Monday, March 21, 2016

Status Kurang Penting


Dunia Hawa – Salah satu penyakit cinta dunia yang saya takutkan adalah post power syndrome.

Sindrom pasca kekuasaan ini biasanya menyerang mereka yang dulunya berada pada satu sistem dan berada di puncaknya. Semakin lama ia menjabat, maka perasaan berkuasa semakin membelit dirinya. Seperti karat yang menempel pada besi, sulit sekali menghilangkannya.

Mereka yang terkena ini, biasanya terjebak pada ilusi bahwa ia masih berkuasa. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia sekarang sudah bukan apa2. Ia terus membawa perasaan di hormati, di puja, di takuti dan semua begitu mudah baginya, tinggal angkat telunjuk semua terlaksana.

Ia biasanya mendominasi dalam setiap pembicaraan, berusaha memperbaiki posisinya. Ceritanya selalu masa lalu dan membandingkannya dengan masa sekarang, “Piye.. Enak zamanku tho?”. Ia harus di dengar dan jika perlu di hormati, karena ia sangat terbiasa dengan itu.

Anda bisa membayangkan, ketika akhirnya ia menyadari bahwa ia sudah bukan apa2, yang terjadi adalah pergolakan mental yang hebat. Pada titik ini seseorang baru sadar bahwa orang sudah tidak menghargainya lagi, mendengarkan apa katanya bahkan tidak mau di perintah. Akhirnya mentalnya jatuh, ia menjadi pendendam dan pemarah.

Ada sebagian orang yang bisa melepaskan diri pada situasi ini ketika masa tuanya, tetapi banyak juga yang tidak.

Pada titik tertentu yang akut, fisiknya sudah tidak mampu menahan tekanan kejatuhan mentalnya. Biasanya disinilah penyakit fisik menyerang. Stroke atau pecahnya pembuluh darah otak, biasanya adalah hasil akhir dari kekalahan mental. Dan semakin ia tahu bahwa ia tidak berguna, mentalnya semakin jatuh ke dasar dan berakibat kematian.

Mengerikan. Siksaan yang begitu lama dan pelan, seperti besi berulir yang ditancapkan ke perut dan di putar pelan2 masuk ke dalam tubuh.

Mungkin itulah yang menyebabkan saya takut berada dalam satu sistem dan berada di puncaknya. Sulit berkata bahwa saya akan mampu menghadapi situasi itu dengan kesadaran yang tinggi dan tetap humble. “Dunia itu seperti ular berbisa.. Racunnya begitu halus dan mematikan” kata Imam Ali as.

Yang lebih penting dari itu, sejak awal berlatihlah untuk tidak terikat keduniawian. Semua gelar dan kebendaan yang melekat harus ditanggalkan dalam cara berfikir, bahwa itu amanah bukan kesempatan. Post power syndrome adalah pembudakan dunia kepada manusia yang selalu haus akan pengakuan.

Post power syndrome banyak menimpa para mantan pejabat. Ia harus men-tweet sesuatu membandingkan situasi sekarang dgn masanya, harus menampakkan bahwa dirinya pernah berkuasa, bahkan harus berkeliling Indonesia untuk menunjukkan bahwa ia masih ada. Eh, kok jadi ingat siapa ya ??

Post power syndrome juga bisa menimpa para jomblo. Karena terlalu lama berkuasa di wilayah kejombloan, sehingga akhirnya ketika ada yang mendekat, ia pun terkencing ketakutan.

Mungkin nama yang paling tepat adalah Post Jomblo Syndrome. Alah…

Blo.. Kamu, ya kamu… . Tinggalkan cangkir kopimu dan mulailah sms si dia, sesuatu yang sejak lama harus kamu lakukan.. “Hai, sudah lama aku ingin menyatakan ini ke kamu, tapi aku malu… Aku suka sekali sama kamu…”.

Sms terkirim.

Sms balasan :

“Maaf, pulsa anda tidak mencukupi. Silahkan isi ulang kembali

[denny siregar]



Sejarah Memilih Pemimpin Muslim


Dunia Hawa - Anda tahu Yazid bin Muawiyah? Ia seorang muslim. Tentu saja. Bahkan bukan muslim sembarangan. Ia anak Muawiyah bin Abu Sufyan, sahabat Nabi. Yazid adalah seorang khalifah, menggantikan ayahnya. Bagaimana kelakuannya? Hemmm, ia bergelar Al-Khumur, artinya pemabuk. Itu gelar yang diberikan kepadanya atas kelakuan yang sering ia lakukan, yaitu bermabuk-mabukan.

Tidak hanya Yazid. Anak cucunya pun begitu. al-Walid I, Hisyam, Abdul Malik, Yazid II, semua suka minum anggur. Ada yang punya kebiasaan berendam di bak berisi anggur, sesekali ia menyelam untuk minum. Ia bahkan berani merobek-robek mushaf Quran dengan anak panahnya.

Cuma itu? Tidak. Pasukan Yazid itulah yang membunuh Husin, cucu nabi, di padang Karbala. Pasukannya juga menyerbu Madinah, melakukan pelecehan terhadap perempuan-perempuan muslimah. Bahkan sampai merusak Ka'bah.

Yazid itu muslim. Kalau mau pakai dalil-dalil yang sedang populer sekarang, dia sudah sah sebagai pemimpin. Pilihlah yang muslim, maka memilih Yazid itu sah. Ulama-ulama zaman itu tentu banyak yang mendukung Yazid. Ulama, lho. Ulama. Tentu tidak semua. Banyak juga ulama yang menentang dia. Tapi ditentang pun Yazid dan anak cucunya tetap berkuasa.

Kenapa bisa begitu? Karena ini adalah politik. Ulama pun berpolitik. Dari mulut mereka keluar dalil-dalil, tak jarang dipakai untuk memberi pembenaran terhadap kesalahan dan kezaliman. Mereka ikut menikmati kekuasaan. Atau, ada yang setengah buta, sekedar berpegang pada dalil-dalil normatif-formal, yang penting pemimpinnya muslim, yang penting syariah dipakai sebagai hukum negara.

Di masa moderen kita mengenal pemimpin bengis seperti Saddam Hussein atau Muamar Qadhafi. Mereka pun muslim. Mereka juga didukung sebagian ulama. Tapi lihatlah mereka. Mau punya pemimpin seperti itu? Saya sih tidak, nggak tahu gimana Anda.

Saya sudah melihat sepanjang sejarah bahwa memilih pemimpin muslim saja tidak cukup. Memilih pemimpin yang dianjurkan ulama saja tidak cukup. Anjuran ulama pun bisa salah. Karena ulama juga manusia. Maka saya memutuskan untuk memilih pemimpin yang baik. Baik dulu. Pilih yang terbaik. Kalau ia muslim, alhamdulillah. Kalau dia kebetulan non-muslim, apa boleh buat.

Memangnya tidak ada orang muslim yang baik untuk dijadikan pemimpin? Banyak. Tapi tidak selalu tersedia. Ada kalanya yang tersedia hanyalah pemabuk, koruptor, pembela koruptor, tukang makan lobster (baca: hamba perut). Mereka kita pilih, dan kita saksikan hasilnya. Mereka berlomba-lomba menghancurkan negara. Jadi, pada saat seperti itu, lupakanlah soal pemimpin muslim. Mari pilih yang baik saja.

Tidakkah ini melanggar ayat Allah? Ayat Allah itu ada 2 jenis, ayat qauliyah dan ayat qauniyah. Sejarah itu bagian dari ayat qauniyah. Sudah nyata dalam sejarah bahwa memilih pemimpin tidak boleh berdasarkan syarat minimal yang penting dia muslim. Karena kenyataan sejarah menunjukkan bahwa yang kita sangka penting itu ternyata tak penting. Maka syaratnya harus maksimal, ia harus pemimpin yang terbaik, dalam arti ia tidak korup dan bekerja baik. Kalau ia muslim, maka itu adalah pilihan super maksimal. Di bawah itu, bila kita berhadapan dengan pilihan yang terbaik tapi bukan muslim, berhadapan dengan yang nyaris minimal tapi muslim, maka pilihlah yang terbaik, meski bukan muslim.

Itu sih pilihan saya. Wong saya ini tidak kaffah, bahkan dianggap sesat. Jadi, jangan ikut saya. Ikutlah pada ulama-ulama, termasuk ulama-ulama yang mendukung Yazid, Saddam Husein, atau Qadhafi. Tapi bisa juga mengikuti ulama-ulama seperti Wahid Hasyim, atau anaknya Abdurrahman Wahid. Atau, silakan berijtihad sendiri.

[DR. Hasanudin Abdurakhman]




Cara Diet Aman Untuk Penderita Penyakit Diabetes


Dunia Hawa - Bagi kalangan orang yang punya dengan masalah diabetes, biasanya akan merasa kesulitan untuk melakukan diet. Mereka cenderung bingung juga untuk menu makan diet yang sehat sekaligus tidak menimbulkan gula darah menjadi naik. Juga yang lebih penting lagi adalah berapa kali sih sebanyaknya frekuensi makan untuk dietnya orang kencing manis ? 

Diet Untuk Diabetes 

Mengutip dari pernyataan dokter Samuel Oetoro yang juga bertugas sebagai ahli pada spesialis gizi di RS MRCCC Siloam Semanggi Jakarta, berkata kalau toh orang yang punya penyakit diabetes ini melakukan diet, boleh juga makan lebih dari satu kali contohnya bisa juga hingga 5 sampai 6 kali dalam seharinya. Namun itu semua juga harus diukur kandungan kalorinya. 

Bagi anda yang punya penyakit diabetes sebetulnya juga diperbolehkan sering makan, hal ini juga dikarenakan bisa berguna untuk mencegah terjadinya yang namanya hipoglikemia  atau suatu kondisi dimana gula darah yang bisa saja turun dengan tiba-tiba. Ketika terjadi Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh penderita diabetes yang masih baru “Oleh Karenanya frekuensi makannya harus enam kali makan dalam sehari. Maksudnya adalah, tiga kali frekuensi untuk makan utama dan frekuensi makan antara waktu makan utama diselingkan dengan makanan selingan.

Apa Saja Menu Makan Diet Penderita Diabetes ?

Sahabat sehat semuanya, pembahasan kali ini kita bahas menu apa saja sih yang harus kita perhatikan untuk diabetes ? Untuk semua pasien diabetes yang mempunya kondisi tubuh gemuk atau obesitas maka disarankan sekali wajib untuk perhatikan beberapa menu yang seimbang, contonya adalah karbohidrat, protein, dan juga lemak. Tetapi tidak semua jenis karbohidrat ini bisa dimakan. Kita harus pandai untuk memilihnya. Usahakan jangan karbohidrat yang bersifat simpleks, tetapi pilihlah yang bersifat kompleks. 

Karbohidrat simpleks yaitu karbohidrat yang sangat cepat untuk diserap oleh tubuh kita, khususnya oleh usus. Sebagai contoh adalah jenis gula merah, dan juga tepung-tepungan. Karbohidrat jenis ini sebaiknya harus dihindari, dan bahkan sangat dianjurkan untuk tidak lagi dimakan bagi penderita diabetes yang saat ini akan melakukan program diet. Kalau misalnya anda tetap ingin mengkonsumsinya, maka akibatnya adalah gula darah akan cepat naik. 

Ketika dalam kondisi gula darah sedang naik, maka yang terjadi adalah proses pembentukan insulin didalam tubuh akan mengalami kegagalan. Padahal, manusia tetap harus mempunyai  kadar insulin yang cukup, hal ini bertujuan agar bisa memasukkan gula yang berasal dari darah menuju ke dalam sel tubuh

Sangat disarankan mengkonsumsi Karbohidrat yang punya serat tinggi. contohnya adalah beras merah, kemudian roti gandum, sayuran hijau, dan juga berbagai jenis buah-buahan yang dapat kita konsumsi bersama dengan kulitnya. Sebaiknya juga anda hindari makanan yang mengandung lemak jenuh seperti contohnya gorengan, jeroan, margarin, daging sapi, dan mentega.

Untuk kandungan lemak tak jenuh yang biasanya juga mengandung omega 3 seperti terdapat pada ikan sangat dianjurkan sekali untuk dikonsumsi bagi para penderita diabetes. Kemudian kandungan asam lemak yang juga punya kaandungan omega 6 yang biasanya ada pada kedelai, kemudian ada juga asam lemak omega 9 yang biasanya juga ada pada kacang-kacangan, olive oil, dan avokad. “Tapi ingat, pengolahan semua makanan itu tidak boleh digoreng. Sebab, minyaknya yang bahaya mengandung transfaty acid".

Jangan lupa dishare ya !!!

[tips sehat]




Poligami : Sunnah Yang Tertukar

Y
Dunia Hawa – “Kenapa sih bang orang Islam suka ber-poligami?” “Suka? Maksudmu mungkin boleh. Tidak semua orang Islam suka ber-poligami, tapi poligami boleh di Islam.”

“Oh, beda ya? Trus kenapa poligami boleh di Islam?”

Aku menyeruput kopiku.

“Untuk paham poligami, kamu harus memahami dulu situasi ketika hukum itu diterapkan oleh Nabi. Pada masa itu, di arab sana, wanita adalah simbol kemakmuran sehingga semakin banyak istri maka semakin makmurlah dia. Seseorang bisa beristri sampe ratusan orang. Tujuan mereka selain sebagai simbol juga utk membentuk klan-klan, bagian dari penguasaan suatu wilayah.

Nah, oleh Nabi diaturlah hukum2 pernikahan termasuk poligami. Dari ratusan orang dipampatkan-lah jadi maksimal empat saja. Kenapa empat? Yah itu batas maksimal yang Nabi sangat paham dari sisi kemampuan dan keadilan seorang manusia..”

“Nabi sendiri istrinya banyak kan, bang?”

“Yang perlu diketahui, Nabi beristri banyak bukan karena beliau suka melampiaskan nafsu birahi beliau. Nabi baru beristri lagi sesudah istri pertama beliau, bunda Khadijah meninggal. Jadi proses kenapa beliau beristri banyak bukan kemudian semua beliau nikahi berjejer, tapi karena ada yang meninggal kemudian Nabi menikah lagi..

Dan yang penting diketahui, setiap Nabi menikahi seorang wanita, selalu ada alasan kuat untuk itu. Ada yang janda karena ditinggal mati suaminya, ada yang sudah tua dan miskin sehingga tidak ada yang mengurusnya, ada istri yang tidak ada yang mau menikahi sehingga akhirnya Nabi menikahinya, ada istri dimana Nabi menyelamatkannya karena tidak ingin kembali kepada keluarganya yang menentang Nabi.

Dari semua alasan2 itu, tidak ada alasan bahwa Nabi menikah karena wanita itu lebih cantik, lebih semlohai dari istri sebelumnya, karena seorang Nabi tidak pernah dikuasai oleh nafsu dalam menjalankan syariat, tetapi karena pertimbangan kemanusiaan dan keadilan.

Jika bukan Nabi yang turun tangan, maka tidak ada yang menikahi mereka. Dan ketika Nabi membantu mereka tanpa menikahi, maka yang muncul adalah fitnah2 bahwa Nabi sudah berduaan dengan seorang non muhrim…”

“Oh, begitu.. Jadi ada alas an-alasannya.. Lalu apa poligami masih relevan dengan masa sekarang?”

“Hukum itu tidak terikat zaman, berlaku ketika ditentukan sampai masa berakhirnya manusia. Relevansinya tergantung situasinya. Ketika banyak janda-janda yang miskin disekitarnya, misalnya, yang perlu disantuni dan tidak ada yang mau menikahi dia sedangkan seorang wanita pasti punya kebutuhan sebagai manusia.

Atau juga untuk menghindari terjadinya zina, ingat zina itu punya konsekuensi berat baik di dunia maupun di akhirat.

Jadi poligami itu, jika ingin memenuhi sunnah Nabi, harus melihat banyak aspek juga, terutama kemanusiaan dan keadilan. Nah masalahnya sebenarnya bukan di hukumnya, tapi di manusianya. Hanya dengan berbekal “sunnah Nabi”, banyak yang sekedar melampiaskan nafsu birahinya.

Mereka menikah lagi lebih karena nafsu dengan ukuran-ukuran yang mereka terapkan sendiri, biasanya berhubungan dengan fisik. Atau kembali ke masa arab jahiliyah, semakin banyak istri semakin tampak kemakmurannya. Akhirnya hukum poligami sudah tidak lagi murni ketika diterapkan, karena disana lebih besar unsur syahwat dan kesombongan.. Sudah paham, kan?”

“Paham, bang… Ehm, kalau boleh tanya, abang mau poligami? Aku siap bang….” *tertunduk malu dengan muka memerah.

Kopiku mendadak tumpah. “Apa maksudmu, Bambangggg??”

[denny siregar]