Monday, July 4, 2016

Protes 'Dilarang Takbiran Keliling", Jonru Kena Sentil


Dunia Hawa - Pemprov DKI memutuskan untuk melarang Takbiran Keliling karena pengalaman tahun 2015 kemarin dalam satu malam sampai ada empat tawuran di empat lokasi berbeda di DKI Jakarta.

Protes seorang Jonru

Menanggapi himbauan dari Pemprov DKI soal warga jangan melakukan takbiran keliling, Jonru langsung memposting pernyataan khas-nya.

Memang betul, takbiran keliling bukan bagian dari sunnah. Itu hanya budaya. Masih banyak cara lain untuk merayakan Idul Fitri.

Namun ketika takbiran keliling dilarang, namun pesta tahun baru difasilitasi, pesta barongsai dibiarkan, perayaan Paskah diberi tempat, maka ini disebut ketidakadilan.

Ketidakadilan itulah yang harus kita lawan!!!

Mengapa umat Islam dianaktirikan, padahal kita di sini mayoritas? Makin terlihat bahwa rezim ini anti Islam, dan secara meyakinkan berusaha mematikan syiar-syiar Islam.

Mereka selalu memaksa kita untuk bersikap toleran. Padahal mereka sendirilah yang tidak toleran terhadap umat Islam.

Sentilan buat Jonru

Jonru menganggap bahwa pemprov DKI Jakarta sekarang ini anti islam karena telah melarang dilakukannya takbiran keliling.  
Tentu saja tanggapan Jonru ini mendapat kritikan pedas dari netizen, diantaranya :

"Dari jaman FOKE sudah dilarang Takbir Keliling.. eh napa baru sekarang ente protes? Waktu zaman FOKE, ente gak ada bilang anti islam??? Kemana aja ente waktu itu??? Keliling dunia jual sprei!!!"

Dasar Pertimbangan

Tawuran di malam takbiran sudah menjadi budaya yang meresahkanwarga dan merepotkan aparat kepolisian.


Seperti malam takbiran tahun lalu, dalam satu malam bisa terjadi bentrokan di empat lokasi berbeda: 

1. Tawuran di Cideng
2. Tawuran di Berland
3. Tawuran di Prumpung
4. Tawuran di Jagakarsa

Berawal dari saling ledek, adu mulut, akhirnya lempar batu dan lempar petasan. Tawuran terjadi di Jalan Raya Baru Cideng Tanah Abang. Bahkan tawuran bisa terjadi hanya karena adu kencang menabuh bedug.

Di Jagakarsa tawuran saling lempar batu terjadi di depan kampus IISIP, hal serupa terjadi di Prumpung. Sedangkan di daerah Berlan Matraman, dua kelompok warga saling lempar batu dan lempar petasan, sampai ada yang bawa pedang.

Ini alasan kenapa Pemprov DKI memutuskan melarang Takbiran Keliling, yakni demi keselamatan warga DKI sendiri, takut terjadi bentrok lagi, jangan sampai ada jatuh korban.

Jadi tidak usah bawa bawa Islam.


Larangan Pemprov DKI sama sekali bukan bentuk diskriminasi terhadap Islam. Jadi tidak usah dipolitisasi seolah-olah Pemprov DKI "Anti Islam".

Ente Sehat Jonse???

[ustad abu janda al boliwudi]