Saturday, April 9, 2016

Politik di Timur Tengah, Agama di Indonesia


Dunia Hawa - Saya heran kenapa setiap konflik dan kekerasan politik di Timur Tengah sering kali disikapi dari perspektif agama di Indonesia. Ini sangat ironis sekaligus lucu. Ambil contoh sederhana tentang kekerasan Palestina-Israel, di Indonesia menjadi kekerasan Muslim-Yahudi. Lebih konyol lagi yang mengaggap Muslim melawan Yahudi dan Kristen. Padahal, kekerasan itu terjadi antara faksi ektrimis-politik baik di Palestina maupun Israel. Bukan hanya Muslim, kaum Kristen Palestina juga banyak menjadi korban. Bukan cuma tentara Yahudi, tentara Israel yang Arab Muslim juga banyak menjadi aktor kekerasan terhadap Palestina. 

Kemudian soal kekerasan Sunni-Syiah juga sering dimanipulasi di Indonesia oleh sejumlah kelompok Islam. Seolah-olah Sunni-Syiah di Timur Tengah selalu berseteru, dan kalau konflik karena faktor keagamaan. Pandangan ini keliru besar. Pertama, banyak sekali contoh relasi Sunni-Syiah yang damai-sejahtera tanpa mempersoalkan perbedaan pandangan keagamaan. Lihatlah Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania hampir-hampir tidak pernah ada kekerasan Sunni-Syiah. Di Lebanon, Sunni-Syiah malah koalisi dalam berbagai urusan yaang menyangkut kehidupan publik. Di kampusku juga banyak sekali warga Syiah, baik sebagai mahasiswa, dosen, atau staf. Mereka campur-baur dengan Arab Sunni. Di akar rumput dan area publik juga begitu.   

Kedua, kalaupun ada kekerasan Sunni-Syiah hampir-hampir dipastikan karena motivasi politik seperti di Bahrain atau Yaman. Itupun tidak semua faksi dan sub-grup dalam Syiah maupun Sunni ikut terlibat konflik dan kekerasan. Di Iraq lebih kompleks lagi karena melibatkan berbagai kelompok bukan melulu Sunni dan Syiah tetapi juga etnik Kurdi atau Yazidi. Di Saudi ada sekitar 10-15% penduduk Syiah yang mayoritas menempati Povinsi Al Syarqiyah (Ahsa, Qatif, Dammam, dlsb). Tetapi kekerasan anti-Syiah disini biasanya dilakukan oleh segelintir kelompok teroris-ekstrimis yang di Saudi sendiri dikecam dan dihabisi, bukan dilakukan oleh "gerombolan massa" seperti di Indonesia. 

Sudah ratusan kelompok radikal yang ditangkap, disel, dan dipancung oleh "Densus 88" Saudi di bawah komando Putra Mahkota Muhammad Bin Nayef. Beliau juga menyerukan untuk membersihkan masjid-masjid di seantero Saudi dari para imam dan khotib provokator yang menebar kebencian terhadap Syiah. Ingat, jangan beranggapan bahwa semua warga Saudi itu setuju dan mendukung dengan gagasan dan tindakan kelompok ektrimis ini. Saya berani jamin, jika di Saudi, kelompok massa "Islam pentungan" yang hobi main keroyokan itu pasti akan dihabisi dan dibuang ke padang pasir karena dianggap menganggu keamanan nasional. 

Karena itu, umat Islam di Indonesia jangan mau dikibuli oleh para tokoh agama dan politik yang hobi memecah-belah umat dan suku-bangsa...

[prof.sumanto al qurtuby]




Onani Jihad


Dunia Hawa - Onani (masturbasi) secara definisi adalah aksi merangsang diri sendiri untuk mendapatkan kenikmatan sendiri. Berbuat sendiri asik sendiri enak sendiri.

Terorisme adalah bentuk ONANI yang melecehkan ibadah "jihad", yang memiliki esensi "membela islam", namun dijungkir balikkan oleh teroris menjadi aksi MEMBUNUH Islam.

Karena ketika teroris meledakkan bom di tempat umum mengatas namakan Islam, mereka tidak membunuh Imperiaslis, tidak membunuh Kapitalis, tidak membunuh Zionis, mereka membunuh wanita & anak-anak sipil tak berdosa.

Mereka bukan pasang bom di Gedung Putih, bukan pasang bom di Kantor PBB, bukan pasang bom di Markas NATO, bukan pasang bom di gedung Uni Eropa, simbol-simbol "imperialis barat" yang mereka benci..

Mereka pasang bom di pusat keramaian yang di dalamnya tidak ada satu pun orang yang bertanggung jawab akan apa yang terjadi di Palestina, Afghanistan, Irak atau dimanapun tempat yang menurut mereka "islam teraniaya".

Bom mereka membunuh kepala keluarga, seorang ayah, seorang ibu yang kebetulan ada disitu saat keluar rumah mencari nafkah untuk anak-anak mereka yang menunggu di rumah. 

Bom mereka membunuh anak-anak tak berdosa yang sedang bermain bersama orang tuanya, tidak mengerti apa yang terjadi di dunia, apalagi apa yang terjadi di Palestina..

Hukum dalam Islam jelas.. membunuh orang tak berdosa adalah tidak diampuni apapun alasannnya. 

فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

 “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. ” - BUNUH ORANG TAK BERDOSA = DOSA TIDAK DIAMPUNI

Al-Quran, Surat Al-Ma'idah, ayat 32

Rosulullah SAW bersabda,

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ [رواه البخاري ومسلم]

"Hilang Islam seorang Muslim (meskipun bersyahadat) disebabkan tiga perkara, salah satunya membunuh orang lain dengan sengaja." - MEMBUNUH ORANG TAK BERDOSA = MURTAD

HADITS SAHIH HR.Bukhari & Muslim

Lalu kenapa hukum Allah & wasiat Nabi DILUDAHI oleh teroris saat mereka pasang bom yang mereka jelas-jelas tau akan membunuh orang tak bersalah yang akan menyebabkan mereka menjadi Kafir & Murtad?

Karena mereka sedang ONANI. Onani Jihad membunuh agama sendiri. membunuh Islam. Duka sedalam-dalamnya bagi para korban rentetan aksi terorisme dari Belgia, Irak & Lahore Pakistan.

Para korban adalah MUJAHID (pejuang Allah) sebenarnya yang mati SYAHID ahli surga. Insya Allah


[Ustad Abu Janda al-Boliwudi]




Ketika Yusril Ihza Mahendra Melamar ke Semua Parpol


Dunia Hawa - Yusril Ihza Mahendra adalah bakal calon gubernur DKI Jakarta yang paling serius, paling bersemangat, sekaligus oportunis sejati, untuk maju di pilkada DKI 2017, menantang calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sekarang, semakin kelihatan, jika menjadi pimpinan, Yusril adalah tipikal pimpinan yang akan selalu berusaha menyenangkan semua pihak, demi aman jabatannya. Tipikal pimpinan dambaan para politikus  pada umumnya yang ada di parpol-parpol, dan sejenis dengan anggota DPRD DKI.

Betapa tidak ia pun menunjukkan ambisinya yang sedemikian luar biasanya, sampai selalu menjadi orang paling pertama mendaftarkan dirinya di semua partai politik yang mulai membuka pendaftaran untuk penjaringan calon gubernur mereka. 

Begitu Partai Gerindra membuka pendaftarannya pada 31 Maret lalu, Yusril melalui orang kepercayaannya langsung mengambil formulir pendaftarannya, begitu juga dengan ketika PDIP pada 7 April kemarin membuka pendaftarannya, dalam hitungan jam Yusril sudah menngambil formulirnya dan kini, sudah mendaftarkan dirinya di kedua parpol itu.

Jumat, 8 April 2016, Partai Demokrat juga mulai membuka pendaftaran penjaringan calon gubernurnya, Yusril pun menjadi orang pertama yang telah mengambil formulir pendaftaran, untuk segera mendaftar juga di parpol pimpinan SBY itu.

Jadi, Yusril sudah memastikan dirinya mendaftar sekaligus di Partai Gerindra, PDIP, dan Partai Demokrat.

Tentu, maksudnya, jika di satu parpol tidak lolos penjaringan, masih ada cadangan dua parpol, jika satu lagi tidak lolos, masih ada satu lagi.

Ditunggu saja, nanti kalau ada parpol lainnya yang membuka pendaftarannya, Yusril pasti akan menjadi orang pertama yang mendaftarkan dirinya lagi. Seandainya ada 10 parpol yang membuka pendaftaran penjaringan calon, mungkin Yusril sudah mendaftar di 10 partai itu juga.

Yusril Tidak Bisa Mengharapkan PBB, PBB Tidak Bisa Mengharapkan Yusril

Di bursa pilkada DKI 2017 ini, Yusril Ihza Mahendra memang menjadi sosok yang super unik. Ia adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) yang didirikannya, tetapi untuk maju di pilkada DKI 2017 partainya ini tidak bisa diandalkan sama sekali. Setelah sebelumnya PBB sendiri tidak bisa mengandalkan Yusril, karena Yusril sendiri tidak mampu untuk membuat PBB eksis di dunia pepolitikan Indonesia.

Sejak mulai didirikan, dari pemilu ke pemilu partai ini terus menciut, sampai akhirnya hilang dari peredaran. Di Pemilu 2014. PBB hanya mampu berada di posisi nomor dua dari juru kunci dengan hanya memperoleh 1,45 persen suara. Karena tidak mampu memenuhi ambang batas minimal, PBB pun gagal memperoleh satu pun kursi di parlemen, termasuk di DPRD DKI.

Jadi yang sudah terbukti adalah Yusril tidak mampu mengurus dan membesarkan partainya sendiri, dan kini ia pun mencoba hendak mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta untuk mengurus dan memajukan DKI Jakarta, dengan menggantung nasib sepenuhnya ke sebanyak mungkin parpol.

Padahal, mengurus Provinsi DKI Jakarta jauh lebih rumit dan kompleks daripada mengurus sebuah partai politik, apalagi sekecil PBB. Pengamat politik dari LIPI, Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, menjadi Gubernur DKI Jakarta itu jauh lebih berat tugasnya daripada menjadi Menteri. Apalagi saat menjadi Menteri Hukum dan HAM di era Presiden Megawati Soekarnoputri pun, Yusril tidak menunjukkan prestasi apa-apa.

“Kalau Menteri yang diurusi itu bagaimana sekjen-nya, bagaimana birokratnya, sementara menjadi Gubernur (DKI) bukan hanya bagaimana birokrat lokalnya saja, tetapi ada pemerintah pusat di situ, ada DPRD-nya, belum lagi DPRD-nya yang mau cawi-cawi dalam perpolitikan Jakarta. Jadi menjadi Gubernur (DKI) itu jauh lebih sulit daripada menjadi Menteri,” kata Ikrar di acara Mata Najwa, Metro TV, 16 Maret 2016.

Tentang DPRD DKI yang suka “cawi-cawi itu,” saya pikir bukan masalah bagi Yusril, karena seperti yang saya sebutkan di atas, Yusril adalah tipikal yang jika menjadi pimpinan dengan segala senang hati akan berkompromi dan mengakomadasi sebanyak mungkin keinginan dan kepentingan berbagai pihak, termasuk DPRD DKI yang suka-“cawi-cawi” itu.

Yusril hanya bisa menonjol saat berpraktek sebagai pengacara yang handal. Jadi, kenapa tidak mengembangkan saja talentanya ini supaya bisa menjadi pengcara yang lebih top lagi? 

Jabatan Presiden sudah terbukti bukan habitatnya Yusril, karena dia pernah gagal total saat mencoba keberuntungannya di bursa pemilihan umum presiden, dan hal yang sama pun tampak jelas untuk habitat gubernur DKI Jakarta. Tetapi, Yusril bersikukuh untuk tetap mencobanya di pilkada DKI 2016.

Yusril Merasa Lebih Layak daripada Kader PDIP

Pada, Kamis, 7 April 2016, di Gedung DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, seusai menjadi pembicara di acara pembekalan para kader PDIP menghadapi pilkada serentak 2017, Yusril juga langsung mendaftarkan dirinya sebagai calon gubernur dari partai itu.

Pada kesempatan itu, diapun berandai-andai, jika PDIP mau memasangkannya dengan politikus PDIP Boy Sadikin sebagai calon wakilnya di pilkada DKI 2017.

Katanya, "Andaikata PDIP, beliau memutuskan saya dipasangkan dengan Pak Boy Sadikin, ya syukur alhamdulillah. Mudah-mudahan itu lebih baik bagi semua pihak, Bagi saya, bagi Pak Boy, maupun bagi PDIP sendiri.”

“Andai kata Pak Boy ini diberikan kesempatan dan disetujui oleh Ibu Mega sebagai perwakilan dari PDIP untuk maju sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur, maka itu bukan saja memulihkan hubngan dengan Pak Boy Sadikin, tetapi akan menyatukan dua kekuatan besar di negeri kita ini menjadi kekuatan nasionalis dan Islam."

Pada saat itu Yusril tidak secara eksplisit mengatakan antara dia dengan Boy Sadikin, siapakah yang sebagai calon gubernur, dan siapakah yang calon wakil gubernur.

Tetapi, merujuk pada pernyataannya sebelumnya, yang diinginkan Yusril adalah dialah yang harus menjadi calon gubernur, dan Boy Sadikin, yang nota bene adalah kader PDIP sendiri, malah cukup sebagai calon wakilnya saja!

Sebab jika dibalik, Boy yang maju sebagai calon gubernur, Yusril yakin PDIP pasti kalah! Kemungkinan besar kalau PDIP menghendaki Boy sebagai calon gubernur, dan Yusril calon wakilnya, Yusril tak bakalan sudi. Dia akan mundur dari PDIP, jika PDIP bersikukuh kadernyalah yang harus sebagai calon gubernur. Kemungkinan seperti inilah  yang menjadi salah satu pertimbangan Yusril, kenapa dia mendaftarkan dirinya ke semua partai politik. Supaya satu hilang, masih ada yang lain.

Pada Rabu, 23 Maret 2016, saat menjadi pembicara di acara diskusi dengan pengurus besar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia di Jalan Cikatomas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan itu Yusril bilang, ia tidak takut jika PDIP ikut mengusung kadernya sebagai calon di pilkada DKI 2017, tetapi, sebaiknya yang diusung PDIP itu adalah calon wakil, bukan calon gubernur, karena kalau PDIP berani mengusungkan kadernya sebagai calon gubernur, Yusril yakin PDIP pasti kalah.

Menurut Yusril, PDIP tidak punya calon gubernur dari lingkup internal partai. Namun, untuk calon wakil gubernur, PDIP punya banyak pilihan. Misalnya Djarot Saiful Hidayat atau Boy Sadikin. Kalau punya calon sendiri, ia tak yakin PDIP mampu mengalahkannya atau Ahok.

"Bisa enggak mengalahkan Ahok? Bisa enggak mengalahkan Yusril?" serunya.

Dari pernyataannya ini tercermin benar keangkuhan seorang Yusril. Ia begitu meninggikan dirinya sendiri, dan begitu berani merendahkan PDIP.

Namun, lebih tragis lagi, kalau PDIP justru rela direndahkan seperti itu, demi mendapatkan seorang Yusril. Padahal, tidak ada jaminan bahwa Yusril bisa diandalkan di pilkada DKI 2017 nanti. Elektabilitasnya masih kalah jauh dengan Ahok.

Lalu, di manakah nama besar dan harga diri PDIP sebagai partai pemenang pemilu?

Yusril Tidak Bisa Bersinerji dengan Presiden Jokowi

Selama ini Yusril juga sering meremehkan kemampauan Jokowi sebagai Presiden, padahal Jokowi adalah salah satu kader terbaik PDIP.

Yusril pernah bilang, Jokowi itu hanyalah tukang gunting pita di proyek-proyek tol, tetapi berbuat seolah-olah itu semua hasil kerjanya, padahal tol-tol itu merupakan kelanjutan dari program kerja Presiden SBY.

Tentang tiga kartu sakti Presdien Jokowi: Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera, juga dikritik Tusril, karena pemerintah mengambil dananya dari corporate social responsibility (CSR) BUMN. Menurutnya itu suatu kesalahan besar pemerintah.

Yusril juga mengritik kebijakan Jokowi yang lebih cenderung memilih investor dari Tiongkok, menurutnya itu merupakan suatu kemunduran bagi Indonesia. Salah satu contoh kesalahan Jokowi yang cukup fatal, katanya, adalah memilih Tiongkok untuk mega proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, karena salah perhitungan, empat BUMN yang berpartisipasi dalam mega proyek itu akan dikuasai Tiongkok.

Jokowi juga dituding Yusril masih saja mengandalkan pencitraan diri, termasuk ketika hendak melakukan perombakan kabinet. Akibatnya, kabinet yang dibentuk merupakan kabinet yang bermutu rendah.

Masih banyak lagi kritikan-kritikan pedas Yusril kepada Jokowi, seperti soal hutang luar negeri dan pengangguran yang semakin tinggi.

Menurut Yusril, Jokowi sebenarnya tidak punya kapasitas sebagai Presiden, tidak punya ketegasan dan arah sebagai pimpinan tertinggi negeri ini, termasuk kepada para menterinya, seandainya ia ditawari masuk kabinet Jokowi, ia pasti menolaknya.

"Kalau ditawari masuk kabinet saya tak mau. Tapi ini persoalan bukan kabinet, tapi Presiden. ... Karena leadership Presiden tak jelas arah tujuannya, kita seperti tak ada komandan. Saya tak mau jadi kabinet. Karena kabinet yang terpilih nanti pusing akan arahannya," kata Yusril, di Jakarta Selatan, 4 Februari 2016

Kesimpulan dari sikap Yusril terhadap Presiden Jokowi ini adalah  antara gaya kepimpinan dan kebijakan Presiden Jokowi dengan Yusril tidak pernah sinkron, selalu saling bertentangan, dengan Yusril selalu merasa lebih hebat dan pintar daripada Jokowi. Padahal, sangat diperlukan adanya sinerji yang berkesinambungan antara Presiden dengan Gubernur DKI Jakarta, sebagai Ibu Kota Negara.

Hubungan ini sangat berbeda antara Jokowi dengan Gubernur DKI saat ini, Ahok. Keduanya sudah saling cocok satu terhadap dengan yang lainnya sejak bersama-sama memimpin DKI Jakarta. Oleh karena itu, saat ini,  sinerji antara Istana Negara dengan Balai Kota DKI 1 terjalin denga sangat baik.

Malah Diapresiasi

Watak oputunisme haus kekuasaan Yusril sangat kelihatan dengan cara dia mendaftarkan diri ke semua parpol yang sudah membuka pendaftaran calon gubernur itu. Demikian pula dengan hipokritisnya yang tiba-tiba menampilkan dirinya secara mencolok mata sebagai pengacara pembela rakyat kecil. Padahal selama puluhan tahun malang-melintang sebagai pengacara handal, Yusril tidak pernah melirik rakyat kecil yang sedang tertimpa masalah hukum.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Bidang Pemenangan Pemilu Gembong Warsono malah memuji Yusril yang melamar di banyak parpol itu sebagai bukti Yusril yang berjiwa besar, tetapi rendah hati. “Saya acung jempol (buat Yusril),” kata dia.

Pujian juga datang dari Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra Syarif. Menurut Syarif, Partai Gerindra tidak masalah jika Yusril mendaftar ke banyak partai. Sebab, Yusril merupakan tokoh eksternal yang tidak memiliki keterikatan terhadap Partai Gerindra.

"Prof Yusril kan dari eksternal partai, boleh saja daftar ke mana-mana, enggak masalah. Menjadi masalah kalau kader Gerindra mendaftar di partai lain," ujar Syarif.

Lha, jika menurut Syarif merupakan suatu problem kalau ada kader parpol lain mendaftar di partai lain, apakah dia lupa kalau Yusril Ihma Mahendra, bukan hanya merupakan kader partai lain, tetapi dia adalah ketua umum partai lain, yaitu PBB?

Sebenarnya, kita tidak perlu heran dengan pernyataan kedua petinggi dua partai tersebut, sebab begitulah karakter rata-rata politikus parpol yang sarat dengan perilaku pragmatis, oportunis, dan hipokrit, suka membuat pernyataan-pernyatan munafik untuk membenarkan suatu perbuatan tercela mereka dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Tak heran kepercayaan rakyat kepada parpol semakin menipis.

Pernyataan berbeda yang lebih berkwalitas datang dari Wakil Ketua Umum DPP PDI Hasto Kritiyanto tentang Yusril yang mendaftarkan dirinya ke PDIP itu,  secara diplomatis dia bilang, mengapresiasi Yusril, namun demikian tentang keputusan apakah Yusril akan diusung atau tidak oleh PDIP berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Jika Megawati masih belum pikun, dia tidak akan mau PDIP mengusung Yusril, karena memang tidak layak bagi PDIP, apalagi dia meninggikan dirinya sendiri, mengnomorduakan kader PDIP.

Inilah yang Namanya Haus Kekuasaan

Walikota Surabaya Tri Risma Harini pernah mengalami sesat berpikir ketika secara tak langsung mengatakan Ahok yang memilih maju lewat jalur perorangan (independen) sebagai pertanda orang yang haus kekuasaan.  

Padahal calon perorangan di pilkada itu diatur oleh Undang-Undang Pilkada, mana mungkin undang-undang mau mengakomadasikan orang yang haus kekuasaan.

Jika Ahok benar haus kekuasaan, maka untuk ikut pilkada DKI 2017, diapasti lebih memilih parpol, terutama PDIP, ketimbang bersama Teman Ahok lewat jalur perorangan, yang berisiko tinggi untuk gagal sebelum bertarung, karena misalnya, ternyata jumlah KTP pendukung tidak memenuhi syarat. Maka Ahok pun tidak mungkin lagi bisa ikut pilkada DKI 2017 itu.

Berbeda dengan jika ia ikut parpol, apalagi PDIP, sudah dapat dipastikan ia bisa ikut pilkada DKI 2017 itu. Karena PDIP adalah satu-satunya parpol yang bisa mengusung pasangan calon tanpa koalisi dengan parpol lain. 

Jika Ahok haus kekuasaan, maka tentu dia akan memilih berkompromi dan selalu berusaha menyenangkan semua pihak, seperti berbaik-baik dengan DPRD DKI, pura-pura tidak tahu dengan praktek anggaran siluman mereka, tidak atau menunda penggusuran-penggusuran di DKI Jakarta, agar semakin banyak rakyat yang mau memilihnya kembali menjadi gubernur DKI Jakarta di pilkada 2017.

Faktanya, Ahok melakukan hal sebaliknya, semata-mata demi membangun, mensejahterakan, dan lebih memanusiawikan rakyat Jakarta. Menyebabkan ia dimusuhi banyak orang yang usaha atau penghasilan ilegalnya buyar gara-gara Ahok yang menjalankan penegakan hukum secara konsekuen, yang membuat dia menjadi musuh bebuyutan DPRD DKI, dimusuhi banyak warga Jakarta yang terkena penggusuran Pemprov DKI Jakarta, karena menempati tanah negara, dan sebagainya. 

Bandingkan dengan Yusril, yang selain membangun citra rekayasa lewat publikasi kunjungannya ke pasar tradisional, dan yang tiba-tiba menjadi pembela rakyat kecil yang hendak digusur Pemprov DKI Jakarta, juga, dan yang yang terutama sikapnya yang mendaftarkan diri ke semua parpol yang sudah membuka pendaftaran calonnya. Jelas strategi itu ditempuh Yusril karena dia khawatir tidak dipilih oleh parpol tertentu, jika ia hanya mengandalkan satu parpol saja. Maka itu, harus ada cadangan parpol sebanyak mungkin, agar kemungkinan meraih kekuasaan bisa lebih besar.

Justru apa yang sekarang dilakukan Yusri itulah yang merupakan pertanda orang yang haus kekuasaan, mendaftar di semua partai, agar bisa lebih besar kemungkinan lolos penjaringan calon. Padahal seorang calon pimpinan yang baik, seharusnya memilih parpol apa yang paling cocok dengan ideologi, visi, dan misinya dalam mensejahterakan dan memajukan Jakarta. Masa iya, semua partai itu punya ideologi, visi dan misi yang seragam. Pasti ada yang saling bertolak belakang, kok bisa Yusril cocok dengan semua parpol yang berbeda idealogi, visi dan misinya itu? Dia 'kan bukan manusia-bunglon?

Apakah selama ini Yusril selalu bersikap merakyat, dan apaklah  selama puluhan tahun menjadi pengacara top, Yusril pernah membela dengan sungguh-sungguh rakyat kecil yang tertimpa kasus hukum?

Tetapi, setelah memastikan dirinya sendiri mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta, tiba-tiba saja, beredarlah foto-foto Yusril berkaos Mickey Mouse sedang berbelanja di pasar tradisional. Katanya, sih, sudah biasa dia melakukan hal itu, tetapi kan yang tidak biasa, baru kali ini, bertepatan dengan memanasnya bursa bakal calon gubernur DKI, tiba-tiba beredarlah foto-foto Yusril sedang berbelanja di pasar tradisional.

Selama puluhan tahun malang-melintang sebagai salah satu pengacara top di Indonesia, Yusril tidak pernah melirik rakyat kecil yang sedang tertimpa masalah hukum, tetapi begitu hendak maju di pilkada DKI 2017, tiba-tiba saja ia menjadikan dirinya sebagai pahlawan, yang rela memasang badan demi membela warga yang tinggal di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Pakai menyebarkan informasi yang keliru bahwa Ahok juga akan menggusur Masjid Jami dan Makam Kramat Luar Batang yang kerap diziarahi dan menjadi tempat wisata rohani. Padahal lokasi itu tidak termasuk yang akan digusur Ahok, sebaliknya akan dipercantik, sehingga lebih menarik sebagai tempat ziarah, maupun berwisata rohani.

Yusril juga sempat mengundang wartawan untuk meliput dia yang sedang memegang sertifikat rumah warga Kampung Luar Batang, sambil menyerukan seruannya menantang Ahok, jika berani datang berhadapan dengan warga secara langsung yang rumahnya hendak digusur Ahok, padahal mereka punya sertifikat tanah.

Sayangnya, sudah bergagah-gagah begitu, eh, ternyata Yusril keliru lagi. Pemukiman warga yang bersertifikat itu memang sejak semula tidak termasuk yang akan digusur.

Penertiban atau penggusuran yang akan dilakukan Pemprov DKI di kawasan itu, hanya mencakup pemukiman liar (tanpa sertifikat) di wilayah Luar Batang hingga ke Pasar Ikan, di bantaran Pelabuhan Sunda Kelapa. Di sana banyak terdapat rumah-rumah kumuh yang dibangun di atas kali. Itulah yang akan digusur. Warga yang terkena gusur itu juga akan dipindahkan ke rusunawa, yang sudah dipersiapkan.

Berita terakhir, mengabarkan, Yusril bilang, dia pasrah saja, kalau toh, tidak ada satu pun parpol, termasuk Gerindra dan PDIP, yang tidak mau mengusungnya. Kok, jadi memelas begitu, ya?

Memang, lebih baik siap-siap mental sejak awal, daripada terlalu mengharapkan, tetapi ternyata malah hanya menjadi korban "PHP", pemberi harapan palsu.

[daniel.h.t/ kompasioner]

Iklas Level Sembilan


Dunia Hawa - "Bagaimana mengukur ikhlas?" Tanyaku sambil menyeruput kopi di sebuah warkop tepi jalan. Kami senang berbincang2 masalah kehidupan. Rahasia2 yang selama ini terpendam dalam cara pandang manusia yang ditanamkan dalam satu sudut saja. Membuka rahasia dalam sudut yg berbeda itu menyenangkan.

"Ketika Tuhan memerintahkan kita ikhlas, sebenarnya itu bahasa paling sederhana buat manusia. Kita harus paham bahwa kitab suci itu menggunakan bahasa sederhana supaya bisa dipahami oleh seluruh manusia dengan tingkat pendidikan di semua level. Jadi, bukan hanya untuk profesor saja tapi juga untuk mereka yang bahkan tidak pernah sekolah..."

Temanku menyeruput kopinya dengan tenang..

"Nah supaya manusia itu taat, bahasanya adalah perintah. Ketika perintah itu datang dari Yang Maha Tinggi, tentu harus dikerjakan. Sama sajalah misalnya ketika kita sebagai office boy dalam sebuah perusahaan, kan bahasa seorang direktur kepada kita bukan dalam bahasa ajakan, tetapi perintah. Kita tdk mungkin tdk patuh, bisa dipecat nantinya...

Perintah itu sebenarnya latihan dasar bagi manusia supaya tidak keluar dari alur. Ketika manusia sudah terbiasa mengikuti alur, maka ilmunya akan bertambah sehingga ia mulai memahami. Ketika sudah pada level memahami, maka ia diajak berfikir. Sama seperti manajer di perusahaan, sdh tidak disuruh2 lagi tapi sudah diajak berfikir terhadap pengembangan tugas di departemennya..."

Menyenangkan mendengar penjelasannya. Tidak sadar sebatang rokok habis terbakar. Kusulut lagi untuk bisa mencerna semuanya.

"Pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi, maka konsep ikhlas itu sudah masuk pada tahapan kebutuhan. Kita membutuhkan keikhlasan supaya diri kita tetap tenang, tidak selalu terbeban. Kehilangan barang, ikhlas, karena kalau difikirkan terus akan jadi beban pikiran. 

Nah, pada tingkat yang lebih tinggi lagi, ikhlas itu sudah menjadi kenikmatan. Ketika orang yang tersayang meninggal, kita menikmatinya sebagai bagian dr kehidupan dan meyakini ia sedang berada dalam perjalanannya di kehidupan kedua. Sudah bukan lagi merasa kehilangan berlebihan, tetapi masuk pada tahapan menunggu giliran yang sama untuk melangkah di dunia yang berbeda..."

Temanku tersenyum.

"Itulah kenapa Tuhan menguji manusia sesuai dengan kemampuannya, sesuai tahapan pelatihan yang dilaluinya. Dan selalu bertingkat. Pertama dihilangkan barangnya, lau dihilangkan hartanya, terus kesehatannya, naik lagi dihilangkan orang yg disayanginya, sampai kemudian keikhlasan tertinggi ketika ia akan dihilangkan jiwanya...

Ketika rasa kehilanganmu menjadi kenikmatan, bukannya beban, maka itulah sebenar2nya ikhlas. Baru kita buka ayat, "Maka nikmat manakah yang kau dustakan ?"

Dia mengakhiri penjelasannya bersamaan dengan habisnya secangkir kopi. 

Ternyata Ikhlas itu seperti kripik Mak Icih, ada level2nya.. Makin pedas, bagi sebagian orang, semakin nikmat. Tapi bagi yang belum sampai levelnya, melihat bumbunya saja udah terbirit2 ke belakang. Prat pret prot marah2 ketika kehilangan...

[denny siregar]

Kampanye Para Sempak Pink Cerah


Dunia Hawa - Sebenarnya beberapa minggu ini ada hal yang lucu..

Cuma saya jarang bahas karena ga begitu penting. Tapi karena saya terus didesak2 sampai ada yg ngomong bahwa saya dibayar miliaran rupiah hanya untuk mengangkat nama Ahok, saya tergeli-geli juga sampe kecirit.

Jadi, tiba2 saja saya di mention2, di tag2, bahkan diomongkan di belakang karena kiprah saya yang mendukung Ahok. Bahkan ada tulisan bahwa mendukung Ahok adalah ke-fanatikan buta. Dan fanatik itu dilarang karena menjadi tidak objektif. 

Sesudah saya teliti dengan seksama dan sesingkat2nya, ternyata itu ada hubungannya dengan pencalonan seseorang sebagai Gubernur DKI. Bukan sekedar calon, tapi dia bermazhab syiah. Dan seperti ada sebuah "peraturan tidak tertulis" bahwa wajib mendukung ketika seseorang sama agamanya, khususnya sama mazhabnya. Saya kebetulan juga dikenal sebagai pecinta keluarga Nabi, hanya terus terang kalau dibilang "syiah" saya ngeri. Ngeri karena saya tahu, untuk menjadi seorang yang layak disebut "syiah" atau pengikut keluarga Nabi, syaratnya ampunm.. membacanya aja saya sudah kalah lah lah... berat, oom.

Yang jadi pertanyaan yang lucu bagi saya adalah, "Jadi siapa yg fanatik sebenarnya ?"

Saya melihat Ahok dari banyak sisi, apa yg dilakukannya dan bukan siapa dia. Mau dia cina kek, arab kek atau suku badui kek, selama apa yang dia kerjakan bermanfaat bagi orang banyak dan TERBUKTI, maka secara objektif saya akan mendukung dia. Persis seperti nasihat Imam Ali as, " kenalilah kebenaran dari kebenaran itu sendiri, baru lihat siapa individunya.." bukannya dibalik.

Nah, ketika saya disodorkan nama orang yang mereka dan saya harus dukung hanya karena persamaan pandangan dalam agama, saya mendadak berfikir, "Dia itu siapa ?" Saya jujur tidak pernah tahu namanya apalagi kiprahnya, kecuali dari kampanye-kampanye jubirnya sekarang ini. Ah, kecap mana ada nomer dua. Kalau saya tidak kenal, trus apa yang harus saya bicarakan ? Kenal saja tidak, apalagi dukung ? 
Karena tidak pernah mendukung doi itu "seseorang yang tidak terkenal namanya", maka ujug2 saya dituding fanatik pada Ahok dan kacaunya lagi menerima dana miliaran rupiah sebagai tim suksesnya. Wah, kalau nerima tentu saya sekarang sudah split keliling GBK.

" Kamu fanatik sama Ahok !'
" Lah kan saya liat track recordnya. Jadi saya harus dukung siapa? Yusril ? Ahmad dhani? Adhyaksa? Sandiaga uno? Siapa ? Sebutkan dong.. '

" Ya, kan bisa dukung si anu....."
" Mendukung karena apa ? Karena apa yg si anu lakukan? Memang apa yg dia lakukan? Saya kok ga pernah dengar? Secara, saya ini mengamati banyak media... Atau mendukung karena agamanya sama? Kalau hanya based on agama, lalu siapa yg fanatik sebenarnya? Saya jadi disuruh membeli kucing dalam gamis... Ga kenal kok dukung.. Lagian, dia didukung partai apa? Independen? Sudh berapa ktp didapat? Jangan2 sdh didukung, lolos jadi calon aja kagak... Bisa2 kayang semua pendukungnya.."

Bingung saya, saya berusaha rasional tapi dituding gak rasional.

Sebagai catatan ya, berbie sempak pink cerah... 

Mencalonkan itu ga ujug2 muncul begitu saja, trus kampanye bahwa sudah melakukan ini itu. Prosesnya panjang, jauh sebelum kampanye dilakukan. Dia harus melakukan banyak hal spy orang simpati padanya. Misalnya, terkenal karena membela wong cilik. Rumah makan yang sering dikunjungi orang bukan karena iklan2nya yang besar dan terpampang dimana2, tapi karena ia dikenal dari mulut ke mulut, rekomendasi dari banyak orang dan terbukti memang endang... 

Pahamkan itu, sayur....

Ini pertama dan terakhir saya ngomong begini, hanya karena menghormati orang yg sudah mention2 dan tag2, tapi saya cuekin... Entah kenapa saya harus di mention, apa karena follower saya banyak ? Dan berharap ketika saya mau membahas itu maka orang itu akan juga di kenal ? Lha, siapa saya ?

Lebih baik minum kopi dengan enak, santai dan berbicara tanpa kepentingan.. Jadilah orang merdeka, bukan karena diikat oleh oleh banyak keinginan. Merdeka dalam berfikir dan bertindak, bukan karena disetir.

Oke untuk calon yang saya tidak kenal siapa dia, selamat berjuang.. Dan untuk para jubirnya, selamat meradang... Saya adalah apa yg saya pikirkan, bukan apa yg kalian pikirkan. 

Catet ya... Besok ujian...

[denny siregar]


Habis Foto dengan Jonru Sandiaga Uno Ikut Terlibat Kasus Panama Papers


Dunia Hawa - Dunia sedang dihebohkan dengan isu skandal Panama Papers yaitu bocornya ribuan data klien perusahaan investasi keuangan asal Panama Mossack Fonseca. Dimana mereka yang terlibat dalam kasus ini mereka menyembunyikan harta kekayaannya sehingga mereka bebas pajak atau tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan dinegaranya. Panama Papers menjadi sebuah tindakan modus kriminalitas dan perampokan kekayaan Negara dari pajak yang tidak dibayar.

Dari data yang bocor tercatat  dokumen Panama Papers masuk dalam dalam file sebesar 2,6 terabyte (TB). Ada 4,8 juta e-mail, 3 juta database, 2,1 juta dokumen PDF 1,1 juta foto 320.000 dokumen teks dan 2.000an file lainnya. Ribuan nama-nama besar asal Indonesia muncul dalam data tersebut dari pengusaha sampai  politisi tercatat 2.961 nama individu maupun perusahaan yang terlibat kasus skandal Panama Papers (sumber).

Sandiaga Uno menjadi salah satu nama asal Indoneia yang muncul dalam kasus Panama Papers, Sandiaga Uno dikenal sebagai pengusaha sukses asal Indonesia yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur dari perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya yang sekarang terjun didunia politik. Saat ini sandiaga Uno memang tengah fokus dalam karir politiknya karena tengah mempersiapkan diri dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Seperti diketahui kabar Sandiaga Uno yang akan dicalonkan untuk maju dalam pilgub DKI Jakarta 2017.

Terlibatnya kasus Panama Papers menjadi pukulan buat Sandiaga Uno karena ini bisa menurunkan citranya sebagai bakal calon Gubernur. Kasus ini bisa menghalangi pencalonan dirinya dipilgub nanti karena  bisa menjadi isu-isu yang berkembang yang bisa menjatuhkan dirinya.
Sandiaga Uno sebelumnya berfoto dengan Jonru

Seperti yang telah ditulis di Fanpage Jonru pada tanggal 13 Maret lalu Jonru sempat bertemu dengan Sandiaga Uno untuk pertama kalinya dalam sebuah acara yang digagas oleh Rumpun Masyarakat Betawi (RMB), dan pada kesempatan itu Jonru tidak lupa mengabadikan foto bersama Sandiaga Uno dan menguploadnya di akun sosial media miliknya sambil menceritakan sosok Sandiaga Uno dan cerita pertemuannya dengan politisi Gerindra tersebut.


Kasus Panama Papers yang melibatkan Sandiaga Uno dengan Fotonya bersama Jonru memang jauh bila dihubungkan tapi konon cerita yang banyak muncul di sosial media bahwa Jonru pembawa sial, siapa politisi yang foto bersama dia bisa jadi terkena sial pada karir politiknya. Tapi itu hanya konon katanya entah benar atau tidak biarlah waktu yang menjawab.

[akadusyifa/kompasioner]


Demi Bisa Nyagub untuk Ngelawan Ahok, Yusril Rela jadi "Jongos" di PDIP


Dunia Hawa - Setelah Ahok tegas menolak diusung PDIP dan melaju melalui independen dan relawan Teman Ahok. Hal ini mengguncang para ketum Parpol terutama Megawati. Sampai-sampai Mega mengeluarkan pernyataan deparpolisasi untuk merujuk pada senjakala para parpol.

Nah akhirnya PDI menjadi partai terbuka dan membuat konvensi cagub DKI untuk memberikan tumpangan kepada siapa saja yang ingin menjadi gubernur DKI melalui kendaraan politiknya. Ibarat angkot kini PDIP menarik sewa untuk siapa saja yang mau numpang angkotnya.

Tersebutlah Yusril demi ingin melawan Ahok kini dia numpang angkot nya Mega dan rela menjadi "jongos" di PDIP. Jongos dalam artian petugas partai. Saya memakai tanda petik agar tidak disalah arti dan bikin sensi para hater sekalian.

Dulu Jokowi diejek dan dihina sebagai petugas partai yang diidentikan sebagai jongos dan bonekanya bu Mega. Tapi hal itu tak terbukti. Semua hinaan hater kepada Jokowi tak terbukti.

Hal ini terbukti bahwa Yusril memang napsu dan ingin mengalahkan Ahok. Jadi tak perduli dia menjilat ludahnya sendiri atau pun nebeng di PDIP yang penting tujuannya ngalahin hok bisa terwujud. 

Mau jadi petugas partai kek, mau jadi jongos kek tak perduli. Mumpung PDIP buka kesempatan bikin konvensi calon gubernur DKI maka rame-rame ingin ikutan. Selain Yusril dengar-dengar si wanita mas (wanita kok dipanggil mas hehehe). juga ikutan mau jadi "jongos" maklum karena udah capek-capek bagi-bagi sembako 5 ribuan nggak ada yang dukung juga jadi terpaksa dech ikutan ambil formulir ke PDIP.

Demi bisa maju menjadi cagub DKI melawan Ahok Yusril yang kemarin pakai baju miki mosuse kini pun rela jadi "jongos" di PDIP.

Ya kita lihat saja, jangan-jangan konvensi hanya akal-akalan saja. Keputusan selalu ada ditangan Megawati sang The Gode Mother PDIP. Bisa saja kan ditengah jalan PDIP malah mendukung Ahok. Akhirnya para hater pun nyahok.

[gunawan/kompasioner]


Aktif Saat Hamil Membuat Bayi Cerdas


Dunia Hawa - Siapa bilang Mama yang sedang hamil tidak boleh banyak bergerak? Penelitian terbaru dari University of Montreal, Kanada, menunjukkan fakta sebaliknya. Hasil penelitian yang dipaparkan di konferensi Neuroscience pada tahun 2013 di San Diego, Amerika Serikat ini, menyebutkan Mama yang sedang hamil harus lebih aktif bergerak.

Penelitian yang melibatkan 60 Mama yang hamil ini dibagi menjadi dua. Grup pertama adalah 30 Mama yang hamil yang berolahraga secara rutin seperti berjalan atau joging selama 20 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu. Sementara itu, grup kedua terdiri Mama yang hamil tapi tidak beraktivitas fisik.

Setiap bulan, para Mama yang hamil yang menjadi responden penelitian menjalani pemeriksaan di University of Montreal agar bisa diukur tingkat kebugarannya. Kira-kira enam bulan setelahnya di mana bayi telah lahir, penelitian pun melibatkan para bayi tersebut. Tepatnya, saat bayi berusia 8 – 12 hari.

“Kami mengukur aktivitas otak bayi pada usia 8 – 12 hari setelah dilahirkan yang dilakukan secara langsung sehingga penelitian ini memiliki hasil spesifik mengenai kemampuan kognitif janin,” ujar Elise Labonte-LeMoyne, Ph.D., dari University of Montreal. Para bayi tersebut memakai alat semacam topi yang dilengkapi monitor untuk merekam aktivitas elektrik di otaknya. Para peneliti lalu memutar bunyi-bunyian dengan volume suara yang rendah secara berulang kali. Sesekali, peneliti juga menyelingi bunyi-bunyian tersebut dengan suara bergemuruh. 

“Bayi dengan perkembangan otak yang belum matang akan merespons suara ini yang  terekam dalam grafik melonjak. Akan tetapi, bayi yang dilahirkan oleh Mama yang hamil dan rutin berolahraga cenderung memiliki grafik yang tumpul. Ini berarti otak bayi tersebut lebih matang,” papar Labonte-LeMoyne.

Umumnya, lonjakan pada grafik tersebut baru hilang setelah bayi berusia 4 bulan. “Mama yang hamil dan rutin berolahraga akan memproduksi zat-zat kimiawi. Zat-zat ini lalu mengalir melalui darah dan akhirnya bersatu dengan darah bayi melalui plasenta. “Zat kimiawi yang dihasilkan saat berolahraga bermanfaat bagi kesehatan otak. Hasilnya, bayi yang lahir dari Mama yang hamil dan aktif ternyata memiliki perkembangan otak yang lebih optimal dibandingkan Mama yang hamil tapi tidak aktif bergerak,” papar Labonte LeMoyne.

Pendapat lain dilontarkan oleh Dave Ellemberg, PhD., dari University of Montreal sekaligus pemimpin penelitian tersebut. “Olahraga akan meningkatkan suplai oksigen ke otak bayi sehingga meningkatkan jumlah zat kimiawi yang memengaruhi tumbuh kembang janin. Bayi Anda pun memiliki kemampuan bahasa dan motorik yang lebih pesat.”

Selain berjalan dan joging, olahraga semacam aerobik juga menunjukkan hasil yang positif. Menurut spesialis obstetri dan ginekologi, Jennifer Ashton, MD., aerobik akan meningkatkan aktivitas di otak Mama yang hamil sekaligus otak janin. “Alhasil, bayi Anda pun akan semakin pintar,” ucap Jacquez Moritz, MD., spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Luke’s-Roosevelt, New York.

Selain manfaat bagi otak bayi, American College of Obstetrics and Gynecologists juga memaparkan manfaat berolahraga bagi Mama yang sedang hamil. Para ahli di lembaga tersebut menyarankan agar Mama yang sedang hamil berolahraga ringan selama 30 menit yang dilakukan setiap hari supaya memperkecil risiko sakit punggung dan diabetes gestasional serta membuat tidur lebih nyenyak. Akan tetapi, sebelum memutuskan berolahraga, pastikan Mama sudah berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dulu.

Nadia Mulya AHLI SEPUTAR GAYA HIDUP MAMA HAMIL