Thursday, March 8, 2018

🐁 Fenomena Seks Bebas di Kalangan Remaja 🐁


DUNIA HAWA - Seks pada hakekatnyamerupakan dorongan naluri alamiah tentang kepuasan syahwat. Tetapi banyak kalangan yang secara ringkas mengatakan bahwa seks itu adalah istilah lain dari Jenis kelamin yang membedakan antara pria dan wanita. Jika kedua jenis seks ini bersatu, maka disebut perilaku seks.

Sedangkan perilaku seks dapatdiartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Ada pula yang men gatakan bahwa seks merupakan hadiah untuk memenuhi atau memuaskan hasrat birahi pihak lain. Akan tetapi sebagai manusia yang beragama, berbudaya, beradab dan bermoral, seks merupakan dorongan emosi cinta suci yang dibutuhkan dalam angka mencapai kepuasan nurani dan memantapkan kelangsungan keturunannya. Tegasnya, orang yang ingin mendapatkan cinta dan keturunan, maka ia akan melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.

Perilaku seks merupakan salah satu kebutuhan pokok yang senantiasa mewarnai pola kehidupan manusia dalam masyarakat. Perilaku seks sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku dalam masyarakat. Setiap golongan masyarakat memiliki persepsi dan batas kepentingan tersendiri terhadap perilaku seks. Bagi golongan masyarakat tradisional yang terikat kuat dengan nilai dan norma, agama serta moralitas budaya, cenderung memandang seks sebagai suatu perilaku yang bersifat rahasia dan tabu untuk dibicarakan secara terbuka, khususnya bagi golongan yang dianggap belum cukup dewasa. Para orang tua pada umumnya menutup pembicaraan tentang seks kepada anak-anaknya, termasuk mereka sendiri sebagai suami isteri merasa risih dan malu berbicara tentang seks. Bagi kalangan ini perilaku seksual diatur sedemikian rupa dengan ketentuan-ketentuan hukum adat, Agama dan ajaran moralitas, dengan tujuan agar dorongan perilaku seks yang alamiah ini dalam prakteknya sesuai dengan batas-batas kehormatan dan kemanusiaan.

🐧 Pengertiannya Kenakalan Remaja


Berdasarkan sumber berita mencatat beberapa pengertian kenakalan remaja menurut para ahli. Menurut Kartono, ilmuwan sosiologi mengatakan bahwa“Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang ”.

Menurut Santrock mengatakan bahwa, “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya.

Fakta ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja. Berdasarkan sumber berita mencatat pengertian seks bebas. Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.

Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.

Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV.

🐧 Latar belakang terjadinya perilaku seks bebas pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


a.Gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama keyakinan agama dan moralitas;

b.Semakin terbukanya peluang pergaulan bebas; setara dengan kuantitas pengetahuan sosial dan kelompok pertemanan;

c.Kekosongan aktivitas-aktivitas fisik dan rasio dalam kehidupansehari-hari;

d.Sensitifitas penyerapan dan penghayatan terhadap struktur pergaulan dan seks bebas relatif tinggi;

e.Rendahnya konsistensi pewarisan contoh perilaku tokoh-tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga sosial yang berwenang;

f.Rendahnya keperdulian dan kontrol sosial masyarakat;

g.Adanya kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan;

h.Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dan resiko penyakit berbahaya;

i.Sikap perilaku dan busana yang mengundang desakan seks;

j.Kesepian, berpisah dengan pasangan terlalu lama, atau karena keinginan untuk menikmati sensasi seks di luar rutinitas rumah tangga;

k.Tersedianya lokalisasi atau legalitas pekerja seks. Berdasarkan alasan tersebut, maka semakin terbukalah pergaulanbebas antara pria dan wanita, baik bagi kalangan remaja maupun kalangan yang sudah berumah tangga. Hal ini dimungkinkan karenasosialisasi norma dalam keluarga tidak efektif, sementara cabang hubungan pergaulan dengan berbagai pola perilaku seks di luar rumah meningkat yang kemudian mendominasi pembentukan kepribadianbaru.

Kalangan remaja pada umumnya lebih sensitif menyerap struktur pergaulan bebas dalam kehidupan masyarakat. Bagi suami isteri yang bekerja di luar rumah, tidak mustahil semakin banyak meninggalkan norma-norma dan tradisi keluarga sebelumnya, kemudian dituntut untuk menyesuaikan diri dalam sistem pergaulan baru, termasuk pergaulan intim dengan lawan jenis dalam perosespenyelesaian pekerjaan.

🐧 Fakta Seks di Kalangan Remaja:


Data baru yang dikumpulkan dari tahun 2011-2013, menunjukkan bahwa remaja yang menunda hubungan seks, menjadi lebih bertanggung jawab dengan kontrol kelahiran dan memiliki akses KB yang lebih baik ke depannya.

Remaja seharusnya bisa menunda seks lebih lama, menurut pemimpin penulis CDC Gladys Martinez. Pada tahun 1988, 51 persen dari gadis remaja dan 60 persen remaja laki-laki melaporkan berhubungan seks setidaknya sekali antara usia 15 sampai 19.

Sekarang angka-angka tersebut turun menjadi 44 persen dan 47 persen, masing-masing, seperti laporan CDC sebelumnya dimana data yang digunakan berkisar antara tahun 2006 dengan tahun 2010.

Remaja yang menunda seks sampai usia matang, atau usia 17 ke atas, lebih cenderung menggunakan kontrol kelahiran selama hubungan seksual pertama mereka, dan memiliki pemikiran yang lebih dewasa untuk masa depannya.

"Data pada aktivitas seks dan penggunaan kontrasepsi secara bersama-sama sangat berpengaruh dengan data kemungkinan melahirkan saat remaja," kata Martinez.

🐧Kisah ABG 16 Tahun yang Sudah Maniak Bersetubuh:


Keputusan negara melegalkan aborsi, membuat kecenderungan perilaku seks bebas meningkat. Perilaku ini pun kembali merambah kalangan remaja SMA di Kota Bogor. Menemukan pelajar yang 'nyambi' jadi PSK gampang-gampang susah. Beruntung, seorang teman mengenalkan dengan salah satu pelajar SMA yang kerap 'nyambi'. Nia (bukan nama sebenarnya, red), adalah satu dari pelajar yang kerap 'nyambi'. Dia masih duduk di bangku kelas 11 di salah satu SMA di kawasan Kelurahan Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat.

Nia (16) memang mengaku gemar bersetubuh. Namun bukan karena uang, melainkan kesenangan. Baginya, melakukan persetubuhan merupakan kebutuhan biologis yang diperlukan bagi setiap manusia. Tak heran, meski usianya terbilang muda, namun penjelajahannya mengarungi samudra cinta tak perlu diragukan.

Kegemaran yang menyimpang dari anak seusianya itu membuat Nia kecanduan. Bahkan, wanita berseragam putih abu ini mulai beranggapan kalau semua lelaki adalah sama. Mengatasnamakan cinta hanya ingin menikmati kemolekan tubuhnya.

Meski demikian, dia menganggap hal itu wajar. Tak ada kebencian dan keresahan bagi tiap lelaki, yang hanya datang kemudian pergi meninggalkannya begitu saja, setelah melepaskan hasrat seksualnya. Maklum, kisah pahit percintaan yang dialaminya berkali-kali, rupanya membentuknya menjadi seperti itu.

“Wajar saja. Itu kan kebutuhan biologis. Toh, aku menyukai dan menikmati hal itu. Tapi inget loh aku bukan cewek murahan, karena tidak semua lelaki yang mengajak bersetubuh, aku mau,” kata Nia 

Dia mengatakan, kesukaannya bersetubuh diawali dengan kisah cintanya dengan para lelaki dewasa yang lebih tua dibandingkan dengannya, yang pada saat itu masih pelajar SMP. “Kelas 3 SMP saya punya pacar anak kelas 3 SMA. Saya pacaran sama dia sekitar satu tahun. Selama pacaran, saya sudah seperti suami istri. Tiap kali bertemu pasti 'gituan'. Namun, hal ini dilakukan sewaktu rumah kami tengah kosong tak ada orang tua,” kata wanita berambut panjang ini.

Maklum, sambung dia, rumah kosong bukanlah hal yang jarang baginya. Sebab, kedua orang tua bekerja, membuat dia dan sang pacar bebas. “Aku melakukannya karena merasa yakin jika dia akan menjadi suamiku kelak. Aku tidak takut dosa. Kan kita sama-sama mau. Jadi, tidak ada unsur paksaan. Dosa kan terjadi kalau ada paksaan,” begitulah pendapat wanita yang dibesarkan di Bogor ini.

Sewaktu putus pun, dia mengaku tak menyesal telah disetubuhi berkali-kali oleh mantan kekasihnya itu. “Habis, mau diapakan lagi. Tidak baik menyesali langkah yang sudah diambil. Memang sih, awalnya sakit banget hati ini,” terangnya seolah tak memiliki beban.

πŸ™dh


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment