Sunday, April 3, 2016

Ciri-ciri Hamil Bayi Laki-laki dan Perempuan


Dunua Hawa - Setelah artikel sebelumnya mengenai menentukan jenis kelamin saat hamil, artikel kali ini adalah mengenai ciri-ciri hamil anak perempuan atau laki-laki. Benarkah jenis kelamin dapat diketahui secara kasat mata?

Menebak jenis kelamin sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang saat masih belum ada mesin USG atau alat medis lainnya. Salah satu cara tradisional yang dilakukan nenek moyang kita untuk menebak jenis kelamin bayi adalah dengan acara nujuh bulanan. Di upacara ini, jika kelapa yang Mama pilih bergambar Arjuna artinya bayi dalam kandungan Mama berjenis kelamin laki-laki, dan bila yang Mama pilih bergambar Srikandi pertanda bayi perempuan. Atau saat Papa membelah kelapa dan airnya muncrat, artinya Sang Bayi berkelamin laki-laki, jika airnya merembes artinya perempuan.

Bukan cuma itu, loh, Ma. Nenek moyang kita, berdasarkan pengalaman dan pengamatan, juga membuat daftar ciri-ciri hamil bayi perempuan dan laki-laki. Hasil pengamatan mereka ini diwariskan turun-temurun hingga ke masyarakat modern sekarang. Beberapa diantaranya pasti Mama sudah sering dengar:




Banyak dari pengamatan ini adalah mitos karena sekadar pengamatan tanpa didukung penelitian medis. Selain itu, pengamatan ini sering berbeda atau bahkan bertolak belakang antara orang yang satu dengan yang lainnya. Jika ditelaah secara rasional, bentuk perut tidak diakibatkan oleh jenis kelamin; karena baik janin perempuan maupun laki-laki memiliki posisi yang sama dalam rahim, yaitu mendekap lutut menjadi bola kecil agar dapat muat di dalam rahim yang sempit. Bentuk perut ditentukan oleh bentuk tubuh dan rahim Mama,

Demikian juga dengan sakit di area pangkal panggul atau pinggang. Rasa nyeri juga tergantung banyak hal, seperti kenaikan berat badan, postur berdiri (kebiasaan membungkuk, suka pakai berhak tinggi, dan lain sebagainya), kurang cairan, ` dan seterusnya.

Sementara ngidam, itu sangat tergantung pribadi Mama. Ada yang tidak ngidam apapun, ada yang justru Si Papa yang ngidam. Dokter dan psikolog menyimpulkan bahwa ngidam lebih merupakan bentuk meredam ketidaknyamanan selama hamil (rasa kurang enak pada lidah atau mual) dan kekhawatiran akan menjadi orang tua bagi bayi baru. Walhasil, Mama (atau Papa) membutuhkan perhatian ekstra yang diwujudkan dalam permintaan makanan yang spesifik. Jenis makanan yang diinginkan tergantung pada selera masing-masing, ada Mama yang lebih suka makanan asin, ada juga yang lebih suka rasa manis, pedas, atau asam. Jadi, ngidam bukan karena perbedaan jenis kelamin bayi, ya Ma.

Secara medis, tidak ada perbedaan signifikan yang dihasilkan oleh janin perempuan dan laki-laki, walau menurut dr. Febriansyah Darus, saat mengandung bayi laki-laki, di dalam tubuh Mama ada kenaikan hormon androgen. Inilah yang menyebabkan warna kulit beberapa Mama menjadi lebih gelap. Tetapi secara umum, tidak ada perbedaan fisik yang dapat dilihat jelas secara kasat mata.

Sesungguhnya, jenis kelamin janin sudah ditentukan sejak pertama konsepsi terjadi. Namun, perbedaan ini baru akan nampak dari genitalia (kelamin) pada umur kehamilan 20 minggu dan lewat pemeriksaan mesin USG pada usia kehamilan sekitar 24 minggu.

Nah yang menarik, ada sebuah tabel untuk menentukan jenis kelamin kehamilan berdasarkan usia saat terjadi pembuahan. Jika Mama tengah hamil dan belum tahu jenis kelamin bayi Mama, coba buktikan kebenaran tabel ini nanti saat bayi lahir.

Usia saat terjadi pembuahan
Bulan saat terjadi pembuahan


F: Female (anak perempuan)
M: Male (anak laki)

Kalau pengalaman aku, pada kehamilan kedua sengaja tidak ingin tahu jenis kelamin bayi. Alasannya? Ingin surprise saja. Toh, aku tidak punya firasat dan tidak ada keinginan khusus. Anak pertamaku perempuan, yang sangat menyenangkan untuk didandani dan menemani ke salon atau berbelanja. Jadi, jika anak kedua perempuan lagi, sudah terbayang serunya. Tetapi, jika anak kedua lelaki, lengkap deh sepasang.

Nah, karena aku tidak ngoyo, sepertinya orang-orang sekitar menjadi lebih penasaran dan berteori sendiri mengenai jenis kelamin bayi di dalam kandungan aku. Hasilnya cukup imbang: banyak yang menebak perempuan karena aku suka merias diri (tentu saja karena saat itu, aku masih aktif shooting sehingga mau tidak mau harus tampil dengan make up). Banyak pula yang menebak jika anak yang kukandung berjenis kelamin laki-laki karena bentuk perutku yang mancung (walau rasanya badanku melebar seperti truk gandeng). Suspense atau rasa penasaran menanti jenis kelamin menambah greget saat menanti kelahiran si kecil. Aku ingat begitu bayi lahir, dokter langsung mengatakan ?bayinya perempuan? kepada suami, ibu dan ibu mertua yang bersama berada di dalam ruang persalinan. Waaah, suatu momen yang begitu berkesan. ?Welcome Nuala,? kataku. Aku memang sudah menyiapkan sepasang nama.

Jika hamil lagi, aku ingin sekali mengulang hal yang sama: merahasiakan jenis kelamin hingga saat melahirkan nanti. Bagaimana dengan Mama?

Nadia Mulya AHLI SEPUTAR GAYA HIDUP MAMA HAMIL


Artikel Terkait

1 comment:

  1. tabel untuk menentukan jenis kelamin kehamilan berdasarkan usia saat terjadi pembuahan didapat dari mana ya bund?
    karena berbeda dengan tabel cina

    ReplyDelete