Sunday, July 10, 2016

Ayat Suci al-Quran Yang Terabaikan


Dunia Hawa - "Kalau kamu meyakini non muslim juga masuk surga, berarti kamu meyakini kitab mereka ??" Tanya temanku dengan sengit.

Aku tersenyum. Betapa sempit pemikiran temanku dengan kebenaran yang merasa dalam genggamannya. Ia tidak paham, bahwa yakin itu adalah iman. Bahwa ketika saya beriman kepada kitab saya, jelas saya tidak beriman kepada kitab mereka. Begitu juga sebaliknya. 

Tetapi keberimanan saya kepada kitab saya, tidak serta merta menyalahkan keberimanan mereka pada kitab mereka. Karena kitab itu adalah "manual book" dalam keimanan saya untuk mengikuti jalan Tuhan melalui petunjuk dari pembawa pesan-Nya, seorang Nabi. 


Saya harus meng-imani kitab saya sebagai petunjuk yang benar, supaya saya menjadi orang yang benar berdasarkan petunjuk yang diberikan. Kitab mereka adalah petunjuk bagi mereka, supaya mereka juga menjadi orang yang benar. Itulah pengertian yang benar dalam " Untukku agamaku dan untukmu-lah agamamu.."

Ku seruput kopiku...

"Al-quran itu kitab toleransi. Begitu juga kitab kutab yang lain. Betapa pentingnya toleransi dalam kehidupan, supaya kita mendapat banyak pelajaran di dalamnya. Bagaimana kamu bisa mengingkari ayat toleransi yang begitu gamblang di dalam Alquran, padahal lidah-mu sendiri berkata bahwa kamu mengimani kitabmu?"

"Bukankah itu berarti kamu mengingkari keimanan-mu sendiri?"

Temanku terdiam. Jelas itu merombak seluruh bangunan struktur dalam pemikirannya sendiri selama ini, yang dicekokkan oleh guru guru yang dangkal. Luas dan dangkalnya pemikiran seorang murid, tentu banyak ditentukan oleh pemikiran gurunya.

Ia bingung, tidak mengakui ayat tersebut berarti mengingkari Alquran. Mengakui, berarti ia harus siap untuk mencela pemahamannya sendiri selama ini.

"Jadi kamu mengatakan bahwa Tuhan itu banyak? Kamu musyrik ! " Katanya. 

Ah, kata itu keluar lagi. Sebuah tudingan yang berasal dari pembelaan diri akibat rasa panik ketika logikanya tidak sanggup membantah dengan baik.

Lebih baik kututup diskusi ini. Ia teman baikku dan aku tidak ingin bermusuhan dengannya hanya karena beda pemahaman. Yang kutahu, ia orang baik. Akalnya pasti berproses ketika hatinya mulai merendah nantinya. " Tanyakanlah pada hati, karena sesungguhnya hati tidak pernah menerima suap.. " Kata Imam Ali as.

" Tuhan itu satu, tapi bukan bilangan. Ia ada sesuai prasangka kita kepada-Nya. Tidak mengurangi kemulyaan-Nya meski ribuan cara menyembah-Nya. Kita-lah yang butuh menyembah-Nya, bukan sebaliknya... "

Kututup diskusi tentang "bagaimana sesungguhnya agama itu". 

Meski aku belum merobek aksesoris keber-agama-annya, tetapi setidaknya aku sudah menorehkan sebuah petunjuk yang harus ia pikirkan dengan baik, jika ia mau berpikir. Karena sesuatu yang agung yang turun dari langit adalah hidayah, yang hanya mampir kepada mereka yang mau berusaha....

" Terus, gimana bisnismu... " Kembali secangkir kopi terhidang panas dan nikmat malam ini.

[dennysiregar]

Jokowi Presiden Kesayangan Jonru


Dunia Hawa - Dalam sebuah adegan di film The Dark Knight, Batman bertanya kepada Joker mengapa dia tidak segera membunuhnya. Joker dengan terkekeh menjawab:

“Tidak. Aku tidak akan membunuhmu. Apa yang akan aku lakukan tanpamu? Kembali membunuh penjahat jalanan? Tidak, tidak, tidak! Tidak. Kehadiranmu melengkapi diriku.”

Ingatan saya langsung tertuju kepada dialog di atas setelah saya mengamati segala omongan Jonru tentang Jokowi. Jonru dan Jokowi adalah dua entitas yang tidak terpisahkan. 

Kehadiran Jokowi bagi Jonru adalah penting. Tanpa Jokowi, Jonru hanyalah penulis yang tak dikenal siapapun. Jokowi membuat Jonru bagai nabi bagi para pengikutnya yang jumlahnya mencapai jutaan orang.

Jon Riah Ukur, nama asli Jonru atau Jonru Ginting mulai dikenal orang saat Pilpres 2014 di mana dia mendukung Capres Prabowo Subiakto. Jokowi, Capres lawan Prabowo, menjadi sasaran empuk kritikan, eh omongan Jonru. Saya tidak menyebut Jonru melakukan kritikan karena syarat omongan disebut kritikan sangat banyak, di antaranya: Kritik harus disampaikan dengan alasan yang logis, disertai solusi permasalahan, menggunakan bahasa yang santun, serta tidak menggunakan kalimat-kalimat yang menyinggung perasaan orang lain.

Coba kita tengok Facebook Page (FP) Jonru yang jumlah like-nya hampir mencapai satu juta. Mayoritas status yang ditulis Jonru selalu membicarakan sosok Jokowi. Sayangnya, bukan kebijakan Jokowi di pemerintahan yang dibicarakan namun lebih ke pribadi Jokowi. Jonru tidak memberi solusi atas permasalahan.

Dia sering menggunakan kalimat-kalimat yang menyinggung Jokowi. Misalnya, dia meragukan ibu kandung Jokowi yang menurutnya tidak jelas. Karena ketidakjelasan itulah, dia menyimpulkan semua yang dilakukan Jokowi di pemerintahannya tidak jelas. Sebuah pendapat yang ngawur dengan kesimpulan yang tidak logis.

Bagaimana bisa asal-usul seseorang dipakai untuk menilai sebuah kebijakan yang dilakukan orang lain? Jika memakai logika Jonru, maka orang mungkin akan menilai Jonru adalah orang yang tidak jelas juga. Karena toh semua orang tidak tahu asal-usul Jonru. Dia tidak pernah mengungkapkan siapa ayah dan ibu kandungnya. 

Maka menilai seseorang dari asal-usulnya adalah pendapat ngawur dan tendensius yang didasari dengan sikap kebencian kepada orang tersebut.

Saya ingat kutipan dari Eleanor Roosevelt, Ibu Negara AS, “Orang yang berpikir besar membicarakan ide dan gagasan, orang yang berpikir sempit selalu membicarakan orang lain.” Kutipan ini cocok untuk Jonru karena dia hobi membicarakan Jokowi tanpa pernah membicarakan apa ide dan gagasannya untuk memajukan bangsa ini. Jokowi bagi Jonru adalah sosok yang selalu salah. Melakukan ibadah salah, tidak melakukan ibadah tambah salah.

 Meski begitu, kehadiran Jokowi bagi Jonru adalah penting. Apa buktinya? Jokowi secara tidak langsung memberi nafkah buat Jonru dan anak istrinya. FP Jonru yang dipenuhi jutaan fans berat Jonru bisa di-monetize. Kerumunan orang pemuja Jonru akan bisa dikonversi menjadi uang. Bagaimana caranya?

Dengan terkenalnya Jonru, maka seminar-seminar yang digelarnya berpotensi untuk diikuti para fans beratnya. Dia pernah menggelar seminar “Rahasia Menjadi Penulis Sukses” dengan biaya Rp 200 Ribu. Temu akrabnya pun sempat dibandrol Rp 60 Ribu dengan bonus buku yang ditulisnya. Orang akan selalu mencari dan membeli buku atau novel yang ditulisnya.

Jonru adalah sosok yang “pintar” memanfaatkan peluang pasar. Bangsa ini dipenuhi orang-orang yang sering menganggap berita hoax yang sesuai dengan pemikirannya sebagai berita benar. Masyarakat pengguna Facebook mudah sekali memberi like, menulis amin, dan share status-status dengan iming-iming surga. Belum lagi para barisan sakit hati yang belum move on atas kekalahan Capres mereka saat Pilpres kemarin. Orang-orang yang setiap hari nyinyir kepada Jokowi di medsos yang masing-masing punya pengikut meski tak sebanyak Jonru.

Dengan banyaknya orang-orang seperti itu, maka akan tercipta pasar menggiurkan yang bisa dimanfaatkan. Sosok seperti Jonru akan bermunculan bak jamur di musim hujan.

Kita dikenal juga sebagai bangsa yang orang-orangnya menghalalkan segala cara demi mencari uang. Orang rela menjadi joki 3 in 1, mengaku kakinya buntung untuk mengemis, menjadi calo PNS, dll. Semua akan dilakukan untuk mendapatkan uang meski tak menggunakan etika.

Saat ini Jonru membuat Jonru Media Center (JMC), Ryzkita Store sebuah toko online yang menjual berbagai keperluan rumah tangga, dan Dapur Buku yang menjual buku-buku secara online. Novel karya Jonru berjudul “Cinta Tak Sempurna” pun dijual di sini. Kerumunan orang yang memuja Jonru yang juga sepaham dengannya akan sering melihat produk-produk yang dijual Jonru melalui FP-nya. Sehingga peluang untuk membeli produk-produknya semakin besar. It’s all about money, huh?

Jika dianalogikan, Jonru adalah lalat yang hinggap di tubuh seekor banteng untuk mencari makan. Kehadiran Jokowi akan selalu menguntungkan Jonru. Dia akan berlama-lama hinggap di tubuh Jokowi menikmati kehadirannya. 

Jokowi akan selalu memberi manfaat untuk Jonru. Jonru mungkin tidak rela jika Jokowi berhenti di tengah jalan mengakhiri masa jabatannya. Jika Jokowi tidak menjadi presiden, Jonru akan kebingungan menulis status apa di FP-nya untuk para pengikutnya.

Jokowi adalah Presiden kesayangan Jonru. Sinetron televisi tak akan seru jika hanya ada tokoh protagonis. Tokoh antagonis harus diciptakan. Semua saling melengkapi. Seperti Batman bagi Joker, kehadiran Jokowi melengkapi Jonru.

[iwan iwe/redaksi indonesia]

Terawangan Mengejutkan Mbah Mijan soal Kematian Husni


Mbah Mijan pun menyatakan hasil terawangannya yang cukup mengejutkan.

Dunia Hawa– Berita soal meninggalnya Ketua KPU, Husni Kamil Manik membuat masyarakat Indonesia menjadi sangat heboh.

Seperti yang sudah pernah beritakan sebelumnya, almarhum Husni meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pusat.

Ia meninggal karena adanya benjolan yang berada di sela-sela paha dan terkena sebuah infeksi yang cukup parah.

Meninggalnya Husni ini membuat paranormal muda, Mbah Mijan juga turut berkomentar. Bukan hanya mengucapkan rasa berduka cita, Ia juga menerawang kematian almarhum.

“Turut berduka atas meninggalnya ketua KPU Husni Kamil, semoga amal dan ibadahnya di terima di sisi Allah SWT | Saya melihat ada sesuatu.” tuturnya lewat akun twitter @mbah-mijan.

Mbah Mijan mengatakan kalau ada unsur kesengajaan di dalam kematian almarhum. Ia menganggap kalau ada sesuatu yang terjadi pada infeksi yang diderita oleh almarhum Husni yaitu sebuah jarum kecil berbisa yang memang sengaja ditusukkan ke dalamnya.

Bukan hanya itu saja, Ia juga turut menyarankan supaya tim forensik dapat memeriksa penyebab dari kematian almarhum Husni.

Sontak saja, cuitan dari Mbah Mijan ini pun langsung dibanjiri dengan pertanyaan dari para pengikutnya di twitter.

“@mbah_mijan kalo semua sudah di atur sama kedudukan yg lebih tinggi apa bisa terungkap,” ucap salah satu netizen dengan nama akun @NasiraRaesha.

Adapun akun @MeydiNamikaze bertanya soal apakah kematian dari almarhum Husni ini juga ada hubungannya dengan Pilgub DKI 2017 mendatang.

“@mbah_mijan Ada hubungan dgn pilgub DKI 2017 ?”, pungkasnya.

Mbah Mijan sendiri menjawab pertanyaan dari akun @amarBlenk yang menanyakan juga apakah kasus kematian ini sama seperti kasus Munir.

“Hampir kesana beda versi, ini bukan jarum santet versi dukun, tapi santet versi ala FBI”, ucapnya.

Almarhum Husni meninggal dunia pada usia yang tak terlalu tua, 41 tahun.

[atta pratama]

Prabowo Bakal Tolak Buwas jadi Cagub Gerindra



Prabowo Subianto dikatakan tak akan menerima Buwas.

Dunia Hawa – Ketua dari Tim Penjaringan Gubernur Partai Gerindra, Syarif mengaku kalau menyerahkan semua keputusan soal sosok yang bakal diusung partainya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang kepada Prabowo Subianto.

Termasuk juga dengan munculnya isu nama Kepala BNN, KomjenPol Budi Waseso (Buwas). Namun, Syarif menjelaskan kalau memiliki keyakinan yang sangat kuat tentang Prabowo tidak akan mungkin memilih nama baru dalam menentukan pilihan.

Ia yakin kalau Prabowo akan lebih memilih mereka para cagub yang memang sudah lama melewati proses penjaringan lewat seleksi yang ketat.

Adapun tiga nama yang dimaksud adalah Sjafrie Syamsoeddin, Sandiaga Uno dan Yusril Ihza Mahendra. Tidak ada nama Budi Waseso di dalamnya.

“Tapi saya kok lebih berkeyakinan Pak Prabowo akan lebih mendengarkan dan menghargai proses mekanisme yang dilakukan DPD Gerindra,” jelas Syarif.

Walau bagaimanapun, Prabowo merupakan sosok yang selalu mendengarkan aspirasi anggota di partai tingkat bawah.


[budi/hatree]

Nikmat Hidup Sekuler


Dunia Hawa - Bulan puasa. Saya masuk kantor seperti biasa. Di kantor ada beberapa orang yang tidak puasa. Tiba waktu makan siang, mereka makan seperti biasa. Tidak perlu sungkan atau sembunyi-sembunyi. Para perokok juga tetap merokok seperti biasa. Kantin dan restoran tetap buka. Yang puasa tidak makan, yang tidak puasa silakan makan. Tidak ada ribut-ribut minta dihormati, juga tidak ada paksaan untuk menutup warung. Kami yang puasa sama sekali tidak terganggu dengan aktivitas orang makan minum dan merokok. Yang tidak puasa juga tidak perlu sungkan atau risih sama yang puasa.

Saya berbelanja berbagai keperluan, dengan uang tunai atau kartu kredit. Saya terima gaji di rekening bank. Ada bank konvensional, ada pula yang syariah. Tapi saya tahu semua berinduk pada Bank Indonesia yang mengelola sistem perbankan berbasis bunga. Bunga yang katanya riba, dan haram. Tapi semua orang di negara ini bahkan di seluruh dunia, memakai sistem itu. Meski mereka mengaku anti riba.

Saya bersyukur ada fiat money, yang kini berkembang menjadi semakin abstrak, yaitu data money. Sebagian uang saya tidak lagi berbentuk uang kertas. Ia cukup menjadi data saja di server bank. Sekian puluh juta masuk ke rekening, sebagian saya belanjakan dengan kartu kredit atau debit, tanpa saya tarik tunai. Saya terima uang berbentuk data, keluarnya pun berbentuk data.

Saya tak perlu lagi mempertahankan sistem mata uang intrinsik yang sesuai syariah. Sistem sekuler memungkinkan transaksi menjadi lebih praktis.

Lebaran. Usai silaturahmi dengan keluarga besar, kami istirahat di hotel. Tak pedlu ada pengecekan status pernikahan kami. Pihak hotel tidak repot-repot dengan urusan itu, karena memang bukan urusan mereka. Juga tidak akan ada petugas syariah yang mengecek ke kamar-kamar, memastikan tidak ada pasangan yang bukan suami istri yang menginap.

Yang ingin hotel syariah disediakan. Silakan pergi ke sana. Hidup bebas saja.

Kami berwisata ke kolam renang. Kolam penuh oleh pengunjung. Ada yang pakai celana pendek, ada yang bercelana agak panjang. Ada yang pakai baju menutupi seluruh tubuh. Ada yang pakai bikini. Semua bercampur di satu kolam yang ramai. Sesekali bersenggolan. Biasa saja. Tidak perlu ada yang merasa birahi, karena orang ke sini untuk berenang, bukan untuk melepas nafsu syahwat. 

Di pantai juga begitu. Orang bebas bermain, tanpa khawatir ada pasukan berjubah dan berjenggot panjang yang melarang orang bermain di pantai. Juga tidak perlu ada polisi syariah yang memeriksa apakah pasangan yang sedang bermesraan itu suami istri atau bukan.

Saat belanja di supermarket saya lihat beberapa anak muda membeli minuman keras. Boleh saja. Mereka memilih untuk minum, silakan. Syaratnya, jangan sampai menimbulkan gangguan bagi orang lain. Juga jangan sampai merusak badan sendiri. Di supermarket dijual daging sapi dan ayam. Juga ada daging babi. Orang boleh memilih sesuai kebutuhan mereka.

Nikmat bukan, hidup sekuler? Kita mau jalankan agama sesuai kadar yang kita inginkan, silakan. Intinya, jangan atur iman dan ibadah orang lain. Cukuplah kita sibukkan diri kita dengan iman dan ibadah kita. Toh, kalau Anda percaya ada hari kiamat, di hari kiamat nanti Anda disidang atas iman dan amal Anda, bukan atas iman dan amal orang lain.

[hasanudin abdurakhman]