Monday, February 29, 2016

Kalijodo Rata Dengan Tanah




Hari ini, Senin, 29 Februari 2016, Kalijodo resmi sudah rata dengan tanah. Kalijodo tinggal kenangan. Tak ada lagi yang tersisa dari Kalijodo, hanya puing-puing bangunan sisa penggusuran yang masih berserakan. Kalijodo yang selama ini dikenal sebagai tempat prostitusi, perjudian, tempat penjualan minuman keras hingga tempat para preman berkumpul sudah habis dan rata dengan tanah. Keputusan penertiban kawasan Kalijodo ini diambil oleh Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok, karena selama ini bangunan-bangunan yang menempati lahan di Kalijodo tersebut adalah menempati lahan negara, dan oleh sebab itulah, penggusuran dilakukan karena lahan negara tidak boleh didirikan bangunan.

Keputusan yang diambil Ahok untuk menggusur Kalijodo bukanlah keputusan yang secara ujug-ujug datang, namun Ahok telah berencana untuk menertibkan kawasan penyakit sosial itu sejak ia masih mendampingi Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta kala itu. Saat itu Ahok melihat banjir-banjir besar masih terus mengepung Ibu Kota, dengan memiliki pemikiran-pemikiran yang revolusioner, Ahok terbesit dalam pikirannya bahwa tak ada cara lain untuk membuat Jakarta bisa terbebas dari banjir kecuali mengambil alih semua ruang terbuka hijau yang telah di alih fungsikan menjadi berbagai macam jenis bisnis yang terus dikembangkan para mafia tanah. sehingga pada akhirnya kekuasaan Daeng Aziz juga runtuh. Namun bagi Ahok, negara tidak boleh kalah dengan para mafia apalagi preman.

Ahok yang memiliki pendirian tegas dan tidak mau main-main terhadap siapa saja yang menjadi mafia tanah pun akhirnya membuat keputusan yang akan dijalankannya selama ia menjadi Gubernur DKI Jakarta yakni menggusur habis ruang terbuka hijau yang telah di alihkan fungsinya. Ahok sudah tak kenal lagi rasa takut, karena bagi Ahok ia sangat berkepntingan untuk mengubah, menata dan mempercantik DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara Republik Indonesia. Target ambisius Ahok Cuma satu yakni ingin menjadikan Jakarta sebagai the world class city termasuk juga membuat masyarakat yang tinggal di Jakarta menjadi nyaman, aman dan tentram dalam kehidupannya.

Ahok paham betul sungguh berat sekali untuk mennyulap Jakarta menjadi the world class city. Sadar dengan itu, Ahok pun terus mempercepat atau mewujudkan program revolusi sosialnya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, terhitung sejak ditinggalkan Jokowi. Ahok sukses membersihkan Kampung Pulo dan Kalijodo yang selama ini sering menjadi sumber masalah utama di Ibu Kota. Kampung Pulo menjadi sumber kebanjiran Jakarta selama ini, dan terbukti sejak Ahok menerapkan program revolusi sosialnya yakni berupa penyegaran pola pikir masyarakat bahwa yang tinggal di pinggir kali adalah penyebab banjir selama ini adalah benar adanya.

Dan terbukti sampai hari ini pun Jakarta tidak pernah lagi dikepung banjir besar yang mana beberapa tahun sebelumnya, Jakarta pernah tenggelam akibat tingginya intensitas hujan yang turun. Meskipun saat ini intensitas hujan turun dengan lebat, namun Banjir sudah tidak lagi mengepung Jakarta. Terakhir, penggusuran Kalijodo juga merupakan wujud revolusi sosial bagi Ahok untuk DKI Jakarta, karena selama ini banyak yang beranggapan permasalahan klasik yang selalu mengepung Jakarta utopia jika bisa teratasi. Selama ini, Masyarakat DKI mudah putus asa dan gampang menyerah. Masyarakat DKI menjadi gampang menyerah dan menjadi pesimis akan banjir yang kini nyata-nyata bisa diatasi Ahok. Ini tak lain dulunya disebabkan oleh kecakapan Gubernur DKI Jakarta yang silih berganti, yang justru tidak mampu untuk menuntaskan permasalahan klasik di Ibu Kota ini.

Meskipun banyak pihak yang tak senang dengan gaya kepemimpinan Ahok, itu bukanlah sebuah maslaah bagi Ahok. Ahok tak akan pernah memperdulikan pihak-pihak yang tak senang padanya. Karena satu hal yang ingin diwujudkan oleh Ahok yakni mengubah Jakarta sebagaimana Singapura yang menjadi salah satu Ibu Kota paling cantik di dunia. Dengan memiliki sumber daya alam yang terbatas, Singapura yang pernah dipimpin mendiang Lee Kuan Yeaw berhasil mengejutkan dunia yakni kini sejak ditinggalkan Lee Kuan Yeaw, Singapura menjadi salah satu Ibu Kota paling tersohor di dunia dan juga menjadi the world class city. Lee Kuan Yeaw mampu mengubah Singapura menjadi the world class city bukanlah perkara gampang. Lee bertangan besi saat memimpin Singapura, tetapi gaya kepemimpinan makin menunjukkan bahwa Jakarta hanya bisa menjadi the world class city apabila dipimpin dengan gaya pemimpin yang bertangan besi.

Keputusan Ahok yang menggusur habis Kalijodo akan terasa dampaknya dalam waktu yang tidak akan lama, yakni Jakakrta akan makin canti, makin tertata, makin hijau dan makin banyak ruang terbuka hijau. Karean Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki kepentingan untuk melindungi anak-anak agar terhindar dari kejahatan yang selalu mengintai anak-anak. Keputusan memerbanyak ruang terbuka hijau itulah yang jadi solusi konkrit untuk menekan anka kejahatan terhadap anak di Ibu Kota. Selain itu penenrtiban Kalijodo dari penyakit sosial juga akan membawa dampak yang postif dan akan jadi negatif jika itu terus dibiarkan. Menadi negatif karena apa jadinya anak-anak yang selama ini tetap dibiarkan hidup dilingkungan yang penuh dengan penyakit sosial. Dan kini anak-anak yang selama ini tinggal di Kalijodo pun bisa tenang dan sembari mengejar cita-citanya bahwa pemerintah Provinsi DKI akan membiayai biaya pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Bukankanh ini keputusan yang amat mulia yang pernan dilakukan oleh Ahok?

Gaya kepemimpinan Ahok yang tegas, tanpa kompromi dan sangat transparansi dalam anggaran telah membuat banyak pihak yang berkepntingan dengan anggaran menjadi kebingungan, berbagai upaya pun dilakukan untuk mendongkel Ahok dari posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun niat licik para pihak yang ingin menghancurkan masa depan Jakarta menuju the world class city tidak akan pernah berhasil. Karena saat ini masyarakat kian cerdas dan tidak akan mudah terpengaruh dengan isu-isu murahan yang biasanya dilakukan oleh lawan politik Ahok selama ini. Ketegasan dan sikap tanpa kompromi Ahok selama ini dalam menertibkan kota Jakarta juga sudah membuat Sejarawan, J.J Rizal merasa meriang-meriang.

Melalui tweet yang ditweetkannya di twitter, J.J Rizal menganggap bahwa apa yang dilakukan Ahok selama ini adalah salah. Ini merujuk pada temuan yang nyata dan fakta dilapangan, bahwa banyak ditemukan kulit kabel yang menyumbat gorong-gorong sehingga menyebabkan banjir. Bagi J. J Rizal yang sesat pikir itu adalah sebuah kesalahan jika ingin menyalahkan kulit kabel sebagai sumber banjir maupun genangan yang selalu mengenangi Jakarta selama ini. Namun apapun itu, Jika sudah sesat pikir seharusnya kita abaikan saja dan tak perlu kita hiraukan pernayataan dari J.J Rizal, terlebih lagi J.J Rizal juga seolah kumat meriang-meriangnya setelah penggusuran Kalijodo mendekati harinya. Melalui tweetnya, J.J Rizal justru malah mempermasalahkan letak rumah Ahok yang dianggapnya barada pada ruang terbuka hijau. Jelas saja pernyataan sesat J.J Rizal sama sekali tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Penyakit meriang-meriang ala J.J Rizal ini juga sebelumnya kumat pada saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan kawasan Kampung Pulo. Dan pada saat itu, lagi-lagi rumah Ahok yang juga dipermasalahkan oleh Sejarawan ini. Namun apapun sesat pikir yang diutarakan J.J Rizal melalui twitternya, kita harus menggangapnya hanyalah ajang mencari perharian semata. Karena kini faktanya ketika hujan deras mengguyur DKI Jakarta, maka selama itu pula hanya ada genangan-genangan yang tidak tinggi, dan berbeda sebelum penertiban Kampung Pulo dan beberapa tahun sebelumnya. Saat itu banjir masih selalu mengenangi Jakarta. Kesannya sangat jelas terbaca dan terlihat bahwa J.J Rizal tak senang jika Ahok berhasil membuat Jakarta tidak banjir lagi

[ rucky vinando /kompasioner]

Maju Atuh Kang Emil



Dunia Hawa
Kang Emil yang terhormat, Cieee.. Saya baca twit akang yang ragu apa mau maju di pilgub DKI atau tidak.

Berbeda dengan pandangan banyak orang, saya sih menyarankan “maju aja, kang”. Kapan lagi kesempatan kang Emil untuk lebih menasionalisasi kalau gak ke Jakarta ? Jakarta itu pusat dari segalanya, bahkan menurut pak Yusril, kursi Gubernur Jakarta itu tangga menuju kursi Presiden. Ajib kan kang, kalau bisa jadi Presiden ? Masak cuman jadi Walikota ajah..

Jangan ragu, kang.. Ngapain juga minta pendapat Adhyaksa Dault. Kang Emil itu suaranya jauh lebih tinggi dari Adhyaksa Dault, si bapak mah menang kumis doang. Masak mau jadi cawagub Adhyaksa Dault ? Wahhhh.. Rugi atuh kang, rugiii…

Ingat peristiwa pilpres 2009 ? Dimana Prabowo “mengorbankan diri” jadi Cawapres Megawati ? Buat saya mah itu keputusan bodoh yang akan disesalinya seumur hidup. Lha wong namanya sedang bersinar kok mau2nya jadi cawapres bu Mega ? Padahal waktu itu orang sedang jenuh dengan capres yang ntu-ntu ajah. Bener kan Jeblok suaranya ?

Mau ngulang 2014, eh ada Jokowi ? Sial.. Sial… *gigit pantat kuda*

Nah, ini nama Kang Emil sedang bersinar-sinarnya.. Cieee…. Naikkan pertaruhannya, kang. Kapan lagi, coba ? Siapa tau tahun kedepan nama Kang Emil redup karena sudah banyak pesaing yang bagus2. Ntar nyesel loh kanggg…. Mau gigit pantat kuda juga ?

Kalau maju, jangan mau jadi wakil, kang… Akang jadi cagub-nya. Kalau wakil mah pilih haji Lulung aja, dia punya Lamborghini hijau, meski katanya minjem. Haji Lulung terkenal lho kang.. Coba suruh ngeludah aja, jadi duit deh.. Akang ga perlu duit lagi. Lepas Haji Lulung ke kebun raya bogor, suruh meludah di pohon2, di tanaman langka.. Udah jadi berapa duit, tuh ?

Atau wakilnya Ahmad Dhani aja kang.. Doi kan napsu tuh. Lumayan kan kang.. dia bisa bantu berkoar2 di medsos dgn pernyataan yang kontroversialnya, yang potong tutit lah, atau foto nyusuin bayi.. Akang kan terbantu kalo wakilnya jg ngetop. Tapi jangan Saipul Jamil lho ya kang… Akang nanti di hap, hap..

Kalo akang maju di pilgub DKI, wah rame kang… Itu bisa seperti pilpres 2014. Nama akang bisa dijadikan jaminan menang sama partai2 yang ga suka dengan Ahok. Pake jargon2 kampanye “muslim yang bersih dan santun”, “muslim yang moderat dan taat beragama” atau “muslim yang ciee..” Warga Jakarta dah bosen ama kang ma Ahok.. Mereka butuh penyegaran dan penguatan iman. Sudah saatnya pemimpin muslim yang memimpin Jakarta, gitu kang…

Pasti rame deh, percaya… Seperti Viking vs Jakmania. Suporternya pecah, kata Indro.

Jangan liat kalah atau menangnya kang, tapi perjuangannya. Akang akan menjadi lawan Ahok yang seimbang. Pecah barisan pendukung Ahok. Biar mereka ragu2, milih yang mana… Kalau saya mah, pasti milih Raisa kang.. Udah cantik, cewe lagi..

Ya akang jangan liat bu Risma dong.. Bu Risma mah ga mungkin ninggalin Surabaya. Dia mah ga ambisius, akang kan ambisius. Beda kang.. Akang kan lelaki yang tak mungkin, menerimamu bila, ternyata kau mendua.. Lha, kok jadi lagunya Iwan Fals.. Hihi…

Ayuk kang… Ini kesempatan akang. Jangan takut, jangan ragu. Kan asik tuh headline koran.. “Ridwan Kamil akhirnya maju menantang Ahok..” Kalau di sepakbola ini seperti duel el-clasico kang, Barca vs Madrid. Akang kan mirip2 Ronalda… Ronalda itu urang sunda, kalo Ronaldo orang Jawa.

Ahok ini pasti deg2an kalo kang Emil maju, soalnya yang cuma sepantar untuk bertarung dengan Ahok ya Kang Emil. Kalau Ahok ngetop lewat media massa, kang Emil ngetop di media sosial. Dan meski warga Bandung agak menyesal akang maju, mereka pasti mendukung deh… Bandung udah beres, kang.. Kasi aja ke wakilnya. Udah kurang menantang.

Ayo ramaikan kang… Gerindra, PKS, PPP, Golkar itu pasti di belakang akang. Coba, kapan lagi bisa seperti ini ? Orang batak bilang, ini the right time and the right place. Ini waktu kanan dan tempat kanan.

Pepatah bilang kang, kalah jadi abu menang jadi arang. Meski kalah kan, kang Emil bisa jadi abu, Abu Ridwan Kamil.. Keren kan kang ? Abis itu pake jenggot ma celana cingkrang. Syari’ abeeeessss…..

Jangan dibilang ini manas2in lho ya kang… Ini kan cuman menyemangati sambil minum kopi. Akang bisa.. Kalau mengikuti kaidah bahasa Enny Arrow, ini saatnya akang “menggelinjang”.. Akang dulu suka baca juga kannnnn ? Ayo ngaku… Pinjem dong kang, masi nyimpen ngga ?

Ah Kang Emil, kenapa mesti bertanya mau maju atau ngga ? Maju mah maju aja atuh, kang.. Jangan mikir menang kalah, semua akan cie cie pada waktunya…

Kayak saya atuh kang.. Meski di cie ciee.. Saya mah tetap aja ngopi sambil spit tea… “Naon cie cie siah ? Mau di happ sama Batman ??”

[denny siregar]

Tolak ISIS Tapi Niru ISIS


Dunia Hawa
Katanya "ISIS bukan Islam" ?
tapi dalil ISIS dipakai rujukan?

Saat dunia bergetar merinding jijik menyaksikan kebiadaban ISIS membantai manusia dengan brutal nan sadis, dunia MENGECAM ISLAM. Ya, yang dikecam adalah Islam.

Ini adalah REALITA dunia Islam masa kini. Sepak terjang Al-Qaeda, ISIS & Boko Haram telah mencitrakan Islam sebagai "agama biadab yang dianut gerombolan monster", begitu kira-kira redaksinya.

Sentimen anti Islam (islamophobia) menyapu dunia terutama di dunia barat. Islam "berhutang budi" kepada Emir ISIS Abu Bakar Baghdadi yang telah menyajikan islam bagai "Agama Setan", terima kasih ISIS!

"ISIS BUKAN ISLAM"

Lalu terjadi gelombang MENOLAK ISIS yang dilakukan oleh berbagai elemen Islam, tak hanya dari kalangan muslim Moderat, bahkan kubu muslim Garis Keras intoleran pun berjama'ah teriak "ISIS BUKAN ISLAM".

ISIS mampu membuat muslim moderat & muslim intoleran bertemu dalam satu konsensus (kesepakatan), yakni: "ISIS bukan representasi islam karena ISIS terlalu sadis & biadab".

CATAT: "ISIS terlalu sadis & biadab"
Apa alasan ISIS jadi sadis & biadab?

ISIS menjadi sadis & biadab karena ISIS menerapkan dalil tanpa mempedulikan nilai-nilai KEMANUSIAAN. Kita ulangi lagi supaya jelas..

Sekali lagi.. ISIS biadab karena menerapkan dalil tanpa mempedulikan HAK ASASI manusia. Resapi ini dalam ingatan.

TIDAK MAU ISIS DISAMAKAN DENGAN ISLAM?

Jadi bila tidak mau ISIS disamakan dengan islam, caranya mudah! CARANYA: menerapkan dalil JANGAN bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Sekali lagi..
menerapkan dalil JANGAN melanggar hak orang lain
menerapkan dalil JANGAN merendahkan orang lain
menerapkan dalil JANGAN merusak kerukunan

CONTOH:
memaksakan dalil "pemimpin kafir"
= melanggar hak asasi non muslim

memaksakan dalil poligami
= merendahkan martabat wanita

mengharamkan "selamat natal"
= merusak kerukunan umat

APA BEDANYA SAMA ISIS?

Jadi jangan berkontradiksi. Di satu sisi menolak ISIS teriak-teriak "ISIS bukan Islam", tapi di sisi lain sendirinya menerapkan dalil meniru persis gaya ISIS.

Kalau tidak ingin ISIS disamakan dengan Islam, JANGAN menerapkan dalil "seenak udel" tanpa mempedulikan nilai-nilai kemanusiaan & hak asasi orang lain.

Melarang non muslim jadi pemimpin, membenarkan poligami, mengharamkan "selamat natal", artinya MENGAKUI ISIS ADALAH ISLAM. simpel toh?

ente poligami, artinya
ente akui ISIS itu islam

ente haramkan selamat natal
ente mengakui ISIS itu Islam

ente tolak pemimpin non muslim
ente mengakui ISIS adalah Islam

JANGAN BILANG "ISIS BUKAN ISLAM"
kalau menerapkan dalil masih gaya ISIS

[RENUNGAN AKHIR MINGGU
Ustad Abu Janda al-Boliwudi]

Terkait dengan pernyataan Tifatul Sembiring :

Saya cuma mau mengingatkan Tifatul tentang twitnya, bahwa selain ada hadist yang menghukum bunuh bagi kaum homosexual, ada juga loh ayat Al QURAN yang sudah pasti shahih memerintahkan memotong tangan pencuri. Mohon Tifatulsegera melaksanakan perintah Allah terhadap mantan presiden PKS dan Gubernur Sumut non aktiv Gatot Pujonugroho yang sudah terbukti bersalah di pengadilan. Yeaahh!!

Pakde Jokowi, Tolong Anak-anak Kami




Era Soeharto meski meninggalkan jejak berdarah, juga meninggalkan jejak yang baik. Begitu kuatnya nasionalisme ditanamkan sejak dini. Upacara bendera di sekolah2, lagu2 kebangsaan, pemasangan bendera saat hari perjuangan benar2 dipaksakan. Tidak ada yang berani melanggar, karena akan dituding PKI dan kata PKI adalah momok yang menakutkan.

Lepas era Soeharto, perlahan2 terkikis juga nasionalisme. Semua bicara reformasi tanpa perduli bahwa reformasi harus ada dasar, tanpa itu reformasi seperti terop kawin yang terbang kena badai.

Saat itu pelan2 masuklah kembali paham Negara Islam, paham lama yang dimodifikasi dan diusung pihak yang beragam. Hormat bendera menjadi haram, pancasila di musrik-kan dan tumbuhlah organisasi2 radikal yang ke-arab2an meng-klaim bahwa Islam harus seperti mereka.

Lihatlah buku2 pelajaran. Islam digambarkan berjenggot dan celana cingkrang, seolah2 begitulah seharusnya seorang muslim. Sibuk di aksesoris dan ritual dengan meninggalkan konsep “paham”. Pengajian2 dibangun dimana2 untuk merekrut kader2, bukan lagi sebagai tempat pengisian jiwa. Masjid2 dibangun sebagai tempat berkumpul ideologi bukan lagi sebagai “rumah” Tuhan.

Belasan tahun mereka membangun itu sejak jatuhnya rezim Soeharto dan hasilnya mulai terlihat sekarang.

Seorang bupati dikejar2 ormas tanpa perlindungan aparat. Seorang walikota melindungi ormas yang menentang Pancasila bahkan meresmikan kantornya . Seorang Gubernur duduk bersila dibawah kaki negara Saudi, mengemis minta dana dengan mem-fitnah. Seorang Gubernur bagus diserang karena “kafir” dan tidak boleh memimpin “muslim”.

Nasionalisme yang dibangun kuat oleh Soeharto luntur, seperti bedak terkena hujan. Kikisan2nya menggoyahkan pondasi kenegaraan. Mereka sudah sangat terbuka, terang2an menuding dasar negara dan menuntut di bentuknya negara khilafah,

Sudah saatnya Pakde melibatkan penuh NU dan Muhammadiyah dalam meramu konsep pelajaran Islam di sekolah2. Sertifikasi guru2 agama di sekolah, juga ustad2 dan pelaksanaannya di berikan kepada 2 organisasi itu, bukan MUI, sehingga mereka punya koridor nusantara dalam mengajar, bukan koridor timur tengah.

Galakkan kembali hormat bendera dan gaung Pancasila. Jika perlu, paksa sebagai sebuah kewajiban. Sekolah negeri yang tidak melaksankan, beri sanksi. Pakde sudah bagus menyuruh media TV memutar lagu2 nasional, tetapi itu jangan dijadikan konsep “jika media TV berkenan”, tetapi harus jadi kewajiban, seperti hal-nya masa Soeharto dulu mewajibkan setiap jam ada berita nasional di semua radio2. Ancam cabut ijinnya jika menentang.

Pakde, nasionalisme kita sedang dirongrong, banyak pejabat yang main serong, jangan pakai tendangan memutar lagi untuk ini tapi sudah harus gunakan kungfu peremuk tulang.

Nasionalisme harus dipaksakan sejak kecil, supaya besar nanti anak2 kami tidak mudah dikadalin radikalis berdagu sarang lebah dan bersorban. Pakde, nasionalisme anak2 kami terancam.

Pakde, tolong kami…. Masak harus Batman yang turun tangan ? Batman hanya bisa bergerak di kegelapan, dan itupun kudu ada kopi dan tahu isi sebagai suguhan.

Nb :

Kucing kurus mandi di papan. Pakde kurus tapi orangnya tampan. *

*agak menjilat supaya nanti diundang makan2*

[denny siregar]

Sunday, February 28, 2016

KTP Ane Buat Ahok, Masalah Buat Lo???




SURAT TERBUKA BUAT HABIEB RIZIEQ ; " KTP ANE BUAT AHOK, MASALAH BUAT LO???"

Habieb Rizieq yang Terhormat,
Ane menghormati langkah ente menghalang - halangi Ahok....
Tapi ane memahami itu bagian dari democrazy
Mengapa tidak?
Ente ape kaga punya prestasi yang bisa diandelin daripada ngangkat - ngangkat isu Rasis?
Kasian banget ente , cuma bisa ngandelin isu rasis tapi minim prestasi!!

Lha ane mau nanya bieb?!
Ente nonton tipi di rumah merek ape?
Yang pasti tuh tipi bukan tipinya Kusrin pan?
Pasti tipinya si kapir yang ente pajang di rumah
Trus hape ente merek ape?
Merek onta apa merek kapir?
Satu lagu bieb, itu Jeep yang ente bawa kemane - mane merek ape?
Punya si kapir lagi pan?
Trus hukumnya apaan tuh bieb??
Haram apa halal?
kalo Fatwa bieb jangan setengah - setengah!!
Kalo ane ya bieb, udah benci ama kapir sekalian semua benda - benda berbau kapir kaga bakal gue pake!!
Lha ente, benci ama kapir tapi barang - barangnya masih aje ente pake!
Aneh pan?

Trus kalo KTP ane mau buat Ahok.
Masalah buat Looooo???!!
Hellooowwww, ini katepe, katepe ane.
dosa, dosa ane.
hidup, hidup ane.
neraka, neraka ane.
Koq ente yang refot??!

Lha misalkan ane tarik nih, katepe buat Ahok trus ngasih ke ente,
ane tanya ni sekarang, ente bisa kaga menjamin Jakarta 100% kaga bakal terkena musibah???
pan pemimpinnya muslim,
Kata ente kalo pemimpin muslim pan terhindar dari musibah?
Ente bisa jamin kaga?

Eh mikir bieb??!
Itu Tsunami Aceh, Gubernurnya muslim apa kapir?
Gempa Jogja, Sultannya muslim ape kapir?
Jakarta banjir badang 1996, banjir 2007, ame banjir 2013 Gubernurnya muslim apa kapir?
ente bisa jawab? mengape itu masih musibah aje padahal pemimpinnya bukan kapir?

Udah deh mending prestasi ente gedein, daripada gedein isu rasis.
Fatwa ente kaga laku!
Kalo bakal yang ente usung itu prestasinya lebih dari Ahok,
kite juga bakal dukung koq.
Ngapain ngasih ketepe buat Ahok kalo bakal calon lu lebih baek prestasinya dari Ahok.
Bener kaga ane ngomong nih??
Jenggot aja lu panjangin!!
Mikir dong!

Moga aje surat ane kaga bikin jenggot ente jadi rontok!
juga kaga bikin gigi ente tambah sakit, bieb?!
Pan ente sedang sakit gigi.
Jangan lupa bieb, ane tunggu nih prestasi-prestasi jagoan ente!
Kayak apa hebatnya?!

[Admin FBI, Facebookers Indonesia Dukung Jokowi, KRI]

Mari Bantu Ahok




Seek aseekk...
para pemirsa...!! (Tukul mode on) mari siap siap beli tiker, beli karpet , beli terpal , atau siapin  kain sarung yang di belah, taplak meja, koran daun pisang atau apalah untuk persiapan gelaran di monas pada saat yang sudah ditentukan. Akan ada tontonan seru dan spektakuler di tahun 2017 nanti. Pertunjukan apakah gerangan?

Begini ceritanya...

Ahok sedang bingung bin galau. Pemirsa tau sendiri kan, Ahok lagi menghadapi pilihan yang dilematis mengenai jalan dia untuk maju dalam pertarungan PILKADA DKI 2017 yang tinggal menghitung hari. Sebenarnya sih buat Ahok enjoy aja, mau lewat jalur independent dengan syarat pengumpulan KTP warga DKI sebanyak 525 ribu sudah terpenuhi, kelewat banyak bahkan sampai melampaui angka 700 ribu saat ini dan optimis target teman Ahok akan ada satu juta KTP DKI yang akan terkumpul nanti.

Mau maju lewat parpol juga gak sulit bagi Ahok , bahkan partai besar PDIP juga sudah mulai mengusap mesra Ahok, siap mendukung. Masalahnya bukan itu pemirsa...

Hari ini ada kabar yang membuat Ahok membara, tau sendiri kan karakternya? Ahok di lawan!  Di tantang  persisnya, ada yang sesumbar ...

"saya berani terjun bebas dari puncak monas kalau KTP dukungan Ahok benar cukup untuk nyalon#ktpdukunganahokcumaomdo???".

"saya ini sangat tidak yakin KTP yang di klaim sudah 700ribu itu beneran. Karena tidak ada metode apapun yang sudah dilakukan untuk memverifikasi itu!!"  ujar Habiburahman politikus asal GERINDRA   dengan nada tak percaya. sabtu 27/02/2016. (sumber detik.com)

Nah pemirsa ....ini dia yang bikin Ahok cenat cenut, ada orang yang songong mempertaruhkan nyawa dengan sombong nya. Bayangin gimana gak galau nya Ahok. Kalau milih maju lewat jalur independent , pasti menang cuma kurang kuat dan gak enak sama PDIP yang sudah mulai melunak mengikuti aturan Ahok yang gak mau di atur. Namun di sisi lain warga pemilih Ahok akan gembira ria bersuka cita bernyanyi bersama jungkir balik (a la Bang Ninoy) disuguhi atraksi Habiburahman yang akan loncat dari monas yuhuu iii....

Kalau lewat ParPol, di pastikan menang dengan dukungan PDIP dan NASDEM barangkali, maka posisi Ahok lebih kuat dan tangguh , tapii.....Ahok bakal di "preet" in sama si Habiburahman dan warga , para pemirsa yang sudah terlanjur beli gelaran dan lain sebagainya tersebut di atas akan kecewa,. ..hiks

Sebenarnya pemirsa tidak akan kecewa sih, karena sudah berulang kali terjadi dan tak pernah ada realisasinya.  ini bukan yang pertama orang politik mengeluarkan sesumbar sumpah dan janjinya.  Politikus banyak yang OmDo, tentu pemirsa masih sangat ingat kan? duluu...ada yang sesumbar mau jalan kaki Jakarta Jogja?!! (Amin Rais)

Ada Lagi yang berani dj gantung di monas?!! (Anas Urbaningrum). Ada Pula yang sesumbar berani potong burungnya?!! (Ahmad Dhanj).  Sekarang...ada yang berani terjun bebas dari atas monas?!!. Mbok coba kalau mau bicara di pikir dulu, secara mereka bukan orang biasa.

Beginilah mentalitas politikus yang tidak patut di contoh . Tidak mendidik masyarakat untuk berjiwa besar menghargai upaya orang lain. Namun bagi teman Ahok, berkat komen Habib, KTP buat Ahok justru semakin gencar mengalir, soalnya mereka ingin lihat Habib loncat dari monas yiaahh..

Hayok Bib..siapin diri, lunasin dulu hutang hutang, gedein premi asuransi buat warisan dan eeiiitt..kalau jadi terjun dari monas jangan lupa ajak juga Taufik cs yah....

[biyanca kemlin/ kompasiiner]

Ketua DPP Gerindra Tantang Teman Ahok Terjun dari Monas




730 Ribu KTP Diragukan, Gerindra Tantang Teman Ahok Untuk Lompat dari Monas

Wah semakin seru nih Pilgub DKI 2017. Kabar dari detiknews Ketua DPP Gerindra Jakarta meragukan Ke-absahan 730 ribu KTP yang dimiliki Teman Ahok. Menurut  Habiburokhman Ketua DPP Gerindra  Tidak ada yang bisa menjamin ke-absahan 730 ribu KTP yang  diklaim sudah dikumpulkan oleh Teman Ahok.

"Saya ini sangat tidak yakin KTP yang diklaim sudah 700 ribu itu beneran. Karena nggak ada metode apapun yang sudah dilakukan untuk menverifikasi itu," kata Habiburokhman kepada wartawan, Sabtu (27/2/2016).(detiknews).

Habiburokhma sangat yakin bila KTP-KTP itu diverifikasi maka hasil angkanya belum mencapai 525 ribu sehingga belum masuk syarat yang dibutuhkan oleh KPU untuk mendaftar Calon Independen.  Ketua DPP Gerindra ini bisa yakin begitu karena melihat Ahok maju mundur dalam memilih jalur politik menuju DKI1.  Menurutnya karena jumlah aslinya masih jaduh dibawah 500 ribu sehingga Ahok mulai mendekati PDIP.

"Saya sih nggak yakin ngeliat gesture-nya Ahok. Dia kan dipersepsikan arogan, kalau dia sanggup maju indepden, pasti dia maju aja, ngapain di ke PDIP," kata Habiburokhman yang ngetop pada waktu Pilpres kemarin. Dia sempat menjadi Tim Hukum Prabowo pada saat Prabowo  menggugat KPU ke MK tentang Hasil Pilpres yang lalu.

Habiburohkman pun sesumbar di akun twitternya  bahwa dirinya berani  terjun dari Monas kalau memang benar jumlah KTP yang dikumpulkan Teman Ahok sudah mencapai angka 730 ribu KTP dan dapat diverifikasi.

"Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon #KTPdukungAhokcumaomdo???" tulis Habiburokhman di akun Twitternya.

Nah sekarang kita tunggu reaksi Teman Ahok, berani tidak mereka melakukan verifikasi  untuk KTP-KTP yang telah dikumpulkan. Menurut T

eman Ahok jumlah KTP itu sebanyak 3 Truk. Hahahaa.. jadi mirip sekali dengan PKS sewaktu Pilpres yang mengatakan berkas gugatan Prabowo sebanyak 10 Truk.

Mari kita lihat berikutnya siapa yang akan terjun dari Monas, apakah Habiburochkman ataukah Pengurus Teman Ahok.

[revaputra sugito/ kompasioner]

Kalijodo, Rampok Tanah Negara dan Jatah Preman





Jelang penertiban Kalijodo Jakarta Utara, sebuah kawasan judi dan pelacuran, pro-kontra berlanjut. Gubernur Ahok dinilai tegas oleh pendukung, namun dinilai grusa-grusu semau gue menurut pengkritik. Beda pendapat wajar dan sehat. Maaf, tidak perlu pakai cap "hater" buat yang kontra. Lebay. Dikritik koq mewek maen nuduh "hater".

Saya pribadi sangat mendukung langkah Pemda DKI Jakarta untuk sikat-habis Kalijodo. Itu tanah milik negara, tidak perlu lama-lama ambil alih. Bahwa penduduk Kalijodo disediakan rumah susun itu bagus dan manusiawi. Kurang apa lagi?

Bahwa Pemda menggunakan aparat polisi dan tentara juga tidak masalah. Wong aparat keamanan memang bertugas mengamankan harta milik negara dari maling dalam bentuk apapun. Termasuk maling tanah negara.

Bahwa proses penertiban Kalijodo dilaksanakan dalam tempo sesingkat-singkatnya itu bagus sekali. Nggak perlu niru Walikota Surabaya yang perlu 2tahun buat memastikan penertiban. Kalo bisa dipercepat, ngapain dilama-lamain? Urusan sama maling tanah negara jangan tunda-tunda, entar keburu runyam.

Bahwa ada pihak yang nuduh ahok sedang bikin pencitraan di Kalijodo itu tak perlu digubris. Sama aja koq. Kalo diem aja entar dituduh lembek. Kalo gerak cepat entar dituduh semau gue. Begini salah, begono salah. Namanya juga isu politik.

Sepanjang aksi Pemda bagus buat rakyat dan negara secara keseluruhan maka penggusuran Kalijodo harus dilaksanakan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Titik!

RAMPOK TANAH NEGARA:

30 tahun hidup di Jakarta, saya paham harga tanah di Jakarta amat mahal sehingga bikin nafsu orang merampok tanah negara. Misalnya lahan hijau atau RTH (ruang terbuka hijau). Biasanya lahan jenis ini diduduki secara berjamaah. Lama kelamaan mereka membentuk kekuatan sehingga aparatur negara kewalahan untuk melakukan penertiban.

Lahan hijau yang diduduki biasanya punya posisi strategis. Pula punya nilai ekonomi yang tinggi sebab terlelatak di tepi jalan raya. Ini lahan empuk buat dicuri oleh orang-orang tertentu. Memang tidak dikuasai secara hukum, tanpa pemilikan sertifikat tanah.  namun dimiliki secara de fakto.

Hitungan kasar, harga lahan hijau di Jakarta rata-rata 10 juta Rupiah per meter persegi.  Itu hitungan cari aman. Terendah 2 juta, tertinggi 40jt. Tergantung lokasi. Siapa yang nggak napsu?

JATAH PREMAN:

Di Jakarta hampir di semua lini ketemu preman. Suka tidak suka bayar jatah preman hampir pada setiap urusan. Ada preman miskin jalanan. Ada preman berdasi yang duduk di kantor gedung pencakar langit. Dari urusan duniawi hingga urusan agamapun ada aja yang minta jatah preman.

Begitu pula preman di lahan-lahan milik negara.

Penduduk liar yang menduduki lahan negara mau tidak mau bayar jatah preman. Sebetulnya tidak seluruhnya salah preman. Wong kebanyakan mereka terpaksa ngutip jatah preman karena susah cari kerja. Demikian pula penduduk liar. Mereka terpaksa cari tanah murah yang dikuasai preman.

PERLUASAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) HINGGA 30%:

Kalijodo akan dikembalikan fungsinya sebagai ruang hijau terbuka. Untuk taman kota, rekreasi, olah raga, dll.

Ahok bilang bahwa kini RTH Jakarta baru 9% dari total wilayah Jakarta. Dia bersikeras akan kejar terus hingga tercapai 30%. Untuk itu Ahok siap perang badar lawan siapapun yang nyuri lahan hijau milik negara. Lawan maling, apa boleh buat, kudu siap perang. Gak pake acara damai segala!

Niat dan rencana Ahok merebut 30% lahan hijau terbuka mestinya disambut gembira. Alangkah indah dan sejuknya Jakarta ke depan. Kalo tidak, apakah ente-nte mau Jakarta sumpek terus kayak gini?

[ragile/kompasioner]

Surat Terbuka Denny Siregar Kepada Habib Rizieq Ketua FPI





– Kepada Yth. Habib Rizieq yang saya cintai dan para FPI Fans Club

Sungguh saya tidak habis pikir apa yang anda dan FPI mau perlihatkan ? Kalian membawa2 nama Islam tapi kelakuan kalian sama sekali tidak menjadi rahmat bagi sekitarnya.

Apakah kalian ingin mencontoh Hezbullah di Lebanon atau Hamas di Palestina ? Kalau memang iya, mari saya tunjukkan faktanya.

Hezbullah di Lebanon begitu dicintai warganya. Dan catat, warga Lebanon itu separuhnya Kristen, bahkan Presidennya dari Kristen Maronit. Tapi mereka cinta kepada Hezbullah yang notabene adalah muslim, sama seperti organisasi kalian, bib.

Mengapa begitu ?
Karena mereka membela negaranya, bukan agamanya.

Mereka membela Lebanon dari serangan Israel dan juga ISIS. Bahkan karena melihat begitu tulusnya Hezbullah, banyak warga Kristen yang bergabung bersama mereka. Bayangkan, Kristen bergabung di panji Muslim. Pernah anda bayangkan, wahai Habib ?

Sudah sejak lama warga Lebanon cinta mati terhadap Hezbullah. Lebanon hancur karena perang saudara dan perang agama selama 15 tahun, mereka sudah kehilangan segalanya. Maka datanglah Hezbullah dan membangun rumah2 mereka yg hancur, infrastrukttur yang rusak tanpa pernah bertanya siapa yang salah. Kedamaian tercipta karena tangan yg kuat tidak dipergunakan untuk zolim, tapi melindungi.

Hezbullah sangat kuat, bahkan Israel takut sama mereka. Coba pikir, dengan kekuatan mereka apakah mereka mampu untuk merebut pucuk pemerintahan Lebanon ? Sangat mampu !

Tapi, kenapa mereka tidak mau lakukan itu ? Mereka tidak bernafsu !

Mereka tidak haus kekuasaan. Mereka tidak butuh penghormatan, karena apa yang mereka lakukan 100 persen karena Tuhan. Semua karena Tuhan. Catat itu, bib.

Apakah ketika Presiden Lebanon dipimpin oleh Kristen Maronit, mereka langsung membuat Presiden tandingan ?

Mereka bukan kalian, yang merasa risih dipimpin oleh orang kafir karena dilarang agama. Karena sebenarnya Lebanon tidak memimpin Hezbullah, merekalah yang memimpin Lebanon. Apa jadinya Lebanon tanpa Hizbullah ? Rata dengan tanah disapu Israel, bib.

Kenapa FPI tidak bisa begitu, menjadi kebanggaan warganya ? Kenapa kalian tidak bisa seperti itu, bib ?

Kalian malah menjadi momok bagi kaum kecil dan bahan ejekan bagi kaum berpendidikan. Kemana rasa malu kalian, bib ? Apakah sudah dihilangkan Tuhan karena kalian selalu ber-takbir atas namaNya tapi perilaku kalian malah memburukkan namaNya ?

Kalau anda mau, ini kalau anda mau bib, berangkatlah ke Lebanon dan bertemulah dengan Sayyid Hassan Nasrallah. Duduklah bersama Sayyid dengan Sayyid, kalian berdua keturunan Rasulullah, bukan ? Apa anda malu karena di hadapan beliau ternyata kalian masih duduk taman kanak-kanak bib ?

Tidak usah ngomong strategi perang, bahkan dari segi ahlak kalian jauh di bawah beliau. Begitu di hormatinya Sayyid Hassan Nasrallah, sehingga satu kata saja dari beliau untuk berangkat perang, separuh warga Lebanon hilang. Tukang parkir, supir taksi, pemilik restoran semua jadi satu di medan perang.

Saya sudahi saja cerita tentang Hezbullah, sangat panjang jika saya harus bercerita tentang Hamas.

Minumlah kopi, bib.. Mungkin itu bisa menyegarkan pikiran. Jangan sering marah2 bib, hati2 stroke. Pimpinlah FPI ke arah yang benar, bib karena ratusan dari mereka adalah tanggung jawab anda sebagai pimpinan nanti di depan Tuhan.

Kami ingin bangga kepada anda dan organisasi anda, bangunlah kebanggaan itu. Siapa tahu suatu saat nama FPI ditakuti negara2 tetangga, sehingga mereka berfikir seribu kali untuk masuk ke Indonesia.

Jihad itu untuk menahan serangan dari luar, bib bukan memerangi saudara serumah.

Sekian dan terima-kasih dari saya.

Nb :
Ohya, bib.. Simpan saja panah2 itu yg katanya mau dibawa ke Palestina. Disana perang pake rudal laser dan drone tanpa awak bib. Saya beritahu ini, mungkin habib belum paham kalau disana musuhnya Israel dan bukan Yoda Akbar.

[denny siregar]

Friday, February 26, 2016

Bunda Teresa di Neraka???



Iseng dengar ceramah radio, ada pertanyaan tentang bunda Theresa. “Apakah bunda Theresa masuk surga ?” Dan dijawablah oleh si penceramah bahwa bunda Theresa tidak mungkin masuk surga dikarenakan ia kafir.

Saya jadi teringat sekian tahun lalu, ketika awal2 dalam pencarian agama. Saya mengikuti pengajian yang – maaf – sangat membosankan. Berasa berat mata ini mendengar ceramah tingkat dewa, maksudnya yang bicara itu seorang dewa karena ia selalu membahas surga dan neraka.

Sampai ada satu pertanyaan dari seorang jamaah, “Apakah bunda Theresa masuk surga atau neraka ?” Ah, pertanyaan yang menarik yang membuat mata saya melek sebelah.

Dan jawaban yang diberikan membuat mata saya terbuka dua-duanya. Bunda Theresa dihakimi masuk neraka karena seberapa besarpun amal perbuatannya, ia tetap kafir sehingga tidak layak masuk surga.

Sontak saya mengemasi barang2 dan berdiri, yang membuat semua yang hadir disana langsung melihat ke arah saya. Si ustad lalu bertanya, “apa yang membuatmu buru-buru pulang ?”

Dan entah keberanian darimana saya menjawab dengan ringkas.

“Selama ini setahu saya Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Karena Ia Maha, maka tidak ada manusia yang sanggup mendekati kasih dan sayang-Nya, bahkan mendefinisi-kan bentuknya.

Saya selama ini selalu salah mengira bahwa Tuhan tidak sayang kepada saya karena banyak peristiwa buruk yang menimpa saya. Hingga akhirnya saya sadar bahwa semua itu sebenarnya cara Tuhan melindungi saya dari keburukan yang lebih besar. Itulah bentuk kasih dan sayang Tuhan, yang baru saya mengerti di akhir dan saya salah pahami di awal, karena saya manusia yang picik..”

Sambil membereskan baju yang terlipat karena kelamaan duduk, saya melanjutkan, ” Setahu saya lagi, selain Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Tuhan itu Maha adil. Karena ke-Maha-anNya, maka tidak ada manusia yang mampu menangkap detail keadilan Tuhan yang sangat presisi. Semua akibat berasal dari sebuah sebab. Tidak ada akibat yang tidak dihukumi, semua ada hukumnya, baik itu hukum baik atau hukum buruk…”

Saya menuju pintu dan sambil memegang daunnya saya masih menyisipkan beberapa kata lagi.

“Selagi kita duduk disini, bercerita tentang surga dan neraka, Bunda Theresa sudah banyak membantu orang disana dengan harta dan jiwanya. Dan kita disini semua masuk surga, sedangkan bunda Theresa masuk neraka. Bagaimana Tuhan bisa begitu tidak adil ?

Sedangkan saya belajar agama untuk mencari keadilan dan keadilan hanya bisa saya dapat dari Sang Maha Adil…

Jadi saya minta maaf, saya harus pergi mencari Tuhan yang adil. Disini Tuhannya tidak adil.. Bagaimana saya meminta keadilan kepada Tuhan yang tidak adil ?”

Saya pun pergi dan tidak pernah kembali kesana. Mungkin saya pun dihakimi kafir.

Saya lebih baik duduk dan melihat keadilan Tuhan dalam peristiwa2 sekitar melalui secangkir kopi. Secangkir kopi yang tidak pernah bicara surga dan neraka, ia hanya berbicara tentang kenikmatan dan fungsinya kepadanya manusia.

[denny siregar] -----

Kerja adalah Ibadah.

Ketika kita bekerja atau melakukan segala sesuatu, kita bisa dengan mudah terjebak ke dalam situasi di mana aktifitas itu hanyalah sebuah rutinitas.

Karena itulah, kita harus selalu memasukkan rasa hormat kita, rasa syukur kita, pengabdian dan rasa cinta kita terhadap Tuhan yang telah memberi kita kesempatan melakukan pekerjaan tersebut.

Dan karena pekerjaan tersebut kita lakukan untuk menunjukkan semua perasaan tersebut kepada Tuhan, bahwa pekerjaan tersebut pada hakikatnya adalah sebuah bentuk ibadah kita kepada-Nya, maka kita pasti akan melakukannya dengan segenap kemampuan kita, sebaik dan sesempurna mungkin.

-Mother Teresa-

Filosofi Ikan dan Pemerintahan Joko Widodo



Saya tertarik melihat Jokowi saat memberi makan ikan di kolam. Perhatikanlah gesture tubuhnya. Ia duduk, santai, dan sangat menikmati saat-saat emas untuk memberi makan ikan di kolam. Tentu saja publik maklum. Memelihara, memperhatikan dan memberi makan ikan adalah hobby yang wajar. Jokowi juga manusia. Tetapi, saya bertanya, mengapa seorang presiden yang sangat sibuk, masih meluangkan waktu untuk memberi makan ikan? Ternyata jawabannya menarik.

Jika orang kebanyakan memelihara ikan sebagai hobby belaka dan berhenti sampai di situ, Jokowi tidaklah demikian. Jokowi suka memelihara ikan dan memberinya makan karena di situ ada iluminasi, ada pencerahan, ada inspirasi dan ada filosofi hidup yang luar biasa. Ketika Jokowi sedang memberi makan ikan, maka pada saat itu juga filosofi hidup ikan mencerahkannya dan menguatkannya.

Jokowi pun menyelami filosofi itu untuk kemudian dipakainya sebagai jurus andalannya dalam memimpin negeri ini. Apa-apa saja filosofi ikan yang diselami Jokowi itu?

Pertama, ikan kalau berenang terus maju dan tidak pernah mundur. Benar, ikan berbelok, berputar haluan tetapi tetap saja ia berenang maju. Ikan tidak pernah berenang mundur, ia berenang maju.  Filosofi inilah yang diselami Jokowi. Jokowi terus maju merevolusi bangsanya, ia tidak akan mundur melaksanakan apa yang diyakininya.

Program Jokowi tentang pembangunan infrastruktur terkait pembangunan jalan, rel kereta api di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian, jalan tol trans Sumatera, tol laut dan kapal ternak,  kereta api cepat Jakarta-Bandung, terus digebernya. Ia pantang mundur. Benar, ia kadang berbelok, berputar haluan, namun tetap maju.

Kedua, ikan terus melawan arus. Perhatikanlah ikan-ikan yang hidup di sungai atau jika ada arus air di kolam, ikan-ikan itu terlihat terus melawan arus. Filosofinya ialah ikan akan semakin kuat dan besar bukan karena ikut arus sungai tetapi karena melawan arus sungai. Semakin rajin ikan melawan arus, maka ikan itu pun semakin kuat.

Sudah lama diketahui bahwa ikan yang paling hebat melawan arus adalah ikan salmon. Ikan ini terkenal karena daya juangnya yang terus melawan arus sungai. Ia berenang dan terus berusaha naik ke permukaan sungai, rela luka-luka dan mengambil resiko di makan beruang. Ikan-ikan salmon kalau mau bertelur, akan melakukan perjalanan panjang dan berjuang mengarungi lautan selama bertahun-tahun hanya untuk bertelur di hulu sungai tempat ia dilahirkan sebelumnya. Sungguh luar biasa.

Perhatikanlah sepak terjang Jokowi selama ia menjadi Presiden. Ia cenderung melawan arus. Ia memberantas illegal fishing dengan menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan, ia membekukan PSSI yang telah digerogoti mafia sepak bola, ia membubarkan Petral karena tidak efisien, lalu ia melawan tekanan asing soal perpanjangan kontrak karya PT Freeport. Jokowi juga tidak mau disebut petugas partai. Ia melawan arus keinginan PDIP yang kebelet mencopot Rini Soemarni dan mereshufle kabinetnya.

Ketiga, ikan meloncat ke kolam yang lain. Ikan tidak pernah tenang dan nyaman berada di kolam yang sama. Jika ada kolam yang lain yang berdampingan, ikan-ikan itu akan meloncat. Ketika Jokowi sudah menjadi pengusaha, ia meloncat menjadi wali kota Solo. Dari sana ia meloncat lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan terakhir ia meloncat menjadi Presiden.

Setelah Presiden, kita tidak tahu kemana Jokowi akan meloncat. Jokowi ibarat seekor ikan. Ia ingin menjadi ikan yang besar di kolam yang besar dan tidak mau menjadi ikan yang kecil di kolam yang besar atau ikan yang besar di kolam yang kecil. Maka tak heran Jokowi meloncat-loncat.

Keempat, ikan berpendirian yang teguh. Ikan tidak mudah merubah dirinya menjadi asin atau berlumur lumpur dan kotoran. Walaupun ikan hidup di tempat asin seperti air laut yang asin, ikan tidak pernah terasa asin. Ikan selalu membentengi dirinya dari rasa asin. Jokowi terus menyelami filosofi ikan ini.

Walaupun ia hidup dalam budaya korup, dikelilingi oleh orang-orang yang bermental korup, Jokowi tetap bisa menjaga dirinya agar tidak ikut kotor. Ia dengan tegas mengingatkan masyarakat bahwa jangan sekali-kali percaya kepada orang-orang yang mencatut namanya atau keluarganya. Jokowi sadar filosofi pembusukan ikan yang dimulai dari kepalanya.

Selama ini pembusukan negara ini dimulai dari kepala negara, dan para pejabat. Karena itu sebagai kepala negara, Jokowi menjaga agar janganlah dia yang pertama-tama busuk.

Kelima, ikan tidak mempunyai wajah yang iri. Ikan tidak pernah mau hidup di darat. Betapa pun darat penuh dengan pesona dan gemerlapan, tetap saja ikan tidak tergoda dan iri. Ikan tetap nyaman di air, di tempat kodratnya. Ikan tahu dirinya beda karena mempunyai insang sedangkan yang lain tidak. Jokowi mencuri filosofi ikan ini. Jokowi tidak pernah iri akan kesuksesan orang lain. Jokowi sudah memahami dirinya dan kodratnya.

Kendatipun ia dihina, diejek dan dilecehkan, tetap saja Jokowi senyum-senyum. Ia tidak marah dan membalas hinaan itu dengan kata-kata kasar yang penuh kedengkian dan keirihatian. Ia tahu bahwa dirinya adalah orang yang berbudaya.

Lalu apa hubungannya dengan mantan Presiden SBY yang akhir-akhir ini merasa disalahkan oleh pemerintah sekarang?

Sejak 12 belas tahun yang lalu, saya selalu mengikuti berita tentang SBY. Saya ingat saat ia  menjadi Menko Polhukam era Megawati, lalu menjadi presiden selama sepuluh tahun (2004-2014). Kesan saya adalah SBY merupakan presiden Indonesia yang sangat care tentang citra. SBY sangat menjunjung tinggi citranya.

Kalau ia mengarang lagu dan menelurkan beberapa album, itu karena ia sangat mementingkan citranya. Dalam benaknya, jika ia berhasil mengembangkan bakatnya menyanyi, maka rakyat akan memuji dirinya. Itu berarti citranya semakin tinggi. Hebat, hanya Presiden SBY satu-satunya presiden di dunia ini yang bisa mengarang lagu dan menelurkan album. Luar biasa bukan?

Karena sangat care dengan filosofi citranya, SBY tetap berusaha membuat harga BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL) murah meriah selama sepuluh tahun. Ia pun tidak berani menghilangkan subsidi yang begitu mencekik APBN. Ia tidak mau kalau rakyatnya menderita dan miskin hanya karena gara-gara BBM dan TDL yang mahal. Sudah jelas hal itu akan mencoreng citranya. Akibatnya selama sepuluh tahun SBY memerintah, subsidi BBM dan TDL   mencapai  lebih 1.000  triliun. Rakyat pun membayar mahal. Pembangunan infrastruktur jalan di tempat dan utang pun menggunung.

Hebatnya, setiap pidato-pidato yang SBY ucapkan,  selalu mencengangkan publik. ia cerdas benar menyusun rangkain kata dan kalimat pidatonya. Ialah satu-satunya Presiden yang berpidato dengan gaya bahasa luar biasa, beralur sitematis, teratur dan sangat enak didengar. Anda tahu kenapa? Karena bahasa menurut SBY identik dengan citra. Itulah sebabnya SBY sangat memperhatikan aspek kebahasaan setiap ia berpidato.

Sesulit apapun masalah yang dihadapi rakyat, SBY selalu menanggapinya dengan penjelasan bahasa yang lugas plus wajah ganteng yang serius dan bermimik pekerja keras. Karena pencitraan hebat, ia pun terpilih sebagai pejabat terbaik yang mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Namun setelah mendengar pidatonya, masyarakat yang kembali ke alam realita, tetap saja tidak ada perubahan. Jalan yang ditempuh setiap hari tidak ada perbaikan. Pembangunan infrastruktur sangat tersendat dan tidak selancar gaya bahasa SBY.

Jika melihat masa lalu dan juga msa sekarang, terlihat jelas bagaimana SBY memanfaatkan situasi dan membuat dirinya sebagai korban dari kezaliman pihak lain. Saat dia menjadi menteri dan tidak lagi digubris Megawati, dia langsung mengundurkan diri. Ia pun membuat dirinya sebagai korban kesemena-menaan Megawati di hadapan rakyat.

Hasilnya, rakyat bersimpati dan ia pun melenggang menjadi presiden pertama pilihan langsung dari rakyat. Hal yang sama ketika ia sekarang sudah lengser dari kursi presiden, ia pun berkicau lewat twitter bahwa segala dosa di zaman pemerintahannya ia rela tanggung sendiri. Ia rela disalahkan asal jangan disalahkan para menterinya. Hebat bukan? Nah di tataran inilah SBY kembali melakoni perannya seolah-olah ia dizalimi untuk menarik kembali simpati rakyat agar ia come back. We want SBY come back hehe.

Nah seandainya, SBY mampu menyelami filosofi ikan selama sepuluh tahun kekuasaannya, mungkin dia tidak pernah disalahkan oleh pemerintah sekarang. Bisa saja namanya begitu menyolok dan menjadi buah bibir banyak orang. Ia mungkin seperti Lee Kuan Yew-nya Singapura. Prestasi gemilangnya luar biasa dan tak ada pemimpin yang mampu mengalahkannya termasuk Jokowi sekalipun. Namun itu ternyata hanya dalam mimpi. SBY tidak pernah menyelami filosofi ikan.

Ia malah terus menyelami filosif citra dan tenggelam bersamanya. Sementara Jokowi, selain belajar filosofi kodok, Jokowi juga belajar filosofi ikan. Dan ternyata, filosofi ikan itu mencerahkan Jokowi setiap kali ia memberi makan ikan-ikan di kolam. Maka tak heran, Jokowi rajin memberi makan ikan dan meluangkan waktunya di sana, karena di sana ia dicerahkan oleh filosofi ikan yang luar biasa.

[Assaro Lahagu/kompasioner]

Perdagangan Agama




Pada abad pertengahan, Gereja Katolik pun pernah mendapatkan kritikan keras karena dituding menjual indugensi atau surat pengampunan dosa. Prakteknya terjadi pada saat pembangunan gereja st petrus, dimana Paus Leo memberikan indulgensi kepada mereka yang menyumbang untuk pembangunan gereja.

Sayangnya, pemberian pengampunan dosa yang diyakini menjadi otoritas gereja sebagai perwakilan Tuhan, akhirnya diperjual-belikan. Begitu murahnya pengampunan dosa, sehingga para tuan tanah pada waktu itu nyaris menjadi suci kembali sesudah mereka banyak melakukan perbuatan kotor. Merasa berdosa ? Beli saja indugensi atau surat pengampunan dosa.

Itu baru dari sisi dosa yang bisa dijual. Dari sisi pengajar agama-pun laku untuk dijual.

Sudah bukan “kabar baru” lagi bahwa para ustad, para pendeta dan pemuka agama lainnya sering memanfaatkan agama untuk mencari kenikmatan dunia.

Agama menjadi barang dagangan, barter dengan materi. Mereka sudah pandai berhitung,”gua dapat apa..”. Untuk menyebarkan kebaikan, ada patokan biayanya. Ulama juga manusia, punya raisa punya istri, jangan samakan dengan pisau belatiii..

Nah yang lucunya, ada aja pembelinya. Mereka terkadang bukan membeli “nilai” tetapi lebih membeli gengsi. Mereka rela membayar berapa saja, asal si ustad yang sering masuk tipi itu datang ke tempat mereka. Gengsi perkumpulan pengajian pun naik. Sekalian sesudah ceramah selesai, diputarlah arisan dan jualan tas juga berlian. Akhirnya agama masuk ke wilayah industri.

Majelis Ulama pun tidak mau ketinggalan. Ini zaman semua harus di kapitalisasi. Panggilan ceramah hanya masuk kantung pribadi, karena itu harus dibuat sesuatu utk keberlangsungan organisasi.

Maka dibuatlah konsep sertifikat halal.

Sertifikat halal ini sebenarnya secara konsep bagus, untuk memberi tahu umat muslim supaya tidak terjebak pada sesuatu yang sifatnya haram. Ulama punya tanggung jawab besar untuk umatnya. Begitulah kira2 konsep dasarnya.

Tetapi pada prakteknya, uang mengalahkan segalanya. “Label” menjadi barang dagangan yang menguntungkan. Harganya disesuaikan hukum permintaan dan penawaran. Siapa yang bayar paling banyak, maka dia semakin halal. Halal-pun ada “masa berlakunya”, kalau tidak diperpanjang maka “auto haram”.

Jadi, sebelum makan di restoran, coba tanyakan dulu ke pemiliknya, ini halal sejak kapan ? Jangan2 makan jam 12 siang, jam setengah satu sudah haram. Bisa koprol kepala berbie.

Agama juga bisa dijual untuk menutup yang haram. Waktu menjabat pakaiannya seksi, di pengadilan mendadak reliji. Alamak, Syahrini bisa telentang cantik di jalan raya kalau begini.

Kalau mau di list, entah berapa banyak agama diperdagangkan. Coba liat billboard besar2 bahwa ada acara berbau agama di satu tempat. Sesudah berkumpul massa, jepret jepret, fotonya pun di kirim ke negara donor, minta sumbangan.

Langka sudah yang beragama dengan jujur seperti bunda theresa, mahatma gandhi dan muhammad yunus, yang menjadikan agama sebagai ruang spiritual. Bagaimana Tuhan menjadikan mereka berfungsi bagi manusia lain, bukan manusia yang memanfaatkan manusia lain.

Agama itu berwujud menjadi secangkir kopi. Tergantung dia ditempatkan dimana, maka harganya bisa berbeda.

Salahkan Semua Pada Ahok



Orang bilang saya terlalu memuja Ahok. Menganggap Ahok seperti tidak ada salahnya. Sepak terjangnya selalu dibenarkan.

Saya balik bertanya, “Nah memangnya sebelumnya Jakarta ada Gubernurnya?” Jangan bilang Ali Sadikin, eranya sudah beda. Jakarta lebih komplek sepeninggal bang Ali.

Kita berada pada masa di mana perijinan mall dan apartemen seperti air hujan, tergantung berapa bayarannya. Pembangunan yang tidak mempertimbangkan resapan air itu mengakibatkan banjir dimana2. Belum lagi Ruang Terbuka Hijau yang dijadikan perkampungan dan lokasi prostitusi.

Lalu lintas begitu macetnya, karena solusinya hanya menambah jalan, bukan membangun sistem transportasi massal yang nyaman. Orang-orang ramai membeli mobil dan motor dipicu mahal dan tidak manusiawinya transportasi massal. Metromini dan Kopaja ngetem sembarangan – bahkan pada jam sibuk – tanpa ada petugas yang menegur karena “kantungnya” sudah dipenuhi uang.

Hotel dan restoran berubah peruntukannya menjadi tempat prostitusi kelas atas. Ijin diskotek menjamur tanpa ada sedikitpun penertiban ijin ketika ditemukan mereka menjadi sarang penyebaran narkotika.

Dan lucunya, Ahok juga yang disalahkan kenapa kok lebih suka menertibkan prostitusi kelas bawah dan tidak kelas atas ? Seolah2 gampang menertibkan yang kelas atas. Kelas atas itu perijinannya tertib dan selama ini dibekingin banyak pihak. Harus ada satu titik kelemahan yang bisa dijadikan senjata utk menutup mereka, seperti hal-nya Ahok menutup diskotek Stadium karena disana terbukti sarang narkotika.

Apa ada yang memuji Ahok karena berhasil mengatasi banjir?

Ketika saya memujinya, mengapresiasi kerjanya, saya dibilang men-dewa-kan Ahok. Orang kerja baik kok gak boleh dipuji? Kamu mau kerja baik trus ga dipuji malah disalahkan terus? Ga mau kan? So bersikaplah fair, adil dalam menilai sesuatu bukan berdasarkan orangnya tapi apa yang dilakukannya.

Untung saya bukan Cina, kalau saya Cina pasti dibilang “Yah wajar aja, Cina ma Cina saling menyayangi..” Serba salah, kan?” Untung Ahok bukan batak, kalau batak bisa dibilang, “Yah wajar aja, kalian saling memuji seperti batak mabuk di lapo tuak..”

Ahok memang bukan Dewa Zeus, yang dengan tongkat trisilanya diketukkan langsung semua masalah terpecahkan. Ia membereskan banyak hal yang tidak pernah dibereskan oleh Gubernur sebelumnya. Gubernur-gubernur yang sibuk dengan pengguntingan pita dibangunnya mall dan sibuk dengan acara2 kelas menengah atas tanpa perduli jajarannya korupsi, daerahnya banjir gak keruan, lalu-lintasnya parah seperti barisan semut merah.

Kebayang kan kalau Jakarta dipimpin si kumis lebat itu lagi? Mungkin sudah tenggelam Jakarta ini seperti kejadian tahun-tahun sebelumnya dan pecah endas meihat traffic sebegitu kejamnya.

Kalian mengeluh ketika banyak masalah dan ketika dikirimkan seorang sebagai solusi, kalian malah mencibirnya.

Dengan adanya Ahok, tugas Batman menjadi ringan. Tiap pagi cukup ngopi, baca berita dan makan gorengan.

Tinggal satu tugas menanti. Batman harus hadir waktu ada demo telanjang di Kalijodo. Mudah-mudahan yang telanjang PSK-nya, bukan preman-premannya…

[denny siregar]

Pro Kontra Rio Haryanto



220 milyar rupiah hanya untuk seorang Rio Haryanto? Darimana pemerintah mendapat uang sebanyak itu sedangkan sponsor nyaris tidak ada ? Pertamina-kah yang jadi andalan ditambah kocek kementrian olahraga yang berasal dari APBN? Pada posisi rakyat sedang susah, apakah pemerintah tidak salah menginvestasikan dananya?

Begitu saya melihat banyak perdebatan pandangan di fesbuk tentang ini.

Kalau meihat angka 220 milyar-nya saja, memang sungguh besar. Banyak cabang olahraga lain akan sangat iri ketika Menpora spt meng-anak emas-kan Rio. Apakah layak sebesar itu untuk hanya sebuah “kebanggaan”?

Apalagi sebenarnya Manor Racing hanya-lah perusahaan swasta saja yang memegang hak eksklusif untuk membalap di formula one. Sebagai perusahaan swasta, Manor tentu ingin menangguk keuntungan sebanyak2nya. Layaknya perusahaan internasional, mereka yang terlibat meng-kapitalisasi event itu mulai dr tempat penyelenggaraan acara, hak siar tv, sampai pendapatan dari uang pendaftaran.

Kalau hanya melihat dari angka 220 milyar-nya saja, ya pasti mencak-mencaklah. Tapi coba kita lihat apa yang dilakukan oleh Malaysia.

Malaysia terjun full di dalam even olahraga bergengsi seperti Formula one ini. Bukan hanya turun, mereka malah meng-kapitalisasinya melalui Petronas. Angka ratusan miliar untuk mengikuti even, mereka bayar dengan penjualan produk2 Petronas di seluruh dunia. Mereka menganggap ini adalah bagian dari promosi global ikon Petronas. Dan jika sudah berbicara promosi global, maka kita berbicara uang yang tidak sedikit.

Malaysia bukan hanya bermain dalam promosi produk pembalap, mereka membangun sirkuit sendiri. Anda bisa bayangkan, kalau mendaftarkan seorang pembalap saja harus keluar kocek ratusan miliar rupiah, lalu berapa triliun yg harus dikeluarkan untuk membayar Formula one supaya pembalap2 internasional itu mau berlaga di Sepang ?

Apakah mereka untung dalam even balap itu ?

Jika yang dimaksud untung dalam hal perdapatan langsung, tentu tidak. Tetapi yang dijual Malaysia adalah ekosistem-nya. Ketika pembalap mereka beradu di sirkuit Internasional, maka logo Petronas berkibar dimana2. Logo itu berkaitan dengan persaingan produk mereka di internasional.

Ketika orang akhirnya memahami bahwa Petronas adalah Malaysia, maka Malaysia mulai melebarkan sayapnya dengan membangun Sepang Sirkuit. Dengan sirkuit itu, Malaysia mulai promo besar2an dengan iklan Visit Malaysia. Yang dijual adalah kunjungan wisatawan mancanegara ke Malaysia, dengan sirkuit itu sebagai penarik turis mancanegara.

Dan hasilnya, sektor pariwisata menjadi jagoan ke tiga pendapatan Malaysia dari sisi pendapatan valas . Dan pada 2011, Malaysia adalah negara yang sering dikunjungi no 9 diantara banyak negara.

Begitulah cara Malaysia membangun sisi-sisi ekonomi-nya. Formula one, Moto GP ataupun even olahraga bergengsi dan mahal yang mereka kelola hanya sebuah gimmick saja untuk meraih pendapatan negara.

Jadi, melihat Rio Haryanto jangan hanya melihat dari sisi berapa ratus miliar rupiah yang harus di keluarkan sekarang. Tetapi jika semua itu dikelola dengan benar dengan melibatkan banyak komponen dalam pemerintahan termasuk BUMN, maka Rio adalah “uang muka” yang dibayarkan untuk mulai menebarkan konsep kapitalisasi Indonesia ke mancanegara. Ini investasi jangka panjang seharusnya, bukan hanya masalah “kebanggaan” saja.

Pariwisata Malaysia dibandingkan Indonesia sungguh tidak ada apa2nya, tetapi mereka mampu mengemas dan menjualnya dengan cantik. Kenapa tidak Rio dijadikan duta pariwisata Indonesia di mancanegara ? Jangan sampai Malaysia yang mengambil-nya dan dikapitalisasi atas nama negaranya. Nanti ribut lagi kalau Malaysia suka klaim.

Ini mungkin akibat kita lebih sering makan tahu isi, jadinya seperti toge yang berantem dengan wortel di dalam tahu.

Seharusnya semua elemen bersatu, antara pahit dan manis, bagaimana even mahal ini menjadi nikmat pada akhirnya nanti. Seperti secangkir kopi. Asal komposisinya benar, ngaduknya benar, cuacanya tepat… Slurrrrp sedapp…

[denny siregar]

Thursday, February 25, 2016

Ahok vs Lulung



Kalau lihat Lulung ma Ahok ini lucu. Mereka seperti saudara kembar tapi beda sifat. Sama2 tukang gertak, sama2 suka meledak, sama2 suka menjatuhkan satu sama lainnya.

Sebenarnya mereka juga cermin, cuman yg satu cermin buruk rupa dibelah dan satunya cermin dibelah rupanya buruk. Bingung kan ? Sama saya juga.

Rencana pertarungan mereka di pilgub nanti seperti Big Fight yang sangat menghibur. Akan banyak komentar2 yang mengasyikkan dan sudah pasti akan banyak meme2an. Mereka akan mengeluarkan jurus terbaiknya. Ahok dengan kungfu pandanya dan lulung dengan ludah apinya.

Model rambut lulung akan menjadi trendsetter kembali, kemungkinan akan dinamakan model BTMG, Belah Tengah Muke Grogi. Maksudnya dengan belah tengah itu diharapkan lawan akan grogi, tapi kalau tidak siap mukenya sendiri nyang grogi.

Sementara ini posisi Ahok diatas angin, karena ia incumbent. Ahok sangat pintar memainkan media dengan sikap2 kontroversialnya yang memancing komen baik pro dan kontra. Ia pandai memanfaatkan momen sambil bekerja. Ahok seperti bermain Dr Jekyll and Mr Hyde, bagi sebagian orang ia jahat tetapi bagi orang lain ia sinterklas.

Sedangkan lulung akan banyak bermain di statement2 yang memancing Ahok, sambil tentu saja mengibaskan rambutnya yang angin sungkan untuk menyapanya. Ia akan lebih menekankan di latar belakangnya saat susah kemudian berjuang dengan berkelahi melawan preman dan menang. Ia akan banyak berpose di mobil mewahnya menunjukkan bahwa ia sangat mapan, yg membuat para pedagang tanah abang termasuk abang ojek tergila2 padanya. “Gila, gila…” Begitu teriakan histeris mereka ketika menatap idolanya.
Inilah partai yang sangat menarik dibandingkan lawan2 Ahok yang lainnya, Adhyaksa dault dengan para pendeta asupannya, Tantowi Yahya dengan lagu countrynya, Fadli Zon dengan langkah2 kecilnya di hutan yang terbakar, dan sandiaga uno yg sempat bagi2 pin tapi sekarang entah dimana.

Lulung dan Ahok adalah magnet pilgub DKI Jakarta nanti. Daya jual mereka berdua sangat tinggi. Mereka berdua terlihat saling membenci. Tapi siapa tahu, dari pertarungan ini bulir2 cinta di antara mereka akan bersemi

Si Gila Ahok, Benar- benar Gila Dia


Umumnya, dalam mempertahankan kekuasaan orang akan menempel parpol, tokoh masyarakat, apalagi kalau pendatang, bermanis-manis agar dipilih orang. Berbeda dengan sang gubernur DKI kali ini. Beberapa kegilaan yang patut dicermati apakah sudah tingkat lanjut atau masih ada kewarasan sedikit?

· Melabrak parpol

Ini bukan satu dua kali. Bagaimana ia ribut dengan parpol, dimulai dengan Gerindra yang ia tinggalkan dengan dalih berbeda visi dan misi. Tidak heran memunculkan musuh yang frontal mengakui bukan lagi basa-basi seperti M. Taufik, Fadli Zon, dan yang lainnya masih wajar. Mereka marah karena kehilangan sosok berani berkelahi yang diperlukan, respon berbeda ditunjukkan dengan keberanian yang dipikir seperti kebanyakan orang yang takut gertakan ala parpol. Soal wakil gubernur pun demikian, ia permainkan parpol dalam hal ini PDI-P yang akhirnya ngikut idenya. Melahirkan barisan sakit hati baru.

· Menabrak tembok dewan

Paling parah kegilaan yang ini, bagaimana dewan yang setelah reformasi menjadi ajang bandit paling ditakuti, berapa saja pejabat dan pengusaha harus masuk bui karena tingkah mereka, lha malah dia tabrak. Lawan yang tidak sebanding, sendirian menghadapi puluhan bandit demokrasi berdasi. Bandit-bandit kecil kelaparan akan tamaknya, mengusahakan berbagai cara untuk mark up, memalak, menyandera RAPBD, perda, dan program, bukannya sowan dengan amplop, eh malah dia gandeng KPK, BPK, dan bareskrim. Tidak heran anggota dewan yang waras, merasa modal belum balik melakukan perlawanan dengan bak babi buta, dan membentur-bentur sendiri. Tokoh yang mewakili seperti Lulung.

· Membentur situasi seksi dengan cara lain.

Biasanya juara bertahan akan menyajikan muka manis, mulut aroma madu janji-janji ini itu, eh malah dia menggusur ikonik daerah yang sangat dikuasai mafia. Coba saja dia main mata tidak digusur, nanti semua coblos dia, akan dengan suka cita mereka setor suara juga bisa materi. Bukan hanya sekali, malah hampir semua tempat yang sekian lamanya hidup dalam keadaan aman sejahtera dengan upeti tentunya, ia bersihkan. Metromini itu sumber suara dan uang, malah ia berangus. Memangnya metromini baru sekarang buat masalah, tidak bukan? Gubernur lainnya saja diam, napa juga dibersihkan. Pedagang di Monas, biarkan saja setoran banyak, PNS tetap kerja dengan bahagia, suara pasti mengalir. Malah diobrak-abrik, coba berapa ribu PNS dengan keluarga besarnya yang dapat ia dulang. Pedagang dan preman di Monas, Tanah Abang, Ria-Rio, bantaran Ciliwung, kali ini Kalijodo. Semua gubernur merasakan, tahu, dan melihat mereka juga di sana, PNS memangnya dulu rajin?

· Memukul maling yang berkedok alim

Berbagai bidang maling dia hantam, mulai kelas coro di pasar, hingga kakap di gedung dewan dan kantornya sendiri. Maling penuh codet dan tatoo hingga berdasi dan berkata lemah lembut mengalahkan lembutnya Pak Beye pun kena ia serang.

· Pecat, bukan rotasi birokrasi

Parah dia ini, mendekati pilgub akan banyak bermanis-manis ke anak buah, eh malah ia pecat. Umumnya akan dirotasi, tahu lah istilah rotasi itu setoran agar kembali ke tempat yang lebih empuk dan enak, lha ini malah pecat, yang artinya menambah musuh dan perlawanan. Diam saja juga bisa kog, nyatanya bisa juga bekerja sejak lama begitu-begitu saja. Gak ada bedanya, selain membuat ia dimaki karena dinilai ganggu kesenangan pingpong, jalan-jalan jam kerja, mendapatkan upeti dan mark-up. Rugi bagi Ahok.

Ternyata pilihan itu yang telah ditentukan dan sekian lama masih dipakai, bukan buatan, namun memang model yang ia yakini paling pas dan tepat untuknya dan DKI. Untung rugi telah dicermati dan tetap saja dilakukan. Lanjutkan sepanjang demi kebaikan Jakarta dan Indonesia

Jangan Mimpi ... Koko Ahok !!!



Ko, jangan mimpi dong ko...

Singapura itu negeri tapir, juga banyak orang chinese-nya. Mereka komunis, ko... Masak Jakarta harus jadi negeri tapir..

Coba koko ganti DKI harus sejajar dengan Riyadh Saudi dalam 10 tahun.. Nahhh itu baru varokah koh... Atau seperti Doha di Qatar. Semua orang harus pake daster putih, lakinya berkerudung taplak meja kotak2 merah... Pasti koko akan dipuji2...

Koko kurang minum kopi nihhh.. Cari perbandingan gak Nassar to Nassar.. DKI kan mayoritas muslim, harus sama dengan kota yang mayoritas muslim juga... Ah, gimana sih ko... Inilah akibat pemimpinnya tapir, jadinya rujukannya negeri tapir juga..

Pokoknya ko Ahok salah. Salah. Titik. Gak pake koma.

Seperti kata pepatah ko, disini gunung disana gunung, ditengah2 pohon kamboja. Gua bingung, koko pun bingung, maksudnya apa coba ?

Koko kapan masuk Islam ? Semoga diberi hidayah ya..

surga. Ketik amis dan share, pasti masuk

Adil Terhadap Ahok



Dunia Hawa - Saya pernah menjadi bagian dari penghuni diskotek Stadium. Masuk Jumat dan keluar Senin pagi, adalah kebiasaan yang terus dilakukan berbulan2 lamanya. Stadium adalah diskotek 24 jam tanpa henti dan beroperasi 16 tahun lamanya.

Mau jenis narkoba apa saja disana ada, dan yang paling marak adalah ekstasi yang biasa disebut ineks atau cece. Selain itu prostitusi adalah hal yang biasa. Gadis2 muda mendaftar dari penjuru daerah untuk menjadi PSK kelas menengah. Mereka menawarkan dirinya dengan harga short time Rp. 200 ribu belum termasuk kamarnya.

Stadium adalah tempat tanpa hukum. Entah sudah berapa orang yang mati disana. Mulai dari overdosis sampai perkelahian. Tidak ada yang namanya Razia disana. Semua bebas, semua terasa aman.

Dan pada masa Ahok menjadi “Gubernur” definitif-lah Stadium bisa ditutup. Penutupan itu dipicu oleh tewasnya seorang Bripka karena overdosis.

Penutupan Stadium di kawasan Hayam Wuruk itu, menimbulkan kemarahan banyak pihak. Data2 dibeberkan ketua asosiasi hiburan malam, bahwa penutupan ini mengakibatkan pengangguran 300 karyawan. Belum lagi ancaman2 yang mencoba melemparkan kenapa diskotek ABCD tidak ditutup ? Kenapa hanya Stadium ?

Ketika mendengar Stadium ditutup, disitulah kekaguman saya pada Ahok muncul. Saya tahu bahwa di belakang Stadium banyak “orang kuat”nya mulai dari pengusaha sampai aparat. Dan keberanian Ahok menutupnya, adalah sebuah langkah maju bagi pemprov DKI bahwa mereka bisa sangat tegas, asal pimpinannya benar.

Yang saya pelajari, untuk menutup sebuah tempat yang sudah diberi izin dan dibekingin segitu lamanya, harus ada alasan kuat untuk menutupnya. Tidak bisa sembarangan, karena akan menuai tuntutan hukum kepada pemprov.

Kalijodo saja yang kelas menengah bawah bisa membeli pengacara, apalagi yang sekelas Alexis yang ketika sudah di dalam harus keluar uang minimal 5 juta rupiah. Penutupan Stadium dengan tewasnya seorang bripka adalah kerjasama pemprov dan kepolisian yang mempunyai kepentingan bersama. Tanpa ada “alasan kuat” siap2 aja pemprov DKI di tuntut karena sewenang2.

Jadi sulit sekali membandingkan Kalijodo dengan tempat hiburan malam yang ditengarai prostitusi seperti Alexis. Alasan yg paling kuat thd Kalijodo bukan di prostitusinya, tetapi karena mereka menempati Ruang Terbuka Hijau, tanah milik Pemprov DKI yang akan di gunakan sesuai fungsinya. Sedangkan Alexis dan tempat hiburan malam lainnya belum ada alasan yang kuat yang bisa dijadikan momen untuk mencabut ijinnya. Kecuali misalnya, seorang mati ketika sedang dipijet oleh seorang wanita uzbekistan yang bertubuh semampai dan bertangan kekar.

Harus dicari celahnya.

Nah, yang menarik adalah semua masalah itu dilempar ke Ahok. Mereka sama sekali tidak membahas polah Gubernur2 sebelumnya, “Kenapa tempat hiburan malam seperti itu terus mendapat ijin, bahkan seolah2 mereka itu mendapat payung dari Pemprov DKI ?”

Ahok itu membereskan banyak hal yang ditinggalkan. Dan itu harus satu demi satu, tidak bisa – cling – selesai semua. Dia mencari titik2 lemahnya dulu supaya bisa di eksekusi. Tetapi kalau masalah berani, dia pasti berani wong Stadium aja dia tutup. Itu menunjukkan dia sebenarnya ga kenal kompromi.

Ahok bukan Batman yang celana dalamnya di luar. Ahok juga gak suka kopi tapi mungkin suka tahu isi. Jangan terlalu berharap banyak padanya, tetapi meng-apreasiasi langkah2nya yang baik adalah bukti bahwa kita adalah manusia yang adil dalam berfikir. *menghilang di kegelapan tanpa sadar celana dalam tertinggal*

[denny siregar]

Baca juga :
Aji Mumpung Ala Gibran