Friday, April 1, 2016

Luka Palestina di Hari Nakba


Dunia Hawa - Ketika Israel merayakan kemerdekaan, warga Palestina meratapi hari pengusiran. Perang Arab-Israel 1948 yang dikobarkan demi Palestina, menyusut menjadi konflik kepentingan para raja yang dimabuk ambisi teritorial

Resolusi Berujung Perang


Pada 29 November 1947 Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakhiri pendudukan Inggris atas Palestina dan menelurkan Resolusi 181 untuk membagi wilayah tersebut menjadi dua. Dalam sidang umum PBB itu Israel mendapat sebagian wilayah Palestina. Rencana itu diterima oleh kaum Yahudi, tapi ditolak oleh negara-negara Arab. Sikap tersebut kemudian terbukti fatal.

Tanah Harapan


Didorong oleh Holocaust dan Perang Dunia II di Eropa, warga Yahudi berduyun-duyun bermigrasi ke Palestina. Sebagian besar mengungsi secara ilegal dengan melanggar kuota tahunan yang ditetapkan pemerintah Inggris. Hingga 1947 sekitar 110.000 warga Yahudi telah menempati pemukiman-pemukiman di Palestina. Resolusi 181 akhirnya membuat konflik mustahil terbendung

Perlawanan Arab


Sehari setelah resolusi 181, kelompok militan Arab melancarkan serangan terhadap pemukiman Yahudi. Aksi protes bermunculan di komunitas-komunitas Arab dan pembunuhan menjadi hal lumrah. Konflik memuncak ketika Tentara Pembebasan Arab yang dipimpin Abdul Qadir al Husaini datang dari Mesir untuk membantu perjuangan Arab Palestina.

Senjata Tua Yahudi


Menanggapi agresi militer Arab, komunitas Yahudi yang dipimpin David Ben Gurion lalu mempersenjatai diri dan melatih gerilayawan tempur. Saat itu warga Yahudi sudah memiliki sayap militer, antara lain Lehi, Irgun dan Haganah yang kemudian bergabung menjadi Tentara Pertahanan Israel (IDF). Kendati begitu kekuatan tempur Israel saat itu masih bergantung pada senapan tua bekas Perang Dunia II

Maut di Deir Yassin


Tanggal 9 April 1948 sekitar 120 gerilayawan Irgun dan Lehi menyerang desa Deir Yassin dan membantai 107 penduduk, termasuk perempuan dan anak-anak. Desa Arab berpenduduk 600 orang itu sebenarnya sudah tandatangani pakta non agresi. Namun Deir Yassin dianggap punya nilai strategis. Sejak pembantaian tersebut, negara-negara Arab tersulut oleh amarah rakyat dan dipaksa untuk memulai invasi

Kemerdekaan Negara Yahudi


Pertengahan Mei 1948 perang saudara antara Arab dan Yahudi menjelma menjadi perang kemerdekaan ketika David Ben Gurion mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Amerika Serikat dan Rusia segera mengakui kedaulatan negara Yahudi tersebut. Sebaliknya Liga Arab bereaksi keras dan melancarkan invasi dengan menggabungkan pasukan dari Irak, Suriah, Mesir dan Yordania.

Ambisi Teritorial Arab


Kendati memiliki kekuatan militer yang lebih mapan, pasukan Arab terpecah oleh kepentingan penguasanya. Raja Abdullah I dari Yordania (gambar) meisalnya padukan kepentingan dengan Israel demi menduduki Tepi Barat Yordan. Sebaliknya Raja Farouk dari Mesir ingin menguasai wilayah selatan Palestina, antara lain Jalur Gaza. Ambisi teritorial juga dimiliki negara lain seperti Suriah.

Belanja Senjata di Masa Damai


Sempat keteteran di awal invasi Arab, Israel memanfaatkan gencatan senjata selama 28 hari untuk memperkuat diri. Mengandalkan dana sumbangan, Haganah menyeludupkan senjata dari Cekolsovakia, antara lain senapan serbu, amunisi dan pesawat tempur Avia S-199. Di akhir masa damai Israel menggandakan kekuatan tempurnya menjadi 65.000 serdadu dengan sistem alutsista termutakhir.

Damai Bertukar Kuasa


Setelah keberhasilan invasi, pasukan Arab berhenti memerangi Israel dan sibuk saling serang satu sama lain, tutur sejahrawan Suriah Sami Moubayed. Buruknya struktur militer dan minimnya transparansi membuat kekuatan Arab menjadi tumpul. Setelah lebih dari lima bulan pertempuran, Mesir sepakat berdamai dengan iming-iming mendapat Jalur Gaza dan Yordania mendapat Tepi Barat.

Bencana di Palestina


Pertempuran akhirnya memaksa 700.000 penduduk Palestina mengungsi. Peristiwa tersebut dikenang dalam sejarah Palestina sebagai hari Nakba atau bencana. Di bulan-bulan terakhir perang, pasukan Israel terutama membidik kota dan desa Arab untuk mengusir warga sipil yang tinggal di sana. Sejarahwan mencatat, setelah perang, Israel kuasai 22% wilayah Palestina yang disepakati dalam resolusi 181 PBB

[dw.com]

Pelajaran Etika dari Kitab al-Mustathraf


Dunia Hawa - Saya diberi hadiah oleh sahabat dan guru saya Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi (dosen pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya) sebuah kitab yang unik, yaitu al-Mustathraf fi kulli fann mustazhraf. Kitab ini dikarang oleh Syihabuddin Abu al-Fath Muhammad al-Absyihi al-Muhalla yang lahir tahun 1388, dan wafat 1446 Masehi --sekitar 570 tahun yang lalu. Al-Absyihi ini tokoh dari Mesir yang bermazhab Syafi'i dan hafal al-Qur'an sejak berusia 10 tahun.

Isi kitab ini macem-macem deh...dari mulai pembahasan hukum, sejarah, spiritual, obat-obatan, makanan sampai humor dan musik.

Di bawah ini saya kutipkan sebagian pelajaran etika dari kitab unik ini. Pengalihan bahasa memang membuat bait-bait di bawah ini tidak lagi sepuitis aslinya, dan saya juga menahan diri untuk memberi syarh atau penjelasan tambahan, jadi saya biarkan saja kutipannya apa adanya. Kalau ada yang bingung akan maksudnya, anggap saja kita sama-sama sedang bingung :)

Ini saya kutip secara acak dari halaman 48 - 52:

*Manusia yang paling jelek adalah mereka yang menolong orang zalim dan mengacuhkan mereka yang dizalimi

*Keraguan orang berakal (aqil) itu lebih sahih ketimbang keyakinan orang bodoh (jahil)

*Jika anda bertanya kepada orang jahil dia akan membawa anda pada hal yang batil

*Jangan membuka pintu yang akan menyalahkanmu jika kamu menutupnya, dan jangan melepas anak panah yang kamu tidak bisa menariknya kembali

*Diantara dosa terbesar itu adalah memandang baik keburukan kita.

*Keutamaan itu diraih dengan memperbanyak adab, bukan keriangan dari dawab

*Kebenaran yang melukai (yadhurr) lebih baik daripada kebatilan yang menyenangkan (yasurr)

*Menemani orang pintar akan menghidupkan jiwa

*Hal paling buruk itu mengambil kawan seorang pendengki

*Jangan tertawa tanpa rasa penasaran, dan jangan berjalan tanpa tujuan

*Bermusyawarah itu inti dari petunjuk, sementara ia yang mengambil keputusan sendiri akan menerima resikonya

*Orang yang paling kaya (al-ghina) itu orang yang meninggalkan keinginannya (al-muna)

*Tidak menyebutkan orang lain itu lebih baik ketimbang menyebut namanya dengan menyalahkannya

*Keraguan itu saudaranya penyesalan

*Orang yang mulia itu hatinya lembut, sedangkan orang kurang intelek itu sombongnya yang besar

*Kadang keraguan itu justru membawa pada kebenaran.

*Cari tahu dengan siapa engkau akan berjalan sebelum tanya soal rute perjalanan
dan cari tahu siapa tetangga sebelum bertanya soal rumah

*Jangan mengambil siapapun sebagai musuh Anda, karena Anda tidak pernah bebas dari permusuhannya orang bodoh dan orang yang cerdas; jadi berhati-hatilah dari kebijaksanaan orang cerdas dan ketidaktahuan orang yang bodoh

*Mereka yang tertawa sambil mengakui dosa-dosanya lebih baik ketimbang mereka yang menangis tapi tetap arogan di depan Tuhan

*Jangan tunjukkan kesalahan pada orang yang salah karena meski ia mendapat ilmu darimu, ia akan tetap menganggap dirimu sebagai musuhnya

*Sungguh memalukan kalau anda memuji-muji orang lain di depannya tapi anda menghina dibelakangnya

*Dikatakan: bermanfaat buat orang lain itu akan mendatangkan cinta, melukai yang lain akan mendatangkan kebencian. Perselisihan membawa permusuhan, persetujuan membawa kebaikan, keadilan membuat hati bertemu dan tirani membawa pemisahan; moral yang baik membawa persahabatan, dan moral yang buruk menimbulkan perasaan jauh.

*Keterbukaan membawa keramahan, ketertutupan membawa kesepian; kesombongan membawa rasa jijik, kerendahan hati membawa kebesaran.

*Kebesaran hati membawa pujian, kikir akan menyalahkan, keraguan membawa kerugian, ketegasan membawa kebahagiaan.

*berhati-hati itu mendatangkan keselamatan, dan manajemen yang baik membawa rahmat, dan dengan musyawarah apa yang dicari menjadi mudah. Dengan menjadi kawan yang baik, cinta akan bertahan, dan dengan kerendahan hati orang lain akan menemukan keramahan anda.

*Dengan menjaga moral mata pencaharian akan baik. Meremehkan orang lain membawa pemisahan. Dengan banyak diam anda menginspirasikan kekaguman dan dengan kefasihan bicara anda akan mendapat hormat.

*Dengan keadilan, ikatan telah dibuat, dan dengan kebajikan kehidupan anda akan meningkat. Dengan moral yang baik tindakan anda akan menghasilkan, dan dengan menghadapi kesulitan anda akan menguasai persoalan.

*Dengan bersikap lemah lembut terhadap orang bodoh Anda akan mendapat banyak penolong menghadapi mereka, dengan kebaikan dan keramahan Anda akan layak disebut mulia, dan dengan meninggalkan hal-hal yang tidak perlu jadi perhatian Anda, maka akan sempurna lah keutamaan Anda.

[Nadirsyah Hosen]

Azab Allah Bagi Politisasi Agama


Dunia Hawa - Dalil "jangan ambil Pemimpin Kafir" ini HANYA MUNCUL saat Pilkada saja. Dekat dekat Pilkada baru deh diobral dalilnya.. tapi begitu Pilkada lewat, tak pernah terdengar lagi dalil tersebut diamalkan..

Kenapa hanya saat Pilkada saja? Karena dalil "jangan ambil Pemimpin Kafir" adalah POLITISASI AGAMA, dan Allah SWT tidak akan setuju agama-Nya dijadikan alat menang Pilkada..

MAKA TURUNLAH AZAB-NYA

Karena dalil "jangan ambil pemimpin kafir" bila benar-benar diamalkan, TIDAK BISA hanya pada saat Pilkada saja.. tapi juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Pemimpin" itu TIDAK HANYA Ulil Amri: Presiden, Gubernur, Bupati saja.. semua yang memimpin kita, melindungi kita, mensejahterakan kita, yang wajib kita patuhi adalah PEMIMPIN.


Suami adalah "pemimpin" bagi istrinya.
Atasan adalah "pemimpin" bagi bawahan-nya.
Bos adalah "pemimpin" bagi pegawainya.

Atasan & bos di tempat bekerja TIDAK masuk ranah "Muamallah" (kerja sama). Karena "Kerja sama" itu artinya PARTNER (sejajar dalam hirarki), artinya: pihak yang satu tidak bisa mengatur pihak yang lain, melainkan melalui kesepakatan musyawarah mufakat.

Atasan & bos itu BUKAN partner kita. Karena dalam mengerjakan tugas kantor, kita TIDAK BISA tawar menawar TIDAK BISA musyawarah dengan mereka, tapi wajib patuh & taat sesuai perintah.

Atasan ke OB, "bikinkan saya kopi"
OB harus patuh, kalau tidak bisa dipecat

Manajer ke Staf, "selesaikan laporan hari ini"
Staf harus patuh, kalau tidak bisa dipecat

Bos ke pegawai, "nanti malam kamu lembur"
Pegawai harus patuh, kalau tidak bisa dipecat.

Atasan & Bos adalah "Pemimpin" BUKAN masuk wilayah Muamalah (kerja sama), kecuali bila anda berpikir tanpa logika, alias #WongEdan

Jadi bila benar mau mengamalkan Al-Quran tidak hanya untuk menang Pilkada saja.. Dalil "jangan ambil pemimpin kafir" WAJIB diamalkan dalam kehidupan sehari-hari juga..

Karyawan punya atasan / bos non muslim HARUS mengundurkan diri pindah ke perusahaan yang bos nya Muslim.

PNS Muslim punya atasan non muslim HARUS minta mutasi pindah bagian.

Mahasiswa Muslim yang punya Rektor non muslim HARUS pindah Universitas.

Murid SD/SMP/SMA punya Kepala Sekolah non muslim HARUS pindah sekolah.

Warga Muslim yang punya Ketua RT/RW non muslim HARUS pindah rumah.

Muslim KTP DKI harus pindah keluar Jakarta, baru balik lagi bila Ahok kalah di Pilkada

BIla semua poin di atas tidak dilakukan, itu artinya mengamalkan dalil "jangan ambil pemimpin kafir" hanya untuk MENANG PILKADA saja.. atau dengan kata lain, menerapkan dalil menuruti hawa nafsu semata, sesuai kebutuhan, alias POLITISASI AGAMA.

ALLAH AKAN MENGAZAB POLITISASI AGAMA

[Ustad Abu Janda al-Boliwudi]
#StopPolitisasiAgamaAllah

Sandera


Dunia Hawa - Setidaknya, ada dua fakta penting terkait insiden disanderanya 10 orang pelaut Indonesia oleh sebuah kelompok #teroris Filipina.

Fakta pertama, kelompok teroris yang bernama Abu Sayyaf ini, adalah sayap militer yang terhubung secara mulus dengan jaringan al Qaeda/Osama bin Laden, dan khilafah dengquliyyah #ISIS Abu Bakr al Baghdadi. Kelompok ini bahkan menjadi pionir dalam melakukan bai'at (sumpah setia) kepada ISIS tahun sebelumnya.

Fakta kedua, pendiri kelompok ini, Abdulrajik Abubakr Janjalani, mendapatkan pendanaan dari donatur Saudi, Muhammad Jamal Khalifa, yang pernah datang ke Filipina tahun 1987 dan 1988.

Pendanaan ini dikamuflase dalam bentuk pembangunan mesjid dan sekolah, namun porsi terbesar justru untuk keperluan sayap militernya yang banyak mengadakan aksi teror, termasuk pemboman, perusakan, dan penculikan dengan tebusan.

Dari dua fakta ini, semakin jelas isyarat perkataan cendekiawan Islam ribuan tahun silam, Ibnu Rusyd.

"Jika ingin menguasai orang bodoh, maka bungkuslah setiap kebatilanmu dengan "baju" agama."

Untungnya, baju agama yang dipakai, kerap tersingkap dan menunjukkan ketelanjangan otak. Otak yang tak pernah dipakai untuk memahami kemanusiaan.

Mengutip Dr. Naek Jakir, orang-orang ini tidak sekedar menjadikan agamanya sebagai kelamin yang dipamer-pamerkan, namun menjadikan alat kelaminnya sebagai senjata untuk menodong orang di pasar!

[jodi ananda]

Di KTP Tidak Perlu Dicantumkan Kolom Agama


Dunia Hawa - Saya kira Indonesia perlu mencontoh Arab Saudi dalam hal peniadaan kolom agama di KTP. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau "KTP" penduduk Saudi itu tidak ada kolom agamanya. Beberapa kali saya mengecek "KTP" para kolega dan murid-murid Saudi-ku untuk memastikan tentang hal ini. Karena itu, saya mengajak pemerintah, ulama, dan umat Islam pecinta Saudi di Indonesia khususnya untuk mencontoh kebijakan politik "per-KTP-an" kerajaan ini. Jangan hanya "salafisme", tata-busana, dan "gaya hidup"-nya saja dong yang dicontoh tetapi harus, seperti slogan kalian selama ini, "kaffah" alias total, menyeluruh, komprehsif, termasuk dalam hal KTP ini.       

Dari tahun ke tahun saya memperhatikan dan berdasarkan laporan dari Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) di Semarang, sebuah institusi non-pemerintah dimana saya ikut sebagai "Dewan Pendiri" (http://elsaonline.com), yang melakukan berbagai kegiatan riset, pelatihan, dan advokasi terhadap berbagai kelompok minoritas agama di Jawa Tengah, para aparat pemerintah lokal sering kali menyalahgunakan wewenang dan mendiskriminasi kelompok minoritas agama dan kepercayaan. Hak-hak politik mereka sebagai warga negara yang, meskipun memiliki kewajiban sama dengan warga lain (seperti membayar pajak dlsb), secara sistematis diabaikan oleh aparat setempat.   

Bukan hanya aparat pemerintah, masyarakat secara umum--yang mengklaim sebagai mayoritas--juga iku-ikutan mendiskriminasi dan bersikap intoleran dengan mereka. Di Jawa Tengah, banyak sekali kelompok-kelompok kecil keagamaan dan kepercayaan (atau sebut saja "agama lokal") yang menjadi korban perilaku diskriminan dan intoleran ini: tidak mendapatkan pelayanan publik yang memadai, kesulitan mengurus pernikahan, kerepotan mengurus kematian, diledek dan diolok-olok sebagai kafir, musyrik, penghuni Neraka dll. Saya melihat mereka ini secara psikologis, agama, budaya, maupun politik sangat tersiksa dan sedikit sekali yang peduli dengan komunitas ini. Landasan politik dan agama untuk melindungi hak-hak mereka sebagai warga negara sangat rapuh.  

Oleh karena itu, jika memang kolom agama hanya digunakan untuk mendiskriminasi bebijakan dan hanya menambah daftar keburukan dan ketidakdilan di masyarakat, mengapa tidak dihapus saja kolom agama ini dari KTP toh Tuhan tidak butuh statistik agama, bukan?

[prof.sumanto al qurtuby]

Warga Non-Muslim di Bahrain


Dunia Hawa - Bahrain adalah salah satu negara-kepulauan sangat menarik untuk dicermati khususnya menyangkut hubungan Muslim dengan non-Muslim. Negara tetangga Saudi di sebelah timur ini cukup ramah dalam memberlakukan umat non-Muslim. Ada sekitar 10% umat Kristen disini, baik Kristen Arab maupun non-Arab. Gereja-gereja juga berdiri dengan aman-sentosa seperti Gereja Ortodoks Yunani, Anglican, Katolik, Gereja Ortodokos Syria, National Evangelical Church, dlsb. 


Sejumlah tokoh Kristen juga menduduki posisi di parlemen, Shuro Council, dan jabatan publik lain. Salah satu tokoh Kristen Arab-Bahrain yang sangat populer adalah Alees Thomas Samaan. Ia pernah ditunjuk Raja Bahrain sebagai Duta Besar di Inggris dan merupakan perempuan pertama yang memimpin parlemen di Timur Tengah. Ia pernah dijuluki sebagai "Grassroots Diplomat". Baik pemerintah maupun masyarakat Muslim sama sekali tidak mempermasalahkan eksistensi dan praktek-praktek keagamaan mereka, apalagi sampai mengusir dan mengafir-ngafirkan mereka.


Selain Kristen dari berbagai denominasi, warga non-Muslim lain di Bahrain adalah Hindu, Sikh, Baha'i, Buddha, dan Yahudi. Meski jumlahnya kecil, warga Yahudi mendapat proteksi politik dan agama. Bahkan pada 2008, Raja Bahrain menunjuk seorang perempuan Yahudi dan ahli hukum, Huda Azra Ibrahim Nunu, sebagai Duta Besar Bahrain untuk Amerika. Seperti biasa, meskipun ada secuil kelompok anti-Zionis, secara umum masyarakat Muslim tidak menghiraukan ulah sejumlah "kelompok sektarian" ini.
[ prof.sumanto al qurtuby]






Tips Lancar Hadapi Persalinan


Dunia Hawa - Melahirkan, kata ini seringkali menghasilkan ketakutan sekaligus gairah kebahagiaan pada Mama yang sedang hamil. Takut karena khawatir proses persalinan mengalami hambatan dan senang karena akhirnya si Kecil yang ditunggu-tunggu akan lahir ke dunia.

