Tuesday, August 16, 2016

Manfaat Madu Untuk Wanita


Dunia Hawa - Madu dihasilkan dari campuran beberapa jenis gula dan air yang mengandung bahan logam, asid dan juga enzim. Madu mengandung bahan mineral dan vitamin yang dibutukan oleh tubuh. Madu merupakan pemanis alami yang banyak diminati karena memiliki beberapa khasiat diantaranya adalah untuk pengobatan, kecantikan dan juga untuk menambah pembuatan makanan tertentu.

Berikut adalah enam manfaat madu untuk kesehatan wanita diantaranya adalah :

1.   Dapat Mencegah kanker dan penyakit jantung Kandungan flavonoid yang terdapat pada madu yaitu kandungan antioksidan yang membantu anda dalam mengurangi risiko jenis kanker dan penyakit jantung. Termasuk kanker payudara dan serviks yang sering menyerang wanita, selain itu kelebihan berat badan (obesitas) yang sering dijumpai pada wanita akan memicu serangan jantung oleh karena itu membiasakan konsumsi madu sangat baik untuk anda.

2.   Mengurangi keputihan yang disebabkan bakteri dan jamur Kandungan antibakteri yang dihasilkan oleh madu akan membantu anda dalam mengurangi dan mencegah adanya keputihan yang diantaranya disebabkan oleh bakteri dan jamur. Kandungan antibakteri yang terdapat didalam madu akan baik untuk digunakan sebagai mencegah beberapa penyakit yang diakibatkan oleh bakteri.

3.   Madu untuk keseimbangan Madu telah lama digunakan dalam pengobatan tradasional bahkan telah berlangsung 4000 tahun yang lalu. Madu mempengaruhi ketiga ketidakseimbangan tubuh positif. Hal ini juga dikatakan dapat berguna dalam meningkatkan penurunan berat badan, penglihatan, mual, menyembuhkan impotensi gangguan saluran kencing, asma dan diare. Madu disebut sebagai "Yogavahi" karena kandungan yang dimilikinya mampu menembus jaringan terdalam tubuh kita. Madu dapat berperan sebagai obat yang akan berperan dalam meningkatkan kegunaan obat lainnya secara optimal.

4.   Regulasi gula darah Kandungan madu adalah jenis gula sederhana akan tetapi tidak sama dengan gula putih atau gula sejenisnya. Kombinasi dario kandungan fruktosa dan glukosa dapat membantu tubuh mengatur kadar gula darah. Beberapa madu memiliki indeks hipoglikemik yang rendah, sehingga mereka tidak membuat gula darah anda meningkat tinggi.

5.   Manfaat madu untuk ibu hamil Pada ibu hamil madu berfungsi sebagai antibodi selama masa kehamilan, madu juga sering digunakan sarapan untuk ibu hamil dikarenakan akan mengurangi rasa mual selama kehamilan dan dapat meningkatkan nafsu makan. Kandungan yang terdapat di dalam madu dapat membantu anda dalam menguatkan dan menjaga kesehatan janin.

6.   Manfaat madu untuk kecantikan bagi wanita kecantikan adalah bagian terpenting untuk selalu dijaga dan diperbaiki. Madu dapat membantu anda dalam merawat kecantikan yaitu untuk melindungi kulit terutama dalam menghapus luka, bintik merah hingga infeksi. Selain itu madu sering digunakan pada beberapa perawatan kecantikan karena melembabkan kulit dan rambut. Banyak manfaat yang didapat dari kandungan madu termasuk anti penuaan yang bisa dilakukan secara tradisional maupun modern.

Itulah enam manfaat madu untuk wanita, bagi anda yang akan mengkonsumsi madu setiap hari anda dapat memulainya di waktu pagi karena selain sangat dibutuhkan tubuh karena kandungan dari gula alaminya untuk energi juga dapat menghilangkan rasa mual yang berlebih apalagi untuk anda yang sedang pada masa kehamilan. Anda dapat menggunakan madu pada beberapa sajian makanan yang dinikmati oleh keluarga , untuk anda tidak disarankan untuk memanaskan madu dalam suhu yang tinggi karena akan menghilangkan kandungan vitamin yang terdapat di dalamnya.

[dh]

Menepuk Arcandra Mendulang Prabowo


Dunia Hawa - Selesai sudah drama dwi kewarga-negaraan dengan diberhentikannya secara hormat Menteri ESDM Arcandra Tahar oleh Jokowi.

Keputusan yang berat karena ini berarti harus membongkar kesalahan adminsitrasi di internal istana dan jelas mempermalukan muka Jokowi. Tetapi keputusan itu tepat, karena jika tidak segala keputusan Menteri ESDM akan menjadi sandera politik terbesar sepanjang sejarah pemerintahan Jokowi. Produk cacat akan menghasilkan hukum yang cacat pula.

Dan lagi lagi langkah Jokowi yang cepat ini menyelamatkan dirinya dari tsunami serangan yang akan melandanya kelak. Lihat saja, belum apa apa PKS sudah bergerak untuk mengajukan hak interpelasi atau meminta keterangan kepada Presiden atas kasus Arcandra.

Terbayang ketika keputusan yang dihasilkan Arcandra nanti akan digugat keras karena masalah dwi negaranya dan hasilnya akan membuahkan impeachment atau penurunan Jokowi dari jabatannya. Betapa riuhnya politik di Indonesia yang mengakibatkan terhentinya arus investasi luar negeri akibat ketidak percayaan terhadap situasi dan kondisi dalam negeri.

Oke, masalah itu sudah selesai meskipun kaum sperma tak bertuan masih sibuk ngomel sana sini melampiaskan ejakulasinya ke segala arah.

Yang menarik buat saya adalah kemampuan tim Jokowi memanfaatkan situasi buruk yang sedang terjadi dan menjadikannya senjata yang akan ditembakkan pada saatnya nanti.

Senjata itu adalah isu dwi warga negaranya Prabowo yang pernah menjadi warga negara kehormatan Jordania.

Asosiasi Pengacara Pengawal Konstitusi atau APPK pernah mendatangi KPU untuk melakukan klarifikasi apakah Prabowo pernah mendapat kewarga-negaraan Yordania saat pencalonan pilpres 2014. Isu itu tidak meledak pada waktu itu, tetapi akan menjadi bom saat Pilpres 2019 nanti dimana Prabowo masih menjadi calon kuat untuk menahan langkah Jokowi. 

Lihat saja, tiba tiba berita lama di munculkan lagi saat situasi sedang tidak berpihak pada Jokowi. Dan akhirnya isu dwi negara Prabowo yang dulu tidak seksi, sekarang menjadi hot melotot kembali. Selain sebagai benteng untuk mengalihkan isu, juga sebagai kartu truf yang akan dikeluarkan pada saat yang tepat nanti.

Jadi ketika dwi warga negara Prabowo terbukti, berarti bukan hanya Arcandra yang stateless atau tidak punya negara karena ia sudah melepas kewarga negaraan AS dan gugur juga kewarga negaraannya, tetapi juga Prabowo.

Kalau terbukti gugur, maka Prabowo seperti Arcandra harus memulai kembali proses menjadi warga negara Indonesia dan itu membutuhkan waktu 5 tahun. Kartu itu bisa saja tidak dibuka sekarang, meskipun kalau dibuka sekarang tidak cukup waktu bagi Prabowo untuk melakukan naturalisasi.

Perang itu memang tidak seperti minum secangkir kopi. Ia berupa strategi strategi mengorbankan bidak supaya raja selamat, sekaligus mengancam posisi lawan supaya langkahnya terkunci.

So, mari kita nikmati perang pintar ini bersama-sama. Jokowi memang pecatur handal, tetapi lawannya juga tidak bisa diremehkan. Dalam perang ini tidak berarti yang kuat adalah pemenang, tetapi yang pintarlah yang mampu menguasai keadaan.

Seruput ? Mareeee........

[denny siregar]

Jogja: "Kota Baliho" dan "Kota Hijab"?


Dunia Hawa - Ini adalah semacam "surat terbuka" untuk "Wong Jogja". Salah satu yang mengganggu pemandangan Yogyakarta atau Jogja dewasa ini adalah baliho atau billboard yang besarnya melebihi gajah hamil yang bertebaran di ruas-ruas jalan utama kota. 

Ada apa dengan Jogja? Ada apa dengan pemerintah dan pihak pengambil kebijakan? Wahai "wong Ngayogyokarto", ada apa dengan kalian? Apa Anda betah melihat kota kalian yang eksotik dan aduhai itu tercemari dengan baliho-baliho yang awut-awutan? 

Citra Jogja sebagai "kota budaya" dan "pusat seni" yang agung luntur seketika begitu melihat baliho-baliho raksasa ini. Image Jogja sebagai "kota pelajar" juga lumer gara-gara aneka ragam billboard yang amburadul ini. 

Dengan aneka baliho yang semrawut ini menunjukkan Jogja kini telah berubah menjadi "yang lain" bukan lagi sebagai pusat "cultural heritage" dan "traditional arts" yang selama ini diagungkan dan dibanggakan oleh banyak pihak, baik orang dalam maupun luar negeri. Sungguh sangat disayangkan jika Jogja yang luar biasa elok nan indah itu kini menjadi "kota baliho" yang bikin mules perut dan pening kepala.  

Bukan hanya baliho, Jogja modern juga dijejali dengan aneka "gedung kapitalis": hotel, mall dan super dan minimarket. Empat puluh delapan museum seni-budaya terbengkelai tak terawat sementara mall-mall dan "pasar modern" berhamburan dimana-mana. Bukannya merawat pusat-pusat seni-budaya tradisional yang adiluhung itu malah sibuk mengembangbiakkan bisnis-bisnis kapitalisme. 

Pemandangan mencolok lain tentang "Jogja modern" adalah maraknya hijab. Dimana-mana di pusat-pusat kota akan dengan mudah ditemui tulisan-tulisan "I Love Hijab", bukan "I Love Kebaya", misalnya. Dimana-mana penuh sesak dengan toko-toko yang memajang pernak-pernik hijab dan aneka "baju Muslim". Kebaya, batik, dan blankon yang "khas Jogja" dimana? 

Sebagian masyarakat kota Jogja rupaya sudah "kecanduan Islam Arab". Padahal, apa bedanya antara "abaya Arab" dengan "kebaya Jawa", antara gamis dengan batik, antara "topi kaji" dengan blankon misalnya? Tidak ada sama sekali. Anda tidak akan "lebih Islami" hanya dengan memakai gamis atau abaya/jilbab atau "kupluk kaji" misalnya karena kualitas keagamaan dan keislaman seseorang bukan diukur dari sehelai pakaian profan-sekuler itu.

Wahai "Wong Jogja' segeralah sadar dan rawat tradisi dan kebudayaan tradisional Anda sebelum Nyai Roro Kidul murka karena melihat Jogja kini sudah "dikerudungi" dengan gedung, baliho, dan hijab.


prof.sumanto al qurtuby


Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, dan Visiting Senior Research Fellow di Middle East Institute, National University of Singapore

Fakta dan Opini


Dunia Hawa - Saya terbiasa membedakan antara fakta dan bukan fakta. Yang bukan fakta di antaranya adalah opini, analisa, isu, persepsi, prasangka, dan fitnah. Saya pernah bekerja sebagai ilmuwan. Hal paling penting dari kerja ilmuwan adalah memilah antara fakta dan bukan fakta. Bekerja 12 tahun sebagai peneliti fisika membuat saya terlatih.

Selain itu selama 20 tahun terakhir saya bekerja dalam lingkungan Jepang. Salah satu keunikan budaya Jepang adalah mereka memisahkan dengan tegas antara fakta dan bukan fakta. Misalnya kita hendak mengungkapkan "jam ini mahal", dalam bahas Jepang kalimatnya menjadi "Kono tokei wa takai." Kalimat itu hanya diucapkan bila seseorang memang benar-benar tahu harga jam itu, dan secara objektif harga itu memang mahal. Bila ia hanya menduga, ia akan mengatakan "Kono tokei wa takai to omou." Saya pikir jam ini mahal.

Kalau dia mengira (dari tampilan jam), ia akan bilang, "Kono tokei wa takasou." Kalau ia mendengar dari orang lain bahwa jam itu mahal, ia akan bilang,"Kono tokei wa takai souda." Masih ada beberapa jenis ungkapan lain, memastikan terpisahnya fakta dan bukan fakta. Saya terbiasa dengan logika itu.

Dalam keseharian kita terbiasa dengan informasi yang tidak dipilah antara fakta dan bukan fakta. "Fulan Marah," begitu judul berita. Apakah Fulan Marah itu fakta? Marah itu adalah suatu keadaan emosi yang sebenarnya sangat rumit untuk didefinisikan. Ada orang yang bicara sambil gebrak-gebrak meja, tapi dia tidak sedang marah. Orang yang belum mengenal dia akan mengira dia sedang marah. Maka dalam hal ini, kalau yang terlihat adalah gebrak meja, maka faktanya adalah gebrak meja. Marah bukan fakta, tapi persepsi.

Banyak hal yang sifatnya relatif bila diungkap tanpa ukuran. Mahal, murah, cepat, lambat, semua itu hal yang relatif, sesuai persepsi. Ukuran menjelaskan faktanya. Daging sapi mahal. Itu persepsi. Harga daging sapi Rp 130 ribu per kilo, itu fakta. Fakta tidak berubah, siapapun melihatnya. Mahal atau murah, tergantung siapa yang menilai. Hujan lebat, itu soal persepsi. Berapa milimeter, itu faktanya. 

Persepsi bisa dianggap fakta atau mendekati fakta bila ia dianut oleh sangat banyak orang. Harga daging sapi mahal bisa menjadi fakta bila harganya adalah Rp 150 ribu per kilo. Bagi umumnya rakyat Indonesia harga itu mahal. Maka tak salah bila dalam hal ini diberitakan bahwa harga daging mahal. 

Bagaimana memilah fakta dan bukan fakta saat kita menyampaikan informasi? Pertama, sertakan fakta. Misalnya tadi, ketika kita bilang mahal, sertakan berapa harganya. Dengan begitu orang bisa memilih untuk setuju atau tidak dengan persepsi kita soal mahal atau tidak. 

Kedua, tegaskan derajat informasi yang kita sampaikan. "Informasi yang saya terima dari...." Kita membuka peluang adanya informasi lain. Cara lain,"Saya dengar......" Dugaan kita bukanlah fakta, maka kita katakan,"Menurut dugaan saya..." Atau,"Kesimpulan saya..."

Bagaimana membedah fakta atau bukan? Dengan memperkaya diri dengan informasi dan berpikir dengan benar. Kemarin setelah Arcandra dipecat ada kabar bahwa ia dipecat karena ada yang terancam. Ia katanya sudah komunikasi dengan KPK, berkas informasinya sudah lengkap, untuk membongkar kasus di zaman Sudirman Said. Dengan dipecatnya Arcandra, kasusnya tidak akan diproses. 

Kita yang paham tentu tahu bahwa kerja KPK tidak tergantung kerja sama menteri. Dalam banyak kasus justru menterilah yang dicokok KPK. Kalau Acandra punya data, kasus akan jalan sekalipun ia bukan menteri lagi. 

Begitulah. Banyak orang memproduksi sampah yang dianggap sebagai fakta. Mereka jadi seleb media sosial. Beberapa di antaranya dijerat dengan tuduhan kriminal. Saran saya, jangian terpesona pada tokoh, termasuk pada saya. Tetap waras mengurai fakta dan bukan fakta.

[hasanudin abdurakhman, phd]

Jokowi Copot Menteri ESDM Arcandra Tahar


Dunia Hawa — Presiden Joko Widodo akhirnya memberhentikan dengan hormat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Senin (15/8/2016) malam.

Pencopotan ini menyusul isu dwi-kewarganegaraan yang dimiliki Arcandra.

"Menyikapi status kewarganegaraan Menteri ESDM, setelah mendengar dari berbagai sumber, Presiden memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Saudara Arcandra Tahar dari posisi Menteri ESDM," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Senin malam

Sebagai pengganti, Presiden Jokowi menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Kemaritiman sampai ada menteri ESDM definitif.

Sejak Sabtu (13/8/2016) pagi, sejumlah pesan berantai melalui WhatsApp beredar di antara pekerja pers. Isinya mempertanyakan integritas Archandra yang dinilai memiliki posisi penting di sektor ESDM, tetapi memiliki kewarganegaraan AS.

Saat dilantik pada Rabu (27/7/2016), Arcandra sudah memegang paspor AS setelah melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 dengan mengucapkan sumpah setia kepada AS.

Karena Indonesia belum mengakui dwikewarganegaraan, secara hukum, Arcandra dinilai sudah kehilangan status WNI-nya.

Bahkan, disebutkan, sebulan sebelum menjadi warga negara AS, Februari 2012, Arcandra mengurus paspor RI kepada Konsulat Jenderal RI di Houston, AS, dengan masa berlaku lima tahun.

Tercatat, sejak Maret 2012, Arcandra melakukan empat kunjungan ke Indonesia dengan menggunakan paspor AS.

Namun, saat Arcandra dilantik sebagai Menteri ESDM, dia menggunakan paspor RI yang secara hukum sudah tak sah dipakainya.

Terkait hal itu, Arcandra dinilai melanggar UU No 6/2011 tentang Keimigrasian, UU No 12/2006 tentang Kewarganegaraan, serta UU No 39/2008 tentang Kementerian Negara.

Pasal 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyebutkan, warga negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri, tidak menolak, atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.

Hilangnya status WNI disebutkan juga karena permohonannya sendiri karena yang bersangkutan berusia 18 tahun atau sudah menikah, bertempat tinggal di luar negeri.

Selain itu, kewarganegaraan hilang jika mempunyai paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain; atau bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama lima tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu lima tahun itu berakhir, dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada perwakilan RI.

[nasional.kompas]