Tuesday, October 4, 2016

Tersangka Pembunuhan Cangkul Eno Parihah Terancam Hukuman Mati


DUNIA HAWA – Kasus pembunuhan sadis menggunakan cangkul yang menewaskan karyawati pabrik Eno Parihah terus berlanjut.  Sidang untuk kedua tersangka pembunuh Eno akan digelar di Pengadilan Negeri Tangerang besok  Rabu 5 oktober 2016.

Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Tangerang, Andri Wiranofa mengatakan besok merupakan sidang perdana untuk kedua tersangka Imam Hapriadi (24) dan Rahmat Arifin (24). Andri menambahkan semua berkas sudah lengkap dan siap di sidangkan besok.

Arifin dan Imam keduanya masing-masing bakal dikenakan pasal berlapis yakni dengan pasal utama Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana. Kedua pembunuh dan pelaku pelecehan kepada Eno Parihah terancam hukuman maksimal yakni hukuman mati.

Hukuman mati akan diberikan kepada kedua tersangka dewasa yang telah menghilangkan nyawa Eno Parihah, jika unsur-unsur pembunuhan berencana terbukti dalam persidangan. Imam dan Arifin adalah dua dari tiga tersangka yang harus bertanggung jawab atas meninggalnya Eno secara sadis.

Seorang tersangka lain yakni RAL berusia 16 tahun sebelumnya telah menjalani persidangan. Majelis hakim telah memutuskan RAI  divonis hukuman 10 tahun penjara. Hukuman tersebut merupakan hukuman maksimal untuk anak dibawah umur karena dianggap memenuhi unsur pembunuhan berencana.


Seperti sudah diberitakan sebelumnya Eno Parihah ditemukan tidak bernyawa di mess tempat dia bekerja. Eno meregang nyawa setelah bagian pribadinya dimasuki gagang cangkul oleh ketiga pelaku.

Tidak hanya melakukan pembunuhan cangkul yang begitu sadis, sebelumnya pelaku telah melakukan pelecehan kepada Eno lebih dulu. Setelah itu mereka menghabisi korban dengan gagang cangkul yang didapat dari sekitar mess.

Pembunuhan cangkul yang menewaskan Eno Parihah dianggap sebagai salah satu pembunuhan yang teramat sadis. Hal ini diakui oleh Kombes Krishna Murti yang saat itu menjabat sebagai Sitreskrimum Polda Metro Jaya.  Kala itu Krishna Murti menyebut bahwa kasus Eno adalah kasus tersadis selama dia menangani banyak kasus pembunuhan.

Tersangka Siap Terima Hukuman


Pembunuhan keji yang telah terjadi pada karyawan pabrik di Tangerang, Eno Parihah, dan pembunuhan ini sempat menggegerkan banyak orang, dan dalam waktu dekat para pelaku yang sudah di tangkap akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Tangerang.

Kejaksaan negeri Tangerang, Kamis (8/9/16), yang telah menerima pelimpahan berkas dari kasusu pembunuhan dan pelecehan yang menewaskan Eno Parihah. Berkas yang telah di serahkan oleh Polda Metro Jaya bersama kedua pelaku, Imam Hapriadi dan Rahmat Arifin.

“Saat ini terkait pelimpahan terdakwa, saudara Rahmat Arifin dan Imam Afriadi terkait kasus pembunuhan terhadap Eno Parihah,” ungkap penyidik Unit V Resmob Polda Metro Jaya. Ipda Darsono.

Darsono juga menyebutkan, penyerahan tersangka pembunuhan dan pelecehan Eno Parihah kepada kejaksaan disertai dengan barang bukti yang di dapat polisi, diantaranya adalah gagang cangkul, garpu, bantal serta CT scan pemeriksaan korban.

Kepala Kejaksaan Negeri Tangerang Edyward Kaban mengungkapkan, kepada tersangka Rahmat Arifin akan dikenakan pasal 340 jo 338 jo 351 ayat 3 dan subsider 285. Sedangkan untuk Imam Afriadi yang di kenakan pasal 340 jo 338 jo 351 ayat 3 KUHP.

“Kita dakwakan pembunuhan berencana. Sedangkan, digelarnya sidang berdasarkan KUHP setelah 20 hari penanganan. Kita akan menyusun surat dakwaan, harus segera kita limpahkan. Jika memang jaksa harus menyusun surat dakwaan untuk meneliti ulang, maka kita akan minta perpanjangan ke pengadilan selama 30 hari. Tapi Insya Allah secepatnya diselesaikan,” jelas Edyward.

Edyward juga mengungkapkan, dari pihak kejaksaan untuk menangani kasus pembunuhan dan pelecehan terhadap Eno Parihah, pihaknya telah menyiapkan tim jaksa yang terdiri dari 5 orang. Selama proses persidangan dilakukan, untuk kedua tersangka tersebut akan di titipkan di Lapas Pemuda.

Dan kedua tersangka pembunuhan dan pelecehan Eno Parihah tersebut telah di bawa ke Kejaksaan Negeri Tangerang menggunakan mobil milik Resmob Polda Metro Jaya, kedua tersangka tersebut juga dengan tangan terikat oleh borgol. Dengan pengawalan yang ketat dari anggota Resmob keduanya dibawa masuk ke ruang Seksi Pidana Umum.

Sebelumnya .....


Kronologi Pembunuhan Eno Parihah Tewas dengan Kondisi Gagang Cangkul di Kemaluannya


Kasus pemerkosaan yang diakhiri dengan pembunuhan kembali terjadi, seorang karyawati pabrik yang bernama Eno Parihah (18) di temukan tewas di mess pabrik di daerah Jatimulya, Dadap, Kosambi, Kabupaten Tanggerang.

Eno Parihah ditemukan tewas pada Jumat pagi 13 Mei 2016 oleh dua teman sekamarnya yang baru pulang dari kerja Shift malam, saat masuk ke dalam kamar, kedua teman Eno berteriak histeris mendapati Eno sudah tak bernyawa terlentang di atas kasur dan berlumuran darah dengan kondisi gagang pacul (Cangkul) menancap di kemaluannya hingga hampir sebatang penuh.


Keduanya pun langsung melapor ke HRD tempatnya bekerja, yang kemudian laporannya di teruskan ke Polsek Teluknaga.

Setelah dilakukan oleh TKP, penyelidikan dan meminta keterangan saksi serta alat bukti yang di temukan polisi di lokasi kejadian. Akhirnya polisi menetapkan 3 tersangka yang salah satunya adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada hari Sabtu, 14 Mei 2016.

Ketiga tersangka tersebut adalah RAL (16), Rahmat Arifin alias Arif (24) (Teman  kerja Eno di Pabrik) dan Imam Harpiadi (24), RAL adalah tersangka yang masih duduk di bangku SMP.

Foto Hasil Scan Tubuh Eno menunjukan gagang Pacul (cangkul) tersebut merusak organ tubuh bagian dalam, tembus ke paru-paru dan dada. Kombes Krishna Murti pun mengatakan bahwa kasus Pemubunuhan Eno merupakan kasus paling sadis selama dirinya bertugas.

Kronologi Pembunuhan Eno Parihah

Pembunuhan sadis yang menimpa Eno Parihah ini berawal dari kedatangan RAL yang main ke mess korban pada kamis malam, 12 Mei 2016.

RAL ke dalam kamar mess dan sempat becanda layaknya sepasang kekasih, namun Eno menolak untuk diajak berhubungan intim oleh RAL. Karena menolak, pelajar SMP yang baru dikenal Eno satu bulan itu marah, kemudian keluar kamar.

Di luar kamar, RAL bertemu dengan Arif dan Imam Harpadi, ternyata Arif dan Imam juga diketahui menympan rasa ke Eno namun bertepuk sebelah tangan.

Meski sebelumnya RAL, dan kedua pria tersebut tidak saling kenal, karena mereka memiliki rasa kecewa yang sama, ketiganya langsung masuk kamar, dan memperkosa Eno secara bergantian.


Setelah puas memperkosa, salah satu tersangka mengambil cangkul yang ada di dekat kamar Eno dan memasukan gagang cangkul tersebut ke kemaluan Eno yang kemudian di tendang bagian ujung cangkulnya hingga masuk ke dalam Miss V nya Eno.

Hal tersebut terungkap dalam rekonstruksi yang di lakukan petugas gabunga Polsek Tekuk Naga, Polres Metro Tanggerang dan Polda Metro Jaya pada minggu malam, 15 Mei 2016.

Dari Kronologinya, Eno Parihah tewas mempertahankan harga dirinya sebagai seorang wanita, Ia tidak mau di nodai oleh orang yang belum berhak untuk memilikinya.

Ajukan Banding, Terdakwa RAL Bawa Tiga Bukti Baru


Kasus pembunuhan Eno Parihah masih bergulir di pengadilan dengan tersangka RAI. Terdakwa kasus pembunuhan karyawati tersebut mengajukan taga barang bukti untuk kasus yang dia alami.

Bukti baru yang diajukan oleh remaja berusia 16 tahun itu belum dapat dibeberkan kepada awak media. Pengajuan tersebut bermaksud untuk membebaskan tersangka pembunuhan Eno Parihah dari tuntutan vonis 10 tahun kurungan penjara.

Vonis tuntutan kurungan penjara 10 tahun telah dijatuhkan pada awal bulan Juni lalu. Kuasa hukum dari tersangka mengaku ada tiga bukti baru yang akan diajukan dalam memori banding RAL di persidangan yang akan digelar mendatang.


Bukti yang dimasukkan dalam memori banding terdiri dari bukti data dan keterangan saksi ahli yang telah dikumpulkan oleh pengacara. Sebanyak 21 pengacara telah mengumpulkan bukti dan ikut tergabung dalam LEmbaga Bantuan Hukum yang mendampingi terdakwa kasus pembunuhan Eno Parihah.

Didalam memori banding terdakwa pembunuhan adalah korban salah tangkap yang dilakukan oleh polisi. Menurut Alfan Sari kuasa hukum RAL, kliennya bukanlah orang yang melakukan pembunuhan terhadap Eno Parihah.

Tim pengacra dari LBH juga meminta agar hakim yang memimpin persidangan untuk kembali melihat kejanggalan. Menurut pengacara banyak kejanggakan yang munvul pada persidangan di Pengadilan Negeri Tanggerang.

Menurutnya ada kejanggalan dari bukti gigitan, sidik jari, air liur dan darah, kesemuanya belum mendapatkan bukti secara medis. Sebelumnya jaksa sempat menyebutkan bukti tersebut namun belum ada kejelasan dari pihak medis.

Menurt pengacara terdakwa oembunuhan Eno Parihah seorang yang bernama Dimas adalah salah satu sosok yang ikut terlibat dalam pembunuhan. Hingga kini sidangan sudah menjatuhkan vonis seorang yang bernama Dimas belum pernah sekalipun dihadirkan dlam persidangan.

Selain RAL masih ada dua tersangka yang ikut terjerat kasus dari pembunuhan disertai pelecehan terhadap Eno Parihah. Kedua tersangka adalah Rahmat Arifin dan Imam Hapriyadi yang juga ikut ditahan kepolisian atas dakwaan yang ditujukan pada mereka.

Banding Ditolak Tersangka RAL Ajukan PK


Terdakwa pembunuhan dan pelecehan Eno Parihah, karyawati pabrik plastik di Kosambi, Kabupaten Tangerang, terdakwa mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banten. Akan tetapi banding tersebut di tolak oleh pengadilan.

Dengan penolakan ini, status remaja yang usianya 15 tahun tersebut menjadi terpidana dan harus menjalankan hukuman yang telah di tentukan, dan hukuman penjara untuk tersangka pembunuhan dan pelecehan Eno Parihah ini adalah 10 tahun penjara. Hal ini sesuai keputusan yang telah di berikan oleh hakim Pengadilan Tinggi Tangerang.

“Banding kami tolak,” kata Direktur Bantuan Lembaga Hukum dan Kemanusiaan Duta Keadilan Indonesia (LBHK DKI), Toha Bintang S  El Thamrin, Selasa (5/9/16).

Bersama dengan 21 pengacara dari pendamping RAL, LBHK DKI melipahkan kasus ini kepada Pengadilan Negeri Tangerang. Bintang juga mengungkapkan, bahwa keputusan hakim tersebut di telah di sampaikan pada tanggal 2 Agustus 2016.

“Dan kami ketahui baru-baru ini, karena informasi yang kami dapatkan tentang informasi ini minim,” ungkap Bintang.

Bintang juga menambahkan, untuk mendapatkan informasi keputusan dari hakim tentang kasus pembunuhan dan pelecehan Eno Perihah ini, tim pengacara dan orang tua dari RAL sendiri harus mencarinya sendiri. Dan bila hal tersebut tidak dilakukan, makan mereka tidak akan mengetahui informasi tersebut.

Bahkan untuk saat ini, LBHK DKI dan orang tua dari RAL belum mendapatkan salinan putusan banding tentang kasus ini oleh pihak Pengadilan Tinggi Banten. Dia juga mengatakan, keputusan yang diberikan oleh hakim tersebut kepada tersangka pembunuhan dan pelecehan Eno Parihah ini terbilang lama.

Sebab banding yang telah di serahkan kepada Pengadilan Tinggi Banten mengenai kasus pembunuhan dan pelecehan Eno Parihah ini sudah di serahkan sejak 22 Juni 2016, dan baru mendapatkan keputusan pada tanggal 2 Agustus 2016, dan jarak waktu tersebut yang untuk keputusan banding itu lama.

Dan pada 16 Juni lalu, RAL yang di vonis oleh Pengadilan Negeri Tangerang, terdakwa pembunuhan dan pelecehan terhadap Eni Parihah. Dan harus menjalani hukuman penjara selama 10 tahun, dan hakim juga menyakini bahwa RAI terbukti melakukan pembunuhan berencana.

[dh©]

Pembuktian Jessica Wongso Sebagai Pembunuh Belum ‘Konkrit’


DUNIA HAWA – Sidang Jessica Wongso atas kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin akan digelar lagi hari Rabu 5 Oktober 2016. Sidang yang akan digelar besok agendanya adalah pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

JPU sudah menghadirkan puluhan saksi untuk memperkuat dakwaan atas pembunuhan Mirna Salihin yang diduga menggunakan racun sianida. Namun kesaksian tersebut belum dinilai konkrit untuk membuktikan Jessica Wongso bersalah.

Hal ini disampaikan oleh pengamat hukum dari Universitas Jambi, Jack Yanda Zaihifni Ishak. Menurutnya pembuktian masih banyak yang bolong dan menilai bukti metril di kasus pembunuhan Mirna tidak kuat. Jack menuturkan bahwa bukti materil adalah yang paling penting dalam hukum pidana.

Dia menyebut barang bukti meteril yang tidak kuat diantaranya adalah cairan sianida di dalam lambung Mirna Salihin tidak ditemukan. Dengan contoh tersebut menurut Jack sudah menunjukkan bahwa polisi dan jaksa seperti memaksakan kasus kopi maut.

Jack memaparkan secara logika banyak alibi yang dipaksakan dan tidak sesuai dengan aturan Polri. Alibi yang dipaksakan itu termasuk standar pemeriksaan barang bukti dan autopsi yang tidak sesuai. Dia menegaskan bahwa barang bukti sifatnya adalah formil, namun selama ini masih katanya-katanya.

Selain itu dengan dihadirkannya banyak saksi ahli selama sidang Jessica Wongso digelar, Jack menyebut justru menunjukkan bahwa jaksa penuntut umum ragu-ragu. Menurutnya tidak mungkin orang mengajukan saksi ahli lebih banyak kalau tidak ada keraguan.

Terlepas dari sidang pembacaan dakwaan besok, di sidang sebelumnya Jessica Wongso menyampaikan pembelaan. Dalam keterangannya Jessica mengaku bahwa dia mendapatkan paksaan dari eks Ditreskrimum Polda Metro Jaya Krishna Murti untuk mengaku bahwa dirinya yang telah melakukan pembunuhan pada Mirna Salihin.

Imbas Pengakuan Jessica Wongso, Khrisna Murti Diperiksa Propam Polri


Jessica Wongso sempat mengakui sebuah fakta terbaru saat dirinya menjalani penyidikan. Pengakuan tersebut disampaikan saat menjalai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pengakuan terdakwa pelaku pembunuhan dengan kopi maut ini membawa salah satu nama jajaran polisi. Komisaris Besar Khrisna Murti sudah menjalani pemeriksaan di Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya ini menjalani pemeriksaan terkait pernyataa Jessica di persidangan. Kombes Martinus Sitompul selaku Kabag Penerangan Umum Polri ikut angkat bicara.

Martinus menyebutkan bahwa pemeriksaan ini dilakukan kerana tim kuasa hukum dari Jessica Wongso melakukan pelaporan ke Propam Polri pada bulan Februari lalu. Meskipun telah melakukan pemeriksaan perkembangan dan hasilnya belum bisa dipublikasikan.


Beberapa alasan menyeruak ke publik, mulai dari pemeriksaan lanjutan dan menghadirkan beberapa saksi lagi. Akan tetapi sedikit penjelasan tentang pelaporan tim kuasa hukum dapat diungkapkan ke publik.

Pihak Jessica Wongso dan penasehat hukumnya menyebutkan Khrisna mengutarakan pernyataan yang menurutnya tak pantas untuk diucapkan. Menurut pihak pelaporsendiri seharusnya sebagai seorang penyidik dapat menghormati orang yang diperiksa.

Ucapan yang diungkapkan juga jauh dari investigasi yang sedang berlangsung atas kasus kopi maut Mirna Salihin. Jessica menyebutkan bahwa sebelumnya Khrisna sempat mendatangi dirinya dan menceritakan tentang sepak terjangnya mengungkap pembunuhan di cafe Olivier.

Khrisna sempat mengatakan harus mempertaruhkan jabatan dan kedudukannya di kepolisian. Jessica mengatakan bahwa Khrisna sempat berkata “Saya menjatuhkan harga diri saya hingga turun ke dalam tahanan,”.

Selain hal itu Khrisna dianggap memberikan bujukan untuk mengakui sebagai pembunuh Wayan Mirna Salihin. Jessica juga sempat dijanjikan keringanan hukuman jika mau mengaku sebaga seorang pelaku pembunuhan dengan racun sianida dalam kopi.

Selain Khrisna, Jessica Wongso juga sempat mendapatkan ucapan tak pantas dari Herry Heryawan yang menjabat Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan. Perlakuan ini diterima sebelum Jessica ini ditetapkan sebagai tersangka.

[newsth]

Ahok Agen Illuminati


DUNIA HAWA - Berita Top Secret : Ahok ternyata anggota dan agen Illuminati !!! 

Jika Anda tidak percaya coba Anda perhatikan bukti-bukti berikut ini : Tulisan Illuminati seperti contoh dibawah ini jika dibalik atau diputar 180 derajat maka akan tetap terbaca sebagai Illuminati. Begitu juga dengan nama Ahok. Dalam komunitas warga keturunan Tionghoa, Ahok kerap dipanggil dengan sebutan Koh Ahok. Dan sama seperti logo Illuminati tadi, nama Koh Ahok jika dibaca sebaliknya dari kanan ke kiri ataupun dibaca dari kiri ke kanan juga akan tetap sama yaitu : KOH AHOK. Itulah sebabnya Ahok tidak bisa kalah meski dijungkirbalikkan seperti apapun karena ternyata Illuminati ada di belakangnya !!!

Bukti keduanya adalah inisial nama Ahok adalah huruf A dan huruf ini mirip dengan lambang segitiga atau Piramida milik kaum Illuminati. Luar biasa bukan? Inilah rahasia besar yang orang seluruh Endonesa wajib tahu.....

Sesungguhnya Anies Baswedan sudah mengetahui rahasia besar ini. Itulah sebabnya dia berusaha membocorkan rahasia bahwa sebenarnya yang berhasil membuat sungai-sungai di Jakarta bersih sesungguhnya adalah Foke alias Fauzi Bowo. Namun konspirasi global Illuminati beserta kelompok medianya telah mengalihkan fakta dan menciptakan opini palsu sehingga membuat banyak orang percaya bahwa yang membersihkan sungai-sungai di Jakarta adalah Ahok. Licik sekali bukan?



Banyak orang yang tidak tahu dan tertipu oleh ulah dan konspirasi kaum Illuminati di seluruh dunia. Illuminati selama ini telah mengendalikan jalannya berbagai peristiwa dalam sejarah, termasuk Pilkada Jakarta kali ini. Illuminatilah yang sesungguhnya telah menciptakan serangkaian banjir di Jawa Barat. Illuminatilah yang telah membuat Manchester United kalah dari Manchester City pada laga September kemarin. Illuminati jugalah yang telah membuat artis cantik Raisa putus dari pacarnya, Keenan Pearce.

Illuminati sungguh sangat jahat sekali. Illuminati Sungguh TEEERRRRLAAAAALUUUUUU...........!!!!

[muhammad zazuli]

Ibu Mutilasi Bayi di Cengkareng


DUNIA HAWA – Ibu mutilasi bayi yang merupakan anak kandungnya sendiri hingga tewas di Cengkareng, Jakarta Barat masih menjadi sorotan publik.

Mutmainah, wanita berusia 28 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus istri dari anggota provost Bidang Propam Polda Metro Jaya berpangkat Aipda yakni Deni Siregar. Deni dan Mutmainah dikaruniai dua anak Kalisa (3) dan Arjuna (1).

Keluarga kecil Mutmainah tinggal di kamar kontrakan Jalan Jaya 24, RT 04 RW 10, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Selama ini Mutmainah dikenal sebagai sosok yang suka bersosialisasi dan baik oleh warga sekitar.

Namun perbuatan Mutmainah yang diluar dugaan itu sangat membuat warga terkejut.  Mutmainah nekat memutilasi anak kandungnya sendiri. Bahkan bayinya Arjuna tewas setelah di mutilasi.

Kasus ibu mutilasi bayi di Cengkareng menarik perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Yang menjadi pertanyaan adalah apa motif dibalik aksi nekat Mutmainah yang memutilasi kedua anak kandungnya tersebut ?

Dugaan sementera motif kasus ibu mutilasi bayi adalah pelaku merasa kesal dengan ulah sang suami yang tidak pulang ke kontrakan selama dua hari. Aipda Deni Siregar baru pulang pada Minggu malam 2 Oktober 2016.

Namun kedatangan Aipda Deni sudah terlambat karena Mutmainah sudah terlanjur mutilasi bayinya bernama Arjuna hingga tidak bernyawa. Menurut tetangga pelaku, Mutmainah siangnya sempat marah-marah karena suaminya tidak pulang selama dua hari.

Sementara ketua RT 04 RW 10, Suyadi menduga pelaku mengalami depresi sehingga nekat mutilasi anak kandungnya. Namun Suyadi hanya menduga dan tidak mengetahui pasti apakah Mutmainah benar depresi atau tidak.

Ibu mutilasi bayi itu sudah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin 3 Oktober 2016 untuk menjalani tes kejiwaan. Sekedar infomasi Mutmainah menikah dengan Aipda Deni Siregar pada tahun 2013 dan sudah dikaruniai dua orang anak.

Mutmainah dinikahi Aipda Deni setelah ditinggal istri pertamanya. Kabarnya Deni Siregar bertemu dengan Mutmainah yang berparas cantik di lapangan golf tempat Mutmainah bekerja.

Tak Cukup Mutilasi Bayi, Mutmainah Juga Lukai Anak Sulungnya


Mutmainah pelaku pembunuhan sadis yang nekat memutilasi bayinya ternyata juga melukai anak sulungnya. Bocah berinisial Kar berusia 3 tahun juga menjadi korban sang ibu, namun nasib baik masih berpihak padanya karena dia tidak sampai meninggal.

Ketua RT 04 RW 10, Suyadi mengatakan anak pertama Mutmainah selamat, namun telinganya terdapat luka irisan. Suyadi menambahkan Kar langsung diamankan oleh sang ayah dan dibawa ke Klinik.

Suyadi sendiri mendapatkan informasi mengenai pembunuhan sadis yang dilakukan Mutmainah dari tetangga korban, Lastri. Setelah mendapat informasi tersebut sekitar pukul 21.00 WIB Suyadi langsung datang ke kontarakan Mutmainah yang ada di Jalan Jaya 24, nomor 24 RT4/10 Tegal Alur, Cengkareng Barat, Jakarta Barat.

Suyadi datang bersama kakek korban, dan sesampainya di lokasi mereka sudah mendapati darah berceceran. Suyadi memeriksa bocah bayi berusia satu tahun yakni Arjuna yang jadi korban pembunuhan.

Saat diperiksa Arjuna sudah dalam kondisi meninggal dunia. Setelah itu barulah Suyadi menguhungi RW, Babinsa dan juga Sabara Polsek Cengkareng karena Suyadi mengaku tidak berani memegang mayatnya yang penuh darah. Peristiwa mutilasi baru diketahui saat Deni pulang ke rumah sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat hendak masuk kerumah pintu dalam keadaan terkunci, Aipda Deni kemudian meminta bantuan warga. Setelah didobrak diketahui Mutmainah berada di dalam kamar dalam kondisi tanpa busana.

Anak kedua Mutmainah, Arjuna berada diatas kasur dalam kondisi tubuh sudah terpotong. Warga langsung menutupi tubuh pelaku dengan sprei. Warga sempat mengajak Mutmainah berbicara namun sikapnya sangat aneh.

Mutmainah terlihat mengemut jari tangan kirinya. Jari tangan kanan menunjuk tubuh anaknya sambil tersenyum. Dia meminta kepada semua orang supaya tidak berisik. Setelah polisi datang , Mutmainah kembali berbicara bahwa dia ingin mandi dan sholat.

Mutmainah Dikenal Pendiam Oleh Tetangga


Kabar tentang Mutmainah yang tega memutilasi bayinya sempat membuat heboh publik. Bukan hanya karena dia seorang istri dari seorang anggota Provos Polda Metro Jaya tetapi karena sifat pendiamnya.

Wanita berusia 30 tahun ini tega menghabisi dan memutilasi jasad bayi kandungnya. Pembunuhan disertai mutilasi ini dilakukan kerena tersangka mengidap stress dan sering berbicara sendiri selama satu minggu sebelum membunuh anaknya.

Kombes Awi Setiyono yang menjabat sebagai Kabid Humas Polda Metro Jaya mengungkapkan tentang perilaku dari istri Aipda Deni Siregar. Ia mengatakan bahwa Mutmainah sering menangis dan menggumam sendiri tanpa memiliki sebab yang jelas.

“Dia terlihat seperti depresi berat. Wajahnya juga terlihat pucat,” ungkap Awi memberikan penjelasannya. Selain penampakan dari wajah beberapa perilaku dan ucapannya sering membuat tetangga takut.

Pasalnya beberapa kali mengancam akan menyakiti jika diganggu oleh seseorang. Sementara itu Aipda Deni juga sempat mengkhawatirkan keselamatan anak bayinya. Sebelum kejadian istri tersangka memilih untuk pulang lebih awal agar bisa mengawasi anaknya dari tindakan yang tak diinginkan.

Hingga saat ini Mutmainah masih melalui pemerinksaan dan hasilnya keadaan jiwa tak stabil. Pemeriksaan psikologis dan beberapa alasan tentang perilaku tersangka juga terus digali oleh polisi.

Akan tetapi penyebab depresi yang dialami oleh tersangka belum diketaui apa penyebabnya. Sebelumnya kabar mutilasi ini mulai muncul sejak Lastri seorang wanita yang merupakan saksi terlihat kaget.

Pasalnya saat itu ia menyaksikan secara langsung seorang bayi yang dimutilasi oleh ibunya. Peristiwa penyiksaan yang dilakukan oleh istri seorang petinggi bintara ini dilakukan di sebuah rumah kontrakan .

Tersangka terlihat tanpa menggunakan sehelai kain dan saat ditanya oleh seorang ibu-ibu hanya tersenyum. Tubuh Mutmainah akan ditutup dengan mengunakan sprei akan tetapi justru terkejut saat melihat seorang bayi yang telah sudah terpotong.

Dua anaknya mengalami hal yang sama akan tetapi yang meninggal hanya anak lelakinya. Tetapi untuk anak perempuan mengalami luka di bagian telinga.

Potongan Tubuh Disajikan di Meja Makan


Mutmainah adalah pelaku pembunuhan sadis terhadap darah dagingnya sendiri. Wanita berusia 28 tahun itu nekat memotong bagian tubuh bayinya yang masih berusia satu tahun.

Menurut tetangga korban dan juga saksi Maryam, pelaku memotong bagian tangan, kuping kaki dan bagian pribai bayinya.

Bayi laki-laki yang menjadi korban pembunuhan sadis ibunya dipotong tangan kiri, kaki kiri dan bagian pribadinya hingga tewas. Maryam menduga pelaku memotong menggunakan pisau dapur.

Tidak hanya bayi laki-lakinya saja yang menjadi korban, anak perempuannya bernama Kalisa juga menjadi korban. Namun Kalisa tidak sampai meninggal, bagian tubuhnya yang dipotong adalah telinga.

Maryam menduga pelaku mengalami stres. Dia meyebut tatapan mata Mutmainah kosong seperti psikopat. Diduga Mutmainah adalah kanibal karena mulutnya penuh darah, terlebih potongan tubuh anaknya ditaruh di piring dan diletakan di atas meja makan.

Warga yang mengetahui kejadian itu langsung membawa anak kedua pelaku ke Klinik.

[dh©]

Murid Sableng Guru Gendheng


DUNIA HAWA - Dulu sempat tenar novel dan sinetron Wiro Sableng, muridnya Sinto Gendheng. Tapi ternyata fenomena “murid sableng guru gendheng” ini juga terjadi di dunia nyata. Mulai dari ustadz Guntur Bumi yang jadi suami artis dan sering nongol di TV tapi ternyata tidak lebih dari penipu dan maling murahan. Kemudian ada ustadz Gatot Brajamusti ketua Parfi yang ternyata hobi shabu dan perkosa wanita bahkan punya senjata api. Hingga yang terkini Kyai Dimas Kanjeng yang juga memiliki gelar raja yang diperolehnya secara resmi dari Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia (AKKI) yang ternyata juga cuma seorang penipu murahan dan pembunuh sadis.

Tapi selain di kancah perdukunan dan black magic, fenomena “murid sableng guru gendheng” ini juga terjadi di kancah ideologi agama dan politik. Mulai dari Abu Bakar Baasyir yang murid-muridnya banyak yang jadi teroris pembunuh massa, Habib Rizieq yang murid-muridnya suka bikin onar dan kerusuhan hingga para politikus agama yang suka jualan ayat dan agama yang ternyata hobi korupsi dan poligami.

Jaman sekarang benar-salah sudah sulit dibedakan. Banyak guru palsu dan abal-abal berkeliaran dimana-mana. Sungguh sangat sulit menemukan guru yang sejati dan berkualitas tinggi. Cukup dengan jubah agamis, komat-kamit bahasa arab dan sedikit hapal dalil orang sudah bisa dianggap sebagai guru. Tapi jika saya diminta untuk memberikan rekomendasi maka kyai-kyai sepuh NU lah yang layak disebut guru, kalo yang lain saya tidak berani jamin.

Melihat fenomena ini benarlah perkataan dari Sang Guru Batin : “ Jaman ini akan banyak orang tersesat karena agama. Banyak orang lupa Jati Diri kebenaran nuraninya. Ingatlah bahwa hidup memiliki pedoman yaitu hati nurani. Jaman ini adalah masa transisi antara kepercayaan dan sebuah metode baru tentang hati nurani. Berusahalah saling menghargai sesama dan alam yang baru akan dibentuk. Akan ada banyak orang yang kehilangan arah tentang kehidupan dan kepercayaannya.

Banyak manusia berkumpul dan mendirikan suatu organisasi. Bahkan didasari dengan simbolisme dan nama Tuhan. Namun perilaku dan sifat yang ditunjukkannya tidaklah bermoral. Tidak mendasar tentang sifat Tuhan itu sendiri. Manusia-manusia yang telah terjerumus telah membuat garisan takdir karma yang bahkan untuk menebusnya memerlukan ribuan kali kehidupan yang perlu dilalui. Agar semua sub-sub atau dasar pembentukan alam beserta sifat hukum alam akan menjadi selaras kembali.

Sudah banyak manusia dibutakan oleh kesalahan dalam menjalankan kehidupan dan peran mereka di dunia. Tapi Kuasa Tuhan tidak akan pernah berhenti selama masih banyak manusia dengan pemikiran yang merugikan sesama dan alam semesta. Dunia semakin sempit dengan nurani yang sudah tidak dapat dirasakan setiap insan. Namun akan ada waktunya untuk membentuk Jaman Baru demi kelangsungan alam semesta ini. “

Semoga seluruh makhluk berbahagia. Semoga setiap insan sadar akan Sifat Sejatinya. Semoga Cahaya Kebenaran kembali menyinari dunia ini. Rahayu sagung dumadi. Mugi Rahayu janma kang berbudi rahayu.....


[muhammad zazuli]

Surat dari Denny Siregar Buat Pak Anis Baswedan


DUNIA HAWA

Aku Padamu Pak Anis


Pak Anies yang terhormat,

Sejak pernyataan bapak bahwa sungai Jakarta bersih karena rancangan Fauzi Bowo, saya ini sebenarnya diam dian mengagumi bapak. Bapaklah - menurut saya - orang yang tepat untuk melawan Ahok.

Bapak mampu melakukan hal hal kontroversial yang lebih gila dari Ahok. Dan hebatnya, menjadi pembicaraan dimana-mana, mengisi headline media media online. Saya harus angkat topi dan terimalah salam hormatku ini.

Statement terbaru bapak membuat saya harus meninggalkan kerang ajaib yang biasa saya puja. Bapak ingin melegalisasi kampung yang ilegal. Sebuah langkah jitu yang Ahok tidak mungkin berani melakukannya. Salut.


Dan pasti para PSK dan preman di Kalijodo akan menyambut gembira dan pulang kembali ke Jakarta untuk mendirikan kembali kerajaan mereka. Mereka yang sudah tinggal di rusun akan turun dan kembali ke kampung pulo, tempat mereka berpuluh tahun mencuci, mandi dan berak seenaknya.

Bapak punya pandangan yang romantis, ingin mengembalikan Jakarta seperti seharusnya Jakarta. Jakarta harus kumuh, karena itulah budaya sebenarnya. Ahok kok ingin menjadikan Jakarta seperti Singapura yang bersih dan teratur.. hahaha, ini Jakarta hok, ngacalah...

Bapak ingin Jakarta kembali banjir, karena kalau sudah tidak ada banjir lagi, duh serasa bukan di Jakarta. Jakarta itu seharusnya air dimana-mana jika hujan, setinggi paha kalau bisa sedada. Biar kami bisa nostalgia dengan perahu karet dan pemandangan yang kami rindukan melihat orang mengangkat barang dan reporter tivi yang melaporkan dengan badan setengah tenggelam. Rindu kali kami dengan suasana itu...

Dan nanti ketika banyak orang yang datang ke rumah bapak, membangun rumah petak di depan rumah bapak, menjadikan halaman rumah bapak sebagai tempat berdagang, bapak pasti akan melegalkan mereka. Kalau bisa kasih mereka sertifikat juga. Sungguh mulya hati bapak...

Yang menarik adalah bapak ingin mengembalikan becak ke Jakarta. Becak adalah transportasi yang menggambarkan wajah Jakarta sebenarnya. Ahok ingin menghilangkan macet, sama saja dengan menghilangkan budaya Jakarta. Bapak ingin memeliharanya sebagai bagian dari pendidikan bahwa kita harus menghargai budaya.

Kalau Ahok berfikiran ke depan, bapak ingin kita mundur ke belakang. Kalau bisa helicak, oplet dan delman mengisi kembali transportasi Jakarta. Biar kita bisa jalan sesak-sesakan, saling nyerempet dan saling memaki di tengah jalan. Uuuh suasana yang sangat Jakarta..

Dan kembalikan budaya nilep anggaran itu pak. Kasian anggota DPRD dan birokrat birokrat yang dulu suka main mata, sekarang kehilangan pendapatan. Itu juga budaya yang harus dilestarikan. Tanpa itu, bukan Jakarta lagi namanya. Ahok ingin menghilangkan itu? Mimpi lu, hok...

Haji Lulung pasti kembali tersenyum mesra. Beliau akan kembali menganggarkan USB seharga UPS. Menurutnya, apalah arti sebuah nama yang penting harganya.

Tanah abang kembalikan juga, pak. Sekarang gak macet, kurang seru. Harusnya pedagang pedagang itu kembali membuka lapak memenuhi lebih dari separuh jalan raya. Dan jangan lupa, kasi sertifikat juga mereka pak. Biar legal semuanya...

Visi pak Anies mungkin yang tepat adalah Jakarta Yang Seharusnya. Preman preman dipelihara, orang miskin dijual untuk meraup suara, kali kali penuh sampah supaya semerbak baunya dan bus bus penuh sesak penumpang dengan bau kelek yang tajam. Kami rindu suasana itu, kami rindu pak...

Kalau kerang ajaib biasanya bunyinya kulukulukuk, ketika menyembah bapak saya harus menggantinya dengan kelek kelek kelek...

Ah, saya pasti akan coblos bapak nanti pas di kumisnya...

"Loh, pak Anies gak berkumis den.."
"Pasti nanti berkumis, karena kumis adalah budaya Jakarta juga yang harus dipelihara.. Ingat, ini semua rancangan pak Fauzi Bowo.."

Sudah malam, pak.. Kopi habis dan saya harus tidur.

Ohya, saya tadi googling dengan keyword "Anies adalah Gubernur Jakarta". Tapi kok malah Google menjawab "mungkin maksud anda Ahok adalah Gubernur Jakarta.."

Zzz zz..

[denny siregar]