Takut saat akan melahirkan adalah sesuatu yang wajar, apalagi bagi Mama yang belum pernah melahirkan sebelumnya. Tapi jagalah agar rasa takut tidak berlebihan karena justru itu bisa menghambat proses persalinan nantinya. Lebih baik arahkan rasa takut ke hal-hal yang positif, misalnya menambah pengetahuan tentang kehamilan dan proses melahirkan dengan cara:

1. Bergabung dengan kelas kehamilan

Ikut kelas kehamilan tidak harus para trimester ke-3. Mama bisa mendaftarkan diri di waktu yang lebih dini karena ada beberapa kursus memang mensyaratkan waktu yang panjang. Misalnya, kursus kehamilan dan melahirkan Metode Bradley yang idealnya memakan waktu selama 12 minggu, yang berarti Mama perlu memulai kelas di trimester kedua atau bahkan di akhir trimester pertama.

Adanya kelas semacam ini, dapat menambah wawasan Mama yang sedang hamil mengenai proses kehamilan dan melahirkan. Mama hamil juga bisa saling bertukar informasi mengenai apa saja terkait kehamilan.

Untuk semakin menambah wawasan, Mama hamil dianjurkan juga untuk banyak bertanya pada dokter mengenai tahapan-tahapan melahirkan normal, bedah Caesar, termasuk epidural atau penggunaan obat untuk mengurangi rasa sakit dan efek sampingnya.

2. Aktif bergerak

Aktif bergerak akan memicu janin terdorong masuk ke jalan lahir dengan posisi tepat. Posisi yang tepat ini adalah posisi wajah janin menghadap ke arah bokong saat kepalanya sudah berada di jalan lahir. Rata-rata ukuran diameter kepala janin adalah 9,5 cm dan diameter jalan lahir adalah 11,5 cm. Jika letak kepala janin sudah benar di jalan lahir, maka proses bersalin akan lebih mudah dan lancar. Maka itu, Mama hamil dianjurkan aktif berjalan kaki minimal 30 menit sehari dan rajin membereskan rumah seperti mengepel dan menyapu juga akan sangat membantu.

3. Temukan kekuatan dan belajar fokus

Salah satu caranya adalah dengan belajar yoga khusus ibu hamil. Carmela Cattuti, LPN, seorang instruktur yoga prenatal dari Boston, mengatakan, "Yoga dapat memperkuat seluruh otot tubuh, meningkatkan fleksibilitas dan memberikan stamina. Tapi yang terpenting adalah, yoga mengajarkan kita untuk tetap tenang saat melahirkan. Ini sangat penting agar Mama bisa mengatur napas, bukannya jadi kehilangan napas karena panik berlebihan."

Pelajaran mengatur napas, baik yang didapat dari kelas hamil maupun dari kelas yoga, akan membuat Mama lebih tenang dalam menjalani persalinan. Mampu bernapas dalam akan makin banyak oksigen yang dapat dihirup dan dialirkan ke seluruh sel tubuh, termasuk sel otot-otot rahim sehingga mampu berkontraksi dan mendorong janin ke luar dari jalan lahir dengan lebih kuat.

4. Singkirkan pikiran dan hal-hal negatif

Beberapa ahli percaya bahwa gambar-gambar dan cerita yang menyeramkan dapat menimbulkan berbagai pikiran negatif pada Mama hamil dan memberi hambatan mental ketika menjalani persalinan. Pikiran negatif membuat Mama jadi stres dan akan mengintensifkan rasa sakit. .

Singkirkan semua yang berbau negatif mulai sekarang, baik itu yang berasal dari pergaulan langsung sehari-hari maupun yang berasal dari media sosial.

5. Bentuk tim support

Suami, keluarga, para dokter dan perawat perlu Mama rekrut sebagai anggotanya. Kenal dekat dengan para dokter dan perawat yang sering Mama temui ketika memeriksakan kehamiilan, akan memberikan rasa lebih tenang saat menjalani proses persalinan. Rasa tenang ini berasal dari rasa percaya dan persahabatan. Ajak suami dan keluarga mengenal dekat tim medis Mama. Jika nanti Mama masih lelah dan sakit atau belum sadar dari obat bius, merekalah yang bertugas menjaga dan meminta hal-hal yang mungkin dibutuhkan Mama kepada dokter dan perawat.

6. Berlatih mengurangi rasa sakit

Pelajari teknik manajemen rasa sakit ketika melahirkan, seperti hipnotis, pergantian posisi, metode melahirkan di air, dan lain sebagainya. Ini mungkin saja berguna ketika rasa sakit menerjang menjelang proses melahirkan. Plus, memberi Mama pilihan metode melahirkan yang menurut Mama paling nyaman dan aman.

dr. Febriansyah Darus, SpOG AHLI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI