Friday, June 17, 2016

Tersinggung Versi Islam


Dunia Hawa - Kau tersinggung saat Islam dikaitkan dengan terorisme, tapi kau tak pernah tersinggung ketika para teroris itu membawa nama Islam. Ada apa denganmu?

Sebuah situs yang mengaku islami memuat berita tentang latihan penanganan terorisme oleh Kepolisian. Latihan itu dinilai menyinggung umat Islam karena memakai adegan teroris yang berteriak “Allahu Akbar!” sebelum meledakkan bom di badannya. Lalu disimpulkan bahwa sang Kapolda harus bertobat karena telah menghina agama Islam. Yang menjadi pertanyaan, mengapa mereka harus tersinggung? Bukankah memang fakta bahwa banyak kasus bom di Indonesia dilakukan dengan membawa-bawa nama Allah? Pernahkah mereka menyatakan kemarahan dan ketersinggungannya pada para teroris yang membawa-bawa nama Allah dan Islam itu?

Penyimpulan secara serampangan oleh situs ‘islami’ tersebut serupa dengan kasus yang pernah menimpa koran ternama The Jakarta Post. Tahun lalu, koran Berbahasa Inggris itu dituntut dengan pidana pelecehan agama karena memuat kartun satir yang menyindir ISIS. Tuntutan itu agaknya membuat kita harus berpikir keras. Siapa yang sebetulnya melecehkan agama? ISIS yang menyembelih manusia sambil membawa bendera Allah, atau The Jakarta Post yang menyindir penyembelihan biadab tersebut? Kenyataannya, tidak satu pun simpatisan ISIS maupun para tersangka teroris berbasis kelompok fundamentalis Islam yang pernah dijerat dengan pasal pelecehan agama. Apakah perilaku mereka yang menebar teror sambil mengucap takbir itu bukan merupakan pelecehan?

Kasus-kasus di atas hanya lah contoh kecil dari masalah mental yang dihadapi sebagian umat Islam hari ini. Kita diam ketika agama kita dipakai untuk menebar teror dan kebencian. Kita pura-pura tak tahu ketika nama Allah digunakan untuk menganiaya dan membunuh sesama. Tapi mendadak kita tersinggung ketika ada yang menghubungkan Islam dengan terorisme. Ada apa dengan kita?

“Itu bukan Islam yang sebenarnya! Islam sejati itu mengajarkan perdamaian!”

Lalu mengapa kita diam saja? Ibarat sebuah keluarga yang memiliki anak yang gemar berbuat onar. Mengganggu tetangganya, merusak dan menebar ketakutan sambil membawa-bawa nama keluarga kita. Lalu mengapa harus tersinggung ketika para tetangga itu berbicara buruk tentang keluarga kita? Mengapa harus marah? Siapa yang sebenarnya lebih berhak untuk marah? Tidakkah kita berpikir untuk marah terlebih dahulu pada anak kita yang berbuat onar dan merusak citra keluarga itu?

Di abad 21 ini, Islam tampaknya menjadi agama besar dunia yang paling mudah tersinggung. Selembar kartun Nabi Muhammad di sebuah koran lokal di Eropa dapat membuat ribuan Muslim turun ke jalan berdemonstrasi, menyerukan boikot, sementara sebagian lain bertindak lebih jauh lagi dengan melakukan pembunuhan. Para pembunuh ini kemudian dielu-elukan sebagai pahlawan pembela Islam. Lalu orang-orang menyebut agama kita mengajarkan kekerasan. Lalu lagi-lagi kita membalasnya dengan mengancam membunuh siapa pun yang berani mengatakan Islam agama kekerasan. Ironis yang berlapis-lapis.

Namun pernahkah kita menemukan ribuan Muslim yang turun berdemonstrasi mengecam Bom Bali di jalanan Jakarta atau kota-kota besar lainnya? Atau Bom Solo, atau bom-bom lainnya yang diledakkan atas nama Tuhan kita, mencabik luka tak terperi yang belum sembuh juga hingga saat ini? Pernah kita berduyun-duyun ke jalan menyerukan pemberantasan terorisme yang mengatasnamakan agama kita? Kelompok-kelompok yang mengaku mewakili Islam justru lebih sibuk mempermasalahkan kepolisian yang aktif memburu para teroris berkedok agama. Padahal manakah yang lebih melecehkan agama ini, sepotong kartun atau kah terorisme yang merenggut banyak nyawa? Di mana logika kita?

Nabi Muhammad, suri teladan kita, telah memberi contoh mulia tentang mengelola rasa tersinggung. Pada saat berdakwah di Kota Thaif, Nabi Muhammad pernah mengalami penghinaan dan penganiayaan. Beliau dilempari batu hingga sekujur badannya terluka. Namun apa reaksi beliau? “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Itu lah doa agung yang diajarkan Nabi kita untuk orang-orang yang belum mengerti. Tidak ada hardikan atau makian kasar. Tidak ada ancaman membunuh atau menebar kebencian. Yang ada hanya sebait doa tulus dan usaha dakwah yang tak mengenal lelah. Maka berhenti lah mempermalukan Islam dan Nabi kita. Agama ini tidak akan pernah rusak karena hinaan dan serangan dari luar. Tapi ia akan membusuk karena ulah umatnya sendiri dari dalam. Jika nama Islam hari-hari ini berlumur dengan noda terorisme, tak perlu lah kita bersungut menuding dan menyalahkan orang lain. Jadikan ini bahan introspeksi. Berbuat lah sesuatu untuk membersihkan kembali namanya.

[islam reformis]

Sifat- Sifat Perempuan yang Membuat Pasangannya Menjadi Sukses


Dunia Hawa - Tidak bisa kita pungkiri bahwa perempuan memiliki peranan dalam kesuksesan pasangannya. Kita tentu pernah mendengar istilah di balik laki-laki yang sukses ada perempuan yang hebat di belakangnya. Perempuan tersebut yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada suaminya dalam meraih kesuksesan.

Perempuan adalah makhluk istimewa. Perempuan memiliki sifat- sifat yang merupakan potensi besar yang akan menghantarkan pasangannya kepada kesuksesan. Diantara sifat-sifat itu adalah:

1. Kasih sayang perempuan merupakan keteguhan, konsistensi, serta kekuatan bagi pasangannya meraih kesuksesan.

2. Kesabaran perempuan merupakan kunci bagi  suami dalam menghadapi segala permasalahan dan rintangan dan mendorong pasangannya agar tidak mudah putus asa meraih kesuksesan.

3. Kejujuran perempuan membentuk rasa percaya diri bagi pasangannya serta rasa saling percaya dan terbuka.

4. Ketelitian perempuan menjadikan pasangannya hemat, cermat, serta terukur dalam bekerja.

5. Kepekaan perempuan menjadikan pasangannya lebih proresif dalam merencanakan masa depan.

6. Motivasi perempuan membuat semangat suami tak pernah redup.

7. Komunikatif perempuan membangun rasa saling menghargai dan menghormati.

8. Gemar bersyukur perempuan membuat keberkahan rezki yang didapat pasangannya.

[ummi-online.co]

Teman Ahok Dukung Uji Materi UU Pilkada


Dunia Hawa - Teman Ahok hari ini (Jumat, 17/6/2016) mendatangi gedung Mahkamah Konstitusi untuk mendukung upaya uji materi atas Revisi Undang-Undang Pilkada yang digagas oleh Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI), Perkumpulan Kebangkitan Indonesia Baru (KIB), Tsamara Amani, dan Nong Darol Mahmada. 

Teman Ahok memutuskan ikut bergabung bersama GNCI dan para pemohon lainnya karena memiliki kesamaan pemahaman pada uji materi ini. Dalam Revisi UU Pilkada yang telah disahkan DPR RI, Teman Ahok melihat adaya kejanggalan dalam beberapa pasal di UU Pilkada tersebut, di antaranya adalah Pasal 41 mengenai nasib pemilih pemula yang terancam gagal ikut berpartisipasi pada Pilkada 2017 dan Pasal 48 mengenai verifikasi faktual yang dipersulit.

Juru Bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas mengatakan, aturan baru yang telah disahkan DPR ini menjadi pukulan telak bagi gerakan Teman Ahok. “Teman Ahok ini gerakan anak muda, di mana banyak pemilih pemula yang ikut bergabung mengumpulkan KTP dan mendukung Pak Ahok. Kita tidak ingin pemilih pemula ini dibegal hak politiknya. Oleh karena itu, kami ingin adanya kepastian hukum bagi pemilih pemula,” kata Amalia. 

Amalia juga mengatakan proses verifikasi faktual yang dimaksud pada pasal 48 bisa menciderai wajah demokrasi di Indonesia. Adanya pembatasan waktu yang teramat singkat mengancam gagalnya dukungan yang diberikan untuk calon perseorangan. “Waktu tiga hari itu tidak cukup untuk memverifikasi dukungan secara benar-benar faktual. Belum lagi jika waktu tiga hari itu ditentukan pada hari kerja. Masa dukungan orang bisa batal gara-gara gak sempat ke kelurahan. Inikan bahaya bagi demokrasi kita,” kata Amalia.

Belum lagi hasil dari verifikasi faktual ini nantinya tidak dibuka dan diumumkan ke publik. “Jadi kita tidak tahu mana dukungan yang terverifikasi dan mana yang tidak,” ujar Amalia.

Oleh sebab itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan ketidakpastian hukum bagi para pendukung Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok ikut mendukung penuh uji materi UU Pilkada ini. Terlebih Teman Ahok tidak ingin UU Pilkada ini bisa menyulitkan calon independen di daerah lain. “UU Pilkada ini bukan Jakarta sentris. Kami tidak ingin teman-teman di daerah lain juga kesulitan untuk mendukung calon yang memiliki kapabilitas dan integritas menjadi kesulitan maju melalui jalur independen” tutup Amalia.

[teman ahok via sahara djati]

Ketika Tuhan Memakai Orang Kafir untuk Berdakwah


Dunia Hawa - 15 Oktober 2012, Pasangan Joko Widodo (Jokowi) dengan Basuki Thahaja Purnama (Ahok) resmi dilantik menjadi gubernur DKI Jakarta untuk periode pemerintahan 2012-2017. Banyak kontroversi yang terjadi, mulai dari keluarga Jokowi yang katanya berlatar belakang agama bukan Islam, nama Jokowi yang disebut-sebut memiliki nama katolik pada saat masa kecilnya, Ahok yang banyak ditolak oleh golongan ekstrimis islami karena latar belakang agamanya yang bukan Islam sehingga disebut-sebut kafir, serta latar belakang keturunan dan rasnya yang bukan orang Betawi.

Tuduhan – tuduhan tersebut seakan tak berarti ketika mereka berdua duduk di kursi DKI 1 dan DKI 2. Sejak saat itu, perubahan signifikan terasa nyata di DKI Jakarta. Baru 1 hari dilantik, mereka bedua sudah melakukan gebrakan nyata soal tata kelola pemerintahan, administrasi publik, kebersihan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Semakin hari mereka semakin gencar berkarya tanpa memandang siapapun yang bersalah didepan, belakang, samping, atas, dan bawah semua sama saja di mata mereka layaknya dimata hukum.

Mereka berdua memulai proyek-proyek makro yang nantinya akan mengatasi sejumlah permasalah klasik di DKI Jakarta. Mereka bedua memulai pembangunan proyek MRT, strelisisasi jalur Busway, kartu Jakarta sehat, Kartu Jakarta pintar, Penambahan jalur busway, penambahan perangkat busway, e-budgeting, e-money, dan yang pasti transparansi keuangan dan pemerintahan sehingga akuntabilitas mereka berdua semakin tak terbendung.

Tak kalah pula penertiban kawasan tanah abang yang dulunya dikenal semrawut, yang dulunya dikuasai oleh tangan preman-preman beringas sekarang tak lagi mereka mampu menunjukkan batang hidungnya sekalipun. Begitujuga dengan normalisasi berbagai waduk dan kali tak luput dari kerja keras keduanya.

Menjelang tahun 2014, angin positif berhembus panas kepada Jokowi seputar isu pencalonannya menjadi calon RI 1 di seantero jagat Republik ini. meski sempat menepis pada akhir 2013, tetapi pada akhirnya berkat dorongan dan suara rakyat Indonesia yang telah letih akan Government power periode sebelumnya menjadikan Jokowi  menjadi Capres dan dipasangkan dengan mantan Wapres dua periode sebelumnya, Jusuf Kalla (JK).

Sejak saat itu, pusaran pemerintahan DKI makin panas, lebih panas dari bara api yang mencairkan besi padat. Mereka berdalih jika Jokowi terpilih jadi presiden, maka Ahok di Kafir Cinalah yang akan menggantikan dirinya menjadi DKI satu. Mereka yang tidak suka mencari berbagai cara untuk menjatuhkan citra Jokowi dan Ahok. Salah satunya adalah tuduhan korupsi pengadaan bus Transjakarta dimana nilai tidak sesuai dengan fakta dilapangan. Tetapi Tuhan berkata lain, lain dari perkiraan mereka yang sudah benci tersengat dengan Jokowi-Ahok, justru Udar Pristono yang dijerat 13 tahun penjara.

Nafsu para pembenci Ahok semakin beringas, berbagai cara ditempuh agar Ahok masuk penjara dan tidak menjadi DKI 1. Tetapi Tuhan berkata lain, Tuhan membuat jalani istimewa baginya untuk memuluskan langkahnya menjadi DKI 1. Ketika Tuhan memilih Jokowi menjadi RI 1, sudah barang tentu Ahok yang akan menggantikannya. Dan benar saja pada tanggal 19 November 2014, dirinya resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi. Yang lebih unik, Ahok dilantik oleh mantan koleganya sendiri, Jokowi yang sebelumnya telah dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2014.

Manusia yang tidak suka dengan Ahok semakin tak kuat melihat kenyataan ini. mereka mau tidak mau akhirnya gigit jari sambil mencari kesalahan mana lagi yang cocok dialamatkan kepada ahok. Saat pelantikan, bukannya tinggal diam, Ahok malah makin beringas setelah ditinggal Jokowi. Mungkin inilah berkah yang diberikan Tuhan kepada bumi dan cakrawala DKI. Ahok memancang Grounbreaking MRT dan sekarang sudah 60% selesai dalam artian 2 tahun lagi warga DKI akan menikmati canggihnya MRT. Pembangunan semakin nyata, pasukan orange semakin semangat menjalankan tugasnya karena gajinya dinaikkan melebih UMP DKI Jakarta, demikian juga petugas taman di seluruh DKI Jakarta, upah mereka dinaikkan.

Makin hari Ahok makin bersinar dengan gebrakannya. Ahok berniat memindahkan warga yang ada di bantaran kali dengan niat agar taraf hidup mereka lebih baik, tidak mudah terkena banjir. Misalkan saja warga di bantaran kali ciliwung yang ada di Kampung Pulo, sebelum mereka relokasi, Ahok telah menyiapkan rumah yang layak bagi mereka. Bagi mereka yang akan dipindhkan nanti ke rumah susun tersebut, mereka akan mendapatkan jaminan Kartu Jakarta Pintar (bagi anak-anak yang masih usia sekolah), Kartu Jakarta Sehat (semua yang tinggal di Rusun), Tenaga dokter (bagi semua warga rusun), transportasi gratis (bagi semua warga rusun dengan menggunakan Transjakarta), Pembiayaan Pendidikan hingga perguruan tinggi (bagi anak warga rusun yang masuk di Perguruan Tinggi Negeri) dan gratis biaya sewa rusun untuk 3 bulan pertama. Demikian juga dengan pelayanan publik, datang saja ke kantor gubernur setiap pagi maka anda dipastikan akan bertemu dengan Ahok. Ahok selalu menyempatkan diri untuk menerima keluhan warganya setiap pagi di depan kantornya, bayangkan gubernur mana yang mau seperti ini setiap pagi mendengarkan keluhan rakyatnya?

Tak pernah ada Gubernur yang mampu melaksanakan bonus-bonus yang melimpah demikian pada periode sebelumnya. Dibalik sosoknya yang dikenal keras dan tidak sopan didepan pubik, tertanyata Ahok lebih manusiawi dalam memanusiakan manusia di DKI Jakarta. Meski demikian, pada saat relokasi, masih ada saja pihak yang tidak setuju dan tidak mau meski telah disosialisasikan sebelumnya. Mungkin mereka punya Backing dibelakangnya macam Ratna Sarumpaet, pengacara DPR, dan anggota DPR macam Haji Lulung, Sanusi, M. Taufik, dan lain-lain.

Meski mengundang dilema pada saat proses penggusuran, dan benar saja hasilnya sesuai dengan target dan harapan. Lihat saja sekarang mereka tidak pernah terkena banjir lagi, banjir seakan-akan takut menyentuh mereka. Satu persatu relokasi dilaksanakan dengan tujuan yang pasti, mereka dipindahkan ke rumah susun yang telah dibangun sebelumnya. Pada saat yang sama, Ahok juga membangun infrastruktur DKI dengan cepat. Pokoknya harus cepat. Semau jalan raya diperbaiki, pelayanan publik diperbaiki, pendidikan semakin diperbaiki, dan birokrasi semakin tidak boleh macam-macam.

Dibalik usaha Ahok yang semakin mendapatkan apresiasi dari rakyat DKI dan sejagat  Indonesia, masih banyak saja masalah yang dituduhkan kepadanya. Misalnya salah satu musuh besar dirinya dipemerintahan, M. Sanusi dari fraksi Gerindra, akhirnya dipenjara karena kasus suap reklamasi, padahal dirinyalah selama ini yang kerap menuduh ahok telah melakukan korupsi terkait reklamasi. Demikian juga pada saat pemindahan warga kalijodo, Ratna Sarumpaet, Ahmad Dani, Yusril, dan Adyaksa Dault bersama puluhan advokat seakan bersatu melakukan pembelaan kepada warga dengan alasan kemanusiaan. Padahal, Ahok menyiapkan rusun yang lebih mewah dari tempat tinggal mereka sebelumnya dan melakukan sesuai prosedur. Sekarang, semua warga kalijodo akhirnya mau pindah karena memang Ahok telah melakukan dengan benar untuk tujuan kebaikan bersama.

Tak sampai disitu, akhir-akhir ini Ahok digoyang kembali dengan kasus korupsi soal pengadaan lahan rumah sakit Sumber Waras. Dugaan ini berawal dari BPK yang menyatakan adanya kerugian negara senilai 191 Miliar, dan sontak para musuh kebuyutan macam haji Lulung, M. Taufik, bahkan Fadli Zon menyatakan bahwa Ahok sudah layak masuk bui KPK. Tetapi tuduhan itu dimentahkan begitu KPK menyatakan bahwa tidak ada tindak pindana dalam hal ini, sekali lagi Ahok lolos dari jeratan para musuh-musuh beringasnya.

Jika Ahok sudah beberapa kali dijerat dengan berbagai tuduhan dan kasus tetapi tidak pernah terbukti, jelas siapa yang salah? Ya haternya, yang tidak suka dengan dia. Mereka yang tidak suka dengan Ahok mengkampanyekan agar memilih pemimpin yang sopan, santun. Pertanyaannya, Ahok tidak santun kepada siapa? Ahok tidak santun kepada orang yang nyolong duit rakyat, yang mencoba menipu pemerintahannya, yang mencoba melaksanakan sistem lama yang korup, dan tentu orang yang tidak mau transparan. Maka tak heran jika Kemnterian dalam negeri, ketua BPK, dan anggota DPR juga pernah menjadi korban marahannya.

Tuhan telah menyiapkan skenario terbaik bagi warga DKI Jakarta bahwa Jakarta harus dipimpin oleh seorang yang katanya “Kafir”. Beberapa hari lagi kita akan menyaksikan 1 juta KTP akan terkumpul untuk mendukung ahok yang maju lewat jalur independen di Pilkada 2017 nanti. Apakah 1 juta KTP itu bukan salah satu karya terbesar Tuhan dalam sejarah demokrasi Indonesia terutama DKI Jakarta? Bayangkan 1 juta orang DKI yang sempat membubuhkan tandatangan dan KTPnya agar Ahok kembali lagi menjadi gubernur DKI, belum lagi mereka yang simpati tetapi belum menyerahkan KTPnya.

Lewat Ahok pula Tuhan mengajarkan bahwa pemimpin adalah pemimpin yang mau mengerti kemauan rakyatnya, mengayomi rakyat, mau mendengarkan pendapat rakyat demi tujuan bersama. Lewat Ahok, Tuhan membuktikan bahwa masih ada pemimpin yang baik dan terbaik diantara orang-orang yang bukan kafir tetapi belum mampu melakukan karya nyata sebesar saat ini.

Tuhan menjadikan Ahok sebagai alat perpanjangan tangannya untuk memimpin segala umat di DKI Jakarta. Tuhan memilih Ahok dari kaum minoritas untuk memimpin kaum mayoritas agar kelak warga  dan jajaran pemeritah di DKI sadar bahwa pemimpin yang baik itu harus benar-benar sesuai dengan keinginan rakyatnya. Tuhan tidak menyia-nyiakan kerja keras ahok, lewat kerja kerasnya Tuhan menghadiahi Ahok dengan terpilih menjadi Man of The Year sebagai gubernur terbaik se Asia pada 15 Maret lalu melalui Majalah Globe. Tak hanya itu, pada 11 Mei lalu, Tuhan mengganjar Ahok dengan berhak membawa pulang 4 trofi sebagai provinsi dengan perencanaan terbaik, provinsi dengan perencanaan inovatif, provinsi dengan perencanaan progresif, dan Millenium Developmen Goals (MDG) 2016, belum lagi penghargaan bergensi lainnya.

Jika demikian, Apakah Tuhan adil dengan memilih Ahok yang katanya kafir dan Cina pula? Tidak. Tuhan tidak pernah tidak adil, hanya pikiran manusia yang merasa suci saja yang selalu menyatakan bahwa Ahok tidak layak memimpin mereka sesuai dengan keyakinan mereka. Dan tahun depan kita akan melihat apa lagi karya terbesar yang diberikan oleh Tuhan kepada DKI, apakah Tuhan masih memakai Ahok yang katanya kafir untuk berdakwah di DKI ini?

[jhon miduk s/ kompasioner

Sumber Waras Bebas Korupsi, Bambang Soesatyo: BPK yang Brengsek


Dunia Hawa - Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo menggalang dukungan agar parlemen mengganti pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan. Permintaan itu terkait dengan audit pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh pemerintah DKI Jakarta yang dinyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi tak memenuhi unsur korupsi.

Di sela rapat dengan Komisi Hukum, Selasa, 14 Juni 2016, Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan hasil penyelidikan lembaganya selama enam bulan terhadap audit BPK itu menghasilkan kesimpulan tak ada unsur melawan hukum oleh pemerintah Jakarta. “Kecerobohan ini ada konsekuensinya. Kami minta pimpinan BPK diganti," ucap Bambang di gedung DPR.

Selama ini, ujar Bambang, temuan BPK selalu memiliki konsekuensi hukum bila ditindaklanjuti KPK. Bila dua lembaga itu saling menganulir temuan, menurut dia, patut dipertanyakan pihak yang salah. "Apalagi ini sudah sampai audit investigasi yang tidak sembarangan," tutur politikus Partai Golongan Karya ini. "Sepanjang sejarah, DPR saja baru sekali meminta audit investigasi, yaitu kasus Bank Century."

Dalam rapat kerja dengan BPK beberapa waktu lalu, Komisi Hukum berulang kali menanyakan independensi BPK dalam audit investigasi Sumber Waras. Di depan Komisi Hukum, pimpinan BPK menyatakan audit tersebut sesuai dengan prosedur.

Wakil Ketua Komisi Hukum Benny Kabur Harman dalam rapat tersebut mengatakan BPK menunjukkan hasil audit kepada anggota Dewan. "BPK menuliskan secara jelas, ada 'pelanggaran hukum yang sempurna' dalam kasus ini," ucapnya.

Sebaliknya, KPK juga berkeras bahwa penyelidikan pihaknya sudah tuntas. “Sikap KPK jelas, kok. Sebelum datang ke sini, kami juga sudah tahu sikap kami bagaimana dan alasannya berdasarkan hasil penyelidikan," ujar Agus.

Bambang meminta KPK lebih dulu menunjukkan bukti kepada DPR bahwa tak ada kerugian negara dalam penyelidikan Sumber Waras. Ia meminta bukti tersebut ditunjukkan hari ini dalam rapat lanjutan. "Kalau KPK bisa menunjukkan bukti itu, artinya yang brengsek BPK. Tapi kita belum bisa mengatakan BPK brengsek karena belum ada kesimpulan akhir," tuturnya.

Komisi Hukum tetap meminta KPK menyelesaikan penyelidikan kasus ini hingga tuntas. Soalnya, dari kajian Panitia Kerja Penegakan Hukum Komisi Hukum yang meneliti pembelian senilai Rp 755 miliar tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama melanggar administrasi. "Korupsi bukan satu-satunya indikator pelanggaran hukum," kata Benny Kabur, politikus Partai Demokrat.

Wakil Ketua Komisi Keuangan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Muhammad Prakosa, juga mengatakan BPK terancam menerima konsekuensi serius bila terbukti salah mengaudit pembelian lahan Sumber Waras. "Kami akan panggil BPK untuk menanyakan soal ini," ucapnya.

BPK menolak berkomentar banyak tentang pernyataan Agus Rahardjo karena belum ada pernyataan resmi dari KPK. Juru bicara BPK, Yudi Ramdan, menyatakan lembaganya telah melakukan audit investigasi sesuai dengan permintaan KPK. “Status Sumber Waras baru beredar di media,” ujar Yudi. "Kami sudah melaksanakan audit investigasi sesuai dengan kewenangan.” 

[Friski Riana/tempo]