Monday, April 4, 2016

Sampah dan Pendidikan Kita


Dunia Hawa - Ridwan Kamil mati-matian membantah soal sampah di sungai Cikapundung. "Tidak ada bukti bahwa itu sampah dari berasal dari Bandung," katanya. Kelakuannya sama dengan Ahok. Ketika aparatnya menemukan kulit kabel yang menyumbat got, ia langsung menuduh itu sabotase. Usut punya usut, ternyata itu sampah lama yang belum pernah dibersihkan oleh aparat Pemda DKI. Keduanya memberikan pendidikan buruk kepada masyarakat, berupa contoh pemimpin yang suka berdalih, alias ngeles, menolak persoalan. Dalam bahasa Inggris disebut denial. Kehebatan pemimpin tidak sekedar terletak pada kemauannya untuk bekerja keras menyelesaikan persoalan masyarakat, tapi juga pada kemauannya untuk mengakui kekurangan.

Soal sampah, ada begitu banyak hal yang harus kita kerjakan. Persoalannya panjang, dari hulu sampai ke hilir, persis sama seperti panjangnya perjalanan sampah itu dari hulu sungai hingga ke muara. Itupun bukan akhir perjalanan. Ia kemudian akan mengotori lautan.

Beberapa kali saya membawa anak-anak main ke daerah hulu sungai. Saya sungguh suka dengan sungai. Suara gemercik arus air, beningnya air, di tengah suasana teduh dan sejuk di bawah rimbunnya pepohonan sungguh mendamaikan hati. Namun, hampir pada setiap kesempatan kedamaian itu terusik oleh sampah. Ya, sampah-sampah, khususnya sampah plastik sudah kita temukan sejak di tengah gunung, di hulu sungai.

Bagian hulu dari persoalan sampah kita adalah pendidikan. Dengan sedih saya harus katakan bahwa rakyat bangsa ini tidak mendapat pendidikan memadai soal sampah. Bahkan untuk sekedar soal cara membuang sampah saja pun kita tidak dididik. Tapi, bukankah dalam berbagai mata pelajaran kita diajarkan untuk membuang sampah dengan benar? Ya, dan itulah masalah fundamental pada pendidikan kita. Pendidikan kita hanya membuat kita tahu, tapi tidak mengubah laku.

Dalam keseharian kita sangat sering melihat orang buang sampah sembarangan. Dalam pandangan saya, dunia kita itu dipenuhi oleh zombie pembuang sampah. Sering saya perhatikan wajah orang yang membuah sampah sembarangan itu, dan tidak saya temukan raut rasa bersalah. Sepertinya gerakan tangan mereka waktu membuang sampah itu memang tidak dikendalikan oleh otak.

Yang lebih miris adalah pemandangan di sekolah. Pernah suatu hari saya hadir di sekolah anak saya. Hari itu ada olimpiade, pertandingan antar sekolah di bawah yayasan yang mengelola sekolah, menghadirkan sekolah-sekolah di bawah yayasan itu dari seluruh Indonesia. Ada ratusan guru dan siswa yang hadir. Setiap orang makan dan minum, lalu membuang sampah begitu saja di tempat mereka duduk atau berdiri. Dalam sekejap halaman sekolah berubah menjadi lautan sampah. Tempat sampah disediakan di sana sini, tapi jumlahnya tak cukup. Selain itu, masalah utamanya terletak pada manusia-manusia yang memang tak terlatih membuang sampah dengan benar.

Di lain waktu ada acara lagi, walau skalanya hanya sekedar internal sekolah itu. Kejadian yang sama terulang, orang-orang membuang sampah sembarangan. Saya minta guru yang jadi panitia untuk memberi perhatian soal ini. Iya, pak, jawabnya. Lalu ia mengumumkan,"Anak-anak, mohon agar tidak membuang sampah sembarangan." Sudah. Seruan itu berlalu begitu saja. Tak tahan lagi saya. Saya seret sebuah tempat sampah besar yang tadinya diletakkan di tempat yang tidak terlihat, saya bawa ke tengah arena acara. Lalu saya mulai memunguti sampah-sampah, memasukkannya ke tempat sampah. Orang-orang di sekitar mulai tersadarm lalu tergerak untuk membuang sampah mereka ke tempat sampah itu.

Dalam pertemuan dengan guru-guru saya sampaikan kritik secara terbuka kepada kepala sekolah. Ia berjanji akan memperhatikan. Kini kalau ada acara di sekolah, pihak sekolah menyiagakan sejumlah tukang pungut sampah! Luar biasa.

Persoalan pendidikan kita adalah soal pemahaman terhadap pendidikan itu sendiri, yang direduksi menjadi sekedar pengajaran. Itu terjadi baik di rumah maupun sekolah. Anak-anak kita diajari untuk tahu, bukan untuk terampil. Anak-anak kita tahu bahwa sampah harus dibuang pada tempatnya, tapi tidak terampil dalam membuang sampah. Tangan-tangan mereka tidak dibiasakan untuk membuang sampah dengan benar, maka yang menjadi kebiasaan adalah hal sebaliknya, membuang sampah sembarangan.

Anak-anak kita dilatih untuk menjadi para pelafal dan penghafal, bukan pelaku.

[Dr.Hasanudin Abdurakhman]



Sanusi Tak Sendiri, Ahok Yang Dikeroyok Para Koruptor


Dunia Hawa - Percayakah Anda bahwa korupsi yang terbongkar ini adalah sesuatu yang baru bagi Sanusi? Saya tidak. Maaf, mungkin saya telah melampaui prinsip praduga tak bersalah, biar saja. Tapi orang ini memang tidak punya hal lain selain korupsi untuk memperkaya diri. Abangnya dulu juga pernah korupsi dan masuk penjara. Entah bagaimana ceritanya Taufik bisa jadi Ketua DPRD. Sepertinya Sanusi cuma melanjutkan "tradisi keluarga", yaitu korupsi.

Percayakah Anda bahwa Sanusi bekerja sendiri? Saya tidak. Ini urusannya adalah mengubah ketetapan yang dibuat Ahok soal kompensasi reklamasi dari 15% menjadi 5% saja. Sanusia sendiri saja tidak bisa melakukannya. Ini harus dilakukan berjamaah. Dalam hal ini Sanusi mungkin cuma perwakilan atau pemimpinnya. Pasti ada lebih banyak orang yang terlibat.

Beginilah Ahok. Ia dikelilingi oleh manusia-manusia korup, baik di DPRD maupun di dalam pemda sendiri. Orang-orang ini sudah begitu lama menggerogoti uang rakyat dalam berbagai program pemerintah DKI. Di masa lalu orang-orang ini aman dan tentram. Gubernur tidak mengusik mereka. Mengapa? Gubernur juga memainkan tarian yang sama. Jadi yang terjadi adalah sesama tikus bersinergi untuk berpesta. Yang mereka lakukan cukup berbagi. Berbagi jatah atau wilayah. Pokoknya, sesama tikus jangan sampai saling memangsa.

Tikus-tikus pun tak satu jenisnya, tentu saja. Yang disebut di atas adalah tikus-tukus pemerintah. Tikus-tikus swasta juga bermain. Contohnya adalah Agung Podomoro itu. Kasusnya sama saja di mana-mana. Kita lihat ada begitu banyak lahan beralih fungsi dan berpindah tangan. Ini hasil kerja tikus pemerintah dan swasta.

Kawasan Senayan itu adalah kawasan korup semua. Mulai dari hotel, mal, apartemen, dan semua yang berdiri di sana adalah hasil pencurian berjamaah. Kawasan itu tadinya diperuntukkan untuk hutan kota, daerah resapan air. Berkat nepotisme dan korupsi di zaman Soeharto, kawasan itu beralih fungsi. 

Tikus pemerintah seperti Sanusi itu rela menjual negara dan hak-hak rakyat untuk memperkaya diri. Ia mungkin dapat uang 1-2 milyar. Ia tidak peduli bahwa yang membayarnya akan mendapat ratusan bahkan ribuan milyar. Bagi tikus seperti Sanusi, itu tak penting. Yang penting ia bisa menikmati hidup, seperti makan lobster kesukaan abangnya.

Yang dilakukan Ahok bukan sekedar bekerja sebagai gubernur untuk membangun Jakarta saja. Ahok mempersempit ruang gerak tikus-tikus. Lorong-lorong gelap tempat mereka bersarang kini berada di bawah sorot lampu terang benderang. Ruang gerak mereka semakin sempit. Tapi tikus tetaplah tikus. Mereka tak bisa berubah menjadi kelinci. Jadi, meski sudah disorot lampu, mereka tetap hendak mencuri. Seperti itulah Sanusi.

Jadi perjuangan Ahok bukan sekedar soal bagaimana menjadi gubernur kembali. Ini adalah soal meletakkan suatu rumah contoh yang bebas korupsi, persis di tengah jantung, pusat denyut nadi Indonesia. Kalau Jakarta bisa menjadi rumah besar yang tidak ramah pada tikus, maka rumah-rumah lain akan tumbuh di seluruh muka bumi Indonesia.

Yang menyedihkan, masih banyak kekuatan-kekuatan Islam yang berseberangan dengan gerakan ini. Islam yang seharusnya menjadi pelopor gerakan anti-korupsi, malah seakan bersikukuh untuk melestarikannya. Ada apa dengan kalian wahai umat Islam?

Kalian tak rela non-muslim menjadi pemimpin? Tapi kenapa selama ini kalian biarkan saja muslim-muslim korup menjadi pemimpin? Mengapa tak muncul dari kalangan kalian tokoh pemimpin DKI yang anti korupsi? Mengapa yang muncul dari kalangan muslim di DKI adalah orang seperti Taufik dan Sanusi?

Bagi saya pilihan saya jelas. Saya hanya ingin pemimpin yang berjuang melawan korupsi. Apapun agama dia, tak penting.

Dan wahai org yg benci memBABI buta pada AHOK, semoga dapat hidayah ya.

[abdurakhman.com]



Usaha Gerakan Tangkap Ahok (GTA) Membuahkan Hasil


Dunia Hawa - Sebetulnya saya termasuk orang yang tak percaya ke ajaiban.. Menurut saya, Yang Maha Esa sekalipun akan bertindak mengikuti hukum2 yang dibuatNya sendiri di dunia ini. Kalaupun ada pengecualian, dimana YME mem pending hukum fisika, kimia, electromagnetic dan lain lain, percayalah bahwa Dia tak akan melakukannya demi anda.. tidak demi saya,.. apalagi demi GTA (Gerakan Tangkap Ahok).. Believe it or not.. we are not THAT important..

Hasil penerawangan terakhir, GTA sendiri adalah sebuah aliansi yg terdiri dari beberapa ormas dan himpunan mahasiswa PW GPII Jakarta, KOBAR, IMM Jakarta, HIMMAH Al Wasliyah, Brigade PII, KOPMA GPII, SABET, FPI, KAHMI Jakarta dan Suara Jakarta. Layak diingat.. FPI (Front Pembela Islam) tercatat dalam aliansi GTA menurut megapolitanpos.. Begitu pula dengan KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam), dan Brigade PII (Brigade Pelajar Islam Indonesia).. GTA tentu barokah.

Sampai hari Senin (14/3/2016), GTA yg melakukan aksi kumpul koin, Coin Tangkap Ahok, sudah mengumpulkan 1.350.000 rupiah yg terdiri dari 1.350 coin dari 5 kotak coin di Jakarta dan 5 kotak coin mobile. Mungkin muat di 2 kotak, menjadikan 8 kotak sisanya mubazir. Kurang spektakuler bila dibandingkan jumlah harian formulir yg dikumpulkan Teman Ahok, tapi harus d apresiasi usaha menghitung 1.350 koin.

Usaha GTA tidak berhenti sampai di situ saja. GTA jg melancarkan kampanye hashtag TangkapPenjarakanAhok dan GTA juga melancarkan aksi geruduk KPK untuk mendorong KPK menangkap Ahok.. KPK masuk angin,.. jadi harus di motivasi oleh GTA..

Sampai dua hari yang lalu, dalam aksinya yg paling WOW.. GTA membawa dua orang dukun dari Jabar dan Bali,..

"Dengan ini kami membawa dukun-dukun yang meruwat KPK agar tidak disantet oleh kekuatan negatif iblis Sumber Waras," kata Koordinator Lapangan, Rahmat Himran di KPK, Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Luar biasa memang ilmu perdukunan Indonesia, contoh yang baik persatuan Indonesia,.. toleransi antara dukun Jabar dan dukun Bali cukup kuat, sampai mereka mampu berbagi sesajen,..

Benar2 salut dengan kedua dukun ini,.. wujud nyata dari sila ke 3 Pancasila, kalau sesajen saja bisa sharing, mengapa kunci surga maunya di simpan sendiri? Dan harus di ingat, ke dua dukun ini di dukung oleh aliansi GTA yg barokah.. kaffah.. kalo ada yg berani2 sebut musyrik atau syirik, Bibieb siap fentung..

Dan ternyata, dukun toleran yg di bawa GTA amat sangat sakti, melalui ilmu cocoklogi yg dalam, hasil ruwat kedua dukun langsung terlihat hanya dalam waktu 2 hari.. KPK langsung sembuh, tidak lagi masuk angin..


Hari ini, Jumat (1/4/2016) berdasarkan wangsit dari kompas dan tempo bahwa telah terjaring dalam operasi tangkap tangan MS,.. yang di sinyalir sebagai M Sanusi, adik dari M Taufik yg termasyhur dengan lobsternya.. Tidak lupa, KPK juga menyegel ruang kerja M Taufik sekalian,.. Sampai saat ini belum ada yg wangsit yg menyebutkan alasan mengapa KPK segel ruang kerja M Taufik juga, tapi kemungkinan besar ini faktor.. sebel,.. KPK iri sama Taufik yg kolesterol tinggi tapi sehat walafiat dan masih sanggup santap lobster lagi siang ini..


Hmm,.. sepertinya ada yang salah,.. dmana letak kesalahannya yah,..?

Koin di kumpulkan - check
KPK di geruduk - check
Dukun di import dari Jabar dan Bali - check
Ruwat selesai di lakukan - check
KPK sembuh dari masuk anginnya - check

Kok rasanya masih ada yang aneh yah..? 

Btw, untuk om lobster,.. jangan khawatir soal adik om,.. KPK cuma melakukan tangkap tangan kok,.. badan, kaki dan kepala om Sanusi masih bebas, bisa nyusul La Nyala ke Malaysia... ;)

[ABhumi]



Surat Terbuka Dari Medan Kepada Ahmad Dhani


Lucu Tapi Menampar,Ahmad Dhani Pasti Malu Bacanya!!

Dunia Hawa - Terkait sebuah kalimat ungkapan Ahmad Dhani, menyebut bahwa "PEMIMPIN NON MUSLIM ITU SAMA SAJA DENGAN LGBT DAN BABI" tentu menimbulkan berbagai banyak tentangan terutama baik dari kalangan muslim dan terlebih dari kalangan Non Muslim.

Khususnya seorang putra batak asal medan, Marulak Sinurat, melayangkan surat terbuka Untuk Ahmad Dhani, dan berikut isi Suratnya.


NB : Baca dengan Logat Medan Bang!!
KEHARAMAN DAN KEKAFIRAN : SENJATA POLITIK PARA PENGECUT !!!
---------------------------------///------------------------------
-sebuah catatan pribadi atas hilangnya logika KEJANTANAN SEJATI dalam bertempur-

Horassss Lae Ahmad Dhani….
Apa kabar kau di Jakarta sana Lae ?
Sehat Barang itu Lae ? Semoga sehat ya Lae, tapi kalau pun tak sehat agak agak kau bawa lah berobat sikit barang itu…

Jadi gini nya itu Lae,
macam makin lancar kali kau aku lihat ngomong Lae, agak agak di rem lah sikit lae, jangan terlalu lebar mulut itu Lae…

Macam mana lah kau ini kawan, macam tak sehat lagi barang tu kulihat…
Kau bilang lah pulak “PEMIMPIN NON MUSLIM ITU SAMA HARAMNYA DENGAN LGBT DAN BABI”....
Apanya maksud kau Lae ?
Kejam kali lah omongan kau itu Lae, macam tak ada lagi kasih sayang dalam darah kau lae.
Bolehlah kau tidak suka sama mahluk minoritas macam kami ini tapi janganlah sekejam itu kau ngomong Lae.
HINA kali lah kau Tarok kami ini Lae Dhani,
yang nggak bisanya lagi Lae bertempur secara Jantan makanya Lae sampai menyamakan mahluk Minoritas macam kami ini HARAM ?
Kejam kali kau Lae bah…Makin Mentiko kau...

Kau sebut “PEMIMPIN NON MUSLIM ITU SAMA HARAMNYA DENGAN LGBT DAN BABI”,
Cok lah kau bayangkan sikit, kalau kita memakai bahasa Indonesia menjelaskannya (tak usah lah dulu bahasa Batak sama bahasa Medan)

PEMIMPIN = PROFESI SECARA INDIVIDU
NON MUSLIM = SEMUA UMAT BERAGAMA NON MUSLIM/ISLAM
Berarti dari kalimat kau itu tersirat juga isi otak kau itu mau bilang semua kami manusia minoritas ini HARAM !!!

Bah… kejam kali kau Lae bah….

Yang lupa nya Lae kalau inang Pangintubu alias Ibu yang melahirkan kau Non Muslim juga ?
Kulihat di Wikipedia Kristen nya Inong Joyce Teresa Pamela.
Amang tahe Lae ini bah…

Entahnya lupa pulak Lae acara “Logika Ahmad Dhani” di iNews TV itu, kan Lae jadi Host disitu, iya kan Lae ? iNews TV kan bagian dari MNC Grup Lae ku, dan Bos nya MNC itu kan Among Hary Tanoesoedibjo yang beragama Kristen, kekmana lah itu Lae ?
Accem mana lah ini Lae…

usahlah kejam kejam kali lae cakap…

Lae HARAM HARAM kan kami padahal uang kami pun adanya kau makan.
Jadi maksud kau KAMI SEBAGAI MANUSIA MINOR aja nya yang HARAM ?
hanya BANGKE kami aja nya yang HARAM ?

Gitunya maksud kau Lae ? tapi uang kami tidak HARAM Lae ? Gitu maksud kau ?
Berapa Juta keping album lae laku ? banyak juganya ORANG HARAM yang beli album lae, jadi kekmana lae ? tidak haramnya uang dari tangan ORANG HARAM macam kami ini ?

Berapa juta RBT lagu Lae yang dipakai orang ? banyak juganya ORANG HARAM yang pakai RBT lagu lae menjadi nada Handphone , jadi kekmana lae ? tidak haramnya uang dari tangan ORANG HARAM macam kami ini ?

Kalau konser pun kau gitu juganya Lae, banyak juganya ORANG HARAM yang beli tiket konser kau,
jadi kekmana lae ? tidak haramnya uang dari tangan ORANG HARAM macam kami ini ?
Di Medan pun adanya Karaoke kau, besar kali gedung karaoke kau di Medan ini, entah berapa tingkat lah itu, yang besaran kulihat.

Apa tidak tau kau Lae kalau banyak juga ORANG HARAM masuk ke karaoke kau di Medan ini,
jadi kekmana lae ? tidak haramnya uang dari tangan ORANG HARAM macam kami ini ?

Ku ingat lah lagi Lae vocalis vocalis handal yang pernah kau pakek, ada abang Ari , abang Once, ada pulak Lae ku si Judika, bahhh Minoritas nya orang itu tiga Lae, berarti HARAM jugak lah orang itu tiga ya kan Lae, jadi kekmana lae ? tidak haramnya penghasilan dari vocalis yang tiga itu ?

Pernah jugak kubaca di Twitter kau bilang kalau kau ini Musisi Sejati....
macam mana pula Musisi Sejati bisa RASIS Lae ?
Cok kau tengok sikit....

music itu adalah SENI dan seni itu adalah UNIVERSAL.
Yang ku tau ya Lae, orang yang didarahnya mengalir darah seni akan lebih besar CITA KASIH nya daripada orang yang dialiri darah lain sebab didalam darah seni itu ada BAHASA CINTA.
Cemana Lae… ? cocok kam rasa… ?

Jangan lah gitu omongan kau Lae ku Dhani,hadapilah panggung politik ini dengan realita yang ada, bagus buat Lae, biar bagus Lae kutengok !!!
Cemmana orang mau melihat Kau bagus lae kalau kau aja sek lalap suka MEGHARAM-HARAMKAN orang lain.

Janganlah gara gara ambisi politik jadi ribut orang orang, sudah susah payah nenek moyang kita merebut keutuhan NKRI masak kita harus kotori lagi dengan noda noda SARA ?

Jangan pulak gara gara 2 orang kalian di atas sana jadi ribut masyarakat dibawah sini, kau jaga itu Lae.

Bahasa kasarnya gini Lae “dua orang nya kalian berebut Tahta diatas sana tapi jadi Tikam-Tikaman masyarakat dibawah sini’’.

Yang gak main lagi nya kau memikirkan itu kawan ?
Kurasa puas kali lah kau rasa kalau ada ribut Agama di Indonesia ini ya ?

Heran aku melihat Lae bah…

bukannya memanfaatkan kepopuleran kau untuk membangun bangsa malah kau pulak yang mau menginginkan ANTAR UMAT BERAGAMA BERKELAHI.

Minum dulu seteko Tuak itu Lae biar agak Cantik lae cakap……..

Note Foot :

1. KERUKUNAN UMAT BERAGAMA itu harga Mati
2. UUD 1945 dan Pancasila adalah pedoman hidup bangsa
3. Jika ada Umat Muslim yang SUKA MENGHARAM-HARAMKAN orang lain biarlah itu menjadi tanggung jawab pribadinya, Saya percaya masih banyak sekali Umat Muslim yang memiliki DARAH KASIH SAYANG yang nyata di masyarakat yang HETEROGEN.
4. Jangan kita sampai ribut dan terkotori hatinya hanya karena KEKUASAAN AHMAD DHANI untuk MENGHARAMKAN ORANG LAIN
5. JANTAN, HARUS !!! RASIS & SARA ,TIDAK !!!

Mari Hapuskan Kebencian, Tebarkan Kedamaian.
1 April 2016

Marulak Sinurat

NO SARA , NO DISKRIMINASI

[bacakabar.com]



Rezim "Islam Ibadi" di Oman, Timur Tengah


Dunia Hawa - Bagi banyak orang, mungkin mengira Arab dan Timur Tengah adalah melulu kawasan Sunni dan Syiah. Pandangan ini keliru. Ada banyak aliran dan kelompok agama dan mazhab Islam di kawasan ini. Salah satunya adalah Oman. Negara di tenggara Jazirah Arab yang berbatasan dengan Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yaman ini adalah pengikut "Islam Ibadi" atau Ibadiyah, sebuah faksi Islam yang lahir hanya selang 20 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, sekte Ibadiyah lebih tua dari Syiah apalagi Sunni. Selain Oman, Zanzibar juga mayoritas pengikut Ibadiyah. Selain di kedua negara ini, pengikut Ibadiyah juga tersebar di Aljazair, Tunisia, Libia, dan Afrika Timur. Meskipun ada yang menanggap Ibadi adalah pecahan Khawarij, para sarjana Ibadi sendiri menolak dikaitkan dengan "faksi radikal" Islam ini. Ada cukup banyak tokoh Ibadi yang populer seperti Ahmad bin Hamad al-Halili, Moufdi Zakaria, Sulaiman al-Barouni, Nouri Abusahmain, dlsb.  

Penguasa Oman, Sultan Qaboos Bin Said Al Said yang menjadi penguasa sejak 1970 dan menjadi pemimpin pemerintahan terlama di Timur Tengah, juga pengikut setia sekte Ibadiyah. Menarik untuk dicatat, Oman memiliki record yang cukup menggembirakan khususnya dalam hal perdamaian dan pemeliharaan hubungan harmonis dan toleran Muslim-non-Muslim. 

Meskipun Ibadi menjadi "mazhab resmi" negara, ada banyak kelompok keislaman dan keagamaan di Oman termasuk non-Muslim seperti Kristen, Zoroaster, Jain, Buddha, Baha'i, Sikh, Hindu dlsb sebagai dampak dari arus migrasi internasional. Lebih dari 40% penduduk Oman adalah kaum migran, khususnya dari Asia Selatan. Tempat-tempat ibadah diluar masjid juga bertebaran disini. Karena itu tidak mengherankan jika Global Peace Index menempatkan Oman sebagai salah satu negara yang cukup damai, adem-ayem, toleran, dan ramah dengan aneka ragam agama. 

Hal lain yang menarik dari Oman adalah negara ini menjaga dengan baik aneka situs-situs sejarah dan warisan kebudayaan masa lalu, bukan malam merusak dan menghancurkannya dengan alasan "tidak Islami". Oman juga merawat dengan baik objek-objek turisme sehingga memikat banyak wisatawan. Ayo siapa yang mau berkunjung ke Oman??

[prof.sumanto al qurtuby]


Surat Terbuka dari PPI Jepang buat Yusron Ihza Mahendra


Dunia Hawa - Beginilah isi surat terbuka dari Ketua PPI Jepang buat Yusron Ihza Mahendra : 

Kepada Yth. Bapak Yusron Ihza Mahendra. 
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang. 

Halo, Bapak Yusron Ihza Mahendra. Maaf ya bapak, saya tidak tahu apa gelar bapak. Tapi yang penting namanya kan sudah jelas. Mungkin bapak terkejut bila mendapati surat ini. Namun, saya yakin surat ini akan mewakili seluruh keluh kesah kami, para rakyat Indonesia yang berada di Jepang khususnya, dan juga rakyat Jakarta pada umumnya. 

Kemarin saya lihat lho, postingan di twitter bapak yang ngasih nasehat untuk Pak Ahok. Ih keren ya Bapak Yusron ini, saya pikir. Bagaimana tidak keren coba, bapak kan tinggal di Jepang, tapi bisa menilai pak Ahok ini arogan. Berarti kan keren, tanpa harus ke Jakarta langsung melihat bagaimana cara Pak Ahok memerintah kota Jakarta, bapak sudah bisa tahu kalau Pak Ahok itu arogan. 

Gara-gara berita di twitter yang jadi viral itu, saya jadi kepo tentang bapak, lho. Terus terang, saya nggak kenal siapa bapak. Maklum, sejak 2011 saya merantau ke Jepang. Eh ternyata bapak itu duta besar Indonesia untuk jepang yang baru. Ya wajar sih kalau saya nggak tahu, wong tugas bapak sebagai duta besar Indonesia disini nggak pernah saya rasakan. Bapak lho, nggak pernah mengunjungi saya di Gifu. 

Nggak pernah tahu betapa kami harus bersusah payah kuliah siang dan malam, dan sebagian dari kami masih harus mengais yen hanya sekedar untuk menopang hidup selama studi disini. Bapak enak sih hidupnya bergelimang harga dan pelayanan. Tapi itu nggak jadi soal. Toh saya tidak tahu tentang bapak, padahal kita sama-sama tinggal dalam satu pulau. Beda dengan bapak, yang tinggal beda negara pun mampu melihat sepak terjang Pak Ahok. 

Bahkan tahu tentang etnis-etnis Indo-China yang lari ke luar negeri pula. Keren sekali. Saya lho pak, sampai tanya banyak saudara saya yang tinggal di Jakarta, kebetulan mereka bukan orang kaya dan bukan pejabat, jadi saya anggap suaranya sah. Iya dong, mereka tidak berkepentingan terhadap Jakarta dan tetek bengek-nya. Karena yang mereka pikir hanya kerja, cari uang, dan hidup nyaman. 

Saudara-saudara saya puas dengan Pak Ahok. Banyak sekali perubahan, terutama di system birokrasi. Lho Pak Yusron, kalau Pak Ahok arogan, setidaknya saudara-saudara saya pasti bakalan langsung pulang ke desa dong. Bapak ini, tinggalnya di rumah mewah, temannya politikus semua sih. Jadinya nggak valid itu pasti informasinya. Turun dong tanya ke rakyat yang tidak berkepentingan. Ah si bapak, masa gitu aja saya harus ajarin?

Oh iya, tadi saya bilang kalau saya ya. Gini pak, ternyata bapak itu adeknya Yusril Ihza Mahendra ya? Ah politikus, banyak bergaul dengan tikus. Jangan pak, nanti dibasmi sama pestisida lho. Yah, meskipun beberapa waktu lalu hampir dikurangi dosisnya, tapi justru karena Pak Ahok lah pestisida pembasmi tikus-tikus itu jadi makin banyak variasinya. Eh, bapak paham nggak sih yang saya omongkan? Nggak ya? 

Belajar pertanian dulu sebentar pak, biar afdol jadi duta besarnya, biar banyak menguasai hal baru. Ah jadi ngelantur. Jadi gini ya, bapak rupanya sama-sama dari Bangka Belitung dengan Pak Ahok. Yuh pak, mbok sesama teman sepermainan itu jangan berantem to. Malu dong sama bule-bule, diketawain sama Om Donald Trump nanti. Masak tetangga kok beradu mulut. Inikah Indonesia, pak? Hanya demi kepentingan pribadi, yang mana kakak bapak mau maju pilihan gubernur, lantas bapak tega menyerang Pak Ahok dengan isu ras? Saya heran pak, Pak Jokowi yang lemah lembut, diserang. Pak Ahok yang tegas juga diserang. 

Bapak itu maunya seperti apa? Mbok ya leren saja pak. Jangan racuni rakyatmu dengan kebencian. Mengapa kalian tidak beradu program yang membanggakan? Ah Pak Yusron, mainlah ke Gifu pak. Saya ajak keliling mengunjungi rakyatmu. Sudah cukup saya pakai bahasa ndeso ya pak, takutnya bapak keblinger. Baiklah, saya akan memberi kalimat penutup dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua pihak, termasuk bapak.

“Cara berpolitik yang terkotor yang pernah saya ketahui adalah dengan menggunakan pengalaman traumatis akan ancaman genosida etnis! “ 

Salam Bhinneka Tunggal Ika! 

Dari sebutir rakyatmu di Gifu, Jepang.

Didukung oleh: Biro Kajian Strategis Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang)

PS:

Sebagai Ketua PPI Jepang saya bertanggung jawab atas munculnya tulisan ini, saya juga yang menjamin setiap mahasiswa di Jepang bisa berpendapat dengan pemikirannya, meskipun saya menyayangkan bahwa tulisan ini secara sadar maupun tidak sadar telah membawa kita lari dari inti permasalahannya, saya berharap ke depannya setiap kita dapat secara bijak membahasakan setiap pendapat yang dikemukakan kepada publik. Silahkan baca kembali tulisan dibawah ini tanpa saya edit sedikitpun bukan untuk kembali memunculkan isu rasialis, dan jangan disalahartikan menjadi personal.

Terlepas dari segala kekurangannya, tulisan ini menjadi cerminan bahwa ada satu atau sebagian orang yang tersakiti dengan sebuah opini, di mana mungkin semakin kasar bahasanya semakin dalam sakit hatinya, dan bila tidak tahu dan tidak merasa bahwa kita menyakiti seseorang bagaimana kita akan mencoba bijak akan setiap kata dan tidakan kita. Kritik dan saran sangat kami terima, bahwasanya kita sedang belajar berdemokrasi untuk kebaikan Indonesia secara bersama, Bhineka Tunggal Ika. 

Jepang 30 Maret 2016 

Ketua PPI Jepang: Mochamad Candra Wirawan Arief

[Sumber: Kompasiana]



Surat Terbuka Anak Medan Buat Ridwan Kamil


Dunia Hawa - Begini surat terbuka dari anak Medan, si PESAL NAMEDA buat Bang Emil, Ridwan Kamil :

Apakabarnya bang?
Ini aku, si PESAL NAMEDA.
Pasti abang lagi bercas cis cus di kantor ya? Ini kan hari Kamis. Mohon maaf ya bang kalok aku tulis surat ini tidak pake bahasa Inggris. Tak bisa nya aku, bang. Tau nya aku kalok abang mencanangkan KAMIS INGGRIS di kantor walikota.

Tadinya mau rabu kemaren kutulis. Alamak, ternyata itu hari REBO NYUNDA jugak di Bandung. Hajab lah aku bang. Manalah bisa aku tulis surat pake bahasa sunda. Kalok bisa abang baca saja lah surat ini, meski salah hari nya aku menulisnya.

Bang Emil, minggu kemaren kusempatkan ke Bandung. Aku tinggal di MARELAN MEDAN nya, bang. Abang jangan salah sebut, bukan MARYLAND, tapi MARELAN. Tak ada hubungan nya dua tempat itu. Kemaren, aku mengantarkan si Yapi yang baru mau belajar kerja di Cicaheum. Sekalian bawak si Mimi yang mau sekolah di Dipati Ukur. Hebat kali kota kau tu, Bang. Cantik ku liat semua. Ai mak jang. Betul-betul paris pan japa kurasa.

Kutanyak sama sopir honda, eh, siapa yang bikin bandung cantik kek gini? Paten kali. Pintar. Kalok bukan orang hebat, tak bisa rasanya buat begitu. Bingung aku, bang Emil. Kata sopirnya, yang buat itu PRESIDEN YANG TERTUKAR. Eh, siapa pulak orang tu? Tertukar sama siapa, pikirku. Ternyata, kau nya itu, Bang. Salut aku.

Setelah ku liat-liat poto kau di acara konprensi asia aprika kemaren itu, memang gagah kali jang. Berwibawa. Topinya. Kacamatanya. Nunjuk-nunjuknya. Kek, Bung Karno, ku liat. Pantas lah ada yang silap mengira abang itu presiden. Jangan abang tersinggung kalok ku bilang kek gini. Anggap aja doa. Diaminkan aja, bang.

Bang Emil, kubaca nya surat abang yang menolak diusung jadi calon gubernur jakarta. Wah wah wah. Memang abang nampak antik kuliat. Begitu banyak orang pengen jadi gubernur, berlomba-lomba. Jadi kepala lorong pun di medan berebut orang tu. Hanya KEPLOR nya. Kok abang malah belum mau jadi gubernur. Heran aku bang. Sopir angkot honda yang kutumpangi jugak bingung.

Cuma lucu kali waktu abang bilang dalam surat penolakan itu. Jakarta abang sebut jadi kota twitter paling cerewet se dunia. Kurasa masih kalah nya sama kota kami. Medan itu kota paling gecor di jalan raya. Semua berkelakson. Semua minta minggir. Semua mau duluan lewat. Rebutan. Lampu merah tak ada pungsinya. Kek pejabat saja semua. Kelaksonnya bising kali. TETOT… TETOT… TETOT… bunyinya. Percis kek bunyi knalpot motor bang Parhat yang rumahnya di ujung gang kami.

Aku mau usul buat abang. Cemana kalok abang jadi gubernur SUMUT aja. Punya nya kami gubernur. Tapi pengganti setengah jalan. Dua kali gubernur terpilih kami masuk penjara nya. Macam-macam kasusnya. Kalok tak salah aku, kenak pasal korupsi orang tu.

Kami agak kembut jugak, kalok nanti ada pilkada. Kalok terpilih jugak gubernur baru, masuk lagi dia ke penjara, bisa hetrik lah. Jangan sampe tiga kali berturut-turut. Masuk catatan MURI lah. Padahal lama kami benci istilah sumut, SEMUA URUSAN MUSTI UANG TUNAI. Cocok lah kami rasa abang jadi salah satu calon gubsu. Kalok jadi, kupanggil abang nanti, Bang GUBSU.

Kurasa, tak payah kali nya abang kalok jadi gubsu. Tak banyak sebenarnya masalah di tempat kami. Kek di medan, cuma urusan lapak pinggir jalan, lalulintas sama sampah. Hanya itu aja. Keknya belum beres-beres jugak sampe hari ini. Berproses katanya. Mana ngerti lah aku.

Kuliat, di bandung, mantap kali abang bereskan semua. Abang buat banyak kali taman. Ada taman jomblo, taman pilem, taman lansia, taman sketbod. Alamak jang. Dimanja kali lah orang bandung kau buat, bang. Di medan juga ada taman nya. Taman cadika, taman sri deli, taman apros, taman a yani sama taman beringin. Sejuk memang. Baru saja bagus taman-tamannya. Habis direhab. Entah apa saja yang dipikir petugasnya, kenapa lama kali tergeletak tak terurus. Kurasa, meniru bang Emil nya orang itu.

Apalagi abang kan arsitek. Bisanya abang bantu kami pertahankan gedung bersejarah disini. Dulu ada pajak bundar di medan. Sekarang sudah lenyap dia, Bang. Tak berbekas. Susah aku nanti mencritakan sama anak cucu, dimana aku memerli adek abang yang di rumah ni sampe mau dia ku ajak nonton di morsip. Akhirnya mau dia jadi binikku. Pajak bundar memang tinggal kenangan. Percis kek lagu jadinya.

Aku dulu sering duduk-duduk di depan rumkit tembakau deli di Putri Ijo. Ku lihat bakal ancur jugak gedung warisan blanda tu. Kalok abang nanti jadinya gubsu, tolong kau jaga lah bang bangunan bersejarah kami. Kerna kau itu kan jugak ahli bangunan. Pandenya pasti abang meyakinkan orang-orang disini. Biar kecelek dulu para pemodal sekaligus perusak bangunan antik tu. Gak yakin aku orang itu cinta medan. Kurasa tinggalnya pun di luar sana nya. Logatnya pun kek orang seberang ku dengar. 

Nanti kalok abang jadi gubsu, buatlah satu taman di lapangan kratatau. Bagus nya kurasa tempatnya. Aku usul namanya TAMAN RENUNGAN. Tak pakek lampu pun tak apa lah. Biar gelap gulita tak masalah. Cocok kurasa tempatnya untuk merenung. Supaya orang medan jangan buat dosa, jangan korupsi, jangan pungli, jangan KKN. Soalnya di mukak taman itu, pas kali ada kuburan. Pasti merinding kalok ada yang merenung disitu.

Aku yakin orang sumut sukak nya kau jadi calon gubsu, Bang. Terimanya orang tu. Apalagi kon-kawanku di kampung. Cocok katanya. Cuma kon-kawan tak mau jadi tim sukses. Maunya menjadi orang sukses. Itu istilah aja, bang.

Kami memang sepakat tidak mau meniru orang kampung sebelah. Disana berebut sampek berantuk mau jadi tim sukses. Calonnya dibela habis-habisan. Padahal pencorot nya dia ujung-ujungnya di pilkada. Dongok kali. Tapi kayak berhala kuliat pemimpinnya dibuat. Kek tak takut dosa syirik. Pemimpin berhala. Paling-paling ujungnya mintak balen nya orang tu rame-rame.

Bang, asal abang tau, di medan ada nama jalan PWS. Paguyuban Warga Sunda. Dekat Sei Sekambing situ. Mana bisa ada nama jalan itu kalok gak diterimanya orang sunda di medan. Padahal mana ada nama Jalan Sisingamangaraja di bandung. Harus geser sikit ke cimahi, baru ada nama jalan raja besar kami itu.

Kudengar, sempat bermasalah pulak abang sama preman angkot ya? Cemana pulak bisa begitu? Sama preman nya abang betekak? Kalok benar nya abang, jangan abang mundur. Panggil saja Satpol PP, bang. Sekali-sekali perlu juga dirodam orang kek gitu. Sudah hajab kali sopir angkot dan warga dibuat preman itu kek nya. Silap sikit main lepuk saja dia.

Kalok di Medan beres nya abang. Tak ada lagi preman di Medan. Dulu nya memang ada. Cuma tenggen kamput saja kerjaannya. Kalok sekarang, hanya ada Ormas Pemuda. Itupun hanya dua yang besar. Yang dua hurup dan tiga hurup istilahnya. Tak berani aku nyebutnya lengkap. Baek-baek nya orang tu. Kon-kawan jugak dua-duanya.

Memang pernah oknum kedua ormas tu betumbuk. Hanya soal kecik nya. Ujung-ujungnya banyak yang bendol kepalanya. Sempat malu kami kerna orang tu kejar-kejaran di jalanan. Seram kali. Begitu datang Polisi, ada yang berondok ke semak-semak. Sebagian cicing. Ini cicing medan, Bang. Artinya kabur. Bukan cicing bahasa sunda. Rame kali kejadiannya. Masuk tipi pulak. Ih, malu kali kami saat itu, bang. Mau ditarok kemana mukak kami. Untunglah sudah dame.

Bang, ada satu lagi mau ku bilang sama abang. Merinding aku liat poto abang lagi basah-basahan di banjir sama binik abang, kak Attalia. Lepas sepatu pulak. Tak gengsi nya abang ku tengok turun ke lapangan kek gitu. Hati penduduk pasti sejuk liat pemimpinnya kek gini.

Memang pernah ada dulu pejabat laen kek abang. Begaya dia masuk paret ku tengok. Celananya aja pun kondor. Tak malu. Lencananya yang sebesar jengkol itu pun tetap dipakeknya. Pencitraan nya dia kurasa. Sambil menyelam minum lumpur kawan tu. Tak ada hasilnya. Sia-sia.

Jadi, cok abang pikir-pikir ya. Cok abang trei dulu. Mungkin perlu istikaroh, tak apa nya. Kalok kemaren abang tulis surat KE JAKARTA TIDAK KE JAKARTA, kerna menolak jadi gubernur jakarta. Semoga nanti abang bersedia jadi calon gubsu, tulislah surat KE MEDAN PERANG AKU KAN BERBAKTI. Jadi mirip dengan lagu perjuangan dengarnya. kalok cocok nya sama abang, seken dulu. Salaman kita.

Aku sama kon-kawan sering bekombur tentang abang di kede sampah mak dinal. Kadang di langgar Al Ikhlas pinggir sunge deli. Titip salam orang tu ha. Si sangkot, si james, si togu, si tumiur, sama si tambi.

Kalau abang nanti ke medan lewat kuala namu, sudah kubilangkan sama si kotan, jangan sampek bang Emil sengsara disana. Dia jamin abang nanti diurusnya. Percuma dia jadi porlep disana.

Seginilah suratku ya bang.

Salam sukses buat abang. BANG GUBSU.

Marelan Medan, 31 Maret 2016. 

Si Pesal Nameda alias Faisal Yusuf Rasyid

Twitter : @faisalyusra
Facebook : faisal.yusra
Fan Page : Celoteh Pesal Nameda



Ente Manusia, Stop Jadi Tuhan


Dunia Hawa - Kāfir (bahasa Arab: كافر kāfir; plural كفّار kuffār) memiliki arti orang yang INGKAR, mengingkari, menolak, merujuk kepada orang yang mengingkari nikmat Allah, lawannya: "Syakir", orang yang bersyukur.

"Kafir" juga bisa berarti MENGINGKARI sesuatu padahal ia tau bahwa itu adalah kebenaran. 

PERTANYAAN: saat bayi lahir ke dunia dari kedua orang tua yang non muslim, lalu dari kecil diajarkan agama non islam, lalu tumbuh dewasa meyakini agama yang diajarkan orang tuanya sebagai Kebenaran, karena tidak pernah tau Islam..

BAGAIMANA BISA DISEBUT MENGINGKARI?
sedangkan ia tidak tau Islam itu kebenaran

"KAFIR" UNTUK ARAB QURAISH

Banyak firman Allah dalam Al-Quran menyebut "Kafir" merujuk ke ARAB QURAISH yang mengingkari dakwah Nabi Muhammad. BUKAN ditujukan kepada para Ahli Kitab Yahudi & Nasrani (Kristiani).

Allah berfirman, لَكُم دينُكُم وَلِيَ دينِ , "Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku" (Al-Quran, surat Al-Kafirun, ayat 6). Berdasarkan ASBABUN NUZUL, ayat ini ditujukan Allah untuk ARAB QURAISH karena mengajak Nabi menyembah Berhala mereka.

"Kafir" dalam surat Al-Kafirun ditujukan untuk ARAB QURAISH, BUKAN ditujukan untuk ahli Kitab Yahudi maupun Nasrani (Kristiani). Begitu juga dengan banyak ayat-ayat lainnnya dalam Al-Quran.. karena Allah mengakui agama Yahudi & Nasrani (Kristiani) sebagai ahli kitab seperti dijelaskan pada ayat-ayat berikut:

إِذ قالَ اللَّهُ يا عيسىٰ إِنّي مُتَوَفّيكَ وَرافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذينَ كَفَروا وَجاعِلُ الَّذينَ اتَّبَعوكَ فَوقَ الَّذينَ كَفَروا إِلىٰ يَومِ القِيامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرجِعُكُم فَأَحكُمُ بَينَكُم فيما كُنتُم فيهِ تَختَلِفونَ

Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan PENGIKUTMU UNGGUL DIATAS ORANG KAFIR HINGGA HARI KIAMAT. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya". (Al-Quran, Ali Imran 55)

NASRANI / KRISTIANI UNGGUL DI ATAS ORANG KAFIR <= FIRMAN ALLAH

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka." (Al-Quran, Surat An-Nisa' : 159)

ISA JADI SAKSI BAGI UMATNYA (UMAT KRISTIANI) DI HARI KIAMAT <= FIRMAN ALLAH

إِنَّ الَّذينَ آمَنوا وَالَّذينَ هادوا وَالنَّصارىٰ وَالصّابِئينَ مَن آمَنَ بِاللَّهِ وَاليَومِ الآخِرِ وَعَمِلَ صالِحًا فَلَهُم أَجرُهُم عِندَ رَبِّهِم وَلا خَوفٌ عَلَيهِم وَلا هُم يَحزَنونَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang YAHUDI, orang-orang NASRANI dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, TIDAK ADA KEKHAWATIRAN TERHADAP MEREKA terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al-Quran, Surat Al Baqarah :62)

YAHUDI & NASRANI SOLEH TIDAK PERLU KHAWATIR DI AKHIRAT <= FIRMAN ALLAH

۞ وَلا تُجادِلوا أَهلَ الكِتابِ إِلّا بِالَّتي هِيَ أَحسَنُ إِلَّا الَّذينَ ظَلَموا مِنهُم ۖ وَقولوا آمَنّا بِالَّذي أُنزِلَ إِلَينا وَأُنزِلَ إِلَيكُم وَإِلٰهُنا وَإِلٰهُكُم واحِدٌ وَنَحنُ لَهُ مُسلِمونَ

‘Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; TUHAN KAMI & TUHANMU ADALAH SATU......dst" (Al-Quran, Surat Al-'Ankabut : 46)

TUHAN YAHUDI, KRISTIANI & MUSLIM ADALAH SAMA, SATU <= FIRMAN ALLAH

Ketika Allah berfirman dalam Al-Quran, "wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka, hey Kafir!", ini adalah Kalam Allah. Firman Allah kepada manusia, BUKAN untuk digunakan oleh manusia kepada sesama manusia.

MENGKAFIRKAN ADALAH HAK ALLAH

Karena Allah "Mukholafatu lil Hawaditsi"
~ Allah tidak menyerupai ciptaan-Nya

"Tidak sesuatu pun yang serupa Dia."
(Al-Quran, Asy-Syuro 11)

"Walam yakullahu Kufuwan Ahad!"
~ Tiada siapapun setara dengan-Nya
(Al-Quran, Al-Ikhlas 4)

HANYA ALLAH YANG MAHA

Maka karena Allah Al Hasiib ( الحسيب )
Pembuat Perhitungan, Maha Menilai

Maka karena Allah Al Qaadir (القادر) 
Menentukan siapa dapat hidayah-Nya

KEBENARAN HANYA MILIK ALLAH

Artinya bila manusia menilai keimanan manusia lain, dia sudah menganggap dirinya SETARA dengan Allah. Bila dia bisa menilai manusia lain sesat & perlu hidayah Allah, dia sudah Maha Mengetahui SEPERTI Allah. Bila dia mengkafirkan manusia lain, dia sudah MENJADI Allah, Nauzibillah

Manusia yang mengkafirkan manusia lainnya disebabkan oleh gagal paham akan BATASAN manusia. Tidak mengerti kodrat manusia tidak bisa setara dengan Allah sang Pencipta. 

Mengkafirkan adalah tindakan MENYAINGI TUHAN, sebuah kesombongan manusia yang ingin menandingi & menyetarakan diri dengan Allah SWT. 

Mengkafirkan juga MENGKERDILKAN & memarjinalkan Kemaha-an Allah SWT dengan mengambil alih sifat Allah & membajak hak Allah

ENTE MANUSIA, STOP JADI TUHAN


PS. Nama bule bertato tersebut adalah Anja Linggren Loven asal Denmark. Anja memungut anak Afrika kelaparan tersebut ketika ia wisata ke Nigeria. Foto paling kanan diambil 1 April 2016

[Ustad Abu Janda al-Boliwudi]



Intoleransi, Terorisme Terselubung


Dunia Hawa - Dulu menterjemahkan terorisme itu tidak sulit. Aksi terorisme hanya seputar sabotase, vandalisme, umumnya dengan cara meledakkan bom di tempat umum menewaskan rakyat sipil tak berdosa demi menyatakan sikap, misal: anti barat, anti pemerintah, dll.

Namun sejak lahirnya gerakan "Khilafah" global yang berklimaks di kemunculan ISIS, nilai-nilai EKSTRIMISME yang tadinya hanya dianut oleh pelaku teror, sekarang mulai menjalar ke berbagai sendi kehidupan masyarakat bak kanker ganas

Gerakan ini mencoba membuat nilai-nilai Ekstrim menjadi Normatif dengan dalih "membela akidah". Mencoba membuat sesuatu yang ABNORMAL menjadi normal. Mencoba membuat sesuatu yang BIADAB menjadi beradab, semua dengan dalih "membela agama Allah".

Perlu ada Redefinisi (peracikan ulang arti) dari kata "Terorisme", karena aksi teror saat ini tak hanya berwujud ledakan bom saja, tapi juga memiliki wajah-wajah lain yang lebih halus tapi punya daya rusak tak kalah hebat, yakni: teror ideologi, teror kerukunan, teror ibadah orang.

DOKTRIN PURITANISME AKAR MASALAH

Akar pemasalahan terorisme adalah PURITANISME, atau doktrin yang menanamkan keyakinan bahwa Islam yang ada saat ini sudah "tidak murni tidak asli", dan perlu dimurnikan keasliannya berdasarkan penilaian sepihak & subyektif.

Umat muslim dicuci otak agar percaya "Islam sudah tidak murni" & mengklaim aliran tertentu paling asli islamnya, lalu diajarkan bahwa orang di luar kelompok mereka adalah "sesat" bahkan "kafir". Ujungnya menghalalkan darah siapa saja yang berbeda pendapat.

Nilai-nilai ekstrim ini disosialisasikan sebagai "kenormalan berakidah" memperdayai umat Muslim untuk percaya bahwa menganiaya, berbuat zalim, bahkan membunuh itu BOLEH dalam menegakkan syariat & memerangi "kafir", dalam keadaan damai (bukan perang) sekalipun.

BARBARISME HALAL DALAM BERAKIDAH

Perbuatan-perbuatan barbarik & tidak manusiawi dihalalkan asalkan dalam koridor "akidah". Dan karena semua orang di luar aliran mereka dianggap "kafir", maka penghasutan permusuhan pun dikobarkan kepada siapapun di luar lingkaran mereka, baik etnis maupun sektarian.

Prejudisme, kebencian terhadap etnis tertentu atau aliran tertentu yang sejatinya 100% Politik demi kekuasaan absolut kemudian dibalut jubah "akidah". Berbagai media, ulama, sampai tokoh politik dalam lingkar mereka pun bersinergi membantu penebarannya.

Masih segar ingatan kita Walikota Bogor yang menerbitkan larangan beribadah bagi umat Islam aliran tertentu bak ormas jalanan menutup Gereja. Sampai yang paling hangat terjadi di kota Bangil ketika kader dari parpol Islam ultra kanan menggeruduk perayaan kelahiran anak Nabi Muhammad.

Hasutan permusuhan juga dikobarkan kepada simbol-simbol negara seperti pada Satuan Anti Teror, KPK, TNI, POLRI, dan pemerintah RI yang dianggap "anti syariat" karena menolak mendirikan negara Islam di Indonesia.

TERORISME TERSELUBUNG

"Terorisme" sudah tidak bisa dipatrikan hanya pada aksi teror meledakkan bom saja. Karena aksi mengkafirkan, menghasut permusuhan SARA atau pada simbol negara, melarang orang ibadah, semua didasarkan nilai-nilai Ekstrim sama dengan yang dianut oleh Osama Bin Laden, Al-Qaeda, ISIS, Boko Haram & Abu Sayyaf.

Jadi bedanya dimana? Bedanya yang satu bersenjata yang satu tidak, tapi ajaran sama, doktrin sama, yang diperjuangkan juga sama. Beda orang tapi satu aliran. Beda aksi tapi daya rusak sama. Bila bom menghilangkan nyawa, yang ini membunuh kerukunan & membunuh bangsa.

Maka bagi mereka yang suka mengkafirkan, menghasut permusuhan SARA atau pada simbol negara, melarang orang ibadah, sudah pantas kiranya kita sebut mereka sebagai "TERORIS". Karena yang mereka lakukan sama kejinya dengan meledakkan bom membunuh orang tak berdosa.

YUK PANGGIL MEREKA "TERORIS"!

[Ustad Abu Janda al-Boliwudi]



Tipuan Memakai Jorgan Islam


Dunia Hawa - Saya tidak percaya Sanusi ingin menerapkan syariat Islam. Saya tidak percaya dia benar-benar melaksanakan ajaran Islam. Tapi kenapa dia pakai jargon Islam? Karena dia tahu jargon itu laku.

Banyak orang Islam yang memuja jargon. Pemimpin muslim dan penegakan syariat Islam itu jargon. Masih ditambah lagi dengan jargon rasialis dan diskriminatif seperti kafir, asing, aseng, dan sebagainya.

Jargon itu tidak ada isinya. Orang seperti Sanusi sebenarnya tidak peduli dengan segala segi ajaran Islam. Dia juga tidak anti non-muslim atau Cina. Kalau mereka sodorkan uang maka Sanusi akan terima, dan ia akan bantu meloloskan apa yang mereka inginkan, meski hal itu merugikan umat Islam.

Orang-orang Islam masih banyak yang mau tertipu oleh jargon. Ulama-ulama ikut meramaikan jargon, baik karena tidak tahu maupun karena sudah dibeli oleh orang seperti Sanusi. Sayang sekali.