Friday, October 7, 2016

Kaum Senggol Bacok


DUNIA HAWA - Ada banyak kaum di negeri yang ajaib ini. Ada yang memuja dukun yang bisa menggandakan uang, ada yang memuja dukun yang bisa menggandakan istri orang, ada yang memuja kerang ajaib, ada juga yang memuja kitab keramat kuno. Namun ada juga satu kaum unik di Indonesia. Sebagian orang menyebut kaum ini sebagai kaum 2D, kaum cuti nalar, kaum piknik logika, kaum sumbu pendek hingga kaum Camel (sejenis satwa gurun). 

Saya sendiri biasa menyebutnya sebagai kaum gagal paham alias kaum Mukidi hehe... Tapi boleh juga kalo kaum ini disebut sebagai Kaum Senggol Bacok karena punya filosofi dan semboyan “Gue boleh senggol elo, tapi sekali elo senggol gue, pasti gue bacok...” Gitu...

Sampai sekarang saya masih bingung memahami logika dan jalan pikiran kebanyakan kaum cuti nalar ini yang jadi sangat sensitif. Senggol dikit teriak, demo, lapor Bareskim, bakar.....

Huruf Arab dipake terompet, mereka teriak....

Ada yang pake jilbab dikasih salib, mereka teriak.......

Agnes nyanyi bajunya ada huruf arabnya mereka teriak.....

Ada pemimpin bagus non Muslim, mereka teriak.....

TOA berisik diprotes,.....bakar.....

Al Maidah dibilang jadi alat buat politisasi......gak terima lapor Bareskim...
Yang paling parah......agama lain mau bangun tempat ibadah mereka teriak.... Sensi banget sih loe jadi umat...

Giliran bungkus tempe pake bekas injil mereka bilang Kritenisasi.....

Kok mereka gak teriak waktu simbol Islam dipake ISIS buat penggal orang....

Kok mereka gak teriak ketika nama Allah diteriakkan buat mengeksekusi puluhan orang.....

Kok mereka gak teriak ketika Nimr dieksekusi hanya karena mengkritik rezim yang berkuasa?

Kok mereka gak teriak ketika nama Islam dipakai Jonru buat bikin fitnah...

Kok mereka gak teriak agama Islam dibuat kedok padepokan penggandaan uang dan dagang sabu....

Kalian bilang kalo sudah menyangkut aqidah, harus dibela mati matian.

Apa yang sudah dilakukan Ahok sehingga aqidah kamu merasa dilecehkan?

* Ahok bangun mesjid gede di balaikota...

*Ahok kirim marbot pergi haji....

Dan itu semua tidak ada artinya hanya karena satu kalimat yang dipelintir maksudnya....

Sensi amat jadi umat....

Kalo agama kalian anggap sebagai jalan kebenaran untuk mencari Tuhan, masa Tuhanmu bengis, Tuhanmu sensi, Tuhanmu tidak adil? 

Padahal jelas Allah yang kita sembah adalah Maha Besar, Maha Pengampun, Maha Kasih, Maha Adil, Maha Toleran, Maha Pluralis, Maha Demokratis....

Dari situ aja sudah jelas kalian salah memahami agama kalian.....

Dengan dalih menegakkan Al Quran dan Sunnah kalian babat kaum minoritas yang tidak sepikiran dengan kalian, bahkan saudara sesama muslim kalian cap kafir....

Yang menghina agamamu itu sebenarnya bukan umat lain tapi kalian sendiri yang terlalu dangkal memahami agamamu. Katanya mau memperjuangkan agama tapi hasilnya justru kalian jadi orang yang paling sukses mempermalukan agama. 

Oooooo...... Mukidi, terpujilah namamu......

 [winda rachmawati pidekso]

Pemfitnah Ahok Lecehkan Islam itu Ternyata ...


DUNIA HAWA - Setelah ditelusuri, ternyata penyebar pertama fitnah dan tukang plintir yang memotong video cuplikan Ahok adalah akun bernama Buni Yani. Dalam akunnya, sangat jelas Buni Yani menulis:

PENISTAAN TERHADAP AGAMA? (menggunakan tanda tanya, tapi seolah-olah menyatakan)


“Bapak ibu (pemilih muslim)…dibohongi surat Almaidah 51….(dan) masuk neraka (juga bapak ibu) dibodohi”

Padahal perkataan Ahok yang asli adalah:

“Jadi saya cerita ini supaya bapak ibu semangat. Ga usah kepikiran ‘ah nanti kalau ga kepilih, pasti Ahok programnya bubar’ nggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pake surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya.

Jadi kalau bapak ibu perasaan ga bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gapapa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya ga bisa pilih Ahok, ga suka sama Ahok nih, tapi programnya kalo gue terima ga enak dong gue hutang budi, jangan!”

Sangat jelas ya bedanya.


Ahok: karena dibohongin pake surat almaidah macem-macem itu.

Buni Yani: “Bapak ibu (pemilih muslim)…dibohongi surat Almaidah 51….(dan) masuk neraka (juga bapak ibu) dibodohi”

“dibohongin pake surat almaidah” berarti ada orang yang menakut-nakuti masyarakat agar tidak memilih Ahok, karena diancam masuk neraka. Ahok menilai itu membohongi masyarakat, menggunakan (pake) surat almaidah.

“Bapak ibu (pemilih muslim)…dibohongi surat Almaidah 51….(dan) masuk neraka (juga bapak ibu) dibodohi” berarti surat Almaidahnya yang bohong, artinya Ahok menganggap surat Almaidah bohong, yang membodohi dengan masuk neraka.

Sebenarnya ini sangat sederhana untuk dipahami. Namun karena sudah difitnah dan diplintir, orang-orang jadi mendadak emosi. Sekarang semuanya sudah terlanjur, mereka yang emosi itu saya yakin sangat paham dan menyadari bahwa dirinya salah. Namun karena sudah terlanjur marah, ya sudah lanjut marah-marah.

Ada banyak pertanyaan, jangan-jangan yang menyebar video sepotong tersebut relawan Ahok? Yang sengaja buat provokasi agar Ahok dikasihani? Ini menurut bisik-bisik tetangga yang sangat kreatif berpikir tentang konspirasi. Saya pun sempat berpikir seperti itu. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, akun Buni Yani ternyata merupakan pendukung Anies Sandi.

Sampai di sini, semuanya jadi terang benderang dan masuk akal. Saya tidak akan pernah kaget kalau pendukung Anies Sandi yang diusung PKS dan Gerindra menggunakan cara-cara licik seperti itu. Karena pada Pilpres 2014 lalu kita sudah mendapat banyak cerita hoax dan fitnah, lagi-lagi mayoritasnya dari kader-kader PKS.

Jadi jangan harap Indonesia bebas hoax selama masih ada kader PKS. Kader-kader akar rumput mereka memang sangat giat membuat hoax, fitnah, provokasi dan seterusnya. Bisa dilihat di pkspiyungan, Jonru dan yang sesapian dengannya.

Bahwa Anies Sandi mengusung politik santun, ya itu sih bahasa politisi. Bagaimana mungkin bisa santun sementara mereka maju menggandeng PKS? Haha ini sama seperti anda duduk di meja makan dengan sepiring nasi padang dan es teh manis, tengah hari bulan puasa. Lalu mau bilang “nggak kok, saya ga niat makan?”

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa lawan-lawan Ahok melakukan cara licik dan fitnah seperti itu? Sebab mereka sudah kehabisan cara untuk melawan program kerja. Sekarang coba ditanya, apa Ahok sudah mengatasi banjir, macet, pendidikan, kesehatan dan sebagainya? Sudah. Lalu lawannya mau menawarkan apa lagi kecuali bermain di area SARA?

Terakhir, PKS emang gitu. Ketumnya korup, nuduh konspirasi israel. Tidak mengaku kenal atau bertemu Fatonah, padahal makan semeja, setelah fotonya tersebar baru ngaku. Wkekek jadi intinya Meski Anies mengajak politik santun, tapi kalau ada PKS di belakangnya, ya tidak bakalan santun. Apalagi Gerindra yang memiliki banyak politisi corong provokator seperti Fadli Zon dan siapa tuh baca orasi di waktu doa MPR? Setan itu lho. Ngoahahaha

Begitulah kura-kura

[seword]

Ahok Dituduh Kaum Begundal, ini Jawaban Telak Nusron Wahid


DUNIA HAWA -Nusron Wahid, mantan ketua tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, menyebutkan tidak ada satu pun kalimat Ahok yang menistakan agama. 

Nusron mengaku sudah melihat secara tuntas rekaman video selama kegiatan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Pulau Seribu. Dalam rekaman utuh berdurasi satu jam itu, Ahok justru memberikan edukasi kepada rakyat agar memilih secara cerdas, serta tidak mau dibohongi oleh orang yang mempolitisasi agama, dalam hal ini dengan menggunakan surat Al Maidah.

"Jadi yang dimaksud Ahok adalah orang yang membohongi. Bukan berarti ayat Al Maidah yang bohong. Justru Ahok menempatkan ayat suci secara sakral dan adi luhung. Bukan alat agitasi dan kampanye yang mendeskreditkan," kata Nusron melalu siaran pers, Jumat, 7 Oktober 2016.

Menurut salah satu ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, penyebaran video yang menuduh Ahok telah menistakan Alquran sengaja dipotong sehingga menimbulkan intepretasi yang bias dan dikembangkan di masyarakat. "Cara-cara seperti ini sunggih picik, tidak fair, dan tidak beradab. Cara-cara ini sangat tidak sesuai akhlakul karimah," ujarnya.


Kepala BNP2TKI ini menyebutkan, jika Ahok melakukan kesalahan dalam pernyataannya, saat itu pasti sudah ada yang mempersoalkan. Sebab, ketika itu acara dihadiri media massa. Bahkan, lanjut dia, masyarakat Kepulauan Seribu yang hadir juga pasti komplain jika Ahok melakukan seperti apa yang dituduhkan.

"Tapi ini sudah lebih dari seminggu berlalu, baru dimunculkan dengan dipotong secara tidak utuh. Jadi sungguh mengada-ada, dan ada unsur kesengajaan dengan memotong rekaman untuk dijadikan bahan menyerang Ahok," ujarnya.


Menurut Nusron, jika masalah ini masih dipersoalkan, apalagi ada yang menggugatnya, pihaknya siap mendampingi Ahok. "Faktanya sangat kuat kok. Yang hadir banyak dan menyaksikan. Konteksnya jelas, dan tidak ada unsur penistaan. Penggalan dan konteksnya juga relevan kok, jangan mau terjebak dengan politisasi pakai ayat," katanya.

 [viva]

Kominfo, Densus 88 dan Ahok


DUNIA HAWA - Pernyataan Ahok yang mengkritik politisasi ayat dipelintir seolah-olah Ahok menghina Al-Quran, menistakan agama..

Padahal bila dicermati, sangat jelas kritik Ahok ditujukan kepada kubu yang gemar pakaiI Al-Quran (jual ayat) demi ambisi politik, demi menang Pilkada, bukan Al-Quran nya.

Ahok adalah KOMINFO Jilud 2


Pelintiran pernyataan Ahok ini sama persis kasusnya dengan ketika Jokowi berikan perintah kepada BNPT & Kominfo untuk blokir situs-situs Radikal pendukung Teroris.

Padahal fakta tak terbantahkan situs-situs tersebut pada saat itu memang melakukan glorifikasi memuja-muji teroris ISIS & Al-Qaeda.

Situs-situs tsb rutin posting artikel memuja sepak terjang ISIS & Al-Qaeda menyebutnya sebagai "Mujahidin" (pejuang), memuji pembunuhan keji dan kebiadaban sebagai "jihad" (bela agama).

Namun upaya pemerintah perang melawan terorisme di dunia maya tsb dipelintir sehingga seolah-olah kebijakan Jokowi "Anti Islam" karena menutup "situs islam".

Ahok adalah DENSUS88 Jilid 2


Pelintiran pernyataan Ahok juga sama persis kasusnya dengan saat seorang terbukti teroris bernama Siyono tewas di tahanan DENSUS88.

Padahal Kapolri sudah nyatakan ada bukti cukup bahwa Siyono adalah petinggi organisasi teroris JI (Jama'ah islamiyah) ahli perakit senjata dan perakit bom.

Namun dipelintir kelompok Radikal yang manfaatkan momen untuk demo menuntut pembubaran DENSUS88 menebar berbagai hoax seperti Densus "Anti islam", atau Siyono berjuang melawan kristenisasi.

Harus Diakui Ahok Blunder


Pada akhirnya harus diakui Ahok memang blunder membuat kesalahan dengan memberikan cela bagi lawan politiknya untuk memelintir pernyataan, menyerangnya dengan senjata klasik "Anti islam".

Namun ya begitulah Ahok. Ahok adalah Ahok. komunikasi memang bukan strong point (kelebihan) Ahok. karena Ahok pernah mengatakan sendiri bahwa ia adalah CEO Jakarta.

Sebagaimana layaknya seorang CEO, orientasi nya adalah problem solving (menyelesaikan masalah), bukan beramah-tamah, semoga di periode kedua ia diberikan hidayah.

[ustad abu janda al-boliwudi]

Islam yang Selalu Merasa Terhina


DUNIA HAWA - "Kristen itu ajaran konyol !!"

Begitu kata Ahok beberapa waktu lalu dalam sebuah rapat bersama jajarannya.

Ahok mengkritisi dengan tepat perilaku manusia dalam agamanya yang menjadikan agama sebagai mie instan, "lu boleh buat dosa sebesar apa saja karena Kristus nanti akan mengampuni semua dan lu pasti masuk surga.."

Siapakah yang ribut? Ya, yang mengaku beragama Islam.

Mereka langsung teriak gembira dan men-share video itu kemana saja dengan poin perkataan, 'Tuh kan, Ahok yang kristen aja bilang bahwa kristen ajaran yang konyol. Bukti bahwa Islam yang paling benar!"

Dan disambutlah takbir bersahut-sahutan persis seperti di pasar ayam.

Yang beragama Kristen tampak tenang. Sebagian karena paham maksud dari ucapan Ahok, sebagian karena tidak mengerti ada apa. Tapi yang paling penting adalah mereka tidak merasa terhina ketika Ahok mengatakan "Kristen ajaran konyol.."

Aneh memang, yang ngomong orang Kristen, tentang ajaran Kristen, tapi yang ribut yang merasa Islam.

Dan ketika Ahok mengatakan, "jangan mau dibodohi dan dibohongi pake surat Al Maidah 51', ribut lagi lah mereka yang mengaku beragama Islam. Ahok dibilang melecehkan, mengolok-olok bahkan menghina Alquran.

Ketika di jelaskan bahwa yang dimaksud Ahok adalah "orang yang mempolitisasi ayat di Alquran", mereka tetap meradang. Apapun penjelasannya mereka tetap tidak terima, yang penting Ahok sudah menghina.

Kenapa si pengaku umat Islam ini selalu merasa sedikit sedikit terhina?

Karena bodoh, itu saja. Bodoh karena tidak paham agamanya sendiri tapi kebanggaan mereka berlebih. Baju agama mereka terlalu ketat, sehingga nafas mereka sesak.

Mereka menjadi paranoid, mudah dipolitisasi dan di doktrin. Karena mereka tidak mau mengkaji kitab suci, meski suka datang ke pengajian. Mudah terhasut dengan "kata si anu" karena malas membuka kitabnya sendiri.

Mungkin karena merasa mayoritas, sehingga sulit membuka cakrawalanya dengan bebas. Sulit melihat kesalahan di diri sendiri dan suka bergunjing kesalahan pada orang lain.

Ahok itu ujian mayoritas muslim dalam menghadapi politik di negeri ini. Apakah kita akan dewasa dalam beragama atau seperti kerbau dicocok hidungnya. Apakah kita selalu mau dipolitisasi oleh para penjual ayat ataukah kita bisa memisahkan mana ayat dan mana penjualnya..

Maka tidak heranlah jika kita berjumpa dengan Reza Reza yang lain, Marwah Marwah yang lain, yang secara ukuran sosial dia rasional tapi dalam pengetahuan agama mereka masuk di kelas emosional.

Secangkir kopi kuhidangkan pagi ini, sambil menatap wajah negeriku sendiri, orang orang dalam agamaku sendiri, berasa sedih.

Perjuangan mencerdaskan saudara-saudaraku seiman ini, jalannya masih sangat panjang dan berbatu...

[denny siregar]