Sunday, November 6, 2016

Habib Acin Muhdor ke Buni Yani

Buni Yani, Kami Tidak Lupa



DUNIA HAWA - Bagai membuat jejak di pasir pantai, begitulah langkah Buni Yani. Seorang pengajar yang pernah belajar jauh-jauh ke Amerika dan Belanda. Ternyata, tidak lebih baik dari kuli atau pelayan rumah sakit. Seorang pengajar yang telah disumpah guru, menjadi provokator bermuatan politik. 

Sekarang saatnya saya mengungkapkan isi hati saya kepada Buni Yani.

Buni Yani, apakah Anda tidak pernah menyadari bawa media begitu berbahaya dalam hal politik?. Saya paham Anda sudah minta maaf, tapi tidak berhenti sampai di situ, karena bapak DKI 1 juga telah minta maaf dan tidak berhenti sampai di situ.

Buni Yani, apakah Anda tidak berpikir bahwa video yang Anda sunat dapat menyulutkan sentimen agama yang sudah seharusnya tidak terjadi lagi di negri kita? Anda mungkin menyadari itu, tapi ada orang-orang yang menjanjikan rupiah di belakang Anda. 

Ketahuilah, sekecil apapun nominal rupiah yang anda terima karena kasus ini, merupakan sebuah pertanggung jawaban besar di hadapan Allah.

Buni Yani, apakah anda tidak pernah berpikir bahwa issue yang Anda ledakan adalah bukan hanya issu domestik? Melainkan issu Nasional yang dapat merugikan banyak kaum muslimin di belahan-belahan negri yang tak tampak jangkauan mata Anda.

Buni Yani, jalan cerita kota ini sudah hampir berakhir bahagia, Anda justeru memutarnya ke arah kehancuran. Anda akan bertanggung jawab di hadapan Allah atas perbuatan Anda.

Saya berharap, bila bapak DKI 1 dipenjara, jika ia di sel 7 , anda di sel 8. Agar Anda punya kesempatan meminta maaf kepada bapak DKI 1, sampai pada suatu saat Anda sadar bahwa dosa terbesar adalah ketika menjadi penghancur keharmonisan manusia.

Buni Yani, sadarlah bahwa ketika Anda semakin berpura-pura bodoh dalam kasus ini, kami semakin yakin bahwa ada penyelip rupiah di saku belakang Anda.

Bila Anda merasa biasa atas kasus ini, sadarlah bahwa karena Anda, Kota Tercinta DKI Jakarta menjadi lautan fitnah dan intoleransi. Karena Anda juga, kami terpaksa menjadi sasaran kebencian karena menolak aksi demo, dari saudara muslimin yang tergerak merespon gerak politik Anda dengan menyelanggarakan aksi demo Bela Islam.

Dan yang terakhir, karena Anda, angka "4" sebagai "playing number" politik Daulah Islamiyah/ISIS menjadi lalapan di media-media kami.

Anda telah melakukan sesuatu yang besar, hendaknya bersikaplah sebagaimana mestinya. 

Tanpa salam..

acin muhdor

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment