Monday, June 6, 2016

Kota Solo Dituduh Menjadi 'Sarang PKI'


Dunia Hawa - Sejak isu PKI digulirkan, perasaan sebagai WNI tidak nyaman muncul. Sebagai WNI, kita hanya mau kedamaian dan ketenangan hidup. Semua agama, dan kepercayaan sudah ada koridor hukum yang mengatur.  Selama tidak melanggar, semua akan baik-baik saja.  Tugas para penegak hukumlah yang seharusnya menjadi sorotan dan PR bersama. 

Kepolisian, kejaksaan, pengadilan, sampai sistem pengacara harus lebih transparan dan terbuka.  Yudikatif harus bisa menjadi pilar yang menopang eksekutif dan legislatif.  Itu seharusnya fokus kita bersama. Bukan membangunkan hantu PKI yang tidak jelas keberadaannya.

Tapi sayangnya, sejak Pilkada DKI 2012 ditambah pilpres 2014 yang ditengarai muculnya dua pemimpin anomali dalam perpolitikan Indonesia, Jokowi-Ahok, politik di Indonesia hanya fokus menjatuhkan kedua orang ini.  Terlihat ketakutan yang sangat besar melawan kesungguhan Jokowi-Ahok membersihkan Indonesia dari 'trondolo-trondolo' (Istilah yang dipopulerkan Kompasianer Ninoy). Ada trondolo politik, trondolo ekonomi, trondolo sapi, dsb.  Pokoknya trondolo-trondolo yang mengganggu jalannya restorasi dijalankan.

Meskipun di medsos sudah demikan banyak artikel yang membahas paranoia isu hantu PKI, tapi rupanya tidak menggoyahkan semangat untuk menghidupkan PKI.  Kali ini tuduhan tidak main-main, kota Solo yang notabene adalah "kotanya Jokowi" dituduh menjadi kota tempat pembentukan struktur organisasi PKI. Dengan kata lain, kota Solo dituduh menjadi sarang PKI ini.  Pening tidak mendengarnya.  Kota Solo yang tenang, dan nyaman, dikatakan akan diambil alih PKI.

Lengkapnya, Kivlan Zein (Sang Penuduh) mengatakan sebagai berikut:

“Mereka sudah membentuk struktur organisasi kepartaian komunis di Solo," ungkap dia.

Bahkan, Kivlan mengatakan para kader partai tersebut sudah siap bergerak untuk suatu ketika akan menguasai wilayah Solo. (Sumber)

Perang psy-war yang dicurigai mencoba menjebak Jokowi sampai kepada suatu titik yang Jokowi harus 'membalas' dengan bijak.  Ini waktunya, untuk melepaskan bangsa ini dari bayang-bayang masa lalu.  Dibutuhkan hikmat dan keberanian untuk membereskan jebakan ini, sekali untuk selamanya.  

Dengan otoritas yang rakyat sudah berikan kepada Jokowi, maka Jokowi punya kesempatan untuk menulis sejarah yang membunuh hantu PKI selamanya. Artinya, politisasi PKI tidak akan pernah muncul lagi dimasa depan. Dan kebenaran akan dibuka seterang mungkin, dan rekonsiliasi sepenuhnya terjadi.  

Isu laten hantu PKI tidak bisa dianggap remeh.  Secara terstruktur, masif, dan sistematis isu ini terus dihembuskan dan dipakai untuk mengeruhkan suasana. Manusia ada batas kesabaran, para pemancing kekeruhan ini menunggu kekilafan pihak-pihak yang disudutkan karena isu ini, dan meledak.  Mereka akan gembira apabila suasana keruh, karena memang itu tujuannnya. Apabila tidak bisa menang, keruhkan!

Secara hukum PKI secara organisasi sudah dilarang, dan TAP MPR itu belum dicabut. Jadi kalau ada tuduhan Kivlan seperti itu, pihak kepolisan yang harus mengintegorasi Kivlan dan menanyakan informasi lebih lanjut.  
Apabila benar seperti yang di tuduhkan, bongkar dan tangkap yang mencoba menghidupkan PKI secara organisasi. Apabila tidak terbukti, pihak kepolisian seharusnya sudah tahu apa yang dilakukan bukan?

"Let My People Go!" adalah suatu doa nabi Musa ketika mengeluarkan Israel dari mesir.  Mesir yang adalah simbol masa lalu, masa kelam, dan perbudakan. Kita harus berdoa yang sama, dan memohon supaya bangsa indonesia dilepaskan dari kungkungan masa lalu yang kelas.   "Let Indonesia Go!"

Pendekar Solo,
[hanny setiawan/ kompasioner]

Kivlan Zein, Benarkah Pernyataan Anda?


Surat terbuka dr gus Ubaidillah Achmad, Suluk Kiai Cebolek

Dunia Hawa - Saya bukan jenderal, karena itu saya tidak berani menuduh seperti jenderal Kivlan Zen seperti di media "umat Islam" Panjimas. Saya seorang yg bekerja di UIN Walisongo yang terikat dengan prinsip dan aturan akademik, sehingga tidak boleh berbicara tanpa data yang benar. Sebagai seorang jenderal, sudah seharusbya menjaga ideologi pancasila bersama para santri dan akademisi. 

Pancasila harus selalu kita jaga bersama. Kenapa jenderal justru bersama para Ustadz yang mendukung gerakan HTI, yang jelas jelas mengibarkan bendera khilafah Islamiyah. Jendaral, saya kira bisa bertanya kepada teman di HTI, apakah tujuan dari sistem yang akan dibangun oleh Khilafah Islamiyah? Tentu sudah banyak tertulis di sepanduk dan selebaran dan jelas mereka menegaskan ingin mendirikan negara Islam dan mengganti ideologi pancasila yang mereka sebut sebagai ideologi thagut. 

Pantaskah seorang jenderal bersama para ustadz yang mendukung mereka yg mengatakan, bahwa semua umat islam yang mempercayai pancasila akan masuk neraka semua. Banyak pidato2 propaganda HTI yang mengajak umat Islam membuat negara Islam di Indonesia. Jendaral Kivlan Zen, semoga antum tdk berkepanjangan menyebarkan propaganda dengan menuduh UIN sarang komunis, pesantren sudah kemasukan komunis. Bagaimana mungkin jenderal? pesantren menolak mereka yang ingin belajar dan menghayati ilmu hakikat dan ilmu kaweruh untuk mencapai manusia sejati. Siapa pun mereka yang ingin belajar.

Siapa pun tidak boleh menolak mereka yang belajar di pesantren. Karenanya, meski para kiai pernah dibenturkan dengan gerakan komunis oleh orang yg tdk bertanggung jawab, para Kiailah justru yg kali pertama membuka diri untuk saling memaafkan dan menerima anak2 mereka belajar di pesantren. Jenderal, pamhamilah jika ada dosa pada seseorang, maka pesantren tdk mengenal dosa turunan. 

Jika belum ada kejahatan yang secara langsung di lakukan oleh seseorang, maka tidak boleh mengaitkan kejahatan yang dilakukan orang tua menjadi bentuk kejahatan anaknya. HTI sudah terus terang ingin membuat negara Islam, pantaskah jika ada seorang jenderal justru berbalik menuduh lembaga pesantren yang menerima ideologi pancasila menjadi sarang ideologi komunis. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berkarakter, sehingga semua yang masuk pesantren harus belajar dengan karakter pesantren dalam beragama dan membela bangsa. Karenaya, tepat jika ada hari santri di Indonesia, sebab jasa pesantren terhadap bangsa sangat besar. 

Jenderal, saya tdk paham maksud pernyataan antum di Panjimas dan di beberapa seminar bersama umat Islam yang suka mengkafirkan dan menuduh bid'ah dlalalah pada sikap kiai dan santri itu. Sudah seharushya melakukan seleksi dengan penuh bijaksana, bagaimana keterlibatan berserikat seorang jenderal bersama masyarakat menjadi lehih bersahaja dan tepat? sebab semua jenderal bersumpah akan menjaga ideologi pancasila. 

Sedangkan, para santri sepenuh hati menerima ideologi pancasila. Ingat, jenderal berpegang pada ideologi kebangsaan bersama santri dan pesantren, bukan berarti tdk boleh membaca hikmah kehidupan dari siapa pun dan dari peristiwa apapun. Para pengasuh pesantren harus berjuang membela bangsa, membuka dialog dan menerima siapa pun yang ingin belajar, ternyata menjadi sasaran tuduhan abtum yang tdk bertanggung jawab.

Berhentilah berkata kata sebelum memahami realitas di lapangan. Apakah karena sebuah kepentingan seseorang boleh berkata mengganggu ketenangan masyafakat? Pernahkah ada deklarasi pesantren anti pancasila, perguruan tinggi anti pancasila. Hingga kini, kita belum pernah melihat pesantren dan perguruan tinggi bersikap seradikal itu. Justru, yang sudah jelas, adalah deklarasi HTI sebagai mereka yg ingin mendirikan negara Islam. Kami, pesantren, dan UIN mencintai pancasila. Mencintai pancasila merupakan bentuk sikap bid'ah yg penuh dengan kenikmatan. Kami punya prinsip, hubbul wathan min al iman. Mencintai negara adalah sebagian dari iman.

Rembang, 28 Mei 2016

Soal Ahok, Ini Salahnya Pak Jokowi


Dunia Hawa - Bagi kaum Salawi, suatu mazhab yang  mengidentifikasikan segala hal yang sifatnya negatif, baik berupa kegagalan, kekacauan, kesialan, hingga bencana sebagai salahnya Pak Jokowi - adalah tidak sulit untuk menyimpulkan sesuatu peristiwa atau kejadian, terutama yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan . Mazhab ini lahir menjelang tampilnya Pak Jokowi di Pilpres 2014, dan masih berlanjut setelah beliau berhasil memenangkan suara rakyat dan terpilih menjadi Presiden RI. 

Dengan ilmu Jonruism, suatu cabang dari ilmu jurnalistik: ilmu,teknik, dan proses yang berkenaan dengan penulisan berita, sosok, artikel dan opini di media massa maupun media online, kaum Salawi bisa dengan leluasa berkreasi. Jonruism didefinisikan sebagai proses mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarluaskan berita melalui media massa dengan perspektif Jonru. 

Mazhab Salawi ini dipengaruhi oleh Jonruism, dan berkembang lumayan pesat di kalangan followers dan simpatisan Jonru ketika pertarungan pilpres 2014, dan masih berlanjut hingga sekarang walaupun sudah mengalami grafik penurunan sebagai akibat pergeseran nilai-nilai Jonruism ke urusan jualan sprei.

Berdasarkan pandangan mazhab Salawi, segala hal bisa dikaitkan dengan kesalahan yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Misalnya: Saat beliau mendarat di Jeddah, di waktu yang bersamaan crane jatuh di Masjidil Haram, sehingga peristiwa itu merupakan kesalahan Pak Jokowi. 

Ketika proyek infrastruktur sedang gencar-gencarnya dibangun di seluruh pelosok negeri, maka itu juga merupakan kesalahan Pak Jokowi karena nyata-nyata telah melakukan pencitraan supaya bisa terpilih kembali di 2019.

Yang terbaru dan masih hangat ialah, ketika demo panggung rakyat untuk tangkap Ahok gagal dilakukan oleh duo DhaRat di KPK, maka hal tersebut ditengarai sebagai akibat dari kesalahan Pak Jokowi. Andai Pak Jokowi bukan Presiden, maka aksi itu akan berhasil, sehingg bukan trailer yang akan digelandang ke Polda Metro Jaya, tetapi Ahok lah yang akan ditangkap. Demikian kekesalan penganut mazhab Salawi yang mayoritasnya termasuk anggota haters Ahok.

Kembali ke soal Pak Ahok, dimana letak kesalahan Pak Jokowi?

Sebagaimana tuduhan haters, posisi Ahok sebagai gubernur DKI masih aman dari kasus Sumber Waras & Reklamasi karena dibackup oleh Pak Jokowi. Mereka berasumsi bahwa, ada setidaknya dua komisioner KPK yang merupakan "orangnya" Pak Jokowi yang melindungi Ahok, sementara penyidik dan komisioner lain sudah setuju menaikkan kasus Sumber Waras ke tahap penyidikan. 

Peristiwa terbaru menurut haters adalah, adanya deal antar presiden dengan KPK saat di Korea Selatan yang waktunya bersamaan, sehingga Pak Ahok masih tetap aman dan tidak disentuh.

Benarkah tuduhan para haters bahwa Pak Jokowi salah bertindak dalam kasus Pak Ahok?

Sebagai Ahokers, adalah kurang tepat bila langsung menjawab Pak Jokowi tidak salah. Sebagai manusia, tentu selalu ada kemungkinan untuk salah, termasuk Pak Presiden Jokowi yang bisa saja salah dalam kasusnya Pak Ahok.

Namun tentu Ahokers tidak akan melihatnya berdasarkan kaidah-kaidah Jonruism, yang nota bene kurang tepat bila digunakan sebagai pijakan guna menganalisa kesalahan pak Jokowi apalagi kaitannya dengan proses hukum kasus Sumber Waras.

Sebagai contoh, berdasarkan kaidah Jonruism, jika ada anak dibawah umur yang belum memiliki SIM lalu kemudian menggunakan kendaraan di jalan tol menabrak kendaraan lain yang mengakibatkan orang lain meninggal, maka ini merupakan kesalahan Ahok yang melakukan pesta minum beer hingga mabok. Apalagi kemudian Mendagri mencabut perda miras yang sudah pasti akan menimbulkan bertambahnya kasus perkosaan, kasus tabrakan maut, maka bisa dipastikan bahwa ini merupakan kesalahan Pak Jokowi yang tidak segera menegor Mendagri.

Demikian juga, mengapa truck  trailer yang tidak ada salahnya harus digelandang ke Polda Metro Jaya, sementara ada orangtua yang anaknya belum cukup umur mengendarai mobil dan menabrak orang hingga meninggal ternyata tidak diapa-apakan. Ini juga merupakan kesalahan Pak Jokowi karena tidak menginstruksikan Polri menangani kasus ini dengan adil.

Dari contoh di atas, tentu Ahokers akan mengesampingkan ilmu Jonruism untuk mengurai kesalahan Pak Jokowi dalam kaitannya dengan Pak Ahok, karena ilmu Jonruism sifatnya subyektif dan seringkali tidak berpijak kepada substansi persoalan.

Dalam hal Pak Ahok, walaupun sebagai Ahokers namun tetap harus jujur mengakui bahwa ada salah Pak Jokowi dalam kaitannya dengan Pak Ahok. Kesalahan ini dianalisa dengan pendekatan ilmu sejarah dan ilmu politik. Pendekatan dengan kedua bidang ilmu ini akan menjawab kesalahan Pak Jokowi yang menyebabkan kasus Sumber Waras dan Reklamasi bisa terjadi.

Kesalahan pertama dan terbesar Pak Jokowi ialah, beliau tidak berani dan tidak ada usaha untuk memaksa Bu Megawati dan koalisinya untuk mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Cawapres mendampinginya di pilpres 2014. Andai Pak Jokowi nekat waktu itu, maka kasus Sumber Waras dan Reklamasi dipastikan tidak akan pernah menyeret nama Pak Ahok karena kedua persoalan itu bukan urusannya.

Kesalahan Pak Jokowi berikutnya ialah, saat beliau sudah terpilih jadi Presiden RI, beliau kurang berani mengangkat Pak Ahok sebagai menteri, mendagri misalnya. Andai Pak Jokowi waktu itu nekat dan berkeras, maka kasus Sumber Waras dan Reklamasi juga dipastikan tidak akan pernah terjadi.

Inilah kejujuran Ahokers untuk mengakui kesalahan Pak Jokowi menyangkut Pak Ahok. Tentu bisa saja ada kesalahan lain, namun itulah yang terlihat signifikan dan kemudian menimbulkan polemik berkepanjangan. Dan sebagai seorang True Ahoker yang sangat yakin bahwa Pak Jokowi akan menebus kesalahannya itu dengan meminta Pak Ahok untuk menjadi wakilnya di Pilpres 2019 yang akan datang.

Memang begitulah semestinya, kesalahan bukan untuk diingat-ingat, tetapi belajar dari kesalahan untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Demikian juga Pak Ahok yang tidak pernah kecewa namun tetap bersabar dan tekun melakukan tugasnya sebagai gubernur DKI sampai tiba waktunya Pak Jokowi menebus kesalahannya, bukan hanya salah terhadap Pak Ahok namun kesalahan beliau kepada seluruh rakyat Indonesia.

[pendeta sederhana/ kompasioner]

Bolehkah Ibu Hamil Muda Menjalankan Ibadah Puasa


Dunia Hawa - Seperti yang sedang dialami Donita saat dulu, saat dia sedang hamil empat bulan. Walaupun hamil muda, dia tetap melaksanakan puasa walau cuma setengah hari. Berpuasa saat hamil muda yang dialami Donita ini merupakan pengalaman pertama hamil di saat berpuasa. 

Walaupun sedang hamil muda dan berpuasa, Donita kerap melakukan aktivitas seperti biasanya walaupun sedang hamil muda. Yang lebih luar biasa lagi adalah ketika Donita disalah satu aktingnya melakukan adegan berkelahi walau saat itu sedang hamil muda.

Menurut Adi Nugroho (suami dari Donita), saya sempet stress melihat aktivitas Donita. Soalnya diakan lagi hamil muda, saya khawatir dengan kondisi janinnya. Lalu bagaimana tips untuk ibu hamil muda yang berpuasa ? Ya, kali ini saya akan berbagi informasinya buat anda semua berikut ini.

Tips Puasa Ibu Hamil Muda

Kita pastinya tidak ingin ibadah puasa kita terhalang oleh sesuatupun. Tetapi buat wanita, pasti ada saja halangan yang mesti ada contohnya menstruasi. Wanita yang lagi menstruasi tentu tidak boleh untuk puasa dan melakukan solat. Pada ibu hamil muda, ada semacam ketakutan kalau menjalankan puasa bisa mempengaruhi kondisi perkembangan janinnya.

Untuk ibu hamil yang usia kandungannya masih muda tentu disarankan untuk tidak berpuasa. Hal ini sangat dikhawatirkan akan mengganggu proses dari perkembangan janin. Tetapi, bagi ibu hamil muda yang ingin tetap berpuasa sebaiknya perhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Konsultasi Dengan Dokter

Tips puasa saat hamil muda yang sebaiknya untuk kita lakukan adalah konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Kenapa harus melakukan hal ini ? Karena kondisi tiap orang berbeda-beda, maka dari itu saran dari dokter sangat dibutuhkan. Dokter akan lebih tahu mengenai kondisi tubuh ibu hamil apakah baik untuk berpuasa atau tidak.

2. Minimalisir Hindari Stress

Kalau anda bisa melaksanakan ibadah puasa, tips puasa saat hamil muda yang sebaiknya dijaga adalah sebisa mungkin tidak mengalami stress.

3. Istirahat Yang Cukup

Pada saat anda berpuasa, sebisa mungkin saran saya anda istirahat yang cukup. Disaat berpuasa, kita harus bisa atur yang namanya waktu untuk istirahat supaya tidak mudah lelah. Disaat berpuasa, 15 jam lamanya kita harus menahan makan dan minum dan ini ibu hamil harus bisa menjaganya dengan cara pola istirahat yang cukup.

4. Konsumsi Suplemen Penghilang Mual

Untuk ibu hamil, biasanya dipagi hari akan mengalami yang namanya syndrome morning sickness atau mual-mual pada pagi hari, dan hal ini tentunya akan mengganggu puasa. Nah oleh karenanya segera konsultasikan niat baik anda untuk berpuasa ini dengan dokter kandungan agar mendapatkan nutrisi atau suplemen yang tepat untuk mengatasi rasa mual di pagi hari.

Nah itu tadi informasi mengenai Bolehkah Ibu Hamil Muda Menjalankan Ibadah Puasa yang bisa saya sampaikan untuk anda semua. Selamat berpuasa...

[dr ryan thamrin]

Saling Menghormati


Dunia Hawa - Namanya juga saling, artinya 2 arah. Taraf ini hanya bisa didapat dengan cara proaktif, artinya kita harus mengambil inisiatif memulai. Bila tidak, maka akan terjadi saling menunggu yang tiada ujung.

Saling menghormati itu membutuhkan sikap proaktif tanpa syarat. Selama penghormatan baru kita berikan bila kita dihormati lebih dahulu, maka mungkin saling hormat tidak akan terjadi. Karena pihak sana bisa saja bersikap serupa. 

Saling menghormati hanya bisa terjadi bila kita dalam posisi batin senantiasa hormat, tidak peduli pihak sana menghormati atau tidak. Mungkinkah itu terjadi? 

Seorang tukang sapu selalu menyapa dengan hormat kepada pejabat tinggi di tempat kerjanya setiap pagi saat sang pejabat tiba di kantor. Tapi sang pejabat sama sekali tak pernah menggubris sapaan itu. Ia berlalu begitu saja seakan tak mendengar sapaan itu, seakan tukang sapu itu tak wujud.

Tukang sapu itu ditanya,"Mengapa kamu tidak berhenti menyapa, padahal sapaanmu tidak pernah ditanggapi?"

"Aku menyapa karena Tuhan menyuruhku menghormati orang lain, bukan demi agar sapaanku dibalas," jawabnya. 

Untuk bisa saling menghormati kita perlu berada dalam suasana batin seperti tukang sapu tadi. 

Yang paling sering terjadi adalah mulut kita melafalkan keinginan untuk saling menghormati, tapi sikap kita menunggu tanda dari pihak sana. Kalau dia baik, saya baik. Tapi kalau elu jual, gue pasti beli. Boleh jadi pihak sana juga sedang bersikap begitu.

Seperti diajarkan oleh tukang sapu tadi, hormat itu kita berikan, bukan kita tunggu, apalagi kita tuntut. Kita sering menuntut hormat karena kita lebih tua, lebih kaya, jabatan kita lebih tinggi, atau karena jumlah kita lebih banyak. Tapi mari kita ingat, apakah semua itu menjadikan kita manusia yang lebih baik? Tidak. Yang menjadikan kita lebih baik adalah menghormati tanpa syarat. 

Sebaik-baik manusia adalah dia yang bisa memberi hormat di saat ia bisa menuntut penghormatan.

[hasanudin abdurakhman]

Berpikir Jernih Sebelum Mengambil Keputusan


Dunia Hawa - Rasulullah SAW bersabda "janganlah seseorang itu memutuskan (perkara) antara dua orang (yang bersengketa) sedangkan dia dalam keadaan marah" (HR Muttafaqun ’alaih).

Hadis di atas dipahami para ulama dalam konteks keputusan seorang hakim. Tentu ada alasan tersendiri kenapa hakim dilarang memutus perkara dalam kondisi emosi. Hidup-mati, untung-rugi, salah-benar di tangan hakim. Keadilan bisa lenyap kalau hakim semata-mata bertumpu pada perasaan bukan pada peraturan. 

Namun sebenarnya siapapun juga bila dalam kondisi marah atau panik maka akalnya terselimuti emosi yang dapat mempengaruhi kapasitas, kapabilitas, dan profesionalitas dalam mengambil keputusan, yang bisa berdampak luas dan memiliki konsekuensi panjang. Keruhnya akal pikiran juga biasanya berdampak pada buramnya hati kita. 

Imam Al-Syafi'i menjelaskan dalam kitabnya al-Umm (jilid 6, halaman 199): "marah dapat memperkeruh akal dan pemahaman. Ini artinya kondisi apa saja yang dapat memperkeruh akal dan pemahaman maka pada saat itu seseorang tidak boleh memutuskan suatu perkara. Jika ia merasakan sakit, lapar, cemas, sedih ataupun perasaan senang yang berlebihan akan mempengaruhi pikiran. Atau pada saat kondisi sedang enggan memberi keputusan. Mengantuk dapat menyelimuti hati sebagaimana orang mabuk. Oleh karena itu orang yang sedang mengantuk, orang yang hatinya sedang galau, atau sedang sakit tidak boleh memutuskan suatu perkara karena hati dan pikirannya sedang tidak jernih."

Orang yang sedang emosi biasanya akan menurutkan perasaannya baik positif maupun negatif sehingga keputusan yang diambil tidak lagi obyektif. Belakangan kita akan menyesali keputusan kita yang dilakukan saat pikiran kita keruh. 

Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari diceritakan Jariyah bin Qudamah meminta wasiat kepada Nabi dengan sebuah wasiat yang singkat dan padat yang mengumpulkan berbagai perkara kebaikan, agar ia dapat menghafalnya dan mengamalkannya. Maka Nabi berwasiat kepadanya agar ia tidak mudah marah. Kemudian ia mengulangi permintaannya itu berulang-ulang, sedang Nabi tetap memberikan jawaban yang sama. Ini menunjukkan bahwa marah adalah pokok berbagai kejahatan, dan menahan diri darinya adalah pokok segala kebaikan.

Ibadah puasa melatih kita untuk mengontrol emosi. Bahkan dianjurkan kita menjawab, "saya sedang berpuasa" untuk tidak meladeni pihak yang sedang mengajak bertengkar. Puasa melatih kita untuk tetap jernih berpikir dan bening dalam mengambil keputusan meski perut lapar, kerongkongan kering dan tubuh lemas. Kalau dalam kondisi 'tidak normal' saja kita bisa menahan diri, tentu efeknya saat kondisi 'normal' kita bisa lebih mengontrol diri. Insya Allah!

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Islam Penuh Kedamaian


Dunia Hawa - Agama akan menjadi rahmat jika ia datang kepada manusia untuk kepentingan kemanusiaan. Tapi kalau untuk kepentingan manusianya sendiri, dan bukan untuk memenuhi kepentingan kemanusiaan, itu bukan Agama namanya. Itu penggunaan Agama yang salah. 

Contoh : perlunya Agama terlibat langsung dalam isu lingkungan hidup. Itu sangat jelas, karena lingkungan hidup sangat dibutuhkan manusia untuk mengatur kehidupan.

Isu itu merupakan kebaikan yang menyangkut langsung tentang kemaslahatan hidup. Makanya, di sini kita rumuskan dengan nama keyakinan. Kalau keyakinan itu untuk kemaslahatan semua, berarti itu Agama. Tapi kalau tidak, ya namanya kepentingan kelompok/golongan. Jadi harus dibedakan antara kepentingan Agama secara umum dengan kepentingan kelompok.

Perlu kita ketahui bahwa Agama Islam adalah Agama yang penuh kedamaian, bukan Agama keras dan penuh kekerasan. Benturan antar "kebenaran" terjadi saat orang-orang berani mengambil-alih jabatan Tuhan, fungsi Tuhan, dan kerjaan Tuhan.

Padahal, dalam Ajaran Tauhid, urusan kebenaran adalah hak prerogratif Tuhan, jadi bagaimana kita berusaha meminimalkan benturan itu menjadi sifat yang toleran dan welas asih terhadap sesama, membenarkan yang salah dengan hati dan akal sehat, dengan opini otak yang cerdas dan cendekiawan bukan dengan okol tangan atau senjata, membangunkan kaum Muslim yang tertidur dengan trik-trik yang memaksa mereka berpikir supaya mereka terpaksa giat belajar, Jangan cuma puas sebagai sampah yang bangga dengan fatwa-fatwa yang seolah lahir dari Egoisme belaka.

Sekarang ini kita adalah mayoritas di dunia, bagaimana bila kita jadi yang minor. Masihkah kita berani vokal berjubah Hadist dan Al-Qur'an ( padahal ilmunya nol! ) dengan mengesampingkan hati dan akal sehat?

[moh perdana fedzyan syah]