Friday, June 3, 2016

Mati Ketawa Ala Pak Kivlan Zein


Dunia Hawa - Kalau mendengar pak Kivlan Zein ini, saya jadi ingat cerita lama....

Waktu kerusuhan Ambon, Gus Dur mendadak bersuara bahwa biang kerusuhan Ambon itu adalah Mayjen K. Sontak media mencari-cari siapa sih Mayjen K itu. Dan tudingan media jatuh ke Mayjen Kivlan Zein. 

Panas dengan tudingan Gus Dur, pak Kivlan langsung menyanggongnya dengan membawa banyak awak media. Maksudnya, mungkin ingin mempermalukan Gus Dur. Tapi apa yang terjadi, ketika berhadapan dengan Gus Dur beliau malah ketawa ketawa, "Yang kumaksud Mayjen K itu adalah Mayjen Kunyuk..." . Gerr lah semua awak media dan mati kutu lah sang Mayjen.

Perangkap kena. Gus Dur membakar rumput supaya ularnya keluar.

Eh, ndilalah... Pihak istana memainkan "perang yang sama"...

Pernah saya cerita, bahwa isu PKI itu sebenarnya yang memainkan adalah pemerintah. Kenapa pemerintah memainkan isu itu? Karena pihak ormas radikal ingin memainkan propaganda bahwa pemerintah selalu menyerang "umat Islam" ketika mereka digebuk. 

Nah, pemerintah tidak ingin masuk perangkap mereka. Maka dibangunlah isu PKI supaya pemerintah terlihat seimbang menggebuknya. Akhirnya teredamlah keinginan propaganda bahwa pemerintah sekarang ini "anti Islam". Wong, PKI juga digebuk kok. Ketika isu PKI terbangun, maka pemerintah mengeluarkan statemen bahwa siapapun yg anti NKRI akan digebuk sampe merah pantatnya...

Tugas berjalan dengan baik, sampai ternyata ada bonus-nya.

Bonusnya adalah para pencari panggung yang ingin terlihat sebagai pahlawan tapi sebenarnya punya kepentingam yang berbeda.

Muncullah kembali si "pahlawan dari gua hantu" yang sudah lama terlupakan. Pak Kivlan yang sudah pensiun itu, ingin mencari panggung untuk dirinya sendiri dan kelompok KMP yang sekarang tinggal seorang dan sudah sakit-salitan. 

Lucu juga melihat beliau termakan permainan itu yang disusun oleh para Jenderal di belakang Jokowi yg memang handal dalam pertarungan strategis. Sebut saja Luhut Panjaitan, Wiranto dan pemain lama yang juga Guru Besar Intelijen Indonesia, Hendropriyono.

Mereka pasti ketawa ketawa melihat bonus yang sekarang jadi tontonan masyarakat banyak. Ketika Pak Kivlan teriak teriak bahwa PKI bangkit kembali, maksudnya untuk menunjukkan bahwa beliau nasionalis sejati, tapi malah jadi bahan bully-an. Mati ketawa ala pak Kivlan.

Tudingan pak Kivlan kemana-mana sampe ke Budiman Sujatmiko yang katanya pernah sekolah di Rusia yang komunis. Padahal yang pernah kuliah disana sebenarnya Fadly Zon. Ketawa lagi lah publik sekeras-kerasnya.

Pak Kivlan masuk perangkap lagi.....

Ah, jadi kangen ma Gus Dur yang pasti sedang terkekeh-kekeh di alamnya. Paling beliau geleng geleng kepala, " Keprosok kok ya dua kali.... Kapan pinternyaahhhhh... "

Sedang hujan dan rasanya asyik kalau secangkir kopi menjadi teman. Seruputttttt.....

[dennysiregar.com]

Pemerkosaan dan Wanita Bali Tempo Doeloe


Dunia Hawa - Akhir akhir ini maraknya kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual menaruh banyak perhatian dari pemerintah, masyarakat, para ahlih dan tokoh agama. Banyak pendapat yang keluar, terlebih lebih dari tokoh agama yang mengatakan motif terjadinya pemerkosaan itu berawal dari tata cara berpakaian wanita yang mengumbar aurat sehingga menimbulkan niat para peria untuk melakukan pemerkosaan, benarkah demikian????

Coba kita tarik ke belakang, bagaimana tempo dulu wanita wanita Bali berbusana. Apakah tingkat pemerkosaan dan pelecehan seksual tinggi saat itu???




















Perkosaan dan pelecehan seksual bukan karena “tubuh perempuan yang telanjang” melainkan karena “otak laki-laki yang kotor-njetor.” Ditutup serapat apapun tubuh perempuan tetap saja akan diganggu oleh laki-laki yang berotak ngeres dan berjiwa kotor seperti got empang. Bukan aurat perempuan, melainkan sahwat bejat laki-laki yang menyebabkan perkosaan dan kekerasan seksual. 

[lela fitriani/ admin dunia hawa]

Pancasila Antara PKI dan PFI


Dunia Hawa - Agak ngilu membaca berita FPI ingin mengepung istana dan menuntut pembubaran PKI dan paham komunis. Rizieq mendadak bicara tap MPRS.

“Kami tidak peduli akan dianggap sebagai kelompok pelanggar hukum. Jelas ada Tap MPRS-nya. Kami akan bubarkan semua kegiatan PKI di seluruh Indonesia,” ujar Rizieq dalam acara Simposium Nasional “Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain” kata Rizieq.

“Kami kerahkan seluruh anggota FPI untuk mengepung Istana, untuk mengamankan Pancasila dan menolak kebangkitan PKI,” ujarnya.

Saya membaca pernyataan Rizieq berkali-kali. Masa sih Rizieq bilang gitu? Ini sama kayak Isyana mendadak mau nulis di seword.com dan nulis surat buat foundernya, mustahil! Tapi pernyataan Rizieq ini dimuat di beberapa media mainstream, yang pastinya valid.

Ada beberapa hal menarik tentang FPI, Rizieq, PKI dan Pancasila. Mari kita bahas satu persatu.

PKI adalah Partai Komunis Indonesia. Partai ini sama seperti partai politik pada umumnya, namun dulu begitu militan karena menggerakkan petani. Satu hal yang saya nilai positif dari PKI adalah membentuk gerakan petani dan berhasil memenuhi kebutuhan pangan nasional. Ini menurut cerita teman yang saya nilai cukup paham soal PKI. Inilah yang kemudian saya pelajari dan sekarang coba terapkan, yakni bertani dan membentuk sistem yang baik.


PKI memiliki kontrol yang sangat kuat pada kaum buruh dan berperan penting melawan Belanda. Banyak unit bersenjata juga berada di bawah kontrol PKI. Namun kekuatan besar ini kemudian terlihat menakutkan. Sehingga pemerintah menginstruksikan pelucutan senjata, namun ditolak oleh sebagian anggota PKI, lalu terjadilah konflik. 

Itulah sekilas tentang PKI dengan segala jasa dan penentangannya. Namun bagaimanapun PKI adalah partai politik, sama seperti halnya partai yang ada saat ini. Mereka punya pimpinan, kader, cabang dan sebagainya. PKI pernah menempatkan kader terbaiknya -Aidit dan Njoto- sebagai menteri penasehat.

Nah sekarang kalau ada isu kebangkitan PKI, saya pikir hanya bisa dipercayai oleh orang bodoh yang tak paham sejarah. PKI memiliki kekuatan besar dalam kontrol buruh, petani dan unit bersenjata untuk melawan penjajah. Pertanyaannya, apakah ada kekuatan yang seperti itu sekarang ini? Bahkan PDIP pun partai pemenang Pemilu 2014 tak sekuat itu.

Kalau serikat buruh ya ada di bawah kontrol KMP, buktinya pas Pilpres seragam mereka (buruh) bergerak mendukung Prabowo-Hatta. Seragam yang sama juga dikenakan saat buruh mendemo pemerintahan Jokowi-JK. Konsfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di bawah pimpinan Said Iqbal yang juga kader Partai Gerindra secara terbuka mendukung Prabowo. Sementara HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) sebelumnya dipimpin langsung oleh Prabowo, kemudian digantikan oleh Fadli Zon yang sekarag menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI dari Partai Gerindra.

Kalaulah memang PKI bangkit, pasti jalurnya lewat HKTI, KSPI dan himpunan buruh lainnya. Kebangkitan PKI harus dimulai dari memegang kendali ormas petani dan buruh serta memiliki unit bersenjata. PKI harus merebutnya dari Prabowo dan KMP agar bisa menguasai petani dan buruh. Tapi untuk memiliki unit bersenjata? Berarti harus masuk ke TNI Polri. Nah sekarang pertanyaannya, apakah sudah terlihat gerakan seperti itu sehingga kemudian ada orang yang percaya bahwa “PKI bangkit?” Jika tidak ada maka hanya orang bodohlah yang mempercayainya.

Lagipula, PKI ini sudah bubar. Tak ada regenerasi kepemimpinan. Yang dulu sudah meninggal. Sekarang tersisa keturunan yang juga sudah tua. Lalu mau bangkit bagaimana? Ini kan sama seperti mantanmu yang sudah meninggal, lalu pasanganmu masih takut mantanmu kembali datang dan menggoda. Ada aqua? Hahaha.

Jika ada kelompok yang perlu ditakuti, maka yang paling masuk akal adalah Jepang dan Belanda. Mereka masih eksis sampai sekarang dan tidak perlu bangkit. Jepang menguasai dunia otomotif dan ragam investasi di Indonesia. Belanda juga membangun kerjasama dengan Indonesia.

Tapi kalau ditanya apakah kita takut Belanda dan Jepang? Saya yakin kita semua akan menjawab tidak takut. Sebab jaman berubah. Kita hidup di jaman terbuka dan mengutuk segala bentuk penjajahan dan perbudakan. Dunia sepakat soal ini. Lagipula militer kita kuat, punya Presiden dan sistem negara yang sah diakui dunia. Jadi kalaupun ada orang pakai kaos jersey Belanda dan Jepang, atau ada banyak turis Belanda dan Jepang, kita tidak parno dan menyimpulkan bahwa Indonesia akan dijajah lagi. Ya opo rek.

Apalagi dengan PKI, partai yang sudah secara resmi dibubarkan. Tanpa kepemimpinan selama puluhan tahun. Masa iya jadi lebih menakutkan dibanding Jepang dan Belanda? Lagipula PKI punya produk apa di Indonesia? Apakah seberkuasa Jepang dengan motor dan mobilnya? BIG NO.

Ditambah lagi dengan kondisi masyarakat kita yang mulai apatis dengan partai politik, Megawati mengingatkan deparpolisasi sejak 2008, sekarang muncul gerakan relawan #temanAhok, lalu kita mau takut dengan kebangkitan partai yang sudah lama bubar bernama PKI? Come on bro, dengan partai pemenang pemilu saja kita tidak takut, masa iya mau takut sama partai yang baru mau bangkit?

Sampai di sini, dengan kenyataan seperti ini, pertanyaannya sekarang, kita ini sedang menakuti siapa sebenarnya? Kalau mau lihat pengontrol petani seindonesia, tanya Fadli Zon dan Prabowo. Kalau mau lihat pengontrol buruh, tanya Said Iqbal dan kawan-kawan. Mereka punya salah satu faktor dan unsur ke-PKI-an, kalau bisa dibilang begitu.

FPI mau mengepung istana, lawannya siapa? Dulu mereka sweeping warung yang buka siang hari pada bulan ramadhan, sekarang mereka mau lawan siapa? PKI tidak ada. Mau menuntut Presiden menegakkan Pancasila? FPI tau apa tentang Pancasila?

Pancasila

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

2.Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan

5.Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Mari kita ingat ulah FPI. Mereka pernah berdemo anarkis dan melempari kantor Ahok dengan kotoran kuda. Apakah ini sesuai dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Beradabkah FPI?

Kemudian FPI juga yang menunjuk Gubernur Jakarta kawe super dan tidak mengakui Ahok sebagai Gubernur Jakarta, apakah ini sesuai dengan sila ketiga, persatuan Indonesia.

Yang paling menyesakkan adalah FPI menentang Pancasila, Rizieq berorasi dengan lantang dan mengatakan bahwa Pancasila Soekarno ketuhanan ada di pantat. FPI juga bergabung dengan HTI dan tokoh anti pancasila seperti abu jibril dalam parade tauhid. Lalu sekarang Rizieq mau demo dengan tuntutan agar Pancasila ditegakkan? Sehat bib? Minum beer ya semalam? Berapa ronde?

FPI juga kerap membawa bendera ISIS teroris yang ingin menegakkan sistem khilafah di seluruh negara. Khilafah yang berarti menolak Pancasila dan demokrasi.



Bagi saya, jika ada yang menuntut Pancasila ditegakkan, maka harus dimulai dari pembubaran FPI. Beberapa point di atas sudah sangat jelas bahwa FPI anti Pancasila. Nah kalau FPI mau menuntut Presiden Jokowi menegakkan Pancasila, itu artinya menuntut pembubaran diri mereka sendiri. Lalu buat apa mereka mengepung istana?

FPI jelas adalah massa terorganisir yang selama ini fokus pada provokasi. Sementara Kivlan Zein merupakan provokator yang mengawali dan memberi pernyataan bahwa PKI bangkit dan sudah punya 15 juta pendukung.

Kivlan Zein memprovokasi dengan pernyataan PKI bangkit, kemudian FPI bergerak dan akan membuat rusuh mengepung istana. Jelas ada instruksi khusus dari Kivlan Zein pada FPI.

“Sebelum mereka bangkit, pukul duluan. Perang… perang.. perang…!” ucapnya.

Pada Pilpres lalu FPI mendukung Prabowo-Hatta. Kivlan Zein adalah tim kampanye Prabowo. Dengan begitu maka menjadi masuk akal kenapa mereka ini adalah biang kisruh, provokator dan sangat-sangat Setan. Karena sejatinya mereka ingin membuat negara ini gaduh agar bisa mereka ambil alih, bukankah itu yang selalu mereka idamkan dan selalu diupayakan sejak Prabowo dinyatakan kalah total?

Sampai di sini jelas ya siapa setannya, provokatornya, dan yang sesapian dengannya? Kalau belum jelas silahkan tanya kura-kura.

@ Alifurrahman-

[seword.com]