mengawal negara yang berdasar Pancasila dengan perjuangan Islam rahmatan lil alamin tanpa kebencian, adalah sangat utama. Sehingga, siapa pun orang Indonesia berkewajiban mengawal Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.

Wajar, dan bahkan seharusnya, jika saat ini masyarakat mengapresiasi orang seperti Koh Ahok, yang siap bertaruh nyawa untuk membangun Indonesia khususnya DKI Jakarta, menjadi lebih baik, yang ditunjukkan dengan satunya pikiran, ucapan, dan tindakan.

Umat Islam mengemban amanah, mengembangkan, dan mengamalkan konsep Iman-Islam-Ihsan. Jangan malah Ihsan diganti dengan panjang umur murah rezeki. Dan apabila kita berpikir dan berperasaan secara Islam, Insya Allah, kita layak menyebut Koh Ahok sebagai salah seorang patriot bangsa Indonesia yang Islami, meskipun dia non-Muslim.

Salam hormat,

Anton Medan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (DPP PITI).

suaranetizen

Resep Cah Kangkung Saus Tiram dan Plecing Kangkung


Dunia Hawa - Siapa yang tak kenal kangkung? Orang Indonesia pasti kenal sayuran hijau yang satu ini. Karena kangkung merupakan sayuran yang sangat terkenal di Indonesia. Saat ini banyak sekali orang yang membudidayakan sayuran ini, baik di darat maupun di air.

Biasanya, kita selalu mengolah sayuran kangkung untuk di tumis saja. Namun, dalam sajian resep masakan serba kangkung ini, selain menyajikan resep tumis kangkung juga akan menyajkan resep makanan yang berbeda berbahan dasar kangkung.

Sebagai sejenis sayuran, kangkung memiliki banyak manfaat karena nutrisi yang terkandung di dalamnya, seperti mengatasi insomnnia, mencegah anemia, mengatasi sembelit, melancarkan buang air besar, dan lain sebagainya. Karena kandungan nutrisinya juga inilah, kangkung sangat baik untuk dikonsumsi setiap orang diberbagai usia.

A. Resep Masakan Cah Kangkung Saos Tiram

Resep Masakan Kangkung yang pertama adalah cah kangkung saos tiram. Salah satu resep masakan ini memang seringkali kita jumpai. Kangkung juga termasuk sayuran yang berharga murah dan mudah didapat, karena sayuran ini bisa tumbuh dimana saja. Selain itu, tanaman ini juga disebut sebagai tanaman liar. Nah, untuk mencoba resep cah kangkung saos tiram, ini dia bahan-bahan berikut pembuatannya :

Bahan-bahan yang digunakan :
• 2 ikat kangkung segar, potong-potong, lalu cuci dan sisihkan
• ½ siung bawang bombay, potong, sisihkan
• 7 butir telur puyuh, rebus, kupas dan sisihkan
• 3 buah cabe merah keriting, iris, sisihkan
• 3 siung bawang merah, iris tipis, sisihkan
• 4 siung bawang putih, iris tipis, sisihkan
• 1 sdt merica halus
• 1 sdm margarin
• 300 mk air
• 1 sdm saus tiram
• garam secukupnya
• minyak secukupnya untuk menumis
• gula secukupnya
• kecap manis secukupnya
• kecap asin secukupnya
• penyedap secukupnya

Cara membuat :
1. Pertama-tama, masukan minyak dalam wajan dan panaskan.
2. Masukan bawang putih dan bawang merah, lalu tumis sampai harum.
3. Tambahkan kangkug, lalu tumis sebentar dna tambahkan air secukupnya.
4. Tambahkan juga kecap asin, saus tiram, merica, kecap manis, garam dan gula.
5. Tambahkan telur puyuh dan penyedap masakan jika suka, sambil dicicipi. Masak sampai matang.
6. Setelah matang dan semua bumbu meresap, angkat dan sajikan.

B. Resep Masakan Plecing Kangkung

Mungkin kita masih merasa asing mendengar nama plecing kangkung ini. Namun, masakan ini cukup terkenal di pulau Lombok. Nah, ingin mencoba bagaimana resep masakan kangkung yang satu ini? yuk ikuti langkah-langkahnya berikut ini :

Bahan-bahan yang digunakan :
• 2 ikat kangkung segar, petik dan cuci bersih
• 3 sdm kacang tanah goreng
• 50 gram kecambah
• 1000 cc air untuk merebus
• ½ buah jeruk limau

Bumbu yang dihaluskan :
• 2 buah cabai merah besar
• 1 buah tomat
• 2 buah cabai rawit
• ½ sdt terasi
• 1 siung bawang putih
• 1 sdt gula
• ½ sdt garam

Cara mebuat plecing kangkung :
1. Langkah pertama, merebus air terlebih dahulu dengan tambahan sedikit garam sampai mendidih.
2. Masukan kecambah dan kangkung, lalu masak hingga 1 menit, angkat, lalu tiriskan.
3. Atur kecambah dan kangkung dalam piring saji, lalu tambahkan dengan semua bumbu halus tepat diatasnya lalu tambahkan pula dengan air perasan jeruk limau.
4. Tambahkan pula dengan kacang goreng, plecing kangkungpun siap disantap.

Nah, bagaimana kedua resep masakan kangkung di atas sangat mudah, kan? Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

[resep dapur ibu]

Resep Cumi Asam Manis Pedas

Add caption

Dunia Hawa - Siapa yang suka dengan cumi? Ya, makanan laut yang satu ini juga layak sebagi primadonanya masakan laut. Karena cumi memiliki banyak penggemar dengan rasanya yang sangat gurih ketika dimakan. Bagi penggemar chinese food atau makanan seafood, cumi merupakan salah satu menu yang paling dicari.

Cumi-cumi sendiri biasanya dijual dipasaran dalam bentuk yang kering asin maupun yang segar. Namun, yang biasa sering dimakan adalah cumi segar, karena bisa diolah dengan berbagai aneka resep masakan yang lezat-lezat.

Sebelum kita membahas resep masakan cumi asam manis, ada baiknya kita kenali dulu makanan laut ini lebih dalam lagi. Ya, siapa sangka ikan cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang sangat banyak dan bermanfaat bagi tubuh. Cumi termasuk makanan laut yang mengandung protein yang sangat tinggi.

Cumi-cumi ini merupakan makanan yang memiliki aroma khas, mudah dicerna karena tidak memiliki tulang belakang. Sehingga wajar, jika ikan laut yang satu ini banyak digemari masyarakat Indonesia pada umumnya. Tak hanya itu, cumi juga memiliki kandungan asam amino esensial dan penting bagi tubuh.

Selain protein yang sangat tinggi, cumi juga mengandung berbagai macam kandungan mineral yang sangat tinggi. Beberapa mineral baik yang terdapat pada cumi adalah fosfor, kalsium, kalium, natrium, selenium dan magnesium. Kalsium yang tinggi pada cumi ini sangat penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang.

Selain itu juga, bisa mencegah terjadinya osteoporosis pada orang tua dan meningkatkan pertumbuhan bagi anak-anak. Masih banyak lagi kandungan nutrisi yang terdapat pada cumi ini, seperti sumber vitamin B1, B2, B12, asam folat, niasin dan beberapa macam vitamin lainnya seperti A, D, E, dan K.

Memakan cumi juga ternyata bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan kandungan lemak pada ikan laut ini ternyata cukup rendah. Tapi tetap saja, yang namanya ikan laut kita tidak dianjurkan mengkonsumsinya banyak-banyak.

Siapa sangka jika cumi juga sangat baik dalam membentuk sel darah merah, kandungan omega 3, vitamin B dan protein yang cukup tinggi membuat cumi juga berperan baik dalam pembentukan sel darah merah pada manusia.

Wah, cukup banyak sekali manfaatnya bukan? Mengolah cumi tentunya juga harus dengan resep yang baik, agar para penikmatnya juga bisa menikmati kelezatan makanan ini. Seperti yang disajikan dalam artikel kali ini kita akan membahas resep masakan cumi asam manis untuk Anda semua.

Resep Masakan Cumi Asam Manis Pedas

Resep yang tak kalah enaknya dari olahan makanan laut ini adalah cumi asam manis. Nah, bagi Anda yang penasaran bagaimana mencoba memasak makanan ini, yuk kita lihat langkah-langkahnya berikut ini :
• 1 buah bawang bombay, iris
• 600 gram cumi
• 2 cm jahe, iris
• 2 siung bawang putih, iris
• 1 buah paprika merah, lalu potong dadu
• 4 sdm saus sambal
• 1 sdm air perasan jeruk nipis
• 1 sdm saus tiram
• 1 sdm kecap asin
• ½ sdt garam
• 2 sdm gula pasir
• ½ sdt merica
• 2 sdm margarin
• 2 sdm larutan tepung maizena

Cara memasaknya :
1. Bersihkan cumi terlebih dahulu, buang tintanya, lalu potong berbentuk cincin, cuci kembali sampai bersih. Setelah itu rebus dalam panci yang berisi air sampai matang, lalu tiriskan.
2. Panaskan margarin dalam wajan, lalu masukan bawang bombay dan bawang putih, tumis sampai harum.
3. Tambahkan paprika dan jahe, setelah itu tuangkan air secukupnya.
4. Tambahkan dengan saus sambal, air perasan jeruk nipis, kecap asin, gula merica, garam dan saus tiram, aduk sampai merata dan didihkan.
5. Terakhir masukan cumi, tambahkan dengan air larutan maizena, dan aduk lagi sampai merata. Masak terus sampai matang dan mengental, angkat lalu sajikan bersama keluarga.

[resep dapur ibu]