Wednesday, June 22, 2016

Isu Manipulasi KTP Merupakan Politisasi Barisan Sakit Hati


Dunia Hawa - Entah kebetulan entah tidak, semua serangan mulai gencar ketika Teman Ahok akhirnya mencapai 1 Juta KTP. Dan entah kebetulan juga, metode pembusukan-nya dilakukan ‘seolah-olah’ dari dalam. Orang yang pernah bersentuhan dengan kita, namun kemudian tersingkir dalam gerakan, tiba-tiba datang dan menggembosi gerakan. Padahal mereka, Barisan Sakit Hati ini, tidak tahu banyak tentang Gerakan karena hanya bergabung di awal, ketahuan melanggar, dan tidak tahu perkembangan. Tapi mungkin mereka berhasil menemukan pihak yang berkepentingan yang mau memfasilitasi mereka, dan mereka bersedia di politisasi.

Pagi ini, di hari Rabu siang di bulan Ramadhan, sebuah berita dari kafe di wilayah Cikini memberikan serangan. Tidak terlalu mengagetkan, karena lebih pagi lagi sebelum acara tersebut berlangsung,  salah satu PJ Posko sudah datang tergopoh ke Markas untuk memberitahu hal tersebut. Dia mengaku ditekan secara sosial, namun akhirnya lebih memilih membocorkan adanya gerakan tersebut, sekaligus meminta perlindungan dengan merahasiakan namanya.

Menurutnya, memang ada sebuah gerakan dari sebuah Ormas untuk mengumpulkan orang yang tersingkir di Teman Ahok dan memfasilitasi mereka untuk membuat pertemuan pers. Data-data dan perhitungan dibuat langsung oleh pengurus ormas yang bersangkutan, dengan keterangan terbatas dari orang-orang yang sudah dikeluarkan dari struktur.  Kita langsung “ngeh” bahwa ini adalah hal yang dijanjikan oleh seorang politisi pada malam sebelumnya di sebuah acara Televisi. Pada akhirnya, Teman Ahok masih sempat  untuk ikut datang ke acara tersebut untuk melihat apa yang terjadi secara langsung.

Berikut ada tudingan dan klarifikasi yang akan kami sampaikan;

1. Siapakah orang-orang ini, benarkah mereka relawan Teman Ahok? Benarkah mereka Digaji?

Sebelum menjawab hal tersebut, kita jelaskan Posko Teman Ahok. Selain booth Teman Ahok (yang tugas utamanya menjual Merchandise), dan Posko Partisipasi (yang dibentuk dan dibiayai sendiri oleh Warga, dan jumlah dari Posko inilah yang paling banyak), Teman Ahok juga mempunyai posko Teman Ahok.

Posko Teman Ahok adalah posko yang dibentuk sendiri oleh Teman Ahok untuk menyasar wilayah yang padat penduduk dan golongan masyarakat menengah ke bawah. Posko ini dibentuk dan dibiayai oleh Teman Ahok. Karena untuk kalangan bawah, dan mereka tak punya biaya namun bersedia mengumpulkan KTP, Posko ini dipinjamkan printer (untuk fotocopy KTP), HP untuk koordinasi dan tentu saja dana operasional  mingguan. Dana operasional sebagai pengganti transportasi diberikan selama dia memenuhi target yang diberikan.  Pengganti ini wajar, karena sebagai masyarakat bawah kami paham mereka harus bolak balik ke Pejaten dan untuk bergerak ke masyarakat.

Target ini diberikan, agar pergerakan menjadi maksimal. Teman Ahok tidak bisa memberikan fasilitas bahkan dana operasional, jika mereka tak mampu mendapatkan target. Akan tidak adil, jika Posko santai-santai tidak ditarget, Sementara relawan lain yang jualan merchandise berjibaku mencari uang untuk memberikan fasilitas kepada mereka.  Jika tidak tercapai target, bisa karena KTP di wilayah memang bukan basis Ahok dan wilayah tersebut sudah jenuh, maka kami akan memindahkan fasilitas ke wilayah lain yang masih bisa mengumpulkan KTP.

Begitupun jika mereka ketahuan berbuat curang, mereka akan diberikan peringatan untuk berubah. Jika tidak berubah, mereka akan dikeluarkan dari sistem dan posko tersebut ditutup. Tentu semua fasilitas harus dicabut, printer dan hp, karena harus dipakai di tempat lain yang akan dibuka. 

Nah, Sebagian besar mereka  yang menlakukan konfipers tadi pagi (selanjutnya kami  menyebut dengan Pak Richard cs)  adalah orang yang sudah dikeluarkan dari struktur karena ketahuan berbuat curang dalam pengumpulan KTP via Posko Teman Ahok. Mulai dari pemalsuan ttd, mengarang no. HP dan lainnya. Ini semua terkonfirmasi karena Teman Ahok memiliki sistem verifikasi sebelum KTP dikumpulkan. Petugas di Markas Pusat akan memperhatikan keanehan di tandatangan, dan no hp. Dan secara random akan mengecek no hp dikonfirmasi, dan menelpon tandatangan yang dicurigai. Semua formulir akan ditandai dan diberi kode, sehingga kita bisa tahu dari posko mana formulir ini berasal, dan setiap itu ada bukti tanda terima.  Untuk yang ketahuan curang, KTP MEREKA TIDAK AKAN DIHITUNG DAN AKHIRNYA KITA KELUARKAN.

 Namun memang tidak selamanya sistem kita berhasil. Kami juga mengaku kecolongan. Dalam acara Pak Richard cs, kami juga melihat ada beberapa PJ posko aktif yang datang, namun memang tidak bicara banyak Mungkin ada hubungan solidaritas, karena setelah dicek Posko tersebut, Formulir nya bisa dikonfirmasi. Meski jumlahnya tidak sampai ribuan, Kami akan cek lebih lanjut KTP yang dikumpulkan oleh Posko Aktif dari Pak Richard cs.

2. Sistem Kerja Teman Ahok adalah Perusahaan, bukan Relawan 

Teman Ahok merasa tudingan bahwa kita adalah sebuah ‘perusahaan’ ketimbang sebuah gerakan relawan adalah Sebuah Pujian. Teman Ahok memang bukan sebuah gerakan relawan yang menghabiskan uang. Tidak jamannya lagi, dan memberi efek buruk.

Dari awal mendirikan Teman Ahok kita sepakat untuk bersikap professional dalam kerja mengumpulkan KTP dan mengelola keuangan. Teman Ahok memiliki pemasukan dari Merchandise untuk operasional, dan bagi teman-teman yang bergerak dilapangan kami berusaha semampu mungkin untuk memberikan fasilitas. Kita harus mampu professional sesuai dengan sosok Ahok yang kita usung, dan setiap orang wajib mempertanggungjawabkan fasilitas yang diberikan. Di poin bawah akan kita bahas lebih lanjut mengenai insentif atau gaji yang dituduhkan.

3. Katanya Teman Ahok Keluarkan Sampai 12 Milyar?

Disinilah letak fitnah yang lucu yang disampaikan oleh Pak Richard cs. Dari informasi yang kami terima ini bahkan dibuatkan oleh perkiraan ormas yang mempolitisasi mereka. Mari kita tengok sejenak, perkiraan mereka. Berikut penjelasan kami, yang kami confirm dari data keuangan.

a. HONOR PJ POSKO. Honor tidak bisa dikali 153 tiap bulan, karena jumlah posko tidak selalu 153 posko. Di posko terdaftar juga tidak semua aktif di bulan tersebut. Bahkan ada waktu seperti Agustus dan September 2015, yang jumlah posko Aktif hanya 15 dan 35 Posko. Dan tidak semua PJ Posko adalah orang yang “butuh uang” seperti Pak Richard cs. Ada juga yang tidak mau menerima dana operasional, karena akhirnya ada uang untuk operasional sendiri.

b. HONOR KOORDINATOR POSKO. Tidak semua Koordinator Posko mendapat honor, hanya mereka yang membutuhkan uang. Bahkan Koordinator Posko adalah orang yang mapan, kebanyakan hanya minta dibiayai jika mengumpulkan para PJ Posko untuk biaya makan dan meeting

c. Biaya Distribusi Koran TA tidak bisa dikali 153, sesuai dengan kondisi di poin (a)

d. Biaya Cetak Koran TA semuanya ditanggung donatur yang mempunyai percetakan. Teman Ahok terima bersih dalam bentuk Koran jadi, jadi tidak ada aliran dana. Semua ini ada buktinya, dan para donatur juga bisa dikonfirmasi.

e. Pengadaan Printer, HP dan Laptpop sebagian dibeli dan sebagian pinjaman. Dan yang pasti ini aset. Dan tidak semua posko juga diberikan, karena mereka ada yang punya printer dan laptop sendiri, dan menolak HP karena HP yang kita berikan tidak lebih baik dari punya mereka.

f. Spanduk Posko, semua bukti ada, dan tidak 500 buah, kami tidak tahu dari mana perkalian mereka dapat.

g. Pengadaan seragam juga adalah donasi dalam bentuk barang. Kecuali ada dalam bentuk susulan.

Dari item-item keuangan yang mereka sebut dalam keuangan tersebut, kami bisa pastikan ini adalah karangan belaka untuk menjatuhkan Teman Ahok, dan menghilangkan harga satu juta KTP yang sudah terkumpul. Bisa juga ini merupakan pancingan untuk Teman Ahok mengeluarkan detail laporan keuangan untuk menjadi celah serangan berikutnya.

Teman Ahok belum mengeluarkan laporan keuangan untuk 2016. Di 2016 kita sangat fokus mengumpulkan KTP karena ada pengumpulan ulang. Teman Ahok tetap menjunjung transparansi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan lengkap nanti  akan kami berikan saat kami mendaftarkan Ahok-Heru sebagai calon independen. Semua akan dipertanggungjawabkan.

4.      Terkait dengan pemalsuan KTP ini bisa dipidanakan (yang dilakukan oleh pihak Richard cs) kami mendukung para pemilik KTP yang dipalsukan untuk memperkarakan ini secara hukum. Ini diluar pengetahuan kami sebagai organisasi dan kami akan support dengan data-data yang dibutuhkan.

Terimakasih,

Juru Bicara Teman Ahok

Amalia Ayuningtyas

Ada Junimart Girsang Dibalik Pengakuan Mantan "PJ" TemanAhok. Konspirasi?


Dunia Hawa - Juru bicara "Teman Ahok" Amalia Ayuningtyas mengaku heran dengan gencarnya serangan kepada "Teman Ahok" setelah mereka mencapai target 1 juta foto kopi dukungan untuk Ahok-Heru.

Menurut dia, secara kebetulan juga, metode pembusukannya dilakukan seolah-olah dari dalam.

"Orang yang pernah bersentuhan dengan kita, namun kemudian tersingkir dalam gerakan, tiba-tiba datang dan menggembosi gerakan. Padahal mereka, Barisan Sakit Hati ini, tidak tahu banyak tentang Gerakan karena hanya bergabung di awal, ketahuan melanggar, dan tidak tahu perkembangan."

Demikian tulis Amalia dalam website resmi temanahok.com, Rabu (22/6/2016).

Menurut Amalia, barisan sakit hati itu berhasil menemukan pihak yang berkepentingan yang mau memfasilitasi mereka, dan mereka bersedia dipolitisasi.

"Pagi ini, di hari Rabu siang saat Ramadhan, sebuah berita dari kafe di wilayah Cikini memberikan serangan. Tidak terlalu mengagetkan, karena lebih pagi lagi sebelum acara tersebut berlangsung, salah satu PJ Posko sudah datang tergopoh ke Markas untuk memberitahu hal tersebut."

Menurut Amalia, PJ tersebut mengaku ditekan secara sosial, namun akhirnya lebih memilih membocorkan adanya gerakan tersebut. Dia juga meminta perlindungan dengan merahasiakan namanya.

Kepada "Teman Ahok", PJ tersebut menyebut ada sebuah gerakan dari sebuah ormas untuk mengumpulkan orang yang tersingkir di "Teman Ahok" dan memfasilitasi mereka untuk membuat pertemuan pers.

Data-data dan perhitungan dibuat langsung oleh pengurus ormas yang bersangkutan, dengan keterangan terbatas dari orang-orang yang sudah dikeluarkan dari struktur. 

"Kita langsung ngeh bahwa ini adalah hal yang dijanjikan oleh seorang politisi pada malam sebelumnya di sebuah acara Televisi. Pada akhirnya, Teman Ahok masih sempat untuk ikut datang ke acara tersebut untuk melihat apa yang terjadi secara langsung," tulis Amalia.

Sebelumnya dalam acara ILC selasa, 21/06/2016, Politisi PDIP terang -terangan menyebutkan bahwa akan ada kabar mengejutkan besok hari, (Rabu, red).
"Sekarang jam berapa? Jam 11 malam yah? Dalam hitungan paling lama 14 jam akan ada berita baru. Akan ada berita baru, dari internal Teman Ahok sendiri!" Junimart mengungkapkan dengan berapi - api.

Kenyataannya memang terjadi, pengakuan mengejutkan dari seorang yang  mengaku mantan penanggung jawab (PJ ) pengumpul KTP Teman Ahok,Seorang PJ, yakni Richard Sukarno mengaku pernah melakukan kecurangan dalam pengumpulan KTP dukungan.

Singgih Widyastomo juga  menyebutkan, bahwa tadi malam ia mendapat informasi dan menonton di televisi akan ada kabar mengejutkan dari mantan Teman Ahok dalam kurun waktu 14 jam. Sementara, kabar mengejutkan yang dimaksud baru dibeberkan pagi tadi.

"Bahwa anggota DPR darimana mereka sudah tahu? Dari mana? Padahal kabar ini baru sampai tadi pagi. Kami sangat menyayangkan gerakan dari sebuah ormas untuk mengumpulkan orang yang tersingkir di Teman Ahok dan memfasilitasi mereka untuk membuat pertemuan pers," tukasnya.

Ricard Sukarno diketahui bernaung dibawah ormas Pospera.Ormas tersebut juga berada di bawah naungan PDI Perjuangan.


Jadi apakah Junimart sedang berkonspirasi dan atau memfasilitasi pengakuan mantan PJ Teman Ahok? Bila Junimart Girsang peduli dengan aliran dana 30 Milyar ke Teman Ahok, seharusnya Junimart juga peduli dengan aliran dana 50 Milyar per kepala kasus Suap Damayanti yang mengalir di anggota DPR. Menurut anda? 

[beritateratas.com]

Haji Lulung Tak Mampu Besaing Dengan Ahok


Tak Mampu Bersaing dengan Ahok, Haji Lulung Mau Ubah UUD 1945, dan Tuding Ahok Komunis

Dinia Hawa - Saya harus meralat artikel saya yang pernah saya tulis di Kompasiana,9 April 2016, yang berjudul: Haji Lulung Tidak Rasis,karena ternyata saya salah besar dalam menilainya.

Ternyata, ketika itu Lulung hanya mengenakan topeng demokrasinya untuk mengundang simpatik dan dukungan, tetapi, setelah dia sudah merasa terjepit, dan merasa tak mampu lagi bersaing dengan Ahok, topeng itu pun dibukanya, aslinya Lulung pun tampaklah.

Di artikel saya itu, saya sebut, meskipun Haji Lulung adalah “musuh bebuyutan” Ahok, dia tidak berkelakuan rasis (SARA), khususnya terhadap Ahok, itu terlihat dari pernyataan yang ia pernah tegaskan ketika meresmikan kelompok relawan “Suka Haji Lulung” yang akan mengusungnya sebagai calon gubernur DKI Jakarta di pilkada DKI 2017, pada Rabu, 30 Maret 2016, di Lapangan Rawa Buntu, Jakarta Selatan, Lulung secara khusus berpesan kepada para pendukungnya tidak menggunakan isu SARA ketika berhubungan dengan masyarakat untuk menggalang dukungan kepadanya.

"Demokrasi di Indonesia sudah selesai, apalagi persoalan agama. Saya sampaikan, ciptakan kerukunan umat beragama, jangan lagi ada isu SARA," pesan Lulung.

Momen lain, saat Lulung mengenakan topengnya itu adalah ketika dia menjadi nara sumber di acara “Negeri ½ Demokrasi”, di TV One, 19 Maret 2015. Di acara itu ada pernyataan Lulung, yang mengatakan:

“Saya sangat memahami demokrasi di Indonesia. Demokrasi itu sudah selesai, di Indonesia. Kita tidak ada lagi kulit putih, kulit kuning, kulit hitam, mata bulo, mata sipit, sudah tidak ada lagi. Kenapa? Karena setiap warga negara mempunyai hak yang sama di pemerintahan. ..”

Saat-saat itu Lulung merasa dengan mengenakan topeng demokrasinya dan berpura-pura menjadi orang bijak berwawasan kenegarawaan, bisa menaikkan elektabilitasnya, bisa menipu banyak orang supaya bersimpatik dan mendukungnya bisa menjadi gubernur DKI Jakarta.

Upayanya itu ternyata tak membuahkan hasil sama sekali. Misalnya, saat dia bersama tim relawannya “Suka Haji Lulung” menyambangi warga di Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2016), ternyata,  tidak ada warga di sana yang suka Haji Lulung, terbukti dari tidak banyak warga yang berminat mendatanginya, meskipun sudah dipanggil berkali-kali dengan pengeras suara.

Berbagai hasil survei pun selalu menghasilkan angka elektabilitas Lulung yang memprihatinkan.

Setelah usahanya itu ternyata gagal total, frustrasi bercampur depresi, ia pun melepaskan topengnya itu dan berhenti bermain sandiwara, aslinya Lulung pun diperlihatkannya. Bergabunglah Lulung dengan gerombolan BSH (Barisan Sakit Hati) gara-gara Ahok dengan semangat rasis (SARA)-nya yang membara.

Pada 25 Mei 2016, di suatu acara, saat menjadi salah satu pembicara, Lulung dengan berapi-api menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ketentuan di dalam UUD 1945 yang memberi hak yang sama kepada semua WNI untuk menjadi presiden, gubernur, dan walikota/bupati.

Mula-mula Lulung menyatakan ketidaksetujuan terhadap UUD 1945  amandemen yang memberi hak yang sama kepada semua orang yang telah WNI sejak lahirnya untuk menjadi presiden, ia menghendaki agar amandemen tersebut dikembalikan ke naskah lama UUD 1945 yang hanya memberi hak kepada WNI asli sebagai presiden.

Rupanya, belum apa-apa Lulung sudah mengalami paranoid, ketakutan sendiri Ahok kelak akan memuncak menjadi presiden di Republik ini, sampai bertekad mengubah kembali UUD 1945 ke naskah lamanya.

Lulung lupa bahwa amandemen UUD 1945 tentang ketentuan dasar tersebut merupakan hasil perjuangan reformasi yangselaras dengan Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan: Semua WNI punya kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Apakah gara-gara Ahok, Lulung juga mau mengamandemen Pasal ini?

Selain harus WNI sejak lahir, syarat utama lainnya untuk bisa menjadi presiden dan wakil presiden antara lain adalah: harus diusulkan oleh partai politik peserta pemilu, tidak pernah mengkhianati negara, tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya, setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G 30 S/PKI. (Pasal 6 UUD 1945, Pasal 5 UU Nomor 42 Tahun 2008 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden).

Jadi, tidak begitu gampangnya seseorang bisa menjadi presiden dengan “modal” hanya WNI sejak lahir, sebagaimana disebut Lulung itu.

Setelah itu, Lulung pun masuk ke inti pembicaraannya, yaitu menyerang Ahok dengan sentimen rasis dan melontarkan fitnahnya.

Kata dia, Ahok tidak pantas menjadi gubernur karena bukan termasuk dalam salah satu suku bangsa Indonesia (bukan pribumi, tapi Cina), dan Ahok adalah seorang “komunis gaya baru”.

Selengkapnya Lulung berkata:

“Hari ini ada gubernur datang dari langit.Nggakada suku bangsanya di sini, bisa jadi gubernur. Kemudian, patut kita evaluasi. Apakah dia melakukan gerakan komunis gaya baru? Iya, jawabannya. IYA! Kelakuan Ahok sudah melampui batas, dia memiskinkan orang miskin. Kemudian, siapapun sekarang, kalau kita mau kembali ke Undang-Undang Dasar, artinya kita harus mengevaluasi siapapun warga negara keturunan, mau jadi gubernur, mau jadi wali kota, mau jadi presiden, harus kita evaluasi. Apakah dia punya loyalitas, patriotisme, nasionalisme, apakah dia punya merah-putih di sini (sambil menunjukkan dadanya). Tanyain Ahok! Pasti diakagakpunya merah-putih!”

Pernyataannya Lulung yang menyebutkan Ahok datang dari langit, itu bisa jadi ada benarnya, karena yang datang dari langit itu biasanya adalah utusan Tuhan demi kebaikan umat-Nya.

Sebaliknya, yang datang dari iblis itu, biasanya orang yang suka mengfitnah orang, yang membenci orang hanya karena orang lain itu tidak seetnis, tidak seagama dengan dia, padahal mereka itu jelas-jelas juga ciptaan Tuhan.

Kita balik bertanya kepada Lulung, apakah orang-orang yang rasis (SARA), yang demi kepentingan politiknya dia suka mengfitnah orang lain, dia yang menyangkal persamaan hak dan kewajiban setiap WNI yang sudah diatur di UUD 1945, itu punya merah-putih di dadanya?

Nasionalisme, patriotisme, dan merah-putih di dada tidak tergantung dari etnis atau agama apa seorang WNI itu.

Apakah ada bukti Ahok telah memiskinkan rakyat miskin, padahal yang dilakukan adalah justru sebaliknya?

Apakah merelokasikan warga yang menempati tanah negara, di bantaran sungai, yang tinggal di rumah-rumah kumuh (bak kandang ayam), ke rusun-rusun yang bersih higinis, dengan berbagai fasilitas gratis, seperti sekolah gratis, rumah sakit gratis, dan transportasi bus gratis, itu memiskinkan rakyat miskin.

Sebaliknya, bagaimana dengan mereka yang justru memanfaatkan kemiskinan dan penderitaan rakyat demi kepentingan politik mereka semata, demi bisa menjadi gubernur, dengan membiarkan rakyat tetap berada dalam kondisi kemiskinannya itu, tetap tinggal di gubuk-gubuk kumuh mereka agar bisa berpura-pura membela dan memperjuangkan hak-hak mereka?

Padahal, jika itu bukan di wilayah DKI Jakarta, dan bukan demi pemilu gubernur DKI Jakarta, mana ada pernah suara dan kehadiran orang-orang seperti Lulung dan kawan-kawannya itu untuk rakyat miskin itu?

Saat menyampaikan orasinya itu, Lulung didampingi juga mantan Kepala Staf Kostrad Kivlan Zen di waktu Pangkostrad dijabat oleh Praboro Subianto (1998).

Kivlan Zen adalah salah satu tokoh utama  yang mengampanyekan kehadiran komunis gaya baru yang harus dibasmi. Dia juga pernah mengaku tahu nasib 13 aktivis pro-reformasi 1998 yang sampai sekarang hilang itu, kata Kivlan, mereka semua sudah ditembak mati, dan dia tahu di mana mereka dikubur. 

[daniel h.t / kompasioner]

Keadilan Sosial dalam Islam


Dunia Hawa - “Tidaklah beriman orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” (HR. Bukhari, At-Thabrani, Al-Hakim)

Salah satu cita-cita utama ajaran Islam sepanjang masa ialah menghapus kemiskinan di seluruh dunia. Semangat ini tertuang dalam konsep zakat yang didesain untuk mendistribusikan kekayaan hingga ke lapisan sosial terbawah (bottom of pyramid), yaitu para fakir miskin. Dengan mengambil 2,5 % dari akumulasi kekayaan pada lapisan sosial menengah atas, Islam mengajarkan bahwa ada tanggung jawab sosial yang harus dipikul bersama oleh masyarakat untuk menolong yang lemah di antara mereka. Sikap tidak peduli terhadap tanggung jawab ini merupakan bentuk kemaksiatan yang dibenci oleh agama.

Kepedulian terhadap kaum miskin tidak lantas berarti Islam melarang manusia untuk menjadi kaya. Islam bahkan mendorong umatnya untuk bertebaran di muka bumi mencari rezeki Tuhan dengan jalan apa pun selama halal dan tidak merusak. Namun Islam juga menghendaki agar kekayaan yang terkumpul tidak beredar di sekelompok kecil masyarakat saja. Dalam setiap pundi-pundi kekayaan, ada hak kaum miskin yang harus dikeluarkan demi menjaga kebutuhan dasar mereka. Keadilan sosial ini menguntungkan tidak hanya kaum miskin itu sendiri, tapi juga masyarakat secara keseluruhan. Dengan tercukupinya kebutuhan dasar, peluang terjadinya kriminalitas maupun kerusuhan sosial akan menurun. Hukuman terhadap kasus-kasus seperti pencurian dan perampokan pun dapat ditegakkan dengan rasa keadilan yang lebih baik.

Wujud tanggung jawab sosial tidak hanya diterapkan pada level individual, tapi juga pada level komunitas hingga lembaga negara. Para khalifah di masa awal telah memberikan teladan yang baik mengenai tanggung jawab ini dengan sejumlah kebijakan sosialis. Di antaranya ialah dana subsidi langsung serta jatah gandum bulanan untuk orang miskin, cacat, veteran perang yang sudah tua, dan para korban bencana. Para pejabat negara juga dituntut untuk hidup sederhana dan sensitif terhadap kesenjangan sosial di wilayah tanggung jawabnya. Khalifah Umar memberi contoh dengan berpakaian dan memiliki rumah sederhana. Ia juga rajin berkeliling di malam hari untuk melihat kondisi warganya secara langsung tanpa menunggu laporan dari bawahannya. Hingga dalam suatu kisah disebutkan Umar memanggul sendiri karung gandum untuk dibawa kepada warganya yang kelaparan di tengah malam.

Tuntutan untuk bersikap peduli pada sesama menjadi semakin besar pada kasus-kasus luar biasa seperti kelaparan, bencana, dan kemiskinan ekstrim. Umar pernah membatalkan hukuman bagi seorang pencuri yang kelaparan, sementara korban pencuriannya adalah tetangga sebelah rumahnya yang hidup bergelimang harta. Umar justru mengancam akan menghukum si orang kaya apabila tetangganya kedapatan mencuri lagi karena terlalu lapar. Dengan kata lain, jaminan sosial harus ditegakkan sebelum jaminan hukum diberikan.

Jaminan tersebut tentunya tidak diberikan cuma-cuma, apalagi diambil oleh para pemalas yang sebenarnya mampu bekerja. Islam tidak menghendaki adanya populasi pemalas. Mereka yang rajin beribadah sekalipun dituntut untuk tetap bekerja mencari penghasilan setidaknya bagi dirinya sendiri. Sementara jaminan utama diberikan pada mereka yang tak lagi mampu bekerja, sebagai manifestasi dari prinsip Maha Adil dan Maha Pengasih.

Dalam konteks negara modern saat ini, Islam sejatinya mengadvokasi kebijakan-kebijakan yang menjamin kesejahteraan warga. Jaminan ini meliputi kebutuhan dasar seperti subsidi makanan bagi kelompok yang paling miskin serta asuransi kesehatan untuk seluruh warga negara. Masyarakat didorong untuk terus mengembangkan kekayaan dengan cara-cara yang benar dan berkelanjutan seraya memasang jaring pengaman untuk melindungi orang-orang yang kurang beruntung di dalamnya. Dengan demikian, cita-cita masyarakat yang harmonis dan berkeadilan insya Allah dapat terwujudkan.

[islam reformis]

Speaker Mesjid


Dunia Hawa - Ni masih ngomongin speaker mesjid. Masih banyak orang Islam yang menganggap speaker itu bagian dari ibadah. Gue kasih tau yeee. Speaker itu produk abad 19. Nabi hidup abad ke 7. Jadi dapat panutan pake speaker dari siape? 

Nah, yang diajarkan untuk keras suaranya itu cuma azan. Tapi zaman dulu juga ya teriak aja. Nggak pakai alat tambahan, misalnya daun korma yang digulung, biar lebih menggema. Salat itu tiap hari kok. Nggak dengar suara jerit-jerit juga kita tahu kapan waktu salat. Zaman nabi dulu juga gitu. Nggak berarti kalau nggak dengar azan orang gak datang salat. 

Apakah azan pakai speaker dilarang? Nggak. Tapi diatur. Sudah ada aturannya sejak tahun 78. Ah, yang ngatur pasti sekuler. Lha, di Saudi dan Mesir juga diatur kok. Pakistan juga. Nggak semua mesjid azan pakai speaker. Cukup beberapa mesjid besar saja. Salat, zikir, doa, tidak perlu pakai speaker. Karena memang tidak ada tuntunan sunah nabi yang mengajarkan untuk salat dan berdoa dengan suara keras-keras. Malah tuntunanya agar dipelankan.

Sekali lagi, beragama itu harus dengan ilmu.

[hasanudin abdurakhman]