Tuesday, March 8, 2016

Umat Buih di Lautan

I


Dunia Hawa - Mungkin bagi sebagian orang ini akan sangat menyakitkan. Tetapi sejarah sudah membuktikan, bahwa firman2 Tuhan dalam kitab suci banyak ditafsirkan sesuai dengan kepentingan atau nafsu kelompoknya sendiri, bahkan berlanjut sampai masa sekarang. Ketidak-mengertian tentang tafsir di banyak orang di manfaatkan betul oleh mereka yang mengerti untuk membelokkan pemahaman sesuai pesanan.

Karena saya muslim, maka saya berbicara tentang Islam karena saya tidak memahami sejarah pada agama lain. Di Islam sendiri, pasca Nabi Muhammad Saw wafat, maka terjadilah banyak penafsiran2 sesuai nafsu mereka sendiri terhadap ayat2 dalam Al-quran.

Riwayat paling jelas yang tercatat adalah saat terjadinya perang antara Imam Ali as saat mempertahankan kekhalifahan ketika diserang Muawwiyah. Ini perang sesama muslim lho, bukan dengan agama lain.

Ketika itu, beberapa orang dalam pasukan Imam Ali as memaksa beliau untuk melakukan perjanjian dengan Muawwiyah. Mereka mendasarkan pada surat Yusuf ayat 67, “Hukum hanya berasal dari Allah..” Imam Ali as geleng2 kepala, karena beliau sejak kecil mengikuti Nabi Muhammad Saw dan tercatat sebagai orang pertama yang masuk Islam, maka beliau sangat paham kandungan Al-quran. Imam Ali as berkata, “Ucapan yang benar, tapi dengan MAKSUD yang bathil..”

Orang2 yang memaksa Imam Ali as ini dikenal dengan nama kaum khawarij. Mereka pula-lah yang kemudian berbalik memerangi Imam Ali as, khalifah mereka sendiri, dan terkenal dengan nama perang Nahrawan. Mereka berpatokan pada Al-quran, tapi dengan tafsir mereka sendiri.

Dan catat, kaum khawarij itu orang2 yang shalatnya selalu tepat waktu, puasanya kuat, bacaan Al-qurannya merdu, pokoknya top dah.. Tapi gagal paham. Dan mau tahu ciri mereka ? Mereka berkepala gundul, jenggot lebat dan jidat kapalan. Mereka bahkan sudah ada sejak zaman Nabi.

Itu satu contoh saja betapa ayat2 Al-quran di tangan mereka yang menafsirkan sesuai nafsu birahi-nya sendiri, menjadi senjata yang mengerikan. Itu belum lagi, ketika ayat2 itu ditafsirkan untuk melindungi kepentingan para penguasa pada masa2 itu untuk melindungi kekuasaannya.

Jadi sebenarnya pemanfaatan ayat Al-quran sesuai dengan kepentingan pada masa ini, hanya pengulangan saja. Dulu kita dicekokkan dengan pemimpin wanita haram berdasarkan Al-quran, eh ternyata ada yang menjilat ludah sendiri. Sekarang kata “Awliya” diartikan pemimpin untuk menjegal mereka yang non muslim memimpin.

Kenapa tidak semua orang bisa menerima penjelasan sederhana ini?

Karena sudah lekat doktrin tertancap di kepala mereka, tanpa mau berfikir sedikit-pun. Apa yang dikatakan ulamanya ditelan mentah2 tanpa mau merujuk pendapat lain. Mereka tidak mau menggunakan akal dan logika berfikirnya karena takut. Imani saja, kata mereka. Yang di imani perkataan ulamanya bukan Al-qurannya, yang sama2 tempatnya salah dan dosa.

Benar sekali perkataan Nabi Muhammad Saw, “Umatku pada akhir zaman banyak, tapi mereka seperti buih di lautan..” Terombang-ambing oleh kebodohan dan bangga dengannya.

Belajarlah dari sejarah untuk memahami.

Dan maaf, saya hanya menyampaikan ini untuk mereka yang pintar saja, karena kata Imam Ali as, “meletakkan hujah di depan orang bodoh itu mudah, tetapi membuat mereka menerimanya itu yang susah..”

Untuk mereka yang berwawasan luas, berfikiran terbuka dengan hati yang rendah, ijinkan saya mengangkat secangkir kopi…. wink emotikon.

[denny siregar]