Wednesday, May 25, 2016

Balada Si Tikus yang Kurang Gizi


Dunia Hawa - Saya sebetulnya trenyuh sama Profesor Yusril...

Baru kali ini saya lihat seorang yang bergelar Profesor menjatuhkan harga dirinya ke dasar bumi. Ia sibuk melamar kesana kemari untuk mendapat dukungan "hanya" demi jabatan Gubernur DKI. 
Sebenarnya pak Yusril bisa disebut sebagai calon kuat lawan Ahok dalam Pilgub ini. Tapi siapa yang mau mengusung dia? Semua partai juga tahu bahwa si Prof ini cuma ingin menjadikan partai sebagai batu loncatan demi ambisi dirinya dan kebesaran partainya sendiri.

Satu persatu partai menolaknya. Gerindra sudah jelas memilih Sjafrie Samsoedin dan Sandiaga Uno sebagai cagub dan cawagub. Meski begitu, Gerindra juga membuka diri untuk menyandingkan Sjafrie dan Jarot dari PDI-P. Kalau Yusril? Kepikiran aja ngga....

Golkar yang awalnya di klaim Yusril sebagai calon partai pendukungnya, mendadak mendukung Ahok. PDIP? Ah, mereka kayaknya lebih suka kadernya sendiri yang maju, belajar dari pengalaman cuman ditunggangi doang badannya yang gemuk tak bertulang. Mungkin PKS yang mau, tapi memangnya berapa kursi PKS? Demokrat seperti biasa hangat hangat tai lalat, Sibuk dengan penjaringan, eh akhir-akhirannya bersikap netral. 

Hukum ekonomi pasti berlaku disini. Dan ibarat pakaian yang dipajang, Yusril ini stok lama yang minat pembelinya jauh berkurang. Pastinya dia banting harga, obral besar-besaran. Apapun akan dilakukan asal dia didukung partai. Jadi jongos pun tak apa apa. Bayangkan, seorang calon yang tidak punya kekuatan, lemah secara penawaran, akan menjadi pemimpin. Ihhhhh... mengerikan. 

Saya jauh lebih menghormati Adyaksa Dault yang realistis. Kalau gada yang mencalonkan, ya sudah... gak usah ngemis ngemis. Jilat sana sini kayak ban mobil kempis. Harus permisi kepada partai, bahkan ketika mau pipis. Ah, pak Yusril untung situ gak berkumis, bisa mirip margarito kamis.

Saya tidak basa basi dalam menyampaikan apresiasi. Sebagai tanda simpati, cukuplah tahi lalat ini sebagai bukti, saya tempelkan dekat dengan pipi di atas ujung bibir yang seksi. 

Sambil seruput kopi, pak Yusril.. apakah saya sudah cukup menyerupai si Micky..?

[dennysiregar.com]

AHOK Buat Jabar Aja Deh ..


Dunia Hawa - Capek ati saya ngadepin Jabar,
wilayah di mana saya selalu berurusan dengan pemda pemda kabupaten, kota, dan provinsi untuk urusan perizinan dan ketaatan lingkungan.

Kita semua tau kan betapa buruknya Jabar dalam hal pengelolaan lingkungan???

1. Dumping di sembarang tanah (spt. bogor, bekasi, karawang, bandung, sukabumi, dsb)

2. Ribuan Perusahaan perusahaan industri penghasil limbah B3 yang nakal tak diberi sanksi tegas, dibiarkan terus menerus membuang limbahnya langsung ke sungai sungai dan tanah.

Miris saya menyaksikan Pemda Jabar tak bisa mencegah kerusakan lingkungan dengan serious sehingga semakin hari wilayah tempat saya mondar mandir itu semakin tercemar.

Kita bisa saksikan bagaimana banjir bandang melanda Jabar dan tanah tanah longsor yang membunuh penduduknya. Ini bukti betapa bodohnya Pemda JABAR dalam mengkoordinasikan pemkot pemkot dan bupati bupatinya dalam mengelola bersama lingkungan Jabar secara bersinergi.

Ada satu wilayah di Bogor namanya Cinangka, di situ telah berkembang sebuah desa terkontaminasi limbah SLUDGE ACCU bekas yg sudah bertahun-tahun dibiarkan. Masyarakatnya mengolah accu bekas secara tidak aman sehingga menyebabkan kerusakan parah desa tersebut, dan menjadikan desa tersebut menjadi desa paling tercemar dan berbahaya. Hasilnya apa? Anak anak yang dilahirkan di sana banyak yang cacat fisik, kaki tangan mereka cacat, pengidap kanker pun sangat banyak. Bayangkan saja, penduduk setempat menggunakan sludge sebagai plur jalanan, plur rumah rumah. Mereka tidak tahu bahwa limbah sludge tersebut sangat berbahaya. Dunia saat ini sedang menyoroti wilayah tersebut, miris!!!

Gara gara kebodohan pemda Jabar, kemalasan si gubernur gendut yang tidak pernah blusukan itu, cuma modal berdoa dan selalu ketiduran di masjid. Indonesia dianggap negara yang tidak peduli terhadap lingkungan, mangkel saya.

Dan yang paling membuat saya marah adalah, suap suap pungli di pengurusan izin semakin gila. Para mafia pungli suap itu begitu licik mencari-cari kesalahan perusahaan perusahaan besar dengan mempersulit pembuatan izin, menaku-nakuti soal sanksi sanksi hukum pencemaran lingkungan padahal perusahaan perusahaan besar tersebut Taat Lingkungan, Tidak melakukan dumping, Mengelola Lingkungan dengan sangat baik dan Merupakan Aset Negara

Mafia mafia di Pemda Jabar semakin buas mengancam perusahaan perusahaan besar dengan harapan mereka akan terima suap sementara perusahaan perusahaan yang jelas jelas mencemari lingkungan mereka biarkan karena perusahaan perusahaan tersebut tidak mungkin kasih suap gede, paling cuma ngasih sejuta dua juta.... mereka maunya mancing paus

Saya pikir pikir kayaknya Ahok cocok jadi Gubernur Jabar... biar para mafia perizinan di pemda pemda Jabar MODYAAAR...

Lucunya otak KMPRET gak pernah tuh berani protes soal ketidakbecusan kader PKS yang diberi amanah selama 10 tahun itu... malah ngopyak opyak Gubernurku yang kerja terus dan amanah...

Dan keparahan kerusakan lingkungan di Jabar itulah yang membuat Wagub Sosis brrsandiwara ... menimpakan kesalahan kepada Ahok yang dituduhnya mentransfer kerusakan di Jabar... p-e pe ka-o ko ka... wagub PEKOK...

Selamat beraktifitas sahabat kecebong!!

[sahara djati]


Sahara Djati