Sunday, June 5, 2016

Hormatilah Mereka yang Tidak Berpuasa


Dunia Hawa - Saya dulu tidak paham apa makna bulan Ramadhan itu bagi saya, selain harus puasa. 

Karena ketidak-pahaman itu, maka saya sibuk dengan hukum hukum puasa seperti apa yang membuat batal atau tidak. Seakan-akan puasa itu hanyalah masalah batal dan tidak batal, juga menunggu bedug maghrib sebagai perayaan.

Bukan itu ternyata...

Ramadhan itu ternyata adalah bulan suci bagi umat Islam, sebagai fasilitas dari Tuhan untuk membersihkan dosa dosa yang selama ini terkumpul dan melekat karena maksiat. Sebuah remisi. Bulan pencucian untuk mengurangi kotoran yang sudah berkarat di dalam jiwa. 

Ketika memahami itu, saya sadar bahwa Ramadhan itu sebenarnya adalah untuk diri sendiri. Lalu, kenapa saya harus sibuk memikirkan apakah seseorang itu puasa atau tidak puasa?

Ketika melihat bahwa ada yang berteriak, " Hormatilah mereka yang berpuasa!" Saya pun bingung. Untuk apa puasa mesti minta dihormati? Apakah ketika seseorang sedang berpuasa, ia harus dihormati? Bukankah ketika sedang berpuasa dan timbul sifat sombong supaya dihormati, itu malah menambah kemaksiatan yang baru? 

Bukankah seharusnya saya menghormati yang tidak berpuasa, karena ia tidak terkena hukum puasa? Bukankah saya seharusnya yang minta maaf karena sedang berpuasa dan membuat mereka yang tidak berpuasa menjadi jengah? Bukankah.... ah, begitu banyak pertanyaam di kepala saya melihat banyak pemahaman yang salah kaprah karena kebanggaan diri. 

Bulan Ramadhan tahun ini saya benar benar ingin memanfaatkan untuk mengenal diri sendiri, mengupas kesombongan beragama yang kadang membuat lupa diri, menguliti semua karat dalam jiwa yang sudah melekat pada besi. Kalaupun tulisan saya masih nakal, kadang saya suka upload gambar es teh manis saat terik matahari, saya minta maaf. Bukannya saya ingin menggoda, tapi saya tidak ingin berpuasa dengan tegang. Karena seharusnya berpuasa tidak harus menghilangkan sifat humor kita sehari-hari.

Besok sudah masuk pada bulan yang saya anggap suci, bulan diturunkannya petunjuk bagi mereka yang beragama Islam, supaya tidak tersesat di jalannya sendiri. 

Saya tidak ingin mengucapkan selamat, karena itu merk biskuit. Saya hanya ingin mengangkat secangkir kopi sore ini, karena akan memasuki perjalanan yang berat ketika harus menghilangkan kebiasaan sehari-hari.

Selamat tinggal kopi, selamat tinggal rokok, selamat tinggal tahu isi... Kita berjumpa lagi selama sebulan menjelang gelap nanti. Maafkan saya untuk saudara-saudaraku yang tidak berpuasa, karena saya harus menggunakan fasilitas ini, supaya saya bisa jadi lebih baik nanti.

" Puasa itu untuk-Ku dan ganjarannya dari-Ku.." ( hadis qudsi )

[dennysiregar]

Denny Siregar : "Saya Sayang Sama Pak Kivlan"


Dunia Hawa - Setelah tulisan saya tentang mati ketawa ala pak kivlan dan dibalas oleh pak kivlan sendiri, entah sudah berapa media online yg mengangkat berita itu dan entah berapa inbox yg saya terima....

Saya menjadi "enemy no 1" karena memyinggung peran seorang Jenderal yang dianggap sudah berbuat banyak untuk negara ini. Apalagi - katanya - pak Kivlan sudah berjasa besar membebaskan 10 sandera dari gerilyawan abu sayyaf. Gerilyawan? Setahu saya mereka teroris, sejak kapan mereka tiba2 dipakaikan baju gerilyawan...

Saya tidak perlu meng-konfrontasi bukti pertemuan pak Kivlan dgn almarhum Gus Dur masalah Mayjen Kunyuk itu, karena pada situasi itu ada 2 sudut pandang berbeda yaitu sudut pandang org2 Gus Dur dan sudut pandang pak Kivlan sendiri. Semua memegang kebenaran versinya, jadi untuk apa di debatkan?

Toh, orangtua saya juga mengajarkan, "Nak,, seandainya kamu tidak bersalah kenapa mesti meributkan tudingan orang kepadamu?'

Saya juga tidak akan pernah meng-konfrontasi bukti bahwa umpan isu PKI yg dimakan pak Kivlan berasal dari strategi intelijen. Lagian namanya operasi intelijen pake bukti bukan intelijen namanya, tapi intel inside...

Saya sebenarnya membuka analisa itu karena sayang pada pak Kivlan...

Betapa mudahnya menggiring pak Kivlan masuk jebakan dengan tehnik dis-informasi, atau pemberian informasi seolah2 informasi itu benar padahal sejatinya bukan. Secara akal sehat, siapapun yg waras pasti akan ketawa keras tentang isu 15 juta anggota PKI gaya baru itu dan kantor pusat PKI yg ternyata gedung kosong. 

Dan pak Kivlan terjebak dengan sukses...

Kenapa bisa begitu ? Karena nafsu besar yang membuat rasionalitas berkurang. Bagi mereka yg bernafsu besar, baper adalah sebagian daripada iman. Sensi adalah keyakinan yg tertukar. 

Pak Kivlan harus hati2 dengan orang2 di ring 1 bapak, karena penghianat biasanya adalah orang terdekat. Mereka memasok informasi yg salah, menunggangi, memakai tangan bapak untuk kepentingan. Jadi apa yg saya tulis dalam mati ketawa itu sebenarnya adalah peringatan utk bapak, itu juga kalau bapak masih mau mendengar saran dari anak kemaren sore menjelang malam yg kerjanya ongkang2 kaki sambil seruput kopi..

Itu karena saya sayang sama bapak... 

Seharusnya pada usia sekarang ini, seusia almarhum bapak saya, bapak sudah harus banyak berfikir untuk menjelajahi diri sendiri atau kembali kepada fitrah sebagai manusia daripada sibuk memuaskam nafsu sendiri...

Jadi tidak perlu lagi konfrontasi dengan bensin2 yg disiramkan oleh media dan orang2 yang pura2 mendukung tetapi niatnya hanya ingin berlindung di balik nama bapak untuk kepentingan mereka...

Semoga pak Kivlan mau membaca surat ini...

Sudah siang. Saya sekarang sedang seruput kopi lagi habis pulang dari HKBP menerima baptisan karena saya mendadak menjadi Kristen karena memberikan saran. Saya sendiri tidak menerima tudingan itu dan rencana akan menuntut yg membuat berita itu... Bukan apa2, tetapi karna saya bukan jemaat HKBP, pak... saya di GKJW...

Saya bukan orang batak sebenarnya.. saya madura totok.. Nama saya aslinya Denny sudenny siregar tak iye....

Seruput dulu, pak...

[dennysiregar.]

Kivlan Zen Masuk Perangkap Maut Denny Siregar dan Gus Dur



Dunia Hawa – Kivlan Zen marah kepada pengamat politik dan pegiat media sosial Denny Siregar lantaran sebelumnya membuat sebuah tulisan berjudul “Mati Ketawa ala Kivlan Zen”.

Tulisan Bung Denny Siregar ini rupanya benar-benar telah mengusik bapak Kivlan Zen yang akhir akhir ini lagi getol-getolnya menyatakan PKI sudah bangkit kembali dan harus diperangi.

Berikut ini ungkapan emosi Mayjen Purnawirawan TNI Kivlan Zen kepada Denny Siregar sebagaimana dikutip Arrahmahnews.com dari Fans page Facebook “Kivlan Zen”:

“Pertama, ketika Gusdur masih ketua PBNU pada februari 1999 dia menyatakan bahwa dalang peristiwa ambon adalah Mayjen K maka saya mendatangi Gusdur ke Ciganjur dengan membawa media antara lain TVRI, ANTV, RCTI di fasilitasi oleh Setiawan Djodi yang notabene teman dekat Gusdur. Kalau begini siapa yang ingin mempermalukan Gusdur???Kivlan???

Kedua, di hadapan para awak media tv saya meminta gusdur untuk membuktikan saya adalah dalangnya dalam peristiwa ambon pada tahun 1999, karena pada saat itu saya merasa tidak pernah ke ambon dan pada saat itu saya masih dinas sebagai Staf Ahli Kasad ketika Kasadnya Jenderal Subagio HS.

Saya hanya menyampaikan kalau tidak bisa membuktikan saya akan tuntut gusdur ke pengadilan. Pada saat itu Jenderal yang berinisial K bukan hanya saya ada juga yang lainnya seperti Kiki Syahnakri dan Rustam Kastour. Akhirnya gusdur mencabut ucapannya.

Dan ketika di desak oleh wartawan siapa yang di maksud dengan Mayjen K? Gusdur menjawab Mayjen Kunyuk, lalu saya jawab Mayjen kira-kira, karena gusdur tidak bisa melihat dan akhirnya semua tertawa, (bahasanya jangan dikurangi ya jadinya Fitnah) nah kalau sudah begini siapa yang mati kutu karena sudah mencabut perkataannya???

Intinya Bukan saya dalang kerusuhan ambon.

Masih pada konteks yang sama terkait bahwa isu bangkitnya Komunis di buat oleh istana yang dilakukan oleh para jenderalnya seperti Luhut, Hendropriyono dan juga Wiranto dengan tujuan “Agar bukan hanya radikal Islam yang di gebuk tetapi juga komunis, maka muncullah si Kivlan mencari panggung sendirian untuk meributkan bangkitnya komunis, maka tertawalah para jenderal”

(Inikan menurut Deni Siregar yang kerjanya ongkang-ongkang kaki sambil nyeruput kopi kemudian cari Panggung dengan Web yang menggunakan namanya sendiri kemudian coba cari sensasi dengan cara noel orang lain).

Pernahkah si deni berkunjung ke daerah-daerah yang terdampak & juga mengalami telah atau akan di bunuh oleh PKI???

Kalau Kivlan sudah pernah merasakan Teror, Intimidasi & Fitnah bahkan mau di bunuh oleh PKI & perlu di camkan bahwa Kivlan bukan orang Partai/KMP & juga bukan orangnya Prabowo, kalau waktu Pilpres boleh dong jadi relawan siapapun sesuai dengan aspirasinya. Jadi jangan di kait-kaitkan antara saya dengan KMP ataupun Prabowo, Ingat Masa Pilpres sudah usai.

Berikutnya untuk para jenderal yang di sebutkan itu bukan ketawa tetapi sekarang kerja keras menghadang bangkitnya PKI setelah pertemuan Menkopolhukam dengan tokoh-tokoh seperti Laksamana Slamet Subianto, Letjen Kiki Syahakri, Mayjen Budi Sudjana, Mayjen Kivlan Zen, Habib Riziek dan tokoh agama lainya serta perwakilan dari beberapa ormas seperti FKPPI, PPM, FPI, LPI, FUI, Peta, Aisyah dan lain lain.

Saya bukan cari panggung dan cari muka, lah wong saya sudah terkenal dan ketika saya membela NKRI tanpa meminta imbalan apapun, jabatan dan juga kedudukan. Justru sebaliknya kali, makanya Denny Siregar mencoba menyerang Saya.

Hingga berita Ini diturunkan oleh Arrahmahnews.com, postingan Kivlan Zen di Fanpage Facebooknya sudah dibagikan oleh 1.546 facebooker, 6000 like dan jumlahnya akan terus bertambah.

Denny Siregar menjawab tulisan Kivlan Zen dengan nada santai “SIAP, PAK KIVLAN LAKSANAKAN!! Saya akan ikut gebuk PKI gaya baru yang anggotanya sudah mencapai 15 juta itu…”. 

Dan yang lebih membuat ketawa adalah komentar di salah satu fanpage ‘Bukan teman Ahok’ yang tuduh Denny Siregar sebagai seorang Kristen, padahal Denny Siregar seorang muslim, berikut komentarnya bung Denny Siregar “Baiklah… Ini akan menjadi catatan saya, bahwa ketika saya dianggap menyerang seorang Jenderal maka saya auto murtad dan -jreennngg- mendadak jadi kristen. Ada yang mau baptis saya?“.


Dan para follower Denny Siregar dengan cepat membully pernyataan Kivlan Zen dengan komentar-komentar pedasnya, berikut beberapa komentar mereka :

“Gawatttt, ternyata data pak jendral tentang 15 jt anggota pki valid. Siap2 menerima serangan balik”

Komentar ini dengan diberikan bukti sebuah Koran yang cukup lama.


“Kalau nama yang disebut-sebut Kivlan sebagai Wahyu Setiaji itu beneran berhasil membangkitkan PKI dengan menggalang massa 15 juta orang, saya salut. Ahok yang galaknya kayak gitu ngatur 9-12 juta warga DKI Jakarta aja sampe melintir. Kalau 15 juta orang itu digalang dengan diam-diam di zaman orang narsis di media sosial, pastinya kamerad ini hebat sekali. Berhasil mencuci otak belasan juta orang untuk percaya, “Bro, kita diem-diem aja ya. Jangan bilang sapa-sapa. Rahasia.” Padahal menggalang massa buat demonstrasi dibayar 50 ribu aja susah. Hebat betul Mas Wahyu. Bodoh betul si Kivlan”

Ada juga yang membuat meme kocak:


Dan ternyata perangkap ini manjur, sehingga membuat Pak Kivlan Zen terperangkap untuk kedua kalinya, pertama Gus Dur dan kedua Denny Siregar. 

[arrahmahnews]

Arab Saudi bukan " Negara Islam" tetapi " Pejual Islam"


Dunia Hawa - Salah satu kehebatan negara Saudi adalah keberhasilannya dalam menipu kaum Muslim, seakan-akan negaranya merupakan cerminan dari negara Islam yang menerapkan al-Quran dan Sunnah. Keluarga Kerajaan juga menampilkan diri mereka sebagai pelayan umat hanya karena di negeri mereka ada Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi oleh kaum Muslim dari penjuru dunia.

Saudi juga terkesan banyak memberikan bantuan kepada kelompok Islam maupun negeri-negeri Islam untuk mencitrakan mereka sebagai pelayan umat dan penjaga dua masjid suci (Khadim al-Haramain). Akan tetapi, citra seperti ini semakin pudar mengingat sepak terjang keluarga Kerajaan selama ini, terutama persahabatannya dengan AS yang mengorbankan (nyawa, harta dan negara) kaum Muslim.

Orang-orang awam selama ini menjadi korban dari berita-berita penipuan yang sengaja disebarkan oleh para pemuja Kerajaan Arab Saudi. Kaum Muslimin lupa, bahwa yang menjadi penguasa Makkah dan Madinah saat ini adalah Keluarga Kerajaan (Aly Saud) yang mengusung paham Khawarij dan Mujasim, bukan Ahlussunnah. 

Karena paham Ahlussunnah wal jama’ah tidak pernah menghalalkan pengkafiran, pembid’ahan, pemusyrikan dan penghalalan darah serta harta kaum muslimin. Hal ini justru menjadi ciri khas kaum Wahabi Takfiri atau yang di zaman ini sebagai perwujudan kaum Khawarij dan Mujasim modern. Jargon mereka yang terkenal adalah “Kembali kepada Quran dan Sunnah“ maksudnya adalah kembali kepada pemahaman Quran dan Sunnah ala mereka, bukan ala Nabi Saw, para sahabatnya yang mulia dan para ulama salafus shalih.

Siapa pun yang menguasai Makkah dan Madinah sudah pasti mereka akan memelihara dan menjaga dua kota suci tersebut. Sudah sedari dulu, siapa pun penguasanya mereka pasti akan selalu membantu negara-negara Muslim lainnya. Tetapi yang sangat aneh, mengapa Kerajaan Arab Saudi tidak pernah memberi bantuan kepada Palestina? Bahkan mereka malah bermanis-ria dengan Zionis dalam pertemuan-pertemua rahasia, Apakah ini yang dikatakan negara Islam yang menjalankan al-Quran dan as-Sunnah?


Setelah kekalahan telak yang dialami pasukan Muhammad ibn Sa’ud oleh pasukan Islam dari kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1815. Muhammad ibn Sa’ud beserta beberapa anggota kelurganya di tawan dan di bawa ke kota Kairo dan kemudian dipindahkan ke Konstantinopel ibukota kekhalifahan Turki Utsmani. Muhammad ibn Sa’ud dan anggota keluarganya di arak untuk dipertontonkan kepada kaum muslimin bahwa ia adalah otak dari pemberontakan sekaligus Dajjal yang telah membunuhi ribuan kaum muslimin yang tidak berdosa di jazirah Arab. Kemudian kepalanya dipenggal dan tubuhnya dipertontonkan kepada kerumunan kaum muslimin yang marah karena ulahnya. Sedangkan sisa-sisa keluarganya di penjara di kota Kairo.

Kurang lebih 87 tahun kemudian, pada tahun 1902 cucunya Muhammad ibn Sa’ud yang bernama Abdul Aziz bin Abdurrahman ibn Sa’ud yang kabur ke Turki memulai kembali usaha untuk mengembalikan kejayaan Klan Sa’ud yang pernah dirintis oleh kakeknya. Dengan bantuan Klan As-Sabah di Kuwait dan campur tangan Inggris akhirnya mereka mulai melakukan invasi berdarahnya kembali. Pada tahun 1953 Ibnu Sa’ud mati dan digantikan oleh Raja Sa’ud dan kemudian Raja Faisal.

Rajutan cinta yang dahulu terputus dengan kerajaan Inggris akhirnya bersemi kembali. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa perjanjian atau traktat dengan pihak kerajaan Inggris melalui beberapa surat yang dikirimkan oleh pemimpin Salafi Wahabi pada tanggal 13 Juni 1913 kepada wakil Inggris Percy Cox sebagai berikut :

وبالنظر إلى مشاعرى الودية تجاهكم أودّ أن تكن علاقاتى معكم كالعلاقات الّتى كانت قائمة بينكم وبين اسلافى كما أودّ أن تكون قائمة بينى وبينكم

“Dan dengan melihat perasaan cintaku kepada kalian, aku sangat berharap hubunganku dengan kalian seperti hubungan-hubungan yang telah lama terjalin antara kalian dengan para leluhurku, sebagaimana aku sangat berharap hubungan itu tetap terjalin (baik) antara aku dengan kalian “
Dalam Muktamar al-Aqir tahun 1927 M / 1341 H di distrik Ahsaa telah ditanda tangani sebuah perjanjian resmi antara pihak Wahabi dengan pemerintah Inggris. Tertulis dalam kesepakatan itu kalimat-kalimat yang ditorehkan oleh pimpinan Wahabi yang berbunyi :

… أقرّ وأعترف ألف مرة للسّير برسى كوسى مندوب بريطانيا العظمى لامانع عندى من إعطاء فلسطين لليهود أو غيرهم كما تراه بريطانيا التى لا أخرج عن رأيها حتى تصيح الساعة

“ Aku berikrar dan mengakui 1000 kali kepada Sir Percy Cox wakil Britania Raya, tidak ada halangan bagiku (sama sekali) untuk memberikan Palestina kepada Yahudi atau yang lainnya sesuai dengan keinginan Inggris, yang mana aku tidak akan keluar dari keiginan Inggris sampai hari kiamat “ 
Bahkan ketika pecah perang yang dilancarkan Israel pada bulan Juni 1967 kepada sebagian negara-negara Arab dengan dukungan Amerika dan Eropa barat, pemimpin Wahabi baru datang dari negara-negara Barat itu menyampaikan pidato pada tanggal 6 Juni sebagai berikut :

ايها الإ خوان لقد جئتكم من عند إخوان لكم فى أمريكا وبريطانيا وأو روبا تحبونهم ويحبوننا

“Wahai saudara-saudaraku, aku (baru saja) datang dari saudara-saudara kalian di Amerika, Britania, dan Eropa. Kalian mencintai mereka, dan mereka pun mencintai kalian “
Kemudian pada tahun 1969, saat diwawancarai koran Washington Post, pimpinan Wahabi mengakui adanya kedekatan khusus dengan kaum Zionis Israel, lalu berkata :

إننا واليهود إبناء عم خلص, ولن ترضى بقذفهم فى البحر كما يقول البعض, بل نريد التعايش معهم بسلام

“Sesungguhnya kami dengan bangsa Yahudi adalah sepupu. Kami tidak akan rela melemparkan mereka ke laut sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang, melainkan kami ingin hidup bersama mereka dengan penuh kedamaian “
Para peneliti sejarah aliran Wahabiyah telah membuktikan bahwa  untuk memurnikan tauhid hanyalah sebuah slogan yang dibentuk atas perintah langsung kementrian Urusan Penjajahan Kerajaan Inggris. Setelah mendapatkan kaum muslimin yang dapat dijadikan sebagai boneka-boneka bodohnya, kemudian konspirasi penjajah Eropa Yahudi mengirimkan berbagai keperluan operasional, logistik, tentara bayaran dan istruktur-instruktur tentara bayaran yang disupport sepenuhnya oleh kekuatan sekutu untuk mendukung gerakan Wahabi yang dimotori oleh Muhammad Ibnu Sa’ud dan Muhammad ibnu Abdil Wahhab dalam melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Turki Ottoman yang sah dengan impian tingginya untuk mendirikan Haikal Sulaiman di tanah al-Haramain.

Gilanya lagi, setelah tertangkap basah dan terekam secara sah oleh sejarah dan zaman, mereka masih membela diri dengan berkata : “Kami memberontak karena kekhalifahan Turki Ottoman sudah korup, banyak kemaksiatan yang terjadi, negara sudah tidak stabil” dan banyak ucapan lainnya yang mereka buat untuk menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dan logika sederhananya adalah, apabila dikarenakan kekhalifahan Turki Ottoman sedemikian carut marutnya sehingga halal memberontak, maka lebih halal pula memberontak di kerajaan Saudi Arabia sekarang. Karena keadaan negara mereka yang dipenuhi dengan sejarah pembunuhan, pembantaian, siksaan terhadap para ulama, bayi dan ibunya disembelih ketika digendong, sebagaimana yang terekam dengan baik dalam kitab-kitab sejarah Islam.

Gerakan Wahabi yang didanai oleh Inggris dan Yahudi ini banyak memaksa kaum muslimin untuk menjadi tentara mereka. Ada sebuah camp tempat pelatihan yang dinamakan dengan Hajar al-Arkawiyah di mana para intruktur militer dari negara Inggris melatih daya tempur mereka dan menancapkan doktrin pada para pengikutnya, bahwa siapa pun orang Islam yang tidak bermazhab Wahabi adalah kafir dan halal darahnya.


Padahal orang-orang Inggris ini pun tidak semazhab dengan mereka, tidak se-tauhid dengan mereka, bahkan mereka benar-benar kafir mutlak tetapi mana berani para Wahabi menganggapnya kafir dan menghalalkan darah mereka? Mereka lebih mencintai orang-orang Inggris yang memperbudak mereka, dan lebih membenci kaum musimin yang berbeda dengan mereka. Padahal Iblis saja tidak pernah menaruh rasa benci sebesar ini terhadap umatnya Nabi Saw.

Mereka yang sudah digembleng menjadi tentara pembunuh menjadi hilang rasa kemanusiaannya, dan berubah total menjadi mesin pembunuh yang sadis dan paling biadab, mirip dengan tentara Hulagu Khan atau yang menghabisi kekhalifah Dinasti Abbasiyah secara keji dan biadab atau mirip dengan tentara Serbia yang membantai ratusan ribu warga muslim di Bosnia Herzegovina.

Untuk mengelabui kaum muslimin di masa yang akan datang mereka memberikan identitas kepada para pembunuh dan tentara bayarannya sebagai berikut :

1. Mereka menamakan mesin perangnya dengan sebutan al-Ikhwan

2. Mereka menamakan peperangannya dengan sebutan Jihad

3. Mereka menamakan penyerbuannya dengan sebutan Ghazawat

4. Mereka menamakan kemenangannya dengan sebutan Futuhat

5. Mereka menamakan prajuritnya yang mati dengan sebutan Syuhada

6. Menamakan musuhnya dari kaum muslimin dengan nama kaum kafir

Lihatlah pengelabuan dan pemutarbalikkan fakta yang mereka lakukan terhadap syariat dan kaum muslimin saat ini. Benar-benar sempurna kelicikan dan tipu daya mereka ini. Semoga laknat Rasul-Nya abadi bagi mereka. Sekte terlicik di muka bumi ini kemudian menutupi kebejatan serta kebiadaban mereka dengan menisbatkan mazhabnya kepada Imam Ahmad bin Hanbal, sehingga sebagian para kyai dan ulama yang tidak menyelami mazhab Imam Ahmad pun mengamini dan mengimaninya. Terlebih masyarakat awam yang pengetahuannya sangat dangkal.

Padahal dakwah yang dijalankan oleh Wahabi dan pengikutnya ini merupakan kedok untuk menutupi jaringan konspirasi dan kerja sama busuk mereka dengan kaum penjajah Eropa yang membawa sekalian dendam kesumat atas kekalahan mereka di perang Salib lalu. Karena untuk membantai kaum muslimin secara langsung dengan tangan mereka tidak mungkin, maka mereka menggunakan boneka-bonekanya yang bodoh dan dungu ini dengan dalil “Ijtihad“, yang benar ijtihadnya mendapatkan pahala dua, dan yang salah mendapatkan pahala satu. Jadi bagi kaum Salafi Wahabi ini, membunuh kaum muslimin akan mendapatkan pahala karena berdasarkan ijtihad ulama mereka katanya.

Lebih ekstremnya lagi, ketika mereka sudah merasa kuat (dengan dukungan pemerintah dan sebagian partai politik), maka propaganda mereka jalankan dengan terang-terangan, bahkan tak jarang sampai pada perebutan atau penguasaan lahan dakwah seperti mesjid, mushalla, majlis ta’lim di kantor-kantor, atau minimal merintis kumpulan pengajian tandingan baik di tempat-tempat tersebut maupun di rumah-rumah.

Akibatnya, tanpa disadari mereka sudah menguasai berbagai sarana kegiatan dakwah di beberapa komplek perumahan, dan telah merebut anggota jama’ah pengajian para ustad di wilayah setempat, yang berbuntut pada terganggunya hubungan silaturrahmi antara anggota jama’ah tersebut.

Tidak sampai di sana saja, bahkan mereka pun membuat gerakan pengajian ibu-ibu yang dinamakan “ Liqa “. Yang menurut sumber yang paling shahih berada dalam garis manajemen Partai Keadilan Sosial (PKS). Mereka mendakwahkan kepada para ibu-ibu untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berbasis khilafah, bukan UUD dan Pancasila. Kemudian lambat-laun mereka mulai memasuki ranah khilafiyah seperti Yasinan, Tahlilan, Ziarah Kubur, Istighatsah, Shalawatan, Maulid Nabi dan hal-hal yang selama ini mereka anggap pelakunya adalah ahli neraka.

Jadi bagaimana kita bisa mengatakan gerakan ini adalah gerakan pemersatu umat dan bangsa ? Mereka adalah gerakan aktif yang akan melumatkan apa pun yang mereka anggap tidak sejalan dengan batok kepala mereka. Mereka adalah pemecah belah umat berdasarkan kajian historis dan analisis hadits.

Secara resmi negara Saudi  ini memperingati kemerdekaannya pada tanggal 23 September 1932. Pada saat itulah, tahun 1932 Kerajaan Saudi Arabia (al-Mamlakah al’Arabiyah as-Su’udiyah). Abdul Aziz pada saat itu berhasil menyatukan dinastinya, menguasai Riyadh, Nejd, Hasa, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz juga berhasil mempolitisasi pemahaman Wahabi untuk mendukung kekuatan politiknya.

Sejak awal, Dinasti Sa’ud secara terbuka telah mengumumkan dukungannya dan mengadopsi penuh ide Wahabi yang dicetuskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang kemudian dikenal dengan gerakan Wahabi. Dukungan ini kemudian menjadi kekuatan baru bagi dinasti Sa’ud untuk melakukan perlawanan terhadap Khilafah Utsmaniyah. (Jadi jelaslah, bahwa Kerajaan Saudi Arabia yang dirajai oleh Abdul Aziz dan keturunannya sampai sekarang tidak pernah mengadopsi paham Ahlussunah wal jama’ah yang dibawa oleh para imam mazhab, bahkan mereka mengkafirkan seluruh imam mazhab dan penganutnya).

Hanya saja, keberhasilan Dinasti Sa’ud ini tidak lepas dari bantuan Inggris. Mereka bekerjasama untuk memerangi pemerintahan Khilafah Islamiyah. Sekitar tahun 1792-1810, dengan bantuan Inggris mereka berhasil menguasai beberapa wilayah di Damaskus. Hal ini membuat Khilafah Islamiyah harus mengirim pasukannya untuk memadamkan pemberontakan ini.

Fase pertama, pemberontakan Dinasti Sa’ud berhasil diredam setelah pasukan Khilafah Islamiyah berhasil merebut kota ad-Diriyah. Pada tahun 1902, ketika kekuatan Khalifah Islamiyah melemah, Abdul Aziz menyerang dan merebut kota Riyadh dengan bantuan Inggris.

Pada tahun 1916, Abdul Aziz menerima 1300 senjata dan 20.000 keping emas dari Inggris. Mereka juga berunding untuk menentukan perbatasan negerinya, yang ditentukan oleh Percy Cox, utusan Inggris. Percy Cox mengambil pensil dan kertas kemudian menentukan (baca : memecah belah) perbatasan negeri tersebut.

Tidak hanya itu, Inggris pun membantu Ibnu Sa’ud saat terjadi perlawanan dari Duwaish (salah satu suku dari Nejd). Suku ini menyalahkan Ibnu Sa’ud yang dianggap terlalu menerima inovasi Barat. Sekitar tahun 1927-1928, angkatan Udara Inggris dan pasukan Ibnu Sa’ud mengebom suku tersebut. Mengingat kerja sama mereka yang sangat erat, Inggris memberi gelar kebangsawanaan “Sir“ untuk Abdul Aziz bin Abdurrahman.

Adapun persahabatan Saudi dengan AS diawali dengan ditemukannya ladang minyak di negara itu. Pada 29 Mei 1933, Standart Oil Company dari California memperoleh konsesi selama 60 tahun. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi Arabian Oil Company pada tahun 1934. Pada mulanya, pemerintah AS tidak begitu peduli dengan Saudi. Namun, setelah melihat potensi besar minyak negara tersebut, AS dengan agresif berusaha merangkul Saudi. Pada tahun 1944, Deplu AS menggambarkan daerah tersebut sebagai “Sumber yang menakjubkan dari kekuatan strategi dan hadiah yang terbesar dalam sejarah duni”.


Untuk kepentingan minyak, secara khusus wakil perusahaan Aramco, James A. Moffet, menjumpai Presiden Roosevelt (April 1941) untuk mendorong pemerintah AS memberikan pinjaman utang kepada Saudi. Utang inilah yang kemudian semakin menjerat negara tersebut menjadi  “budak“ AS. Pada tahun 1946, Bank Ekspor-Impor AS memberikan pinjaman kepada Saudi sebesar $100 juta dolar. Tidak hanoya itu, AS juga terlibat langsung dalam “membangun“ Saudi menjadi negara modern, antara lain dengan memberikan pinjaman sebesar $100 juta dolar untuk pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan ibukota dengan pantai timur dan barat. Tentu saja, utang ini kemudian semakin menjerat Saudi sampai sekarang.

Konsesi lain dari persahabatan Saudi-AS adalah penggunaan pangkalan udara selama tiga tahun oleh AS pada tahun 1943 yang hebatnya hingga saat ini terus dilanjutkan. Pangkalan Udara Dhahran menjadi pangkalan militer AS yang paling besar dan lengkap di Timur Tengah. Hingga saat ini, pangkalan ini menjadi basis strategi AS, terutama saat menyerang negeri Muslim Irak dalam Perang Teluk II. Penguasa Kerajaan Saudi dengan “ sukarela “ membiarkan wilayahnya dijadikan basis AS untuk membunuhi sesama Muslim. AS pun kemudian sangat senang dengan kondisi ini.

Kerajaan Arab Saudi sebagai trah Zionis Yahudi menjadi pendukung penuh AS baik secara politis maupun ekonomis dalam Perang Teluk II. Saudi juga mendukung serangan AS ke Afganistan dan berada di sisi Amerika untuk memerangi teroris. Untuk membuktikan kesetiaannya itu, Saudi pada tanggal 17 Juni 2002 mengumumkan bahwa aparat keamanan- nya telah menahan enam orang warga negaranya dan seorang warga Sudan yang di dakwa menjadi angota al-Qaeda. Tujuh orang itu didakwa berencana untuk menyerang pangkalan militer Amerika dengan rudal SAM-7.

Masih dalam rangka kampanye AS ini, Saudi menghabiskan jutaan dolar untuk membuat opini umum, antara lain lewat iklan bahwa Saudi adalah mitra AS dalam “perang anti terorisme “ (K.Com, Newsweek, 03/05/2002). (Padahal seluruh dalang penjajahan dan teror di tanah Arab seperti di Iraq, Libya, Mesir dan Suriah  adalah Arab Saudi dan AS).

Penguasa Saudi juga dikenal kejam terhadap kelompok-kelompok Islam yang meng- kritisi kekuasaannya. Banyak ulama berani dan salih yang dipenjarakan hanya karena mengkritik keluarga Kerajaan dan pengurusannya terhadap umat. Tidak hanya itu, tingkah polah keluarga kerajaan dengan gaya hidup kapitalisme sangat menyakitkan hati umat. Mereka hidup bermewah-mewah, sementara pada saat yang sama mereka membiarkan rakyat Irak dan Palestina hidup menderita akibat tindakan AS yang terus menerus dijadikan Saudi sebagai mitra dekat.

Benarkah Saudi merupakan negara Islam? Jawabannya “Tidak sama sekali“ Apa yang dilakukan oleh negara ini justru banyak yang menyimpang dari syariat Islam. Beberapa bukti antara lain :

Pertama, berkaitan dengan sistem pemerintahan, dalam pasal 5.a Konstitusi Saudi ditulis : Pemerintah yang berkuasa di Kerajaan Saudi adalah Kerajaan. Dalam sistem Kerajaan berarti kedaulatan mutlak ada di tangan raja. Rajalah yang berhak membuat hukum. Meskipun Saudi menyatakan bahwa negaranya berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, dalam praktiknya, dekrit rajalah yang paling berkuasa dalam hukum (bukan al-Quran dan as-Sunnah). Sementara itu, dalam Islam bentuk negara adalah Khilafah Islamiyah, dengan kedaulatan ada di tangan Allah Swt, rasul-Nya dan orang-orang yang berilmu (para ulama).

Kedua, dalam sistem Kerajaan, rajalah yang juga menentukan siapa penggantinya, biasanya adalah anaknya atau dari keluarga dekat, sebagaimana tercantum dalam pasal 5.c : Raja memilih penggantinya dan diberhentikan lewat dekrit kerajaan. Siapa pun mengetahui, siapa yang menjadi raja di Saudi haruslah orang yang sejalan dengan kibijakan AS. Sementara itu, dalam Islam, Khalifah di pilih oleh rakyat secara sukarela dan penuh keridhaan.

Ketiga, dalam bidang ekonomi, dalam praktiknya, Arab Saudi menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Ini tampak nyata dari diperbolehkannya riba (bunga) dalam transaksi nasional maupun internasional di negara itu. Hal ini tampak dari beroperasinya banyak bank “ribawi“ di Saudi seperti “ The British-Saudi Bank, American-Saudi Bank, dan Arab-National Bank. Hal ini dibenarkan berdasarkan bagian b pasal 1 undang-undang Saudi yang dikeluar- kan oleh Raja (no.M/5 1386 H).

Keempat, demi alasan keamanan keluarga kerajaan, pihak kerajaan Saudi Arabia telah menghabiskan 72 miliar dolar dalam kontrak kerjasama militer dengan AS. Saat ini lebih dari 5000 personel militer AS tinggal di Saudi. Sungguh sangat berakal dan beradab membiarkan musuh-musuh Islam berkonspirasi di negaranya, sedangkan banyak hal yang dapat dilakukan untuk Palestina, Irak, Suriah, Libya, Afganistan dengan 72 miliar dollar, hal ini dilakukan oleh Kerajaan Saudi karena lebih mencintai Amerika dan musuh-musuh Islam daripada mencintai negara muslim.

Apa yang terjadi di Saudi ini hanyalah salah satu contoh di antara sekian banyak contoh para penguasa Muslim-Yahudi yang melakukan pengkhianatan kepada umat. Tidak jarang para pengkhianat umat ini menamakan rezim mereka dengan sebutan negara Islam, negara yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, meskipun pada praktiknya jauh dari Islam.

Begitu juga para partai pendukungnya akan melakukan iklan agamis yang sama : partai yang bersih walaupun tidak bersih, partai yang jujur walaupun isinya para penipu dan koruptor, partai yang agamis walaupun sebenarnya tidak paham agama, dan banyak lagi slogan-slogan yang mencitrakan kebaikan itu hanya berada pada partai mereka. Kenalilah bahwa sesungguhnya partai-partai seperti ini justru menjadi partai pembohong dan pendu- kung abadi musuh-musuh Islam.

Sesungguhnya kebenaran itu tidak datang dalam seketika, tetapi ketika kebenaran itu datang sikapilah dengan kesadaran, kedinamisan akal sehat anda, dan tanyalah kepada hati nurani terdalam, apakah pantas partai yang mengatasnamakan Islam mendukung musuh-musuh abadi Islam?

Tidaklah akal seseorang itu tercerahkan setelah datangnya cahaya hidayah. Sedangkan penolakan terhadap cahaya hidayah merupakan pengingkaran terhadap pemberi hidayah itu sendiri. Tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali  menghadapi dan menghancur- kan musuh-musuh Islam, baik yang tersurat ataupun yang tersirat dengan segala bentuk potensi yang diberikan Allah Swt kepada kita semua.

Jelas sekali bahwa gerakan Zionisme Internasional mengerahkan segenap daya dan kekuatannya begitu juga pendukungnya untuk menumpas umat Islam, pemilik bumi yang kaya dengan sumber alam. Dengan segala cara, Zionisme berusaha mengeksploitasi kekayaan alam negara Islam. Mereka menyebarkan pemikirannya yang dapat memalingkan umat muslim dari pilar-pilar kekuatannya. Mereka pun menimbulkan perpecahan dalam barisan umat Islam.

Musuh-musuh Islam melakukan berbagai tindakan batil dalam seluruh aspek kehidupan. Telah beredar mata uang Zionis yang dicetak dengan gambar menara Israel dan peta Israel Raya. Peta itu meliputi Lebanon, Yordania, dua pertiga wilayah Suriah, tiga perempat wilayah Irak, dan seperempat wilayah Saudi Arabia, bahkan sampai ke Madinah dan Makkah.  Kalaulah kita sedikit cermat mengamatinya, bukankah daerah-daerah tersebut yang sekarang sedang diperebutkan dan berusaha dikuasai oleh ISIS?

Semua dunia mengetahuinya, bahwa ISIS adalah teroris yang berkedok agamis dengan akidah Wahabi dibelakangnya. PBB pula yang menyerukan kepada kerajaan Saudi Arabia untuk menarik mundur 20.000 tentara bayarannya dari Suriah dan Irak. Jadi jelaslah, bahwa ISIS yang berakidah Wahabi adalah kaki tangan Zionis Israel yang dibiayai oleh kerajaan Saudi Arabia.

Kaum Zionis harus menyadari bahwa mereka sedang mengemis untuk mendapatkan bumi yang telah dijaga kaum muslimin selama 14 abad. Kaum muslimin tidak akan pernah berhenti untuk merebutnya kembali meskipun pihak yahudi melancarkan serangan demi serangan dengan hebatnya.

Zionis menulis kalimat Lailaaha illallah di celana dalam, menulis- kan lafdzul Jalalah di alas kaki, dan mencetak surat awal Maryam di kertas pembungkus barang-barang belanjaan. Hal ini bukanlah kebodohan baru yang dilakukan Yahudi sepanjang sejarahnya. Semua itu karena dorongan dendam terhadap kaum muslimin dan bangsa Arab yang dalam kurun waktu sejarah lalu justru telah melindungi mereka dan memperlakukan mereka dengan baik.

Di Palestina dewasa ini orang-orang Israel menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah, berbagai peninggalan kehidupan masa silam, dan warisan kebudayaan yang tidak ternilai. Sebagaimana ISIS pun melakukan penghancuran terhadap kota-kota kuno, bangunan dan artefak bersejarah yang berasal dari ribuan tahun yang lalu atas perintah Yahudi. Mereka pun menghancurkan pusat-pusat informasi dan membakar kepustakaan langka.

Hal yang sama pula dilakukan oleh kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1924 untuk membakar perpustakaan terutama perpustakaan Maktabah Arabiyah di Makkah al-Mukarramah di mana mereka membakar kurang lebih 60.000 kitab-kitab langka dan sekitar 40.000 yang masih berupa manuskrip yang sebagiannya merupakan hasil diktean sahabat dari baginda Nabi Saw.


Di antara buku-buku itu masih ada yang berupa kulit kijang, tulang belulang, pelepah kurma, pahatan dan lempengan-lempengan tanah. Tidak berhenti sampai di situ, mereka pun menyerang  perpustakaan yang berada di Hadramaut Yaman dan mem- bakar seluruh kitab yang berada di perpustakaan itu.

Tindakan ini dilakukan karena merasa tersudut oleh sejarah dan tidak berkutik oleh fakta-fakta yang terdapat di dalam buku-buku sejarah. Bangsa Yahudi terdorong melakukan semuanya itu semata-mata karena kedengkian terhadap Islam, kemurkaan terhadap segenap pemeluknya, dan berkeingnan melukai tubuh dan perasaan mereka. 

[al-bantani/ arrahmahnrws] 

Mekah-ku Malang


Makkah ku malang, Wahabi dan Kapitalisme sudah merenggut kesucianmu.

Dunia Hawa - Betapa berubahnya Mekah. Duduk di salah satu sudut Masjidil Haram ketika matahari meredakan panasnya, kita bisa merasakan bayang-bayang sebuah bangunan yang menjangkau langit dari arah Selatan. 

Memang: di seberang gerbang Baginda Abdul Aziz, berdiri sebuah super-gedung, (baru diresmikan Agustus tahun ini), yang disebut Abraj al Bait. Raksasa ini lebih dari 600 tingginya: menara waktu yang paling jangkung sedunia. Empat muka jam di puncaknya masing-masing berbentuk mirip Big Ben di London, meskipun mengalahkannya dalam ukuran:  diameternya masing-masing 46 m, dengan jarum panjang yang melintang 22 meter. Dan berbeda dari Big Ben, di jidatnya yang diterangi dua juta lampu LED tertulis الله أكبر, “Allahu Akbar”. 

Di Abraj al Bait ada 20 lantai pusat perbelanjaan dan sebuah hotel dengan 800 kamar. Juga tempat tinggal. Garasenya bisa menampung 1000 mobil. Tapi para tamu dan penghuni juga bisa datang dengan helikopter (ada lapangan untuk menampung dua pesawat), karena ini memang tempat bagi mereka yang mampu menyewa, atau memiliki, kendaraan terbang itu. Ongkos semalam di salah satu kamar di Makkah Clock Royal Tower bisa mencapai 7.000.000 rupiah.

Dari ruang yang disejukkan AC itu orang-orang  dengan duwit berlimpah bisa memandang ke bawah — ya, jauh ke bawah — mengamati ribuan muslimin yang bertawaf mengelilingi Kaabah bagai semut yang berputar mengitari sekerat coklat.


Saya tak bisa membayangkan, bagaimana dari posisi itu akan ada orang yang bisa menulis seperti Hamka di tahun 1938. Apa kini artinya “di bawah lindungan Kaabah”?  Justru kubus sederhana tapi penuh aura itu yang sekarang seakan-akan dilindungi gedung-gedung jangkung, terutama Abraj al Bait yang begitu megah dan gemerlap — dengan 21.000 lampunya  yang memancar sampai sejauh 30 km dan membuat rembulan di langit pun mungkin tersisih.

Betapa berubahnya Mekah. Atau jangan-jangan malah berakhir. “It is the end of Mekkah“, kata Irfan al-Alawi, direktur pelaksana Islamic Heritage Research Foundation di London kepada The Guardian.  Nada suaranya murung seperti juga suara Sami Angawy. (Baca Wahabi Membakar Al-Qur’an, Kitab Hadis dan Hancurkan Kuburan Sahabat Nabi)

Hampir 40 tahun yang lalu arsitek ini mendirikan Pusat Penelitian Ibadah Haji di Jeddah. Dengan masygul ia menyaksikan transformasi Mekah berlangsung di bawah kuasa para pengusaha properti dan pengembang. “Mereka uubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam.  Bahkan mereka renggut gunung dan bukit.”
Angawy, 64 tahun, mungkin terlalu romantis. Ia mungkin tak mau tahu hukum permintaan dan penawaran: jumlah orang yang pergi haji makin lama makin naik;  kalkulasi masa depan mendesak. Mekah harus siap. Tapi Angawy justru melihat di situlah perkaranya. Ia menyaksikan “lapisan-lapisan sejarah” Mekah dibuldoser dan dijadikan lapangan parkir.


Akhirnya ia, yang lahir di Mekah, menetap di Jeddah, di rumah pribadinya yang didesain dengan gaya tradisional Hijaz.  Ketika Abraj al Bait dibangun seperti Big Ben yang digembrotkan (“meniru seperti monyet”, kata Angawy) ia merasa kalah total.  Ia lebih suka tinggal di Kairo.

Tapi bisakah transformasi Mekah dicegah? Kapitalisme membuat sebuah kota seperti seonggok besi yang meleleh, untuk kemudian dituangkan dalam cetakan yang itu-itu juga. Dengan catatan: dalam hal Mekah, bukan hanya karena “komersialisasi Baitullah” kota suci itu  hilang sifat uniknya. Angawy menyebut satu faktor tambahan yang khas Arab Saudi: paham Wahabi.

Wahabisme, kata Angawy,  adalah kekuatan  di belakang dihancurkannya sisa-sisa masa lalu.  Dalam catatannya, selama 50 tahun terakhir, sekitar 300 bangunan sejarah telah diruntuhkan.  Paham yang berkuasa di Arab Saudi ini hendak mencegah orang jadi “syrik” bila berziarah ke petilasan Nabi, bila menganggap suci segala bekas yang ditinggalkan  Rasulullah —  dan sebab itu harus disembah.

Sejarah Arab Saudi mencatat dihapusnya peninggalan sejarah itu secara konsisten. April 1925, di Madinah, kubah di makam Al-Baqi’ diruntuhkan. Beberapa bagian qasidah karya al-Busiri (1211–1294) yang diukir di makam Nabi sebagai himne pujaan ditutupi cat oleh penguasa agar tak bisa dibaca.  Di Mekah, makam Khadijjah, isteri Nabi, dihancurkan. Kemudian tempat di mana rumahnya dulu berdiri dijadikan kakus umum.

Contoh lain bisa berderet, juga protes terhadap tindakan penguasa Wahabi itu. Di awal 1926, di Indonesia berdiri “Komite Hijaz” di kediaman K. H. Abdul Wahab Khasbullah di Surabaya, ekspresi keprihatinan para ulama.

Reaksi dari seluruh dunia Islam itu berhasil menghentikan destruksi itu. Tapi kini, di abad ke-21, Wahabisme dan kapitalisme bertaut, dan Mekkah berubah.

Mengherankan sebenarnya. Di sebuah tulisan dari tahun 1940 Bung Karno mengutip buku Julius Abdulkarim Germanus, Allah Akbar, Im Banne des Islams. Di sana Bung Karno menggambarkan kaum Wahabi sebagai orang-orang yang dengan keras dan angker mencurigai “kemoderenan”; mereka bahkan membongkar antena radio dan menolak lampu listrik.  Tapi kini, seperti tampak di kemegahan Abraj al Bait bukan hanya lampu listrik yang diterima, tapi juga transformasi Mekah jadi semacam London & Las Vegas. Apa yang terjadi?

Mungkin sikap dasar Wahabisme tak berubah. Menghapuskan petilasan (menidakkan masa lalu), sebagaimana menampik “kemoderenan”, (menidakkan masa depan) adalah  sikap yang anti-Waktu. Jam besar di Abraj al Bait itu akhirnya hanya menjadikan Waktu sebagai jarum besi. Benda mati.  Dan bagi yang menganggap Waktu benda mati, yang ada hanya rumus-rumus ibadah tanpa proses sejarah.

Tapi apa arti perjalanan ziarah, tanpa menapak tilas sejarah dan menengok yang pedih dan yang dahsyat di masa silam? Mungkin piknik instan ke kemewahan.

[Goenawan Mohamad/arrahmahnews]

Hukum Berhubungan Seks di Bulan Ramadhan


Dunia Hawa - Bolehkah hubungan seks di malam hari puasa, lalu mandi junub saat Shubuh?

Jawabannya, boleh. Alasannya berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. 

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).

Di awal-awal pensyariatan puasa, jika sudah berbuka puasa, dibolehkan untuk makan, minum dan berhubungan intim selama belum tidur di malam hari. Jika sudah tidur, maka hal yang dibolehkan tadi sudah dilarang. Coba perhatikan kisah ‘Umar berikut,

وَكَانَ عُمَرُ قَدْ أَصَابَ مِنَ النِّسَاءِ مِنْ جَارِيَةٍ أَوْ مِنْ حُرَّةٍ بَعْدَ مَا نَامَ وَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ) إِلَى قَوْلِهِ (ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ )

“Umar pernah berhubungan intim dengan budak wanitanya atau salah satu istrinya yang merdeka. Itu dilakukan setelah tidur di malam hari. Kemudian ‘Umar mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan yang ia alami tadi. Allah Ta’ala lantas menurunkan firman Allah (yang artinya), “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu.” Hingga firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam hari.” (HR. Ahmad, 5: 246. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa periwayat hadits ini adalah tsiqah selain Al-Mas’udi)

Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan, “Kaum muslimin ketika di bulan Ramadhan jika mereka telah melakukan shalat Isya, mereka dilarang untuk menyetubuhi istri, juga dilarang makan, yang semisal itu pula adalah bercumbu. Namun ada beberapa orang dari kaum muslimin menyetubuhi istrinya dan makan setelah Isya di bulan Ramadhan. Di antara yang melakukan seperti itu adalah Umar bin Al-Khattab sampai ia pun mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga turunlah ayat,

عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ

“Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu“, sampai firman Allah Ta’ala,

فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ

Maksudnya adalah sekarang halal bagimu untuk menyetubuhi istri kalian (di malam hari). Kemudian Allah Ta’ala berfirman,

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam.” Maksudnya adalah sampai nampak fajar Shubuh dan sebelumnya adalah gelap malam. Yang dimaksud rofats adalah nikah.
Dari Sa’id bin Jubair mengenai firman Allah Ta’ala,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

“Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.” Sa’id berkata, “Diwajibkan bagi mereka ketika salah seorang dari mereka sudah tidur dan belum makan, maka tidak dibolehkan bagi mereka untuk makan sedikit pun ketika bangun, begitu pula tidak boleh mencumbu istri. Selama bulan puasa dilarang pula untuk berhubungan intim di malam hari dengan pasangannya. Allah akhirnya memberikan keringanan bagi kalian. Saat ini di malam hari dihalalkan untuk melakukan hubungan intim.” (Syarhul ‘Umdah-Shiyam, 1: 517-518).

Yang jelas, jangan sampai hubungan intim tersebut melalaikan dari ibadah di bulan Ramadhan. Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata, “Allah menetapkan adanya Lailatul Qadar (malam yang penuh keutamaan) dan itu terdapat di malam-malam terakhir di bulan Ramadhan. Tidak sepantasnya kenikmatan hubungan intim melalaikan dari ibadah di malam-malam akhir bulan Ramadhan. Hubungan intim jika luput bisa dilakukan di lain waktu. Namun untuk Lailatul Qadar jika luput, maka ia tidak akan memperolehnya lagi untuk saat itu.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 87).

Bagaimana jika sampai waktu azan Shubuh belum sempat mandi junub? Apakah boleh tetap berpuasa?
Boleh. Perhatikan ayat,

فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187). Konsekuensi dari dibolehkannya hubungan intim yang berakhir hingga azan Shubuh adalah masih boleh masuk Shubuh dalam keadaan junub.
Dan hal ini dibenarkan dengan perkataan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Muslim no. 1109)
Semoga bermanfaat bagi yang belum mengetahui hal di atas. Wallahu waliyyut taufiq.

[Muhammad Abduh Tuasikal/ Rumaysho.com]

Daftar Lokasi Pemantauan Hilal Awal Ramadan 2016


Dunia Hawa - Kementerian Agama sudah memetakan sejumlah lokasi rukyat untuk melihat hilal awal Ramadan 1437 H di seluruh penjuru Indonesia.

Informasi dari situs resmi Kementerian Agama, petugas akan memantau hilal sebelum matahari terbenam. Usai mendapat laporan dari seluruh wilayah, maka selanjutnya akan diadakan sidang isbat yang dihadiri oleh perwakilan ormas-ormas Islam di seluruh Indonesia, serta para duta besar negara sahabat.

Proses sidang akan dimulai pukul 17.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Ramadan 1437H.

Adapun proses sidang isbat berlangsung selepas salat Magrib setelah adanya laporan hasil hilal dari lokasi pemantauan di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bimas Islam, berikut ini daftar lokasi rukyat awal Ramadan 1437H:

1. Aceh:Pusat Observatorium Bulan (POB) Tgk. Chiek Kuta Karang Lhoknga, Gunung Cring Crang, Pantai Krueng Geukuh, Pantai Suak Geudeubang, Pantai Lhok Keutapang, dan Pantai Teluk Dalam;

2. Sumatera Utara: Atap Kantor Gubernur Sumut, Sorkam Tapanuli Tengah, dan Hotel Grand Marriot;

3. Sumatera Barat: Menara Suar Navigasi Bukit Lampu Kecamatan Tlk Kabung Padang;

4. Riau: Teluk RHU Kec. Rupat Utara Kabupaten. Bengkalis;

5. Kepulauan Riau: Bukit Cermin Kota Tanjung Pinang;

6. Jambi: Novita Hotel (Jalan Gatot Subroto Jambi), JOB Pertamina Jambi, Abadi Suite & Tower Hotel (Jalan Gatot Subroto);

7. Sumatera Selatan: Kampus IGM

8. Bangka Belitung: Pantai Tanjung Kalian Kec. Mento Kabupaten Bangka Barat;

9. Bengkulu: Mess  Pemda Jalan Pantai Teluk Segara Kota Bengkulu;

10. Lampung: Pusat Observatorium Bulan (POB) Bukit Canti Kalianda Lampung dan Pantai  Lemong (Krui Lampung Barat);

11. DKI Jakarta: Masjid Al-Musyari’in Basmol Jakarta Barat, Pulau Karya Kepulauan Seribu, Gedung Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta (Lantai 7), dan Seasson City Tower A Lt. 32 Jakarta Barat;

12. Jawa Barat: Pantai Gebang Kabupaten Cirebon, Gunung Babakan Banjar Tower Pertamina, Pusat Observatorium Bulan (POB)  Pelabuhanratu Pantai Loji, Asthahannas Binong Subang, Pantai Cipatujah Tasikmalaya, Bosscah ITB Lembang, dan Pantai Santolo LAPAN;

13. Banten: Pantai Anyer Carita;

14. Jawa Tengah: Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Pantai Binangun (Kabupaten Rembang), Kab. Banyumas, Pantai Cigandu (Kabupaten Batang), Ponpes Assalam (Surakarta), Pantai Kartini (Kabupaten Jepara), Pantai Alam Indah (Kota Tegal), Pantai Larung (Kab/Kota Pekalongan), dan Pantai Ayah (Kabupaten Kebumen);

15. Di Yogyakarta: Pusat Observatorium Bulan (POB) Syekh Bela Belu (Bantul Parang Tritis), Pantai Trisik (Kabupaten Kulon Progo), Bukit Brambang (Gunung Kidul);

16. Jawa Timur: Pantai Sunan Drajat /Tanjung Kodok Paciran Lamongan, Bukit Banyu Urip Desa Banyu Urip Kecamatan Senori Kab. Tuban, Bukit Perahu Lapan Kabupaten Pasuruan, Menara Masjid Agung Surabaya, Helipad AURI Ngliyep Kab. Malang, Pantai Serang Kabupaten Blitar, Pantai Srau Pacitan, Bukit Wonotirto Blitar, Pantai Nyamplong Kobong Jember, Gunung Sadeng Jember, Pantai Pecinan Situbonco, Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi, Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan, Bukit Condrodipo Gresik, Pantai Gebbang Bangkalan, Bukit Wonocolo Bojonegoro, Pulau Gili Kabupaten Probolinggo, Pantai Pasongsongan Sumenep, Pantai Kalisangka Kangean Sumenep, Pantai Bawean Kabupaten Gresik, dan satuan Radar 222 Ploso di Kaboh Kabupaten Jombang;

17. Kalimantan Barat: Pantai Indah Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya;

18. Kalimantan Tengah: Di atas Hotel Aquarius;

19. Kalimantan Timur: Hotel Mitra Lantai 8, Kota Samarinda;

20. Kalimantan Selatan: Bank Kalsel Jalan Lambung Mangkurat, Pantai Kanggisung (Pelahari Kab. Tanah Laut), Pantai Kotabaru (Kab. Kotabaru), Amuntai (Kab. Hulu Sungai Utara); Marabahan (Kab. Barito Kuala);

21. Bali: Hotel Patra Jasa Pantai Kute, Bali;22. NTB: Taman Rekreasi Loang Baloq Ampenan (Kota Mataram);

23. NTT: Masjid Al Hidayah Kota Kupang, Kec. Amfoang Tengah Kab. Kupang, Kec. Mamboro, dan Kec. Katiku Tnh Sel Kab. Sumba Tengah;

24. Sulawesi Selatan: Tanjung Butung Kab. Barru;

25. Sulawesi Barat: Tanjung Ranga Kec. Simboro (Kab. Mamuju), Desa Mosso Kec Sendana (Kab. Majene);

26. Sulawesi Tenggara: Pantai Buhari Tanggetada, Kab. Kolaka;

27. Sulawesi Utara: Apartemen Manado Trade Center (MTC);

28. Gorontalo: Menara Keagungan Limboto;

29. Sulawesi Tengah: Desa Merana Kec. Sundue Kab. Donggala;

30. Maluku: Pantai Latuhalat Kes. Nusanile, Kota Ambon;

31. Maluku Utara: Kel. RUA/Pantai Utara, Ternate dan Kantor Kemenag Tidore;

32. Papua: Kab. Bika Numfor Lampu Tiga; dan

33. Papua Barat: Tanjung Saoka Kota Sorong, Menara Masjid Agung Fak-Fak, dan Pantai Sidai Kab. Manokwari.

[viva.co.id]

Ketika Isu Jualan Sang Jenderal Sudah Tidak Laku Lagi


Dunia Hawa - “Sejarah ditulis oleh Pemenang”. Itulah yang terjadi di Indonesia ketika kami-kami ini yang dulu masih duduk manis di sekolah dasar, harus bersiap sambil bawa cemilan untuk bergadang malam setiap tanggal 30 September tiba, itulah previlege kami sebagai anak kecil, yang dilarang keras nonton "adegan berdarah" oleh bapak ibu kami, bahkan film Barry Prima sekalipun. Tapi soal film G30S, justru kami di wajibkan memelototi satu persatu pisau "gerwani" dalam mengiris para Jenderal yang ditangkap. Ah, adegan berdarah yang mengasyikan dulu.

Setiap adegan terekam hingga kini dan menghasilkan satu propaganda otak yang luar biasa, kami anti-komunis, komunis itu jahat. Belakangan kami tahu setelah rajin membaca beragam buku, novel dan sebagainya, bahwa adegan dalam film itu adalah adegan khayal. Peristiwa itu sendiri masih terkunci dalam kotak pandora yang mustahil dibuka.

Tidak dijelaskan dalam film itu ( ya iyalah) adegan setelah 1965, adegan ketika AD dan kawan kawan membasmi para gembong dan anggota PKI beserta keluarga, kerabat jauh, simpatisan, tetangga yang pernah dikirimi beras hingga teman kecil yang entah darimana juntrungannya. Jumlahnya tidak kurang dari 500 ribu jiwa, bahkan ditengarai lebih dari 1 juta jiwa.

Benarkah tindakan tersebut? Jika mengacu kepada pendekatan das sollen pasca peristiwa 1965, maka tindakan AD adalah betul. "Yang salah harus dihukum, yang memberontak harus di basmi", itulah pendekatan yang di gaungkan jendral besar kita H M Soeharto dalam menghadapi komunis pada 1965. PKI adalah kesalahan fatal, tragedi 1948 adalah contohnya dan kesalahan harus ditebus dengan nyawa.

Ya betul memang pada 1948 PKI telah bersalah hingga Amir Syarifudin dieksekusi sebagai tanggung jawab politik. Tetapi hukum "seharusnya" tidak demikian, das sein atau kongkritnya untuk kasus 1965 bagaimana? Tidak ada yang tahu sampai saat ini, tidak pernah ada pengadilan, gelap, semua hanya ber-manuver menjadi yang paling tahu sejarah.

Kita lupa bahwa sejarah hanya berhak diungkap oleh pelaku sejarah itu sendiri. Karena masih gelap, jadi apakah tindakan AD dalam membasmi para "komunis" itu memang "betul"? Dan apakah acara TV wajib itu memang layak tayang? No one can answer.

Celakanya, generasi kekinian yang saat ini berteriak anti-komunis seperti kesetanan bisa dipastikan kurang baca, kurang selow dan tentunya kurang ngopi dan ngudut untuk berpikir. Bacaan mereka cuma satu, dinding fesbuk sekawanan habib atau jualan seprei ala-ala.

Mungkin bisa dimaklumi karena buku-buku pembanding relatif bersih dari peredaran, hingga beberapa dari mereka dipastikan belum membaca memoar atau novel kesaksian para eks-Tapol. Tapi sekarang, mbah google-lah yang berkuasa kawan.

Tidak perlu mempelajari komunis itu sendiri, tapi setidaknya sebelum kita menulis di dinding fesbuk dan berteriak "anti-komunis, hidup NKRI", kita punya bayangan sejarah. Agar tidak asal teriak tapi justru melupakan kawan kita yang mau mendirikan negara Khilafah itu. Hei, ayo bangun!

Sudah seperti sebuah sumpah, tragedi 65 tidak pernah akan tuntas, pun dengan saat ini. Yasudah, biarkan pandora membuka kotaknya sendiri. Justru isu kebangkitan komunis yang entah darimana datangnya, tiba-tiba muncul, terutama dengan simposium anti-PKI dan..tandingannya, hebat betul.

Penulis pernah menulis pada Hentikan Paranoid Palu Arit, dimana komunis bukanlah ideologi ecek-ecek, komunis membutuhkan pondasi kuat dulu sebelum partainya terbentuk. Lha gimana mau kebentuk kalau sifat pemuda-pemudinya lebih suka ngomongin masalah mantan dan saling bertanya "enak gak semalem?" Ketimbang diskusi ala bung Hatta atau minimal buat tulisan yang njendul dan mak-jleb soal ke”kiri”-an. Gak ada bung.

Ini kan jadi kecurigaan, apakah ini semacam pemanfaatkan generasi kekinian yang gila eksis tapi kurang baca tadi, supaya minimal meramaikan dinding fesbuk dengan kata-kata patriotis?

Jadi, apa yang dikatakan oleh seorang Jendral soal kebangkitan komunis bisa dibilang absurd, pun dengan tokoh Wahyu Setiaji yang di tengarai anaknya Nyoto yang sedang menghimpun kekuatan komunis di Indonesia. Come on, plis deh..Ngantri iphone 7 atau Samsung edisi terbaru masih lebih menarik ketimbang itu.

Wahyu Setiaji bisa ngumpulin sampai 15 juta pendukung? Jelas yang paling ketar ketir adalah partai moncong putih, lha gimana enggak, pemilih PDIP di 2014 sebanyak 23 juta, hanya terpaut 8 juta saja, sebuah angka perolehan suara Partai Nasdem, dari sini apa Surya Paloh juga akan diam saja? Nasdem dengan segala daya upaya dan modal segambreng masih kalah dengan Wahyu Setiaji? Edian.

Jujur, penulis tidak pernah mendengar soal Jendral itu kecuali pernah bertugas di Timor Timur dan tergabung di partai garuda merah yang mencoba buka lapak ketika penyelamatan sandera di Filipina, juga Jendral satunya lagi yang..yah, baru-baru ini saja kedengeran gaungnya, setelah ada dalam list komisaris utama Bank Artha Graha dan ter-afiliasi dengan pendiri partai garuda merah itu yang pernah bertugas (juga) di Timor Timur.

Terhubung? Antara partai yang belum move-on dari Pilpres, ada dua Jendral yang ter-afiliasi dengan Timor Timur dan satu Habib lalu ujug-ujug membuat simposium anti-PKI? Jadi ingat beberapa meme fitnah terhadap Presiden waktu Pilpres lalu yang di kaitkan dengan isu ini, seperti dejavu. Wow, dengan asas uthak athik gathuk kok rasa-rasanya mulai tebak-tebak buah manggis ini arah isunya kemana. 

Mudah-mudahan penulis salah.

Jadi, marilah berpikir, lebih masuk akal apabila ideologi komunis itu sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin berkembang di Indonesia. Kami lebih tertarik bagaimana bisnis start-up bisa berkembang dan mendapat izin dari Menkominfo, atau melihat MRT/LRT melaju mulus di Ibukota, ideologi kami adalah ideologi kerja, ideologi membangun bangsa, bukan kasak-kusuk bahas ideologi yang enggak jelas dan absurd arahnya.

Justru isu yang tiba-tiba muncul ini amat sangat mencurigakan. Isu komunis ini muncul tanpa ada 'pemanasan', efek viralnya berkembang cepat lalu tiba-tiba di serang balik dengan hebat, sangat hebat oleh pihak yang (maaf) muncul pula secara tiba-tiba, bahkan hingga muncul simposium, ditambah seorang Habib yang tiba-tiba berteriak bahwa pemutusan tayangan G30S setelah 1998 adalah suatu bentuk kebangkitan komunis, hey you kemana aja waktu 98? Ada apa ini?

Yah, terlalu cepat memang mencurigakan. Ah, sudahlah pak Jendral, lapakmu sudah tidak laku, jangan racuni kami kaum muda ini dengan khayalan tingkat tinggi itu. Sekarang saatnya kita bekerja, masih banyak lapak yang boleh di coba yang lebih laris dari sekedar isu perang saudara ..dan kalau boleh saran, yang paling hits dan cocok tentu saja..jualan tahu bulat

[ryo kusumo/ kompasioner]

Pesan Ramadan Pak Ustaz


Dunia Hawa - Ramadan nan penuh berkah. Selama bulan suci ini para ustaz, artis, pelawak, cewek-cewek seksi, akan kebanjiran order untuk tampil di TV. Buat ceramah, atau sekedar ngocol yang tak ada hubungan sama sekali dengan ibadah puasa. Atau jadi bintang iklan undian berhadiah penipuan. Layar TV kita mendadak dipenuhi oleh perempuan berkerudung, tak peduli di hari-hari lain mereka selalu mengenakan baju mini.

Tapi begitulah. Ramadan memang bulan penuh berkah. Beberapa hari sebelum Ramadan berbagai toko sudah melaksanakan obral untuk lebaran. Dan obral itu akan berlangsung selama sebulan penuh!

Bulan Ramadan adalah bulan ruhani. Maka tepat bila stasiun TV menyajikan berbagai ceramah. Ini penting agar kita selalu ingat pesan-pesan agama. Ceramah agama masa kini tentu beda dengan Mimbar Agama Islam yang disiarkan TVRI tiap malam Jumat jaman dulu. Dulu kita hanya akan melihat ustaz ceramah secara monoton. Dia cuma ngoceh sendiri. Sorot kamera juga monoton, sesekali close up, selebihnya menyoroti posisi duduk sang penceramah di kursi sederhana.

Kini ceramah lebih hidup. Kadang berlatar taman, pegunungan, laut, atau tengah sawah. Artinya pak ustaz harus rela pergi berpindah tempat untuk pengambilan gambar bak aktor sedang shooting film. Dan yang tak kalah menarik, baju pak ustaz keren-keren. Modis, dengan warna-warna cerah. Eh, bu ustazah juga nggak kalah. Semarak deh pokoknya.

Mulut mereka melantunkan ayat-ayat. Intinya: bertakwalah pada Allah. Tapi, di layar juga muncul tulisan: busana pak ustaz dari butik anu, atau baju bu ustazah dari butik anu. Kosmetiknya dari merk anu atau salon anu. Pesan dari mulut penceramah adalah pesan verbal yang tak jarang masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Tapi pesan lain yang tak kita sadari tadi boleh jadi lebih berkesan. Walhasil, setelah ceramah si ibu di rumah akan mencolek si bapak. "Pak, itu baju koko pak ustaz keren banget. Beli yuk buat lebaran. Itu kan ada nama tokonya."

Subhanallah, nambah lagi berkah Ramadan bagi pemilik toko.

[hasanudin abdurakhman]

Rita Krisdianti Korban Perdagangan Manusia


Dunia Hawa - Rita Krisdianti, Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Ponorogo terancam hukuman mati di negara Malaysia. Buruh migran berusia 28 tahun tersebut diduga terjerat sindikat perdagangan narkoba internasional. Ironisnya, Rita Krisdianti adalah korban penipuan dan perdagangan orang yang akhirnya membawanya ke dalam jebakan mafia narkoba.

Poniyati, ibunda Rita telah mengadukan dan melaporkan kasus yang menimpa anaknya secara resmi kepada Migrant Institute 16 Januari 2016. Hingga berita ini diunggah, Rita saat ini tengah bergelut dengan kasusnya di pengadilan. Menurut keterangan keluarga, tanggal 28 Januari akan kembali digelar sidang perkara yang menimpa Rita Krisdianti untuk yang ke lima belas (15) kalinya. Keluarga menyatakan, kemungkinan besar pada sidang yang berikutnya merupakan sidang putusan.

Rita Krisdianti tercatat sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang diberangkatkan oleh PT Putra Indo
Sejahtera (PT PIS) Madiun ke negara penempatan Hong Kong. Tanda tangan kontrak kerja tercatat mulai 24 Mei 2012. Kemudian pada Januari 2013 Rita berangkat ke Hong Kong. Belum genap tiga bulan bekerja, Rita menerima PHK sepihak dari majikannya. Ia kemudian dikembalikan ke agensi di Hong Kong pada April 2013. Oleh agen yang menempatkan, Rita dikirim ke Macau untuk menunggu pekerjaan baru (job) dan visa. Dalam masa penantian, akhirnya Rita memutuskan untuk kembali pulang ke Ponorogo pada Juli 2013 karena selama di Macau tak kunjung menerima kejelasan dari pihak agensi.

Saat Rita akan pulang, teman satu kos Rita yang bernama Eka Suliyah menawarkan pekerjaan sampingan kepada Rita yang bisa dijalankan di kampung halaman. Secara terpisah, menurut penuturan Poniyati, Ibu Korban, saat itu Rita ditawari untuk bisnis kain dan pakaian di luar negeri, dengan jaringan temannya. Atas arahan temannya, Rita mengubah rute perjalanannya dari Macau terbang ke New Delhi, India. Di New Delhi, Rita transit menginap di suatu tempat. Dan keesokan hari menjelang Rita akan melanjutkan perjalanannya, seseorang menemui Rita untuk menitipkan sebuah koper. Orang yang menitipkan koper tersebut mengatakan bahwa koper itu berisi pakaian.

Rita diminta untuk membawa koper itu ke Penang, Malaysia karena akan ada orang lain yang akan mengambil barang tersebut. Sesampai di Bandar Udara Internasional Bayan Lepas Penang, Malaysia pada 10 Juli 2013, sekeluar dari gate pemeriksaan, Rita langsung dijemput oleh beberapa petugas Kepolisian Diraja Malaysia karena di dalam koper titipan seseorang dari New Delhi India tersebut ditemukan paket narkoba seberat 4 kilogram. Sesuai dengan aturan yang berlaku di Malaysia, Rita harus menghadapi ancaman hukuman gantung.

Sejak pertengahan Juli 2013 sampai sekarang, Poniyati, ibunda Rita pernah mengunjungi  korban sampai empat kali ke tempat tahanan distrik Penang Malaysia dengan harapan bisa melobi untuk dibebaskan, namun gagal. Poniyati terbang ke Penang atas biaya sendiri dengan menjual sebagian aset yang ia miliki. Saat ini Eka Suliyah, teman satu kos Rita yang menjerumuskan Rita ke jaringan sindikat narkoba internasional sedang menjalani pidana kurungan selama 19 tahun di lembaga pemasyarakatan Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena kasus Narkoba.

Dari hasil penyidikan, memunculkan keterangan bahwa Eka Suliyah merupakan bagian dari sindikat narkoba internasional yang menjadikan buruh migran overstayer sebagai target untuk mengembangkan jaringannya. Dari keterangan fakta dan temuan di atas, jelas bahwa Rita Krisdianti adalah korban perdagangan orang yang akhirnya menjerumuskannya ke sindikat narkoba. Posisi Rita yang sangat rentan sebagai  korban tidak semestinya menanggung hukuman gantung.

[nursalim/ buruhmigran.or.id